Anda di halaman 1dari 23

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

KARIES DENTIN
-Karies yang terjadi pada email sebagai lanjutan
karies dini yang lapisan permukaannya rusak
1. Pengertian (Definisi)
- Karies yang sudah berkembang mencapai dentin
- Karies yang umumnya terjadi pada individuyang
disebabkan oleh resesi gigi

-Bergantung pada keparahan proses kerusakan


-Jika sudah terdapat tubuli dentin yang terbuka
2. Patofisiologi akan disertai dengan gejala ngilu, hal ini juga
bergantung pada rasa sakit pasien.

-Perubahan warna gigi


-Permukaan gigi terasa kasar, tajam
-Terasa ada makanan yang mudah tersangkut
-Pemeriksaan sondasi dan tes vitalitas gigi masih
baik
3. Anamnesa & Pemeriksaan
-Pemeriksaan perkusi dan palpasi apabila ada
Fisik
keluhan yang menyertai
-Pemeriksaan dengan pewarnaan deteksi karies gigi
(bila perlu)
-Jika akut disertai rasa ngilu, jika kronis
umumnya tidak ada rasa ngilu.

4. Diagnosis Banding Abrasi, atrisi, erosi, abfraksi

5. Prosedur Tindakan Karies Dini/Karies email tanpa kavitas:

 Tindakan kuratif : sesuai etiologi dan


intervensi minimal, lokasi dan tingkat
keparahan yaitu
o hilangkan faktor etiologi (dari hasil
tes)
o lesi email diremineralisasi dengan
topical fluoride (selama I -3 bulan)
o penutupan (pit fissure sealling)

Karies email dengan kavitas:


 Tindakan kuratif:
o Preparasi minimal bergantung lokasi
dan tingkat keparahan karies
o Hilangkan faktor etiologi (dari hasil
tes), remineralisasi lesi email dengan
topical fluoride (selama I -3 bulan),
penutupan (pit fissure sealing).
o Pada kavitas email (D3) lindungi
dengan fissure sealant, remineralisasi,
Bila gagal dicegah, meluas, dan
menjadi kavitas dentin yang sukar
dibersihkan, lakukan penumpatan
dengan preparasi minimal.
o Bila kavitas dentin disertai selapis
tipis dentin di atas pulpa, lakukan
pembersihan jaringan dentin terinfeksi
(infected caries) dengan hati -hati,
tinggalkan jaringan dentin afektif,
berikan GIC sebagai pelapis, dan
tumpat dengan bahan sesuai indikasi.
o Bila kavitas dentin disertai pulpa
terbuka akibat mekanis saat
pembersihan, lakukan pulp capping
direk sebelum ditumpat: Ekskavasi
jaringan karies (infected dan affected
dentine), berikan pelapis dentin
Cа(OH)2/MTA.
o Bila tidak ada keluhan, tutup penuh
dengan tumpatan GIC sebagai
tumpatan semi permanen; dalam 3
bulan tidak ada keluhan, tumpatan
GIC diambil sebagian dan kavitas
ditumpat dengan tumpatan tetap
o Direct dan indirect veneer / mahkota
selubung

Karies terhenti /Aressted Dental caries :


 Tindakan kuratif:
o Bergantung pada lokasi dan
keparahannya.
o Bila kavitas pada email, bersihkan dari
plak dan debris, tumpat dengan prinsip
intervensi minimal bila kavitas dalam,
bersihkan kavitas dari jaringan infeksi
o Tumpat dengan prinsip intervensi
minimal menggunakan GIC /
komposit
6. Lama Perawatan 1-2 kali kunjungan

-Hipersalivasi
-Letak kavitas
7. Faktor Penyulit
-Lebar permukaan mulut
-Pasien tidak kooperatif

Hipotensi, muscle cramp, restless leg syndrome, mual


muntah, sakit kepala, gatal, sakit dada dan punggung,
8. Komplikasi demam, menggigil, reaksi dialysis, aritmia, tamponade
jantung, kejang, hemolisis, emboli udara

9. Medikamentosa -Analagetik
-Antibiotik
10. Prognosis Baik
11. Kepustakaan Dewanto Iwan, Sudono, dkk. Panduan Praktik klinis
kedokteran gigi pada pelayanan primer,Jakarta, 2014.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

GANGGUAN SKIZOFERNIK
1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
- Gangguan afektif berat
4. Diagnosis Banding - Gangguan paranoid
- Gangguan buatan dengan gejala psikotis
5. Pemeriksaan penunjang - Evaluasi, kepribadian/ stressor psikososial
- Neuroleptik
6. Terapi - Psikoterapi suportif
- ECT
7. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
8. Prognosis
9. Tingkat Evidens

10. Tingkat rekomendasi


11. Penelaah kritis
12. Indikator (Outcome) Sembuh parsial
13. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

GANGGUAN AFEKTIF BERAT


1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
- Gangguan skizoafektif
4. Diagnosis Banding - Ganguan distimik
- Gangguan kepribadian siklotimik
5. Pemeriksaan penunjang - Evaluasi, kepribadian/ stressor psikososial
Gangguan bipolar
- Neuroleptik, karbamazepin, litium karbonat
6. Terapi Episode depresi berat
- Neuroleptik, antidepresan
Psikoterapi
ECT
7. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
8. Prognosis
9. Tingkat Evidens

10. Tingkat rekomendasi


11. Penelaah kritis
12. Indikator (Outcome) Sembuh parsial
13. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

GANGGUAN PARANOID
1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
- Skizofernia tipe paranoid
4. Diagnosis Banding - Gangguan skizofreniform
- Gangguan kepribadian paranoid
5. Pemeriksaan penunjang - Evaluasi, kepribadian/ stressor psikososial
6. Terapi - Neuroleptik
- Psikoterapi
7. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
8. Prognosis
9. Tingkat Evidens

10. Tingkat rekomendasi


11. Penelaah kritis
12. Indikator (Outcome) Biasanya menjadi kronis
13. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

GANGGUAN NEUROTIS
1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
- Gangguan mental organis / GMO
4. Diagnosis Banding - Gangguan psikotis
- Gangguan buatan dengn gejala psikologis
5. Pemeriksaan penunjang - Evaluasi, kepribadian/ stressor psikososial
- Ansiolitik atau antidepresan
6. Terapi - Psikoterapi
- ECT (khusus untuk depresi berat)
7. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
8. Prognosis
9. Tingkat Evidens

10. Tingkat rekomendasi


11. Penelaah kritis
12. Indikator (Outcome) Sembuh parsial
13. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMENGARUHII KONDISI FISIK


1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik

4. Diagnosis Banding - Gangguan konversi


- Gangguan mental organis nonpsikotik
5. Pemeriksaan penunjang - Evaluasi, kepribadian/ stressor psikososial
- Ansiolitik, antidepresan, neuroleptik dosis kecil, terapi
6. Terapi simtomatis
- Psikoterapi
7. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
8. Prognosis
9. Tingkat Evidens

10. Tingkat rekomendasi


11. Penelaah kritis
12. Indikator (Outcome) Sembuh dengan kemungkinan kambuh akut
13. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

GANGGUAN STRES PASCATRAUMA


1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik

4. Diagnosis Banding - Gangguan psikotis


- Gangguan mental organis
- Foto rontgen tengkorak
- EEG
5. Pemeriksaan penunjang - CT Scan otak
- Laboratorium
- Evaluasi psikologi
6. Terapi - Psikoterapi
7. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
8. Prognosis
9. Tingkat Evidens

10. Tingkat rekomendasi


11. Penelaah kritis
12. Indikator (Outcome) Sembuh parsial
13. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

KETERGANTUNGAN ZAT
1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik

4. Diagnosis Banding - Gangguan mental organis


- Gangguan afektif berat
- Foto rontgen tengkorak
- EEG
5. Pemeriksaan penunjang - CT Scan otak
- Laboratorium
- Evaluasi psikologi
- Neuroleptik, antidepresan
6. Terapi - Psikoterapi
- Bila terjadi intoksikasi rujuk ke ICU
7. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
8. Prognosis
9. Tingkat Evidens

10. Tingkat rekomendasi


11. Penelaah kritis
12. Indikator (Outcome) Sembuh parsial
13. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

GANGGUAN KESEHATAN JIWA ANAK DAN REMAJA GANGGUAN PERKEMBANGAN


PERVASIF
1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
- Gangguan tingkah laku
4. Diagnosis Banding - Retardasi mental dengan perilaku yang tidak wajar
- Skizofrenia yang timbul pada masa kanak
- Foto rontgen tengkorak
5. Pemeriksaan penunjang - EEG
- Evaluasi psikologi
6. Terapi - Neuroleptik, antidepresan
- Psikoterapi
7. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
8. Prognosis
9. Tingkat Evidens

10. Tingkat rekomendasi


11. Penelaah kritis
12. Indikator (Outcome) Sembuh parsial
13. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

DEMENSIA
1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
- Proses normal lanjut usia
4. Diagnosis Banding - Delirium
- Episode depresif berat
- Laboratorium rutin dan khusus
5. Pemeriksaan penunjang - Mini mental state (Depkes)
- EEG, brain mapping
Farmakologis
- Obat yang memperbaiki system metabolisme otak
- Obat lain sesuai dengan etiologi
6. Terapi - Antipsikotik, antiansietas, antidepresan (klinis)
Nonfarmakologis
- Psikoterapi suportif
- Terapi perilaku (bagi yang agresif)
- Terapi okupasional
7. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
8. Prognosis
9. Tingkat Evidens

10. Tingkat rekomendasi


11. Penelaah kritis
12. Indikator (Outcome) Bergantung etiologi
13. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

DELIRIUM
1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
- Demensia
4. Diagnosis Banding - Gangguan psikotis akut
- Episode skizofrenia akut
5. Pemeriksaan penunjang - Laboratorium menurut gejala klinis
Farmakologis
- Terapi kausal dan simtomatis
- Jaga keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh (infuse)
6. Terapi - Antpsikotik dosis kecil (bila gaduh gelisah)
Nonfarmakologis
- Psikoterapis suportif : human and skin contact
Operatif
- Tindakan bedah sesuai indikasi
7. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
8. Prognosis
9. Tingkat Evidens

10. Tingkat rekomendasi


11. Penelaah kritis
12. Indikator (Outcome)
13. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU KARENA PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF


1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
- Ko-Morbiditas gangguan penggunaan zat
4. Diagnosis Banding - Demensia
- Gangguan psikotis
- Laboratorium untuk deteksi zat psikoaktif
- Evaluasi kepribadian / stressor psikososial
5. Pemeriksaan penunjang - EEG
- Brain Mapping
- CT Scan Otak
- Antipsikotik dosis kecil, antidepresan, terapi
6. Terapi simtomatis
- Psikoterapi individual
- Pada intoksikasi, rujuk ke ICU
7. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
8. Prognosis
9. Tingkat Evidens

10. Tingkat rekomendasi


11. Penelaah kritis
12. Indikator (Outcome) Sembuh total
13. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

RETARDASI MENTAL
1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
- Fungsi intelektual (IQ) umum dibawah 70
4. Kriteria Diagnosis - Disfungsi (hendaya) dalam perilaku adaptif
- Timbul sebelum usia 18 tahun
- Gangguan perkembangan spesifik
5. Diagnosis Banding - Gangguan perkembangan pervasive
- Fungsi intelektual ambang (IQ 71- 84)
- Fisik : ukuran kepala, tanda-tanda down sindrom,
6. Pemeriksaan penunjang neurologis, THT
- Laboratorium : khusus untuk gangguan metabolisme
- Tes psikologi
Farmakologis
- Methylphenidate (Ritalin) 5-10 mg pagi dan siang (bila
ada gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas)
- Karbamazepin dan propanolol (gangguan tingkah laku)
7. Terapi - Terapi diet fenilalanin (PKU)
- Terapi hormonal (gangguan endokrin, metabolisme)
Nonfarmakologis
- Sekolah luar biasa
- Terapi perilaku
- Konsultasi keluarga (genetic counselling)
8. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
9. Prognosis
10. Tingkat Evidens

11. Tingkat rekomendasi


12. Penelaah kritis
- RM Ringan : bisa mandiri
13. Indikator (Outcome) - RM Sedang : perlu supervise
- RM Berat : sampai mengenal bahaya
- RM Sangat Berat : pengawasan terus- menerus
14. Kepustakaan

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)


GANGGUAN PENYESUAIAN
1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
- Problem hubungan interpersonal
4. Diagnosis Banding - Problem fase kehidupan
- Stress pascatrauma (staf bertaraf malapetaka/di luar
kehendak)
5. Pemeriksaan penunjang - Evaluasi kperibadian/stressor psikososial
Farmakologis
6. Terapi - Ansiolitik, antidepresan, neuroleptik dosis kecil
Nonfarmakologis
- Psikoterapi
7. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
8. Prognosis
9. Tingkat Evidens

10. Tingkat rekomendasi


11. Penelaah kritis
12. Indikator (Outcome) Sembuh total
13. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

GANGGUAN PERKEMBANGAN SPESIFIK


1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
- Retardasi Mental
4. Diagnosis Banding - Sekolah yang tidak adekut
- Hendaya pengelihatan atau pendengaran
- Tes membaca / berhitung standard
5. Pemeriksaan penunjang - Tes IQ
- Pemeriksaan THT dan mata
6. Terapi - Bila timbul penyulit
- Pendidikan khusus (bukan SLB)
7. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
8. Prognosis
9. Tingkat Evidens

10. Tingkat rekomendasi


11. Penelaah kritis
12. Indikator (Outcome) Perbaikan total – parsial
13. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

GANGGUAN HIPERKINETIK
1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
- Aktivitas berlebihan sesuai umur
4. Diagnosis Banding - Gangguan tingkah laku
- Gangguan afektif (cirri manic)
5. Pemeriksaan penunjang - Evaluasi psikologis
- EEG
Farmakologis
- Metilfenidat 5-10 mg
- Antipsikotis dosis rendah
6. Terapi - Imipramin, klomipramin 25-50 mg
Nonfarmakologis
- Terapi perilaku
- Konsultasi keluarga, guru
7. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
8. Prognosis
9. Tingkat Evidens

10. Tingkat rekomendasi


11. Penelaah kritis
- Sembuh total menjelang remaja
12. Indikator (Outcome) - Ganggua tingkah laku
- Gangguan kepribadian antisocial
13. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

GANGGUAN TINGKAH LAKU


1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
- Gangguan psikotis
4. Diagnosis Banding - Gangguan kepribadian antisocial
- Gangguan hiperkinetis
5. Pemeriksaan penunjang - EEC
- Evaluasi stressor psikososial
Farmakologis
- Haloperidol 1-6mg/hari atau imipramin 25-75mg/hari
6. Terapi - Metilfenidat (Ritalin) 2,5-10mg/hari (bila kondisi ini
didasari oleh gangguan hiperkinetik)
Nonfarmakologis
- Terapi perilaku dan terapi keluarga
7. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
8. Prognosis
9. Tingkat Evidens

10. Tingkat rekomendasi


11. Penelaah kritis
12. Indikator (Outcome) Sembuh total atau parsial
13. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

GANGGUAN EMOSI MASA KANAK


1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
- Gangguan perkembangan pervasive
4. Diagnosis Banding - Gangguan penyesuaian (efek cemas)
- Gangguan afektif berat
5. Pemeriksaan penunjang - Evaluasi stressor psikososial, seperti pola asuh,
tuntuan keluarga dan/ sekolah
Farmakologis
6. Terapi - Imipramin 25-75 mg/hari
Nonfarmakologis
- Terapi keluarga
7. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
8. Prognosis
9. Tingkat Evidens

10. Tingkat rekomendasi


11. Penelaah kritis
12. Indikator (Outcome) Sembuh total
13. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

GANGGUAN IMPULS DAN KEBIASAAN


1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
- Gangguan pribadi antisocial
4. Diagnosis Banding - Gangguan psikotis
- Gangguan obsesif kompulsif
5. Pemeriksaan penunjang - Evaluasi kepribadian dan stressor psikososial
6. Terapi -
7. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
8. Prognosis
9. Tingkat Evidens

10. Tingkat rekomendasi


11. Penelaah kritis
12. Indikator (Outcome) Sembuh parsial
13. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

ENURESIS FUNGSIONAL (NONORGANIS)


1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
- Gangguan sistemm genitourinaria
4. Diagnosis Banding - Diabetes
- Gangguan kesadaran/ kejang
5. Pemeriksaan penunjang - Laboratorium
- EEG
Farmakologis
- Imipramin 25-50 mg malam hari
6. Terapi Nonfarmakologis
- Toilet training
- Terapi perilaku
- Konsultasi keluarga
7. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
8. Prognosis
9. Tingkat Evidens

10. Tingkat rekomendasi


11. Penelaah kritis
12. Indikator (Outcome) Sembuh total
13. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

ENKOPRORESIS FUNGSIONAL (NONORGANIS)


1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
- Pengeluaran feses dengan konsistensi normal atau
hamper normal secara involunter dan berulang
4. Kriteria Diagnosis (minimal satu kali dalam satu bulan) pada anak diatas
usia 6 tahun
- Tidak disebabkan oleh gangguan fisik seperti
magakolon aganglion
- Penyakit hirschprung
5. Diagnosis Banding - Kelainan structural anus, rectum, kolon
- Efek samping obat
6. Pemeriksaan penunjang - Laboratorium
Farmakologis
- Imipramin 25-50 mg/hari
7. Terapi Nonfarmakologis
- Terapi perilaku
- Konsultasi keluarga
8. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
9. Prognosis
10. Tingkat Evidens

11. Tingkat rekomendasi


12. Penelaah kritis
13. Indikator (Outcome)
14. Kepustakaan

Anda mungkin juga menyukai