Disusun oleh :
Enggar Sila Majid
1710501009
dengan judul :
Dosen Pembimbing I,
.............................................. Tanggal :
NIP/NIK...............................
.............................................. Tanggal :
NIP/NIK...............................
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan industri. Motor BLDC adalah motor
yang memiliki efisiensi dan torsi yang tinggi dengan perawatan yang lebih mudah
menggunakan sikat, sehingga proses komutasi terjadi secara elektronik. (Fauzi Y.P
AC tiga fasa, sehingga energi listrik dapat dialirkan ke motor. Rangkaian inverter
yang digunakan pada motor BLDC berupa rangkaian six step switching atau metode
enam pensaklaran.
menghasilkan respon kecepatan yang lebih baik daripada respon kecepatan tanpa
sistem kendali.
pengendali kecepatan dengan respon yang stabil. Perencanaan sistem kendali agar
fungsi alih yang diwujudkan dalam bentuk persamaan diferensial. Fungsi alih motor
1
BLDC digunakan untuk memperoleh respon sistem berdasarkan nilai setpoint yang
diberikan.
Derivative (PID). Sistem kendali PID merupakan sistem kendali yang banyak
diimplementasikan.
mempercepat respon, dan menghilangkan osilasi pada respon. Sistem kendali PID
menghasilkan respon yang baik pada pengendalian kecepatan motor DC. (Rosalina
dkk, 2017)
mempercepat respon sistem terhadap perubahan sinyal input dan memperkecil nilai
kesalahan pada sistem pengendali kecepatan motor DC. Sistem kendali PID
integral (Ki), dan penguat derivative (Kd) yang diperoleh melalui tuning parameter.
Zhen W dkk, 2019 menyatakan bahwa tuning parameter PID dapat dilakukan
tanggapan cepat dan settling time rendah, berbanding terbalik dengan kurva
2
Berdasarkan hasil kajian tentang kendali kecepatan motor BLDC
menggunakan kendali PID yang telah dibaca melalui buku, jurnal hasil penelitian
dan sumber lain, bahwa sistem kendali Proportional Integral Derivative (PID)
Perencanaan sistem kendali kecepatan motor BLDC berbasis kendali PID dapat
untuk memperoleh respon kecepatan motor BLDC yang stabil saat terjadi
perubahan beban.
perubahan kecepatan saat terjadi perubahan beban. Kendali kecepatan motor BLDC
kecepatan yang lebih stabil. Penerapan tuning parameter dengan metode ziegler-
nichols pada sistem kendali PID merupakan inovasi untuk memperoleh respon
1.3. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengatur kecepatan motor BLDC agar tetap
stabil saat terjadi perubahan beban. Penerapan sistem kendali PID sebagai kendali
motor BLDC merupakan inovasi dalam mengatur kecepatan motor. Metode tuning
3
1.4. Manfaat
negara dalam perencanaan kendali motor BLDC menggunakan sistem kendali PID
untuk mengatur kecepatan motor agar tetap stabil. Serta dapat menambah wawasan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Motor lisrik BLDC adalah motor yang menggunakan magnet permanen pada
bagian rotor dan kumparan pada bagian stator. Motor BLDC akan bekerja ketika
dialiri arus listrik pada bagian stator, sehingga timbul fluks magnet dan bagian
stator terbagi menjadi kutub utara dan kutub selatan. Kutub yang sama antara rotor
dan stator akan saling menolak, sehingga rotor akan berputar akibat gaya magnet
Maher Z.O.P dan Iradiratu D.P.K, 2018 menjelaskan bahwa kumparan pada
bagian stator membutuhkan input tegangan berupa tegangan AC tiga fasa untuk
menimbulkan fluks magnet. Tegangan AC tiga fasa berasal dari sumber tegangan
DC yang diubah menggunakan inverter tiga fasa yang dirangkai dengan metode six
step switching.
Sistem kendali motor BLDC dirancang berdasarkan fungsi alih yang diperoleh dari
pemodelan matematis motor BLDC. Fungsi alih motor BLDC diwujudkan dalam
Archana M dan Dr Unde M.G, 2019 menjelaskan bahwa sistem kendali PID
dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja motor BLDC. Sistem kendali PID
menghitung selisih antara setpoint dan hasil pengukuran sebagai nilai kesalahan
5
secara kontinyu hingga nilai kesalahan dapat diminimalkan. Sistem kendali PID
ziegler-nichols dapat diterapkan pada sistem single input single output (SISO) orde
rendah dan orde tinggi dengan hasil rise-time yang lebih cepat pada SISO orde
rendah.
Motor Brushless DC atau BLDC adalah jenis motor sinkron AC tiga fasa yang
utama pada motor BLDC, yaitu rotor, stator dan hall sensor. Bagian rotor
menghasilkan fluks magnet ketika dialiri arus listrik. Hall sensor berfungsi untuk
mendeteksi posisi rotor yang berputar. Konstruksi motor BLDC yang terdiri dari
6
2.2.2. Prinsip Kerja Motor BLDC
Motor BLDC akan bekerja ketika arus listrik tegangan AC tiga fasa dialirkan
pada kumparan stator. Kumparan stator yang dialiri arus listrik menghasilkan fluks
magnet, sehingga bagian stator terbagi menjadi kutub utara dan kutub selatan.
Kutub yang sama antara stator dan rotor yang merupakan magnet permanen akan
saling menolak, sehingga rotor berputar. Posisi rotor yang berputar dibaca oleh hall
stator, sehingga kutub pada stator berubah dan rotor tetap berputar. Pengubahan
arus listrik dilakukan dengan rangkaian inverter menggunakan metode six step
Pada gambar di atas, hall sensor ditunjukkan dengan komponen H1, H2 dan
H3. Garis biru, hitam dan merah menunjukkan rangkaian tiga fasa yang
dihubungkan pada stator. Garis biru ditunjukkan sebagai fasa A, garis hitam sebagai
7
fasa B, garis merah sebagai fasa C. Bagian rotor ditunjukkan dengan magnet
stator pada motor BLDC membutuhkan tegangan tiga fasa agar menghasilkan fluks
bridge switching yang terdiri dari enam buah mosfet yang dirangkai secara pararel.
Rangkaian inverter menerima sinyal berupa Pulse Width Modulation (PWM) dari
hall sensor untuk memicu proses switching. Rangkaian inverter dihubungkan pada
tiga buah terminal fasa yang dirangkai secara bintang (star). Gambar 2. 3
Proses switching pada rangkaian inverter dipicu oleh sinyal bernilai high dan
low (1 dan 0) yang diterima dari hall sensor. Proses switching dilakukan dengan
8
metode six step atau enam pensaklaran untuk membagi arus ke tiga buah terminal
fasa. Konfigurasi pensaklaran berdasarkan sinyal input dari hall sensor ditunjukkan
pada Tabel 2. 1.
Sinyal input
S6 S5 S4 S3 S2 S1 Van Vbn Vcn
(H1, H2, H3)
001 0 0 0 1 1 0 -Vdc Vdc 0
101 1 0 0 1 0 0 0 Vdc -Vdc
100 1 0 0 0 0 1 Vdc 0 -Vdc
110 0 0 1 0 0 1 Vdc -Vdc 0
010 0 1 1 0 0 0 0 -Vdc Vdc
011 0 0 0 1 1 0 -Vdc 0 Vdc
matematis motor BLDC dapat diperoleh melalui analisis rangkaian ekivalen motor
9
Pemodelan matematis motor BLDC melalui analisis rangkaian ekivalen
diperoleh dengan asumsi setiap tegangan fasa simetris dan tidak terjadi perubahan
posisi rotor. Arus induksi pada rotor dan harmonic medan magnet pada stator
diabaikan. Kumparan pada stator dihubungkan secara bintang dan tidak terdapat
titik netral, sehingga diperoleh persamaan tegangan fasa-fasa dalam bentuk matriks
seperti berikut :
𝑢𝐴𝐵 𝑅 −𝑅 0 𝑖𝐴 𝐿−𝑀 𝑀−𝐿 0 𝑖𝐴 𝑒𝐴 − 𝑒𝐵
𝑑
[𝑢𝐵𝐶 ] = [ 0 𝑅 −𝑅] [𝑖𝐵 ] + [ 0 𝐿−𝑀 𝑀 − 𝐿] 𝑑𝑡 [𝑖𝐵 ] + [𝑒𝐵 − 𝑒𝐶 ] (2.1)
𝑢𝐶𝐴 −𝑅 0 𝑅 𝑖𝐶 𝑀−𝐿 0 𝐿−𝑀 𝑖𝐶 𝑒𝐶 − 𝑒𝐴
seperti berikut :
𝑑𝑖𝐴 𝑑𝑖𝐵
𝑢𝐴𝐵 = (𝑅𝑖𝐴 − 𝑅𝑖𝐵 ) + 𝐿 − 𝑀 +𝑀−𝐿 + (𝑒𝐴 − 𝑒𝐵 )
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑖𝐵 𝑑𝑖𝐶
𝑢𝐵𝐶 = (𝑅𝑖𝐵 − 𝑅𝑖𝐶 ) + 𝐿 − 𝑀 +𝑀−𝐿 + (𝑒𝐵 − 𝑒𝑐 ) (2.2)
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑖𝐴 𝑑𝑖𝐶
𝑢𝐶𝐴 = (𝑅𝑖𝐶 − 𝑅𝑖𝐴 ) + 𝑀 − 𝐿 +𝐿−𝑀 + (𝑒𝐶 − 𝑒𝐴 )
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Persamaan matematis motor BLDC dapat diperoleh dengan analisis daya dan
torsi motor. Daya yang dialirkan ke rotor disebut dengan daya elektromagnetik,
yang merupakan hasil penjumlahan dari nilai perkalian antara arus dengan back-
berikut :
𝑃𝑒 = 𝑒𝐴 𝑖𝐴 + 𝑒𝐵 𝑖𝐵 + 𝑒𝐶 𝑖𝐶 (2.3)
𝑃𝑒 = 𝑇𝑒 Ω (2.4)
10
Motor BLDC yang beroperasi pada konduksi dua fasa atau mode 120o
𝑇𝑒 = 𝐾𝑇 𝑖 (2.5)
berikut :
𝑑Ω
𝑇𝑒 − 𝑇𝐿 = 𝐽 𝑑𝑡 + 𝐵𝑣 Ω (2.6)
berikut :
untuk memperoleh respon sistem berdasarkan nilai setpoint yang diberikan. Fungsi
alih motor BLDC diperoleh dari substitusi persamaan matematis. Persamaan (2.2)
transien, maka besar nilai 𝑒𝐴 sama dengan 𝑒𝐵 dan arah arus berlawan, sehingga
𝑖𝐴 = −𝑖𝐵 = 𝑖 (2.8)
11
𝑑𝑖𝐴 𝑑𝑖𝐵 𝑑𝑖
=− = 𝑑𝑡 (2.9)
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑖
𝑢𝐴𝐵 = 2𝑅𝑖 + 2(𝐿 − 𝑀) 𝑑𝑡 + 2𝑒 (2.10)
seperti berikut :
memperoleh fungsi alih motor BLDC dalam keadaan tanpa beban, yang
𝐽𝑠 𝐵𝑣 𝐽𝑠 𝐵𝑣
𝑢𝑑 (𝑠) = 𝑟𝑎 ( Ω(𝑠) + Ω(𝑠)) + 𝐿𝑎 𝑠 ( Ω(𝑠) + Ω(𝑠)) + 𝑘𝑒 Ω(𝑠)
𝐾𝑇 𝐾𝑇 𝐾𝑇 𝐾𝑇
𝑟 𝐽𝑠 𝑟𝑎 𝐵𝑣 𝐿𝑎 𝐽𝑠2 𝐿𝑎 𝑠𝐵𝑣
𝑢𝑑 (𝑠) = ( 𝐾𝑎 Ω(𝑠) + Ω(𝑠)) + ( Ω(𝑠) + Ω(𝑠)) + 𝑘𝑒 Ω(𝑠)
𝑇 𝐾𝑇 𝐾𝑇 𝐾𝑇
𝑟 𝐽𝑠 𝑟𝑎 𝐵𝑣 𝐿𝑎 𝐽𝑠2 𝐿𝑎 𝑠𝐵𝑣 𝑘𝑒 𝐾𝑇
𝑢𝑑 (𝑠) = [( 𝐾𝑎 + )+( + )+ ] Ω(𝑠)
𝑇 𝐾𝑇 𝐾𝑇 𝐾𝑇 𝐾𝑇
12
𝑢𝑑 (𝑠) 𝑟𝑎 𝐽𝑠+𝑟𝑎 𝐵𝑣 +𝐿𝑎 𝐽𝑠 2 +𝐿𝑎 𝑠𝐵𝑣 +𝑘𝑒 𝐾𝑇
=( )
Ω(𝑠) 𝐾𝑇
Ω(𝑠) 𝐾𝑇
(𝑠)
= 2
(2.14)
𝑢𝑑 𝐿𝑎 𝐽𝑠 +(𝑟𝑎 𝐽+𝐿𝑎 𝐵𝑣 )𝑠+(𝑟𝑎 𝐵𝑣 +𝑘𝑒 𝐾𝑇 )
mekanisme umpan balik berdasarkan setpoint yang telah ditentukan. Kendali PID
menghitung perbedaan antara nilai setpoint dengan respon sistem secara kontinyu.
pada respon sistem. Diagram blok sistem kendali PID ditunjukkan pada gambar
berikut.
13
Sistem kendali PID memiliki persamaan matematis yang ditunjukkan dengan
persamaan berikut :
𝑡 𝑑𝑒(𝑡)
𝑚𝑣 (𝑡) = 𝐾𝑝 𝑒(𝑡) + 𝐾𝑖 ∫0 𝑒(𝑡)𝑑𝑡 + 𝐾𝑑 (2.15)
𝑑𝑡
1 𝑡 𝑑𝑒(𝑡)
𝑚𝑣 (𝑡) = 𝐾𝑝 (𝑒(𝑡) + 𝑇 ∫0 𝑒(𝑡)𝑑𝑡 + 𝑇𝑑 ) (2.16)
𝑖 𝑑𝑡
𝐾𝑝 = Konstanta Proportional
𝑇𝑖 = Time Integral
𝑇𝑑 = Time Derivative
𝑒 = nilai error
berupa nilai Kp, Ki, dan Kd. Parameter kendali PID dapat ditentukan melalui tuning
untuk memperoleh respon sistem dengan nilai overshoot maksimal sebesar 25%.
Metode ziegler-nichols memiliki dua cara, yaitu metode kurva reaksi dan metode
osilasi.
Metode kurva reaksi digunakan pada sistem plant perulangan terbuka (open
loop) berdasarkan respon terhadap sinyal step. Sistem plant yang tidak memiliki
unsur integrator atau pole kompleks akan menghasilkan kurva reaksi berbentuk S.
14
Sumber : Toe Toe H, 2019
tunda (L) dan konstanta waktu (T). Parameter L dan T diperoleh dari perpotongan
antara kurva dan garis singgung (tangent line) pada titik perubahan. Metode tuning
parameter ziegler-nichols berdasarkan waktu tunda dan konstanta waktu pada kurva
Pengendali Kp Ti Td
𝑇
P ∞ 0
𝐿
𝑇 𝐿
PI 0,9 0
𝐿 0,3
𝑇
PID 1,2 2𝐿 0,5𝐿
𝐿
Disadur ulang dari : Toe Toe H, 2019
Metode osilasi digunakan pada sistem plant perulangan tertutup (closed loop)
secara bertahap dari titik 0 hingga titik yang menyebabkan respon berosilasi dengan
15
magnitude tetap (sustained oscillation). Gambar 2. 7 menunjukkan kurva respon
sustained oscillation.
mencapai titik yang disebut Kcr dengan periode sustained oscillation yang disebut
Pengendali Kp Ti Td
P 0,5𝐾𝑐𝑟 ∞ 0
1
PI 0,45𝐾𝑐𝑟 𝑃 0
1,2 𝑐𝑟
PID 0,6𝐾𝑐𝑟 0,5𝑃𝑐𝑟 0,125𝑃𝑐𝑟
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
laptop. Hasil perencanaan driver motor BLDC akan disimulasikan untuk menguji
perencanaan dan simulasi driver motor BLDC pada penelitian ini adalah Power
Simulation (PSIM).
Penelitian akan dilakukan dalam kurun waktu satu (1) semester atau enam (6)
penelitian.
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Analisis Data
Penyusunan Laporan
Sidang Skripsi
17
3.3. Alat dan Bahan
referensi buku dan jurnal, serta data sekunder spesifikasi motor BLDC. Penelitian
(𝑡𝑟 ), waktu tunda (𝑡𝑑 ), waktu puncak (𝑡𝑝 ), overshoot maksimum (𝑀𝑝 ), dan waktu
turun (𝑡𝑠 ).
18
3.4. Diagram Alir Penelitian
Gambar 3. 1.
Mulai
Pengumpulan data
spesifikasi motor
BLDC
Perolehan
Parameter PID
Analisis Respon
Sistem Kendali
Selesai
19
DAFTAR PUSTAKA
10.1109/QIR.2019.8898259
for Mathematical Modeling BLDC Motor Using Transfer Function Models. DOI :
10.1088/1757-899X/821/1/012023
Anugrah, Rafli F; Iradiratu D.P.K dan Belly Y.D. 2020. Kontrol Motor
Irawan, Denny dan Pressa P.S.S. 2020. Kontrol Motor Brushless DC (BLDC)
Berbasis Algoritme AI-PID. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol. 2 No. 1 Th.
20
Mahardian, Reza dan Krismadinata. 2020. Kendali Kecepatan Motor DC
dengan Kontroller PID dan Antarmuka Visual Basic. Jurnal Teknik Elektro dan
Mamadapur, Archana dan Dr. Unde M.G. 2019. Speed Control of BLDC
10.1109/ICPEDC47771.2019.9036695
Kontroller PID Berbasis Labview. Jurnal Teknik Elektro, Vol. 7 No. 3 Th. 2018.
Putra, Maher Z.O dan Iradiratu D.P.K. 2018. Pengaturan Kecepatan Motor
Six Step BLDC dengan Menggunakan Kontrol Fuzzy Logic. Seminar Nasional
Qi, Fang; Daniel S, Claude W, Dr. Clemens M dan Dr. Ulrich S. 2019. Motor
Ristiana, Rina; Arief S.R, Ary S.P dan Carmadi M. 2018. Desain Kendali
Optimal Konsumsi Energi Pada Sistem Mobil Listrik Untuk Model Sistem Linier.
21
Rosalina; Ibnu Q dan M Mujirudin. 2017. Analisis Pengaturan Kecepatan
PID. Jurnal Mahasiswa Teknik Elektro, Vol. 01 No. 01 Th. 2020 Hal. 67-79.
Wang, Zhen; Shuliang Q, Ruifu S, Xuetong W, Baoying Z dan Bing Li. 2019.
10.1109/IMCEC46724.2019.8984069
Wen, Xiang dan Zhen-Qiang Li. 2017. Brushless DC Motor Speed Control
Muhammadiyah Malang.
22