Anda di halaman 1dari 39

COVER

PROPOSAL

RANCANG BANGUN SEPEDA LISTRIK BERBASIS VARIABLE SPEED


DRIVE (VSD)

Oleh:
Khusnul Habib Siregar
1807111507

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S1


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2022

1
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................1

DAFTAR ISI...........................................................................................................2

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................5

1.1 Latar Belakang..........................................................................................5

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................6

1.3 Batasan Masalah........................................................................................6

1.4 Manfaat......................................................................................................7

1.5 Sistematika Penulisan................................................................................7

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................9

2.1 Penelitian Terkait......................................................................................9

2.2 Teori Terkait..............................................................................................9

2.3 Terminologi Dasar.....................................................................................9

2.4 Motor Listrik...........................................................................................12

2.4.1 Konsep Dasar Motor Listrik............................................................13

2.4.2 Jenis-jenis Motor Listrik..................................................................14

2.4.3 Baterai..............................................................................................18

2.5 Device Kontrol Motor.............................................................................23

2.5.1 Relai.................................................................................................23

2.5.2 Kontaktor.........................................................................................27

2
2.5.3 Potensiometer...................................................................................28

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................30

3.1 Umum......................................................................................................30

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................30

3.3 Alat dan Bahan........................................................................................30

3.4 Perancangan Blok Diagram.....................................................................30

3.5 Perancangan Flowchart...........................................................................31

3.6 Perancangan kontruksi............................................................................31

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................32

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Ilustrasi kecepatan suatu objek..........................................................11


Gambar 2. 2 Ilustrasi kecepatan suatu objek..........................................................12
Gambar 2. 3 Ilustrasi percepatan dan perlambatan suatu objek.............................12
Gambar 2. 4 Sifat alami magnet.............................................................................14
Gambar 2. 5 Visualisasi garis-garis antara kutub berbeda.....................................14
Gambar 2. 6 Bagan jenis-jenis motor listrik..........................................................15
Gambar 2. 7 Sumber daya AC satu fasa................................................................16
Gambar 2. 8 Sumber daya AC tiga fasa.................................................................16
Gambar 2. 9 Bagian-bagian baterai........................................................................19
Gambar 2. 10 Bentuk dan Simbil Rellay...............................................................23
Gambar 2. 11 Konstruksi Relai Elektro Mekanik Posisi NC (Normally Close)....26
Gambar 2. 12 Konstruksi relai elektro mekanik posisi NO (Normally Open)......26
Gambar 2. 13 Kontaktor.........................................................................................28
Gambar 2. 14 Pedal (potentiometer)......................................................................28

Gambar 3. 1 Diagram Blok Alat Secara Keseluruhan 31


Gambar 3. 2 Flowchart Program Rangkaian Keseluruhan Alat.............................31
Gambar 3. 11 Kontruksi Sisi Samping...................................................................31
Gambar 3. 12 Kontruksi Sisi Depan......................................................................31
Gambar 3. 13 Kontruksi Sisi Belakang..................................................................31

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tingkat produksi
pada mobil listrik terus meningkat sejak awal diciptakan. Secara global, mobil
listrik mengalami kenaikan pesat dalam 1 dekade terakhir, walaupun saat ini
Indonesia masih berada pada tahap awal pengembangan kendaraan listrik.
Dalam melakukan proses di suatu industri untuk menggerakkan beban
kebanyakan menggunakan motor listrik. Motor yang paling banyak digunakan
dalam melakukan proses di industri adalah motor induksi.
Di Indonesia hampir seluruh kendaraan masih menggunakan bahan bakar
minyak sebagai bahan bakar utama, Bukan hanya tentang ramah lingkungan atau
tidaknya, ternyata ukuran dan berat mobil sangat berpengaruh. Mobil yang
berukuran besar tentunya membutuhkan tenaga yang lebih banyak, dan semakin
banyak tenaga yang digunakan maka semakin banyak polusi yang ditimbulkan,
maka sebaiknya industri otomotif mulai mengembangkan mobil listrik ringan
dengan satu penumpang.
Mobil listrik memiliki banyak kelebihan dari pada mobil bahan bakar fosil,
diantaranya efisiensi bahan bakar yang lebih hemat, tidak menimbulkan polusi
udara, suaranya halus, tahan lama, dan konstruksi mesinnya yang lebih sederhana.
Mobil listrik memiliki beberapa komponen pendukung yaitu salah satunya motor
listrik, di mana motor listrik ini merupakan komponen utamanya. Ada beberapa
jenis motor listrik yang digunakan dan memiliki keuntungan masing-masing.
Motor induksi banyak digunakan karena murah pada waktu membeli dan
mudah dalam melakukan perawatan. Pada saat menggerakkan beban motor
induksi tidak selalu bekerja dengan kecepatan konstan, tetapi harus bekerja juga
pada kecepatan yang bervariasi. Oleh karena itu motor induksi perlu dilakukan
pengaturan kecepatan agar bisa dioperasikan pada kecepatan yang bervariasi.

5
Pengaturan kecepatan motor induksi dapat dikukan dengan beberapa metode
antara lain dengan mengubah jumlah kutub atau mengubah frekuensi.
Android adalah sistem operasi pada telepon seluler cerdas (smartphone)
yang dikembangkan oleh Google. Banyak sensor dan alat yang ditanamkan pada
smartphone, sehingga Android difungsikan menjadi banyak alat bantu.
Perkembangan teknologi mikrokontroler memberikan kemudahan dalam
pemrogramannya seperti arduino. Arduino merupakan design system minimum
mikrokontroler dengan modul mikrokontroler AVR, sehingga dapat digunakan
untuk membangun sistem elektronika berukuran minimalis namun handal dan
cepat. Mikrokontroler dapat dihubungkan dengan alat elektronik bahkan dengan
peralatan yang besar dan voltase besar melalui relay dengan mekanisme tertentu.
Smartphone memiliki beberapa sensor dan perangkat yang ditanamkan
oleh pabrik. Jika alat ini dapat berkomunikasi dengan mikrokontroler maka
memungkinkan smartphone ini digunakan sebagai controller untuk alat-alat
elektronik yang lain. Sehingga peralatan lain yang masih manual/mekanik dapat
dikembangkan dalam bentuk elektronik dan dikontrol menggunakan smartphone.
Dari permasalahan yang ada, muncul gagasan untuk membuat suatu
terobosan baru yaitu “Rancang Bangun Alat Pengendali Kecepatan Motor 1 Phase
Berbasiskan Mikrokontrolel Arduino” yang diharapkan dapat mempermudah
pengguna untuk mengendalikan Motor 1 Phase menggunakan smartphone secara
wireless.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan yang dikaji pada
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana mengatur frekuensi motor 1 phasa menggunakan control PWM
menggunakan Arduino?
2. Bgaimana melakukan pengujian jarak tempuh maksimum, kecepatan putar
motor listrik dan lama masa charging?
3. Bagaimana merancang desain konstruksi sepeda listrik berbasiskan
mikrokontroler Arduino?

6
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan pada penelitian ini meliputi:
1. Mengatur frekuensi motor 1 phasa menggunakan control PWM
menggunakan Arduino.
2. Melakukan pengujian jarak tempuh maksimum, kecepatan putar motor
listrik dan lama masa charging
3. Mmerancang desain konstruksi sepeda listrik berbasiskan mikrokontroler
Arduino
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah dari penulisan Tugas Akhir digunakan agar peneliti lebih
focus lagi dalam menyelesaikan permasalahan, Terdapat beberapa batasan
masalah sebagai berikut :
1. Mikrokontroler yang digunakan adalah Arduino
2. Menggunakan motor AC sebagai penggerak
3. Menggunakan inverter yang dapat di ataur frekuensi
4. Pengujian yang dilakukan meluputi jarak tempuh maksimum, kecepatan
putar motor listrik dan lama masa charging
1.5 Manfaat
Beberapa manfaat dari penulisan Tugas Akhir ini, adapun manfaat dari
penelitian ini sebagai berikut:
1. Dapat berfungsi sebagai purwarupa sistem pengendalian arah gerakan
(maju, netral dan mundur) untuk kendaraan listrik ringan.
2. Sarana pengaplikasian pengetahuan teoritis dan praktik, tentang sistem
electric drive pada mesin kendaraan ringan bagi peneliti.
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan Proyek akhir ini disusun secara sistematis berdasarkan urutan-
urutan sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah,batasan,
tujuan, sistematika penulisan.

7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar mengenai komponen -
komponen yang digunakan dalam pembuatan alat.

BAB 3 METEDEOLOGI PELAKSANAAN


Pada bab ini membahas tentang langkah-langkah atau metodologi penyelesaian
masalah materi tugas akhir.

BAB 4 PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan proses pembahasan dan hasil. Pembahasan tentang hasil
yang diperoleh dibuat berupa penjelasan teoritik, baik secara koalitatif atau
statistik.

BAB 5 PENUTUP
Bagian penutup berisi kesimpulan dan saran yang menjelaskan secara ringkas
hasil yang dicapai. Selain itu juga dikemukakan saran-saran yang sebaiknya
dilakukan untuk perbaikan isi laporan agar menjadi lebih baik untuk dimasa yang
akan datang.

8
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terkait


Lagi dibuat
2.2 Teori Terkait
Agar penelitian lebih terarah dan terstruktur edngan baik, peneliti mencari
beberapa referensi dan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang
dilakukan, adapun teori yang berkaitan pada penelitian sebagai berikut.
2.3 Terminologi Dasar
1. Gaya
Menurut Kristianto (2020) menjelaskan bahwa jika kita mendorong atau
menarik sebuah benda, maka dapat dikatakan bahwa kita melakukan gaya pada
benda tersebut. Newton mendefinisikan gaya dengan, “Segala sesuatu yang dapat
mempercepat atau memperlambat gerak suatu benda”. Semakin besar gaya yang
bekerja pada suatu benda semakin besar pula percepatan atau perlambatan yang
dihasilkan.
2. Torsi
Menurut Zumain (2009) bahwa torsi adalah gaya puntir yang
menyebabkan suatu objek berputar. Contohnya suatu gaya yang diterapkan
terhadap ujung pengungkit menyebabkan efek puntir atau torsi pada titik
porosnya.

Torsi (T) dihasilkan dari perkalian hasil gaya dan jari-jari (panjang lengan
pengungkit) dan diberi satuan Nm.

Di mana
T = Torsi (Nm)
F = Gaya (N)

9
r = Jari-jari (m)
Gaya untuk motor listrik dapat dihitung dengan rumus:

Di mana
B = kuat medan magnet (Wb / m2)
I = arus yang mengalir di lilitan motor (A)
l = panjang kawat lilitan (m)
Berdasarkan aturan tangan kiri Fleming’s maka rumus diatas dapat
dikembangkan lebih lanjut untuk menghitung torsi motor dengan sejumlah lilitan
armature sebagai berikut.

Di mana
T = torsi (Nm)
r = Jari-jari armature (m)
Z = jumlah lilitan armature yang aktif
Menurut Zumain (dalam Kuswardana, 2016) bahwa dari persamaan diatas
terlihat penambahan nilai gaya atau jari-jari, akan meningkatkan torsi. Contoh,
jika gaya 10 N pada pengungkit dengan panjang 1 m, maka torsinya sebesar 10
Nm. Penambahan besar gaya menjadi 20 N, atau panjang pengungkitnya 2 m,
akan meningkatkan torsi sebesar 20 Nm
3. Kecepatan
Menurut pendapat Zumain (2009) Suatu objek yang bergerak akan
menempuh jarak tertentu dalam waktu yang ditentukan. Kecepatan adalah
perbandingan jarak yang ditempuh dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
perjalanan. Misalnya, sebuah mobil menempuh jarak 60 km dalam satu jam.

10
Gambar 2. 1 Ilustrasi kecepatan suatu objek
4. Kecepatan Pada Objek Berputar
Menurut Zumain (2009), bahwa kecepatan juga diterapkan pada objek
berputar seperti ban mobil atau as motor. Dalam hal ini dikenal sebagai kecepatan
putar. Kecepatan benda berputar adalah ukuran berapa lama sebuah titik pada
benda berputar untuk menyelesaikan satu putaran penuh. Kecepatan putar suatu
benda umumnya dinyatakan dalam putaran per menit (RPM). Suatu benda yang
menghasilkan sepuluh putaran penuh dalam satu menit memiliki kecepatan 10
RPM.

Gambar 2. 2 Ilustrasi kecepatan suatu objek


5. Percepatan
Menurut Kuswardana (2016) Suatu objek dapat berubah kecepatannya,
perubahan kecepatan ini disebut dengan percepatan. Percepatan terjadi ketika ada
perubahan pada gaya total (gaya bersih) yang bekerja pada objek, yang
menyebabkan perubahan kecepatan. Sebuah mobil menambah kecepatan dari 30
km/jam menjadi 60 km/jam, berarti telah ada perubahan kecepatan sebesar 30

11
km/jam. Percepatan dapat juga berubah dari kecepatan tinggi ke kecepatan yang
lebih rendah. Hal ini disebut dengan perlambatan (deceleration/negative
acceleration).
Percepatan dan perlambatan juga dapat diterapkan untuk objek yang
berputar. Sebagai contoh, suatu objek yang berputar dapat dipercepat dari 10
RPM menjadi 20 RPM, atau diperlambat dari 20 RPM menjadi 10 RPM

Gambar 2. 3 Ilustrasi percepatan dan perlambatan suatu objek

2.4 Motor Listrik


Menurut Saleh dan Bahariawan (2018) menyatakan bahwa motor listrik
adalah sebuah mesin yang menggunakan energi listrik untuk menghasilkan energi
mekanik, melalui interaksi antara medan magnetik dengan konduktor-konduktor
pembawa arus. Proses sebaliknya, generator atau dinamo mengkonversi energi
mekanik menjadi energi listrik. Motor traksi yang digunakan pada
kendaraankendaraan dapat berfungsi sebagai motor ataupun sebagai generator.
Motor listrik dapat ditemukan dalam berbagai fungsi di industri ataupun di rumah
tangga seperti kipas angin, blower dan pompa, mesin perkakas, alat-alat rumah
tangga, dan disc drive.
Motor listrik tersebut dapat digerakkan oleh energi listrik arus searah,
sebagai contoh motor yang menggunakan tenaga baterai atau oleh arus bolak-
balik dari pusat jaringan distribusi tenaga listrik. Motor yang paling kecil dapat
ditemukan di dalam sebuah arloji. Motor listrik ukuran sedang lebih banyak
ditemukan dalam sebuah industri dengan dimensi dan karakteristik yang memiliki
standardisasi yang lebih tinggi, motor-motor tersebut disesuaikan dengan fungsi
dan intensitas penggunaannya oleh industri yang bersangkutan.
Motor listrik paling besar digunakan untuk menggerakkan kapal-kapal
besar (kapal laut) sebagai sarana transportasi laut, dan dengan tujuan sama juga

12
motor listrik terdapat pada sebuah kompresor yang fungsinya untuk menghisap
dan menekan cairan, dengan rating daya yang sampai jutaan watt.
Konversi energi listrik kedalam enegi mekanik berdasarkan prinsip kerja
medan elektromagnetik yang pertama kali diperkenalkan oleh seorang ilmuan asal
inggris, Michael Faraday, pada tahun 1821.
Percobaan yang dilakukan Faraday yaitu sepotong kawat menggantung
(free-hanging wire) dicelupkan kedalam sebuah wadah mercury di mana pada
wadah mercury tersebut diletakkan pula sebuah magnet permanen.
Ketika kawat dialiri arus listrik, kawat tersebut berputar disekitar magnet,
hal ini menunjukkan bahwa arus listrik menimbulkan medan magnet putar
disekitar kawat.
2.4.1 Konsep Dasar Motor Listrik
Menurut Yudha (2020) bahwa pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana
cara kerja motor listrik. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi awal
sebelum melanjutkan pokok bahasan utama. Akan dipelihatkan pula konsep
magnetism, AC (alternating current), elektromagnetik, konstruksi motor, dan
torsi.
1. Magnetism
Semua magnet memiliki dua karakteristik, yaitu: menarik logam seperti
besi dan baja. Dan akan bergerak untuk menunjukkan utara-selatan jika tidak ada
yang menghalangi. Fungsi lain yang sangat penting dari magnet adalah memiliki
dua kutub, kutub utara dan kutub selatan. Kutub senama akan saling menjauh,
sedangkan kutub berbeda saling mendekat satu sama lain, perhatikan gambar 2.4
berikut:

Gambar 2. 4 Sifat alami magnet


2. Garis Magnetik Fluks

13
Kita dapat menvisualisasikan medan magnet, di mana gaya magnet yang
tidak terlihat dapat membuat magnet berlaku sebagaimana yang dikatakan, seperti
garis-garis fluks bergerak dari kutub utara ke kutub selatan (perhatikan Gambar
2.7). Dalam beberapa kasus, kutub utara dan selatan tidak mudah diidentifikasi
seperti pada batang magnet klasik atau magnet tapal kuda. Ini tentu saja kasus
dengan elektromagnetik.

Gambar 2. 5 Visualisasi garis-garis antara kutub berbeda


2.4.2 Jenis-jenis Motor Listrik
Menurut Saleh dan bahariawan (2018) bahwa tipe atau jenis motor listrik
yang ada saat ini beraneka ragam jenis dan tipenya. Semua jenis motor listrik
yang ada memiliki dua bagian utama yaitu stator dan rotor. Stator adalah bagian
motor listrik yang diam dan rotor adalah bagian motor yang bergerak (berputar).
Pada dasarnya motor listrik dibedakan dari jenis sumber tegangan kerja yang
digunakan. Berdasarkan sumber tegangan kerjanya motor listrik dapat dibedakan
2 jenis yaitu:
a. Motor listrik arus bolak-balik AC (Alternating Current)
b. Motor listrik arus searah DC (Direct Current)
Dari 2 jenis motor listrik diatas terdapat beberapa jenis-jenis motor listrik
berdasarkan prinsip kerja, konstruksi, operasinya dan karakternya.
Gambar 2.6 ini memperlihatkan motor listrik yang paling umum. Motor
tersebut dikategorikan berdasarkan pasokan input, konstruksinya dan mekanisme
operasi, dan dijelaskan lebih lanjut dibawah ini.

14
Gambar 2. 6 Bagan jenis-jenis motor listrik

1. Motor AC
Menurut Saleh dan Bahariawan (2018) bahwa motor listrik arus bolak-
balik adalah jenis motor listrik yang beroperasi dengan sumber tegangan arus
listrik bolak balik (AC, Alternating Current). Sumber daya arus bolak-balik (AC)
dimaksudkan untuk menyuplai kebutuhan listrik dalam berbagai industri
perdagangan atau pelanggan tetap. Menurut Nur dan Suyuti (2018) menyatakan
bahwa sumber daya AC dikelompokkan dalam satu fasa dan tiga fasa. Sebagaian
besar instalasi komersial ringan hanya menggunakan sumber daya satu fasa yang
disalurkan melalui dua kawat konduktor dan satu kawat tanah dengan bentuk
gelombang daya yang terjadi seperti yang terlihat dalam gambar dibawah ini.
Sedangkan daya tiga fasa disuplay ke sistem tiga kawat dan tersusun dari tiga
gelombang berbeda dengan amplitudo yang sama dengan beda tiap fasa 120o.

15
Gambar 2. 7 Sumber daya AC satu fasa

Gambar 2. 8 Sumber daya AC tiga fasa


2. Prinsip kerja Motor AC
Menurut Saleh dan Bahariawan (2018) bahwa pada motor listrik tenaga
listrik diubah menjadi tenaga mekanik. Perubahan ini dilakukan dengan
mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai elektro magnet.
Sebagaimana diketahui bahwa kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak
menolak dan kutub-kutub tidak senama akan tarik menarik. Maka kita akan dapat
memperoleh gerakan jika kita menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros
yang dapat berputar, dan magnet yang lain pada suatu kedudukan yang tetap.
3. Motor DC
Menurut Saleh dan Bahariawan (2018) bahwa motor DC atau sering juga
disebut motor arus searah, sebagaimana namanya menggunakan arus langsung
yang tidak langsung/direct-unidirectional yang lebih sering digunakan untuk
keperluan pengaturan kecepatan dibandingkan dengan motor AC. Bentuk motor

16
yang paling sederhana memiliki kumparan tunggal yang dapat berputar bebas di
antara kutubkutub magnet permanen. Motor DC merupakan jenis motor yang
menggunakan tegangan searah sebagai sumber tenaganya.
Menurut Sukmawidjaja (2014) menyatakan bahwa jika arus melewati
konduktor, maka akan timbul medan magnet dan garis-garis medan magnet
(fluks) dihasilkan oleh kutub-kutub magnet pada stator. Interaksi antara kedua
medan tersebut akan menimbulkan perpotongan medan magnet sehingga
menimbulkan gaya, gaya tersebut menghasilkan torsi yang akan memutar rotor.
Menurut Aditya, dkk (2019) menyatakan bahwa motor DC terdapat
jangkar dengan satu atau lebih dengan kumparan terpisah. Tiap kumparan
berujung pada cincin belah (komulator). Dengan adanya insulator antara
komulator cincin belah dapat berperan sebagai saklar kutup ganda (double pole,
double throwswith).
Dalam perkembangannya banyak sekali cara pengaturan motor DC,
diantaranya pengaturan motor DC menggunakan sebuah drive, kegunaan drive
tersebut untuk memudahkan operator dalam menggunakan motor DC agar bekerja
sesuai yang diinginkan.
4. Prinsip Kerja Motor DC
Menurut pendapat Zumain (2009) menyatakan bahwa berdasarkan pada
prinsip kemagnetan, maka motor DC menggunakan prinsip kemagnetan diatas.
Penghantar yang mengalirkan arus ditempatkan tegak lurus pada medan magnet,
cenderung bergerak tegak lurus terhadap medan. Besarnya gaya yang didesakkan
untuk menggerakkan berubah sebanding dengan kekuatan medan magnet,
besarnya arus yang mengalir pada penghantar, dan panjang penghantar. Untuk
menentukan arah gerakan penghantar yang mengalirkan arus pada medan magnet,
digunakan hukum tangan kanan motor. Ibu jari dan dua jari yang pertama dari
tangan kanan disusun sehingga saling tegak lurus satu sama lain dengan
menunjukkan arah garis gaya magnet dari medan, dan jari tengah menunjukkan
arah arus yang mengalir (minus ke plus) pada penghantar. Ibu jari akan
menunjukkan arah gerakan penghantar. Gambar terebut menggambarkan
bagaimana torsi motor dihasilkan oleh kumparan yang membawa arus atau loop

17
pada kawat yang ditempatkan pada medan magnet. Interaksi pada medan magnet
menyebabkan pembengkokan garis gaya. Apabila garis cenderung lurus keluar,
pembengkokan tersebut menyebabkan loop mengalami gerak putaran. Penghantar
sebelah kiri ditekan ke bawah dan penghantar sebelah kanan ditekan ke atas,
menyebabkan putaran jangkar berlawanan dengan arah putaran jarum jam.
2.4.3 Baterai
Menurut Daryanto (2003) bahwa baterai merupakan bagian yang cukup
vital pada kendaraan listrik dalam hal menyimpan energi listrik untuk dapat
digunakan sebagai daya penggerak motor dan kontrolnya. Baterai adalah suatu
alat yang menyimpan tenaga listrik dalam bentuk tenaga kimia di mana akan
mengeluarkan tenaga listrik bila diperlukan. Baterai terdiri diri beberapa sel di
mana sel-sel tersebut membangkitkan tenaga listrik, tiap sel terdiri dari beberapa
pelat/lempeng, pemisah dan elektrolit. Kotak baterai terbuat dari ebonit atau
damar sintetis yang bertugas untuk memegangi memegangi sel dan penampang
elektrolit, reaksi kimia terjadi dalam kotak baterai, sel-sel tersebut dihubungkan
secara seri dengan demikian tenaga listrik yang terbangkit sama dengan jumlah
tengangan listrik yang terbangkit sama dengan jumlah tegangan listrik tiap-tiap
selnya. Umumnya pada mobil memakai baterai yang mempunyai tegangan 12
Volt.
1. Konstruksi baterai
Menurut Gilang (2019) bahwa kontruksi baterai digambarkan dengan
ilustrasi pada gambar bagian-bagian baterai. Berikut adalah penjelasan dari
tiaptiap bagian baterai.

18
Gambar 2. 9 Bagian-bagian baterai

 Kotak Baterai
kotak baterai berfungsi sebagai pelindung dan penampung untuk semua
komponen baterai yang ada di dalamnya, dan memberikan ruang untuk
endapanendapan baterai pada bagian bawah. Bahan pembuatan kotak
baterai ini biasanya transparan untuk mempermudah pengecekan
ketinggian larutan elektrolit pada baterai.
 Tutup baterai
Bagian ini secara permanen menutup bagian atas baterai (Gambar 2.16),
tempat dudukan terminal-terminal baterai, lubang ventilasi, dan untuk
perawatan baterai seperti pengecekan larutan elektrolit atau penambahan
air.
 Pelat Baterai
Pelat positif dan pelat negatif memiliki grid yang terbuat dari antimoni dan
paduan timah. Pelat positif terbuat dari bahan antimoni yang dilapisi
dengan lapisan aktif oksida timah (lead dioxide, PbO2) yang berwarna
coklat dan pelat negatif terbuat dari sponge lead (Pb) yang berwarna abu-
abu. Jumlah dan ukuran pelat mempengaruhi kemampuan baterai
mengalirkan arus. Baterai yang mempunyai pelat yang besar atau banyak
dapat menghasilkan arus yang lebih besar disbanding baterai dengan
ukuran pelat yang kecil atau jumlahnya lebih sedikit.
 Separator atau penyeka

19
Penyekat yang berpori ini ditempatkan diantara pelat positif dan plat
negatif. Pori-pori yang terdapat pada penyekat tersebut memungkinkan
larutan elektrolit melewatinya. Bagian ini juga berfungsi mencegah
hubungan singkat antar pelat.
Separator disisipkan antara pelat positif dan negatif untuk mencegah agar
tidak terjadi hubungan singkat antara kedua pelat tersebut. Apabila pelat
mengalami hubungan singkat karena kerusakan separator, maka energi
yang dihasilkan akan bocor. Bahan yang dipakai untuk separator adalah
resi fiber yang diperkuat, karet atau plastik. Permukaan separator yang
berpori menghadap ke pelat positif untuk melindungi karat dari pelat
positif agar tidak berhamburan. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh
separator adalah bukan konduktor, harus cukup kuat, tidak mudah berkarat
oleh elektrolit dan tidak menimbulkan bahaya terhadap elektroda.
 Sel
Satu unit pelat positif dan negatif dibatasi oleh penyekat diantara kedua
pelat positif dan negatif disebut dengan sel atau elemen. Sel-sel baterai
dihubungkan secara seri satu dengan lainnya, sehingga jumlah sel baterai
akan menentukan besarnya tegangan baterai yang dihasilkan. Satu buah sel
di dalam baterai dapat menghasilkan tegangan sebesar 2,1 volt, sehingga
untuk baterai 12 volt mempunyai 6 sel.
 Penghubung sel (cell connector)
Merupakan pelat logam yang dihubungkan dengan pelat baterai. Pelat
penghubung ini untuk setiap sel ada dua buah (lihat gambar sel baterai),
yaitu untuk pelat positif dan pelat negatif. Penghubung sel pada pelat
positif dan negatif disambungkan secara seri untuk semua sel.
 Terminal baterai
Ada dua terminal pada baterai, yaitu terminal positif dan terminal negatif
yang terdapat pada bagian atas baterai. Saat terpasang pada kendaraan,
terminalterminal ini dihubungkan dengan kabel besar positif (ke terminal
positif baterai) dan kabel massa (ke terminal negatif baterai).
 Tutup ventilasi

20
Komponen ini berfungsi untuk menambah atau memeriksa air baterai.
Lubang ventilasi berfungsi untuk membuang gas hidrogen yang dihasilkan
saat terjadi proses pengisian.
 Larutan elektrolit
Larutan elektrolit merupakan cairan pada baterai merupakan campuran
antara air (H2O) dan asam sulfat (H2SO4). Secara kimia, campuran
tersebut bereaksi dengan bahan aktif pada pelat baterai untuk
menghasilkan listrik. Baterai yang terisi penuh mempunyai kadar 36%
asam sulfat dan 64% air. Larutan elektrolit mempunyai berat jenis
(specific gravity) 1,270 pada 20 oC (680F) saat baterai terisi penuh.
2. Cara Kerja Accu
Menurut Gilang (2019) bahwa baterai merupakan kombinasi dua atau
lebih sel elektrokimia yang bisa menyimpan energi dan kemudian merubahnya
menjadi energi listrik.
 Saat Baterai Aki Menerima Arus
o Oksigen (O) pada pelat positif terlepas karena bereaksi/bersenyawa
dengan hidrogen (H) pada cairan elektrolit yang secara perlahan-
lahan keduanya bergabung/berubah menjadi air (H20).
o Asam (SO4) pada cairan elektrolit bergabung dengan timah (Pb) di
pelat positif ataupun pelat negatif sehigga melekat dikedua pelat
tersebut. Reaksi ini akan berlangsung terus sampai isi baterai habis
ataupun dalam kondisi discharge.
Ketika baterai dalam keadaan kosong, hampir semua asam
menempel pada pelat elektroda baterai, sehingga konsentrasi
elektrolit sangat rendah, hampir terdiri dari air (H2O), sehingga
kerapatan cairan turun menjadi sekitar 1,1 kg/dm3, Ini mendekati
berat jenis air, yaitu 1 kg/dm3. Meskipun baterai masih pada beban
penuh, berat jenisnya sekitar 1.285 kg/dm3. Melalui perbedaan
berat jenis ini, Anda dapat mengetahui apakah kapasitas baterai
masih terisi penuh atau hidrometer sudah berkurang. Selain itu,
ketika baterai dalam keadaan kosong, 85% elektrolit terdiri dari air

21
(H2O), dimana air akan membeku, baterai dapat pecah, dan pelat
rusak) habis atau dalam keadaan kosong.
 Saat Baterai Menerima Arus
o Arus penerima baterai mengacu pada baterai yang disetrum/diisi,
yaitu baterai diisi dengan arus searah, elektroda positif baterai
terhubung ke arus pengisian positif, dan elektroda negatif
terhubung ke arus pengisian negatif. Tegangan yang diberikan
biasanya sama dengan tegangan total baterai, yaitu baterai 12 V
memiliki tegangan 12 V DC, baterai 6 V memiliki tegangan 6 V
DC, dan dua baterai 12V dihubungkan secara seri dengan tegangan
24 V DC (baterai secara seri). Tegangan total adalah jumlah dari
tegangan masing-masing baterai: tegangan 1 + tegangan 2 =
tegangan total). Ini dapat ditemukan di bengkel baterai, di mana
ada beberapa baterai yang terhubung secara seri, dan semuanya
tersengat listrik pada saat yang bersamaan. Berapa banyak arus
(ampere) yang harus dilewati juga tergantung pada kapasitas
baterai (penjelasan untuk ini dapat ditemukan di bawah).
Konsekuensinya, proses penerimaan arus ini berlawanan dengan
proses pengeluaran arus, yaitu:
o Oksigen (O) dalam air (H2O) terlepas karena bereaksi/bersenyawa
dengan timah (Pb) pada pelat positif dan secara perlahan-lahan
kembali menjadi oksida timah colat (PbO2).
o Asam (SO4) yang menempel pada kedua pelat (pelat positif
maupun negatif) terlepas dan bergabung dengan hidrogen (H) pada
air (H2O) di dalam cairan elektrolit dan kembali terbentuk menjadi
asam sulfat (H2SO4) sebagai cairan elektrolit. Akibatnya berat
jenis cairan elektrolit bertambah menjadi sekitar 1,285 (pada
baterai yang terisi penuh).
3. Kapasitas Baterai
Kapasitas baterai adalah jumlah ampere jam (Ah = kuat arus/Ampere x
waktu/hour), artinya baterai dapat memberikan/menyuplai sejumlah isinya secara

22
rata-rata sebelum tiap selnya menyentuh tegangan/voltase turun (drop voltage)
yaitu sebesar 1,75 V (ingat, tiap sel memiliki tegangan sebesar 2 V; jika dipakai
maka tegangan akan terus turun dan kapasitas efektif dikatakan sudah terpakai
semuanya bila tegangan sel telah menyentuh 1,75 V). Misal, baterai 12 V 75 Ah.
Baterai ini bisa memberikan kuat arus sebesar 75 Ampere dalam satu jam artinya
memberikan daya rata-rata sebesar 900 Watt. Secara hitungan kasar dapat
menyuplai alat berdaya 900 Watt selama satu jam atau alat berdaya 90 Watt
selama 10 jam. Jadi ampere hour (Ah) adalah satuan banyaknya listrik. Jumlah Ah
yang harus diberikan pada proses pengisian tentu lebih besar dari Ah yang
diberikan oleh baterai aki.
Hasil bagi antara kapasitas dalam Ah terhadap besarnya Ah pada proses
pengisian kemudian dikalikan dengan 100 % disebut sebagai randemen Ah dari
baterai aki. Untuk baterai aki yang baru randemennya berkisar antara 90 % sampai
95 %.
2.5 Device Kontrol Motor
2.5.1 Relai
Menurut Hadibrata, dkk (2014) bahwa relai adalah suatu komponen yang
bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk menggerakan sejumlah kontaktor yang
tersusun atau sebuah saklar elektronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian
elektronik lainnya dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber energinya.
Kontaktor akan tertutup (menyala) atau terbuka (mati) karena efek induksi magnet
yang dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan
saklar, pergerakan kontaktor (on atau off) dilakukan manual tanpa perlu arus
listrik.

Gambar 2. 10 Bentuk dan Simbil Rellay

23
Relai yang paling sederhana ialah relai elektromekanis yang memberikan
pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relai
elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut:
 Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau
membuka) kontak saklar.
 Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa relai adalah komponen elektronika berupa
saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Beberapa fungsi relai yang
telah umum diaplikasikan ke dalam peralatan elektronika diantaranya adalah:
 Relai digunakan untuk menjalankan fungsi logika (logic function)
 Relai digunakan untuk memberikan fungsi penundaan waktu (time delay
function)
 Relai digunakan untuk mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan
bantuan dari signal tegangan rendah.
 Ada juga relai yang berfungsi untuk melindungi motor ataupun komponen
lainnya dari kelebihan tegangan ataupun hubung singkat (short).
 Penguatan daya: menguatkan arus atau tegangan. Contoh: starting relai
pada mesin mobil
Suatu jenis relai yang dapat menangani kekuatan tinggi yang diperlukan
untuk secara langsung mengontrol motor listrik atau beban lain disebut kontaktor.
relai solid-state mengontrol sirkuit listrik tanpa bagian yang bergerak, bukan
menggunakan perangkat semikonduktor untuk melakukan switching. Relai
dengan karakteristik operasi dikalibrasi dan kadang-kadang beberapa kumparan
operasi yang digunakan untuk melindungi sirkuit listrik dari kelebihan beban atau
kesalahan; dalam sistem tenaga listrik modern fungsi-fungsi ini dilakukan oleh
instrumen digital masih disebut "relai pelindung".
1. Prinsip Kerja Relai
Menurut Amirah (2014) bahwa relai merupakan tuas saklar dengan lilitan
kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik,
gaya magnet yang dihasilkan oleh solenoida menarik tuas dan menutup kontak
saklar. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke

24
posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka. Relai biasanya digunakan untuk
mengendalikan arus/tegangan yang besar (sbagai contoh peralatan listrik 4 ampere
AC 220 V) dengan menggunakan arus/tegangan yang kecil (misalnya 0.1 ampere
12 V DC)).
2. Jenis –Jenis dan Simbol Relai
Menurut Amirah (2014), bahwa relai memiliki kondisi saklar atau
kontaktor dalam 3 posisi. Ketika relai menerima sumber tegangan oleh
elektromagnet, ia mengubah tiga posisi pada sakelar atau kontaktor. Ketiga posisi
saklar relai tersebut adalah:
 Posisi Normally Open (NO), yaitu posisi saklar relai yang terhubung ke
terminal NO (Normally Open). Kondisi ini terjadi ketika relai menerima
tegangan listrik melalui solenoid.
 Posisi Normally Close (NC), yaitu posisi saklar relai yang terhubung ke
terminal NC (Normally Close). Kondisi ini terjadi ketika relai tidak
menerima suplai tegangan melalui elektromagnet.
 Posisi Change Over (CO), yaitu kondisi perubahan armatur saklar relai
yang berubah dari posisi NC ke NO atau sebaliknya dari NO ke NC.
Kondisi ini terjadi ketika sumber tegangan diberikan pada elektromagnet
atau ketika sumber tegangan diputus dari elektromagnet relai
Di antara aplikasi relai yang dapat ditemui diantaranya adalah: Relai
sebagai kontrol ON/OFF beban dengan sumber tegangan berbeda. Relai sebagai
selektor atau pemilih hubungan. Relai sebagai pelindung atau pemutus arus dalam
kondisi tertentu relai sebagai pelaksana rangkaian (delay).
3. Konstruksi Relai
Bagian utama relai elektro mekanik adalah sebagai berikut:
 Kumparan elektromagnet
 Saklar atau kontaktor
 Swing Armatur
 Spring (Pegas)

25
Gambar 2. 11 Konstruksi Relai Elektro Mekanik Posisi NC (Normally Close)
Dari konstruksi relai elektro mekanik pada gambar 2.11 dapat diuraikan
sistem kerja atau proses relai bekerja. Ketika elektromagnet tidak menerima
sumber tegangan, relai skalar tetap terhubung ke terminal NC (Normally Close).
karena tidak ada medan magnet untuk menarik angker. Ketika elektromagnet
menerima sumber tegangan, ada medan magnet yang menarik armature, sehingga
sakelar relai terhubung ke terminal NO (Normally Open) seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 2.12.

Gambar 2. 12 Konstruksi relai elektro mekanik posisi NO (Normally Open)

26
2.5.2 Kontaktor
Menurut Gunawan dan Wahyono (2017) menyatakan bahwa kontaktor
(magnetic contactor) yaitu peralatan listrik yang menggunakan prinsip induksi
elektromagnetik untuk bekerja. Ada belitan di kontaktor, ketika arus diterapkan,
medan magnet dibangkitkan di inti, sehingga kontak tertarik oleh gaya magnet
yang dihasilkan. Kontak bantu NO (biasanya terbuka) akan menutup, dan kontak
bantu NC (biasanya tertutup) akan terbuka. Kontak pada kontaktor terdiri dari
kontak utama dan kontak bantu. Kontak utama digunakan untuk rangkaian daya,
dan kontak bantu digunakan untuk rangkaian kontrol. Dalam kontaktor
elektromagnetik inti besi berisi kumparan utama, ketika dua inti besi dihubungkan
satu sama lain, kumparan hubung singkat bertindak sebagai peredam kejut.
Jika kumparan utama diberi energi, medan magnet akan dihasilkan di inti
besi, yang akan menarik inti besi dari kumparan hubung singkat yang
digabungkan ke kontak utama dan kontak bantu kontaktor. Hal ini akan
menyebabkan kontak utama dan kontak bantunya akan bergerak dari posisi
normal dimana kontak NO akan tertutup sedangkan NC akan terbuka.
Selama kumparan utama kontaktor tersebut masih dialiri arus, kontak akan
tetap dalam posisi aktif. Menempatkan tegangan yang terlalu tinggi pada koil
kontaktor akan memperpendek umur koil kontaktor. Namun, jika tegangan yang
diberikan terlalu rendah, tekanan antara kontak kontaktor akan turun. Ini dapat
menyebabkan percikan di permukaan dan merusak kontak. Kisaran toleransi
tegangan koil kontaktor adalah 85% - 110% dari tegangan kerja kontaktor.

27
Gambar 2. 13 Kontaktor
2.5.3 Potensiometer
Menurut Zumain (2009) bahwa potensiometer terbagi menjadi dua jenis
berdasarkan perbandingan perubahan nilai resistansi potensiometer dengan
kedudukan kontak gesernya yaitu potensiometer linier dan potensiometer
logaritmis. Potensiometer linier adalah jenis potensiometer yang perubahan nilai
resistansinya sebanding dengan kedudukan kontak gesernya. Tetapi sebaliknya
jika perubahan nilai resistansi potensiometer tersebut tidak sebanding dengan
kedudukan kontak gesernya maka potensiometer semacam ini disebut
potensiometer disebut potensiometer logaritmis.

Gambar 2. 14 Pedal (potentiometer)


Potensiometer sebagai resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah,
seperti yang tercantum dari namanya, memiliki sebuah terminal tahanan yang
dapat diubah harganya dengan memutar dial, knob, ulir atau apa saja yang sesuai
untuk suatu aplikasi. Mereka bisa memiliki dua atau tiga terminal, akan tetapi

28
kebanyakan potensiometer memiliki tiga terminal. dial, knob, dan ulir pada tengah
kemasannya mengendalikan gerak sebuah kontak yang dapat bergerak sepanjang
elemen hambatan yang dihubungkan antara dua terminal luar. Tahanan antara
terminal luar selalu tetap pada harga penuh yang terdapat pada potensiometer,
tidak terpengaruhi pada posisi lengan geser. Dengan kata lain tahanan antar
terminal luar untuk potensiometer 10 Kohm, akan selalu 10 Kohm, tidak ada
masalah bagaimana kita putar elemen kendali. Tahanan antara lengan geser dan
salah satu terminal luar dapat diubah-ubah dari harga minimum yaitu nol ohm
sampai harga maksimum yang sama dengan harga penuh potensiometer tersebut.
Jumlah tahanan antara lengan geser dan masing-masing terminal luar harus sama
dengan besar tahanan penuh potensiometer. Apabila tahanan antara lengan geser
dan salah satu kontak luar meningkat, maka tahanan antara lengan geser dan salah
satu terminal luar yang lain akan berkurang.

29
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Umum
Pada bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan perangkat-
perangkat yang digunakan dalam pembuatan sistem pengendalian motor listrik
(electric drive). Dengan demikian perancangan ini dapat menghasilkan
kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. Langkah-langkah yang telah
ditetapkan adalah penetapan tempat dan waktu penelitian, penetapan alat dan
bahan, penetapan prosedur percobaan dan membuat diagram alur pengujian
Tujuan dari perancangan adalah untuk bisa memberikan kemudahan dan
perancangan sistematika yang baik dalam pembuatan alat. Oleh karena itu,
diperlukan faktor penunjang yaitu buku-buku referensi, fasilitas bengkel dan
laboratorium. Semua faktor tersebut sangat mendukung keberhasilan dalam proses
perancangan dan pembuatan alat ini.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu : Desember 2022 hingga Maret 2023
Tempat : Fakultas Teknik, Universitas Riau
3.3 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari
beberapa komponen dan perancangan perangkat lunak sebagai berikut:
1. Perangkat Keras:
a. Laptop
b. Komponen alat dan bahan terlampir pada Lampiran 1
2. Perangkat Lunak :
a. Proteus
b. Microsoft office
c. Arduino IDE
d. AutoCad

30
3.4 Perancangan Blok Diagram
Studi literature sebagai langkah awal dalam perancangan serta persiapan
segala alat penunjang untuk mendukung keberhasilan dalam proses perancangan
dan pembuatan alat ini. Adapun sistem blok diagram sistem secara umum dapat
dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Diagram Blok Alat Secara Keseluruhan


a
3.5 Perancangan Flowchart

Gambar 3. 2 Flowchart Program Rangkaian Keseluruhan Alat


3.6 Perancangan kontruksi
Proses perancangan prototipe dilakukan agar dapat membuat dan
mengukur kontruksi dispenser hand sanitizer otomatis pada pintu masuk ruangan
menggunakan arduino.

Gambar 3. 3 Kontruksi Sisi Samping


Gambar 3. 4 Kontruksi Sisi Depan
Gambar 3. 5 Kontruksi Sisi Belakang

31
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Angga Wahyu. dkk. 2019. Evaluasi Motor Listrik Sebagai Penggerak
Mobil Listrik. Jurnal Riset Sains dan Teknologi. Vol. 3(2):55-59.
Amirah, Yeni. 2014. Menjaga Kesehatan Mata Melalui Pengontrolan Jarak
Pandang Pada Televisi Secara Otomatis (Hardware). Teknik Elektro.
Fakultas Teknik. Politeknik Negeri Sriwijaya.
Daryanto. 2003. Dasar- Dasar Teknik Mobil. Jakarta. Bumi Aksara.
Daryanto. 2003. Reparasi Sistem Kelistrikan Mesin Mobil. Jakarta. Bumi Aksara.
Gilang, Fatkhurozaq. 2019. Perawatan Dan Kegunaan Accumulator (Accu) Di
Km. Santika Nusantara. 0,37 Hp. Teknika. Fakultas Kemaritiman.
Universitas Maritim AMNI Semarang.
Gunawan, Ery. dan Eko Wahyono. 2017. Rancangan Instalasi Lampu Penerangan
Jalan Umum Dengan Sistem Kontaktor dan Timer. Jurnal Cahaya
Bagaskara. Vol 1(1):36-44.
Happyanto, Dedit Cahya dan Mauridhi Hery Purnomo. 2014. Teknik Kendali
Motor Induksi Tiga Fasa Berbasis Kecerdasan Komputasional Sebagai
Penggerak Mobil Listrik. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Hartono, Rudi. dkk. 2016. Perancangan dan Pembuatan Mobil Sel Surya
menggunakan Motor DC magnet Permanen. Jurnal ENERGY. Vol
6(1):37- 42.
Kristianto, Philip. 2020. Fisika Dasar, Teori, Soal, dan Penyelesaian. Surabaya.
Andipublisher.
Kuswardana, Aditya. 2016. Analisis Sistem Motor Penggerak Pada Mobil Listrik
Dengan Kapasitas Satu Penumpang. Teknik Mesin. Fakultas Teknik.
Universitas Negeri Semarang.
Michael, Rudolf. 1995. Pengisi Batere & Accumulator. Solo. CV Aneka
Nur, Rusdi dan Muhammad Arsyad Suyuti. 2018. Perancangan Mesin-Mesin
Industri. Yogyakata. Deepublish.

32
Saleh, Anang Supriadi dan Amal Bahariawan. 2018. Energi dan Elektrifikasi
Pertanian. Yogyakarta. Deepublish.
Sukmawidjaja, Maula dan Budhi Nursulistyo. 2014. Pengaturan Kecepatan Motor
DC dengan DC Drive Sinamics DCM pada Size Press. JETri. Vol
12(1):89- 104.
Sumanto. 1995. Mesin Arus Searah. Yogyakarta. Andi Offset.
Yudha, Hendra Marta. 2020. Penggunaan Motor Listrik. Palembang. Pantera
Yuski, Moh. Nur. dkk. 2017. Rancang Bangun Jangkar Motor DC. Berkala
Saintek. Vol 2 :98-103.
Zumain, M Andri. 2009. Prototipe Mobil Listrik Dengan Menggunakan Motor
DC Magnet Permanen 0,37 HP. Teknik Elektro. Fakultas Teknik.
Universitas Indonesia Depok.

33
Lampiran 1.

34
35
36
37
38
39

Anda mungkin juga menyukai