Anda di halaman 1dari 19

PEMERINTAH KOTA PEKANBARU

RUMAH SAKIT DAERAH MADANI


Jalan Garuda Sakti KM. 2 Telp 082171254114 Email : umum.rsdmadani@gmail.com
PEKANBARU – 28295

PROGRAM MANAJEMEN RISIKO LABORATORIUM RUMAH SAKIT DAERAH MADANI


BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit adalah proses yang
bertahap dan berkesinambungan untuk mencegah terjadi kecelakaan dan penyakit akibat
kerja secara komperhensif di lingkungan rumah sakit. Manajemen risiko merupakan aktifitas
klinik dan administratif yang dilakukan oleh Rumah Sakit untuk melakukan identifikasi,
evaluasi dan pengurangan risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Hal ini akan tercapai
melalui kerja sama antara K3RS yang membantu manajemen dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dengan kerja sama
seluruh pihak yang berada di Rumah Sakit.
Laboratorium klinik memegang peranan penting dalam tata laksana pasien yang
meliputi penegakan diagnosis, penentuan resiko, pemantauan terapi dan penentuan
prognosis suatu penyakit. Manajemen risiko laboratorium adalah rangkaian proses yang
berhubungan dengan risiko laboratorium mulai dari perencanaan (planning), penilaian
(assessment), penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring). Manajemen risiko
merupakan rangkaian kegiatan mengenal, mengevaluasi, mengendalikan, meminimalkan
risiko di laboratorium.

BAB II

LATAR BELAKANG

Manajemen risiko laboratorium diharapkan pada tahap yang tidak bermakna


sehingga tidak menimbulkan efek buruk terhadap keselamatan dan kesehatan sumber daya
manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah
sakit. Laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan
dengan spesimen yang berasal dari manusia. Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak
dengan spesimen, maka berpotensi terinfeksi kuman patogen.
Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau keluarganya
dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang
ketat. Petugas harus memahami keamanan laboratorium dan tingkatannya, mempunyai
sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya
sesuai SOP, serta mengontrol bahan/spesimen secara baik menurut praktik laboratorium
yang benar. Diperlukan pengelolaan dan pengendalian risiko yang berkaitan dengan
PEMERINTAH KOTA PEKANBARU
RUMAH SAKIT DAERAH MADANI
Jalan Garuda Sakti KM. 2 Telp 082171254114 Email : umum.rsdmadani@gmail.com
PEKANBARU – 28295

keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium agar terciptanya kondisi laboratorium yang
sehat, aman, selamat, dan nyaman berdasarkan ketentuan dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 66/MENKES/SK/III/2016 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di Rumah Sakit.

BAB III
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
a. Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan kerja di laboratorium RS Daerah Madani yang aman,sehat,
dan produktif untuk sumber daya rumah sakit aman dan sehat bagi pasien,
pengunjung/pengantar pasien, masyarakat, dan lingkungan sekitar rumah sakit.
b. Tujuan Khusus
1. Memastikan semua petugas laboratorium memahami dan dapat menghindari
bahaya infeksi.
2. Memastikan bahwa semua proses mulai dari, pengambilan, pengiriman,
penyimpanan dan pengolahan spesimen sampai dengan pencatatan dan pelaporan
telah dilakukan dengan benar.
3. Memastikan bahwa bahan bekas pakai dan limbah infektif dibuang secara aman.
4.Melakukan pengawasan dan memastikan semua tindakan dekontaminasi yang
telah dilakukan jika ada tumpahan/percikan bahan infektif.

BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Sosialisasi dari debriefing, peningkatan pengetahuan dan pemahaman petugas
laboratorium pada risiko di laboratorium meliputi:
a. Identifikasi dan upaya pengelolaan risiko
b. Analisis risiko
2. Orientasi dan pelatihan penggunaan eye wash station, spill kits serta prosedur baru
terkait dengan penggunaan bahan berbahaya baru.

BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
a. Rapat Koordinasi
b. Sosialisasi dari debriefing, peningkatan pengetahuan dan pemahaman petugas
laboratorium pada risiko di laboratorium meliputi:
PEMERINTAH KOTA PEKANBARU
RUMAH SAKIT DAERAH MADANI
Jalan Garuda Sakti KM. 2 Telp 082171254114 Email : umum.rsdmadani@gmail.com
PEKANBARU – 28295

I. Identifikasi dan upaya pengelolaan risiko


II. Analisis risiko
c. Orientasi dan pelatihan penggunaan eye wash station, spill kits serta prosedur baru
terkait dengan penggunaan bahan berbahaya baru.

BAB VI
SASARAN KEGIATAN
Dengan melakukan menejemen resiko dan keselamatan pasien diharapkan:
1. Petugas laboratorium 100% mengerti tentang risiko kesehatan dan keselamatan
kerja di laboratorium
2. Petugas laboratorium 100% bekerja sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan untuk keselamatan dan keamanan berisiko infeksi
3. Petugas laboratorium 80% terlatih dan dapat menerapkan prosedur emergensi
bila terjadi risiko infeksi atau bencana.
4. Petugas laboratorium 100% sehat, aman, nyaman dan terlindungi.

BAB VII
JADWAL KEGIATAN

BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan laboratorium dilaporkan kepada Kepala
Instalasi dan didokumentasikan. Laporan dibuat setelah pelaksanaan kegiatan diserahkan
kepada kepala instalasi pada akhir tahun untuk laporkan ke bagian terkait dan direktur
rumah sakit.
PEMERINTAH KOTA PEKANBARU
RUMAH SAKIT DAERAH MADANI
Jalan Garuda Sakti KM. 2 Telp 082171254114 Email : umum.rsdmadani@gmail.com
PEKANBARU – 28295

BAB IX
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Evaluasi pelaksanaan kegiatan akan dilakukan pada akhir kegiatan dan dilakukan
tindak lanjut untuk perbaikan atau peningkatan upaya keselamatan. Setiap akhir bulan
laporan ini dicetak dan dilaporkan ke Kepala Instalasi laboratorium untuk kemudian
dilakukan evaluasi dan usaha tindak lanjut dari risiko yang terpapar. Laporan diteruskan ke
bagian terkait dan direktur rumah sakit.

Pekanbaru, 20 April 2022


Kepala Instalasi Laboratorium
RS DAERAH MADANI

dr. Ridha Amaliah, Sp.PK


NIP. 19831220 201001 2 016
PEMERINTAH KOTA PEKANBARU
RUMAH SAKIT DAERAH MADANI
Jalan Garuda Sakti KM. 2 Telp 082171254114 Email : umum.rsdmadani@gmail.com
PEKANBARU – 28295
CARA PENGENDALIAN PAPARAN AEROSOL
BAB I
PENDAHULUAN
Aerosol adalah kombinasi partikel cair dan padat. Mayoritas partikel dalam aerosol
berdiameter 50-100 µm dan ketika diuapkan, akan membentuk ‘droplet nuclei’. Ukuran
droplet nuclei bervariasi, mulai dari 0,5 hingga 10 µm yang dapat mencapai alveoli atau
mengambang di udara selama beberapa jam yang juga dapat menembus jauh ke dalam
sistem pernapasan.
Komposisi aerosol heterogen, dapat mengandung mulai dari : darah,
mikroorganisme, sel mukosa, bahan restorasi, partikel gigi, dan saliva. Mikroorganisme
patogen dapat mengkontaminasi permukaan sekitar dan bersentuhan dengan mukosa
hidung, mulut terbuka, mata, kulit serta pada rambut dan pakaian. Hal ini dapat mengarah
pada risiko infeksi silang pada bagi dokter, perawat gigi serta pasien dengan gangguan
sistem imun (immunocompromised patient).

BAB II

LATAR BELAKANG

Kewaspadaan penularan melalui udara (airborne) diterapkan pada pelaksanaan


prosedur-prosedur yang dapat menimbulkan efek aerosol. Transmisi SARS-CoV-2 dapat
melalui tiga rute, yaitu : 1) transmisi droplet, 2) transmisi kontak, dan 3) transmisi aerosol.
Transmisi droplet terjadi ketika droplet respirasi yang dihasilkan dari batuk atau bersin
dihirup oleh seseorang yang berkontak erat dengan pasien dalam jarak kontak kurang dari
satu meter. Transmisi kontak dapat terjadi jika seseorang menyentuh permukaan atau objek
yang telah terkontaminasi dengan virus ini, yang disertai dengan menyentuh mukosa mulut,
hidung atau konjungtiva mata. Sedangkan transmisi aerosol dapat terjadi ketika droplet
respirasi bercampur di udara membentuk aerosol dan dihirup dalam dosis tinggi ke dalam
organ pernapasan.
Suatu prosedur/tindakan yang menimbulkan aerosol didefinisikan sebagai tindakan
medis yang dapat menghasilkan aerosol dalam berbagai ukuran, termasuk partikel kecil (<5
mkm). Tindakan kewaspadaan harus dilakukan saat melakukan prosedur yang
menghasilkan aerosol dan mungkin berhubungan dengan peningkatan risiko penularan
infeksi, seperti intubasi trakea, ventilasi non invasive, trakeostomi, resusistasi jantung paru,
venitilasi manual sebelum intubasi, pemeriksaan hidung & tenggorokan, serta pengambilan
PEMERINTAH KOTA PEKANBARU
RUMAH SAKIT DAERAH MADANI
Jalan Garuda Sakti KM. 2 Telp 082171254114 Email : umum.rsdmadani@gmail.com
PEKANBARU – 28295

swab. Laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan


dengan spesimen yang berasal dari manusia. Orang-orang yang paling berisiko terinfeksi
adalah mereka yang berhubungan dekat dengan pasien atau yang merawat pasien Bagi
petugas laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen, maka berpotensi terinfeksi
kuman patogen.
Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas
harus memahami keamanan laboratorium dan tingkatannya, mempunyai sikap dan
kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SOP,
Diperlukan adanya tatacara pengendalian paparan aerosol untuk menciptakan lingkungan
kerja di laboratorium RS Daerah Madani yang aman bagi pasien, maupun pegawai
lingkungan rumah sakit

BAB III
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
a. Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan kerja di laboratorium RS Daerah Madani yang aman,sehat,
dan produktif untuk sumber daya rumah sakit aman dan sehat bagi pasien,
pengunjung/pengantar pasien, masyarakat, dan lingkungan sekitar rumah sakit.
b. Tujuan Khusus
1. Memastikan semua petugas laboratorium memahami dan dapat menghindari
bahaya infeksi dari paparan aerosol.
2. Memastikan bahwa semua proses pengambilan spesimen dilakukan berdasarkan
prosedur dan menggunakan APD yang lengkap untuk mencegah infeksi dari paparan
aerosol.
3. Memastikan bahwa bahan bekas pakai dan limbah infektif dibuang secara aman.
4. Melakukan pengawasan dan memastikan semua tindakan dekontaminasi yang
telah dilakukan untuk mengurangi resiko terpapar virus melalui paparan aerosol

BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Sosialisasi dari debriefing, peningkatan pengetahuan dan pemahaman petugas
laboratorium pada risiko di laboratorium meliputi:
a. Identifikasi penularan infeksi dan upaya pengendalian paparan aerosol
b. Pemahaman tindakan kewaspadaan saat melakukan prosedur medis yang
menimbulkan aerosol.
PEMERINTAH KOTA PEKANBARU
RUMAH SAKIT DAERAH MADANI
Jalan Garuda Sakti KM. 2 Telp 082171254114 Email : umum.rsdmadani@gmail.com
PEKANBARU – 28295

2. Penanaman pemahaman pemakaian APD sesuai prosedur dalam menghindari


paparan aerosol.

BAB V
PENGENDALIAN PAPARAN AEROSOL
Dalam rangka pencegahan COVID-19, WHO juga mengeluarkan pedoman terperinci
tentang penggunaan masker wajah di masyarakat, selama perawatan di rumah, dan dalam
pengaturan perawatan kesehatan. Dalam dokumen ini, petugas kesehatan disarankan untuk
menggunakan respirator partikulat seperti yang bersertifikat N95 atau FFP2 saat melakukan
prosedur penghasil aerosol dan menggunakan masker medis sambil memberikan perawatan
apa pun untuk kasus suspected atau dikonfirmasi. Menurut pedoman ini, individu dengan
gejala pernapasan disarankan untuk menggunakan masker medis baik dalam pengaturan
perawatan kesehatan dan perawatan di rumah dengan benar mengikuti pedoman
pencegahan infeksi. Penggunaan dan pembuangan masker yang tepat adalah penting untuk
menghindari peningkatan risiko penularan.
Tindakan kewaspadaan saat melakukan prosedur medis yang menimbulkan aerosol:
• Memakai respirator partikulat seperti N95 sertifikasi NIOSH, EU FFP2 atau setara. Ketika
mengenakan respirator partikulat disposable, periksa selalu kerapatannya (fit tes).
• Memakai pelindung mata (yaitu kacamata atau pelindung wajah).
• Memakai gaun lengan panjang dan sarung tangan bersih, dan steril.
• Memakai celemek kedap air (apron) untuk beberapa prosedur dengan volume cairan yang
tinggi diperkirakan mungkin dapat menembus gaun.
• Melakukan prosedur di ruang berventilasi cukup.
• Membatasi jumlah orang yang berada di ruang sampling sesuai jumlah minimum yang
diperlukan.
• Instruksikan pasien agar selalu mematuhi peraturan kebersihan pernapasan dan etika
batuk dengan memakai tisu/masker bedah dan membersihkan tangan.
• Hindari menyentuh daerah mata, hidung dan mulut menggunakan tangan yang belum
dicuci.
• Hindari kontak erat dengan orang lain dan menjaga jarak fisik minimal satu meter;
• Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun/desinfektan sebelum dan sesudah
tindakan.
PEMERINTAH KOTA PEKANBARU
RUMAH SAKIT DAERAH MADANI
Jalan Garuda Sakti KM. 2 Telp 082171254114 Email : umum.rsdmadani@gmail.com
PEKANBARU – 28295

BAB VI
PELAPORAN DAN EVALUASI
Evaluasi pelaksanaan kegiatan pengendalian paparan aerosol perlu ditindak lanjut
untuk perbaikan atau peningkatan upaya keselamatan. Setiap akhir bulan tindakan
pengendalian paparan aerosol ini akan dilaporkan ke Kepala Instalasi laboratorium untuk
kemudian dilakukan evaluasi dan usaha tindak lanjut dari risiko yang terpapar. Laporan
diteruskan ke bagian terkait dan direktur rumah sakit.

Pekanbaru, 20 April 2022


Kepala Instalasi Laboratorium
RS DAERAH MADANI

dr. Ridha Amaliah, Sp.PK


NIP. 19831220 201001 2 016
PEMERINTAH KOTA PEKANBARU
RUMAH SAKIT DAERAH MADANI
Jalan Garuda Sakti KM. 2 Telp 082171254114 Email : umum.rsdmadani@gmail.com
PEKANBARU – 28295
NILAI KRITIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM
BAB I
PENDAHULUAN
Nilai kritis adalah hasil pemeriksaan laboratorium yang abnormal dan
mengindikasikan kelainan atau gangguan yang dapat mengancam jiwa dan memerlukan
perhatian/tindakan. Pelaporan Nilai Kritis adalah mekanisme pelaporan hasil laboratorium
yang berpotensi mengancam jiwa yang dilaporkan oleh petugas yang bertanggungjawab.
Hasil laboratorium dengan hasil nilai kritis adalah hasil laboratorium pasien yang akan
mengancam nyawa, yang nilainya kurang dari batas bawah atau lebih dari batas atas nilai
rujukan. Semua laporan berupa telepon kepada dokter / perawat untuk melaporkan
nilai-nilai kritis didokumentasikan dalam Buku Laporan Hasil Kritis

BAB II

LATAR BELAKANG

Nilai kritis pemeriksaan laboratorium adalah untuk memperingatkan tenaga medis


yang merawat pasien terutama dokter yang kemudian diharapkan mampu bertindak setelah
menerima laporan tersebut. Pelaporan ini merupakan bagian penting dalam proses untuk
meningkatkan kualitas layanan laboratorium. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
No 1691/Menkes/Per/VIII 2011 tentang keselamatan pasien Rumah Sakit, hasil nilai kritis
harus segera dilaporkan karena berhubungan dengan keselamatan pasien di Rumah Sakit.
Pelaporan nilai kritis laboratorium merupakan bagian yang krusial dari proses pasca analitik.
Pelaporan nilai kritis penting disampaikan kepada dokter yang merawat sesegera mungkin
untuk menyelamatkan jiwa pasien. Sehingga perlu dikembangkan sistem manajemen
laboratorium agar pelaporan nilai kritis ini dapat mengurangi angka kematian.

BAB III
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
a. Tujuan Umum
Agar klinisi dapat segera mengetahui hasil/nilai pemeriksaan laboratorium untuk
segera melakukan tindakan/intervensi terhadap pasien dalam rangka meningkatkan
keselamatan pasien..
PEMERINTAH KOTA PEKANBARU
RUMAH SAKIT DAERAH MADANI
Jalan Garuda Sakti KM. 2 Telp 082171254114 Email : umum.rsdmadani@gmail.com
PEKANBARU – 28295

b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengurangi kesalahan dalam memberikan pelayanan dan tindakan
kedokteran kepada pasien sehingga meningkatkan keselamatan pasien di RS
Daerah Madani.
2. Sebagai indikator mutu pelayanan laboratorium klinik.

BAB IV
SPO NILAI KRITIS DAN ALUR PENYAMPAIAN NILAI KRITIS
SPO nilai kritis dan alur penyampaian nilai kritis terlampir.

BAB V
DAFTAR NILAI KRITIS LABORATORIUM RUMAH SAKIT DAERAH MADANI

NILAI KRITIS PEMERIKSAAN HEMATOLOGI NEWBORN

Nilai Kritis
No. Pemeriksaan Satuan
Kurang dari Lebih dari
1. Hemoglobin g/dL 10 22
2. Hematokrit % 33 72

NILAI KRITIS PEMERIKSAAN HEMATOLOGI ANAK

Nilai Kritis
No. Pemeriksaan Satuan
Kurang dari Lebih dari
1. Leukosit /µL 2.000 43.000
2. Trombosit /µL 20.000 1.000.000

NILAI KRITIS PEMERIKSAAN HEMATOLOGI DEWASA

Nilai Kritis
No. Pemeriksaan Satuan
Kurang dari Lebih dari
1. Hemoglobin g/dL 7 20
2. Hematokrit % 20 60
3. Leukosit /µL 2.000 30.000
4. Trombosit /µL 40.000 1.000.000

Sumber :
 Reference information for the clinical laboratory. In: Burtis CA,Ashwood ER,Bruns
DE, editors. Tietz Textboox of Clinical Chmistryand Molecular and Diagnostics. 4th
ed. Missouri: Elsevier, 2006. p. 2317-8.
 Wallach J. Interpretation of diagnostics test. 8th edition. Philadelphia: Lippincott
Williams- Wilkins P.26-29
PEMERINTAH KOTA PEKANBARU
RUMAH SAKIT DAERAH MADANI
Jalan Garuda Sakti KM. 2 Telp 082171254114 Email : umum.rsdmadani@gmail.com
PEKANBARU – 28295

NILAI KRITIS PEMERIKSAAN KIMIA DARAH ANAK

No. Nilai Kritis Sampel


Pemeriksaan Satuan
Kurang dari Lebih dari
1. Albumin g/dL 1.7 6.8 Serum/Plasma
2. Kreatinin mg/dL - 3.8 Serum/Plasma
3. Glukosa mg/dL 46 445 Serum/Plasma
4. Protein g/dL 3.4 9.5 Serum/Plasma
5. Asam Urat mg/dL - 12 Serum/Plasma
6. Billirubin Total mg/dL - 20 Serum/Plasma

NILAI KRITIS PEMERIKSAAN KIMIA DARAH DEWASA

No. Nilai Kritis Sampel


Pemeriksaan Satuan
Kurang dari Lebih dari
1. Kreatinin mg/dL - 50 Serum/Plasma
2. Glukosa mg/dL 40 450 Serum/Plasma
3. Asam Urat mg/dL - 13 Serum/Plasma
4. CK ULN - 3-5 Serum/Plasma
5. CKMB Pgl/L - 10 Serum/Plasma

Sumber :
 Reference information for the clinical laboratory. In: Burtis CA,Ashwood ER,Bruns
DE, editors. Tietz Textboox of Clinical Chmistryand Molecular and Diagnostics. 4th
ed. Missouri: Elsevier, 2006. p. 2317-8.
 Wallach J. Interpretation of diagnostics test. 8th edition. Philadelphia: Lippincott
Williams- Wilkins P.26-29
PEMERINTAH KOTA PEKANBARU
RUMAH SAKIT DAERAH MADANI
Jalan Garuda Sakti KM. 2 Telp 082171254114 Email : umum.rsdmadani@gmail.com
PEKANBARU – 28295

NILAI KRITIS PEMERIKSAAN ELEKTROLIT

No. Nilai Kritis Sampel


Pemeriksaan Satuan
Kurang dari Lebih dari
1. Natrium mmol/L 120 160 Serum
2. Kalium mmol/dL 2.8 6.2 Serum
3. Klorida mmol/L 80 120 Serum

NILAI KRITIS PEMERIKSAAN SEROLOGI

No. Nilai Kritis Sampel


Pemeriksaan Satuan
Kurang dari Lebih dari
1. Troponin I ng/mL - 1.6 Serum

NILAI KRITIS PEMERIKSAAN HEMOSTASIS

No. Nilai Kritis Sampel


Pemeriksaan Satuan
Kurang dari Lebih dari
1. Fibrinogen mg/dL 100 800 Serum
2. PT Second - 30 Serum
3. APTT Second - 78 Serum

URINALISIS

No. Pemeriksaan Sifat


1. Positif kuat untuk glukosa dan keton Live saving

BAB V
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Upaya yang sudah dilakukan di laboratorium untuk meningkatkan pelaporan nilai
kritis yakni dengan melakukan sosialisasi berkesinambungan pada saat briefing operan shift
dan rapat bulanan, meningkatkan monitoring pelaksanaan pelaporan nilai kritis serta
kerjasama dari berbagai pihak yang terkait untuk tetap menjalankan pelaporan nilai kritis
laboratorium sesuai dengan standar operasional pelayanan yang sudah ada.

Pekanbaru, 20 April 2022


Kepala Instalasi Laboratorium
RS DAERAH MADANI

dr. Ridha Amaliah, Sp.PK


NIP. 19831220 201001 2 016
PEMERINTAH KOTA PEKANBARU
RUMAH SAKIT DAERAH MADANI
Jalan Garuda Sakti KM. 2 Telp 082171254114 Email : umum.rsdmadani@gmail.com
PEKANBARU – 28295
SOP NILAI KRITIS

No. Dokumen :

S
O No. Revisi : 00
P
TanggalTerbit:

Halaman:1-3

RUMAH SAKIT
DAERAH dr. Arnaldo EkaPutra,Sp.PD
MADANI KOTA
PEKANBARU NIP. 19751011 200501 1005
Jln. Garuda Sakti
Km.2 Pekanbaru

Nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium adalah hasil pemeriksaan


1. Pengertian laboratorium yang mengindikasikan kelainan/gangguan yang
mengancam jiwa, memerlukan perbaikan atau tindakan.

Sebagai pedoman untuk petugas/perawat dalam melaporkan nilai kritis


2. Tujuan hasil laboratorium.

1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/menkes/per/VIII/2011

3. Kebijakan tanggal 24 Agustus 2011 tentang Keselamatan Paisen Rumah Sakit.


2. Surat Keputusan Direktur No. tentang Penyampaian Nilai Kritis

4. Referensi

5. Prosedur/ 1. Dokter spesialis/ dokter umum menuliskan jenis permintaan


Langkah- pemeriksaan laboratorium di blangko permintaan pemeriksaan
laboratorium, dan mengisi dengan lengkap identitas pasien, nama
langkah
dokter, tanggal pemeriksaan dan keterangan klinis.
2. Analis melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan
permintaan pemeriksaan laboratorium.
3. Analis mendapatkan hasil pemeriksaan yang masuk dalam daftar
nilai kritis.
4. Untuk pasien rawat inap:
a. Petugas laboratorium memberikan hasil laboratorium kepada
perawat atau petugas rawat inap dan mencatat pada berkas
rekam medis pasien tersebut karena termasuk dalam daftar hasil
kritis.
PEMERINTAH KOTA PEKANBARU
RUMAH SAKIT DAERAH MADANI
Jalan Garuda Sakti KM. 2 Telp 082171254114 Email : umum.rsdmadani@gmail.com
PEKANBARU – 28295
b. Perawat melaporkan hasil laboratorium tersebut ke dokter jaga.
c. Dokter jaga melaporkan hasil tersebut ke dokter penanggung
jawab pelayanan.
d. Nilai kritis dicatat di lembaran integrasi rawat inap.
e. Setelah petugas laboratorium menginformasikan hasil kritis
ke unit terkait, dilaporkan ke dokter DPJP (Dokter Penanggung
Jawab Pelayanan) dalam waktu maksimal 15 menit.
5. Untuk pasien rawat jalan:
a. Petugas laboratorium menghubungi dokter jaga IGD/ ruangan
dan menginformasikan dengan membawa hasil yang sudah di
cetak, bahwa ada hasil laboratorium pasien rawat jalan yang
hasilnya masuk dalam daftar hasil kritis.
b. Dokter jaga IGD/ ruangan melaporkan hasil tersebut
ke dokter penanggungjawab pelayanan.
c. Hasil kritis dicatat di lembaran integrasi rawat jalan.
d. Setelah petugas laboratorium menginformasikan hasil
kritis ke unit terkait, dilaporkan ke dokter DPJP (Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan) dalam waktu maksimal 15 menit.
e. Informasikan kepada pasien sesuai dengan instruksi dari
DPJP/ segera hubungi pasien untuk tata laksana selanjutnya.
6. Petugas dari unit pelayanan medis yang menerima laporan nilai
kritis dari laboratorium, menulis pemeriksaan dan hasil nilai kritis,
nilai normal pemeriksaan, waktu dan nama petugas laboratorium
yang melaporkan di rekam medis pasien.
7. Ka.Unit Laboratorium memberikan laporan pelaksanaan pelaporan
nilai kritis dalam bentuk laporan indikator mutu laboratorium setiap
bulan, untuk dilakukan evaluasi.
6. Diagram Alur

7. Hal-hal yang -
PEMERINTAH KOTA PEKANBARU
RUMAH SAKIT DAERAH MADANI
Jalan Garuda Sakti KM. 2 Telp 082171254114 Email : umum.rsdmadani@gmail.com
PEKANBARU – 28295

harus
diperhatikan
8. Unit Terkait 1. Laboratorium
2. UGD
3. Rawat Inap
4. Rawat Jalan

1. Hasil Laboratorium
9. Dokumen 2. Hasil Manual
Terkait 3. Laporan Pelaksanaan pelaporan nilai kritis
4. Laporan Indikator Mutu Pelaporan nilai kritis
10. Rekaman No. Yang Diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
Historis diberlakukan
Perubahan
PEMERINTAH KOTA PEKANBARU
RUMAH SAKIT DAERAH MADANI
Jalan Garuda Sakti KM. 2 Telp 082171254114 Email : umum.rsdmadani@gmail.com
PEKANBARU – 28295

PEMERIKSAAN CITO
BAB I
PENDAHULUAN
Pemeriksaan cito adalah pemeriksaan yang harus`dikerjakan segera, setelah
pasien / spesimen dikirim ke laboratorium .Petugas labortorium harus mengerjakan lebih
dahulu permintaan cito , berdasarkan permintaan dokter dalam waktu yang cepat.

BAB II

LATAR BELAKANG

Upaya untuk meningkatkan mutu laboratorium dilaksanakan dengan penjaminan


mutu (quality assurance) secara keseluruhan yang terdiri dari berbagai kegiatan yang satu
dengan lainnya saling melengkapi. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan
laboratorium tersebut adalah dengan melakukan praktik laboratorium yang benar.
Pelayanan laboratorium sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan berfungsi
mendiagnosis penyebab penyakit dan pemantauan hasil pengobatan. Tuntutan masyarakat
akan pelayanan laboratorium kesehatan yang lebih baik dan lebih cepat saat ini juga
semakin meningkat. Salah satunya adalah layanan laboratorium untuk pemeriksaan cito.
Sehingga perlu dikembangkan sistem manajemen laboratorium agar pemeriksaan cito ini
sesuai dengan SOP yang berlaku

BAB III
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
a. Tujuan Umum
Memenuhi kebutuhan pemeriksaan sesuai dengan indikasi secara cepat dan tepat.

b. Tujuan Khusus
1. Untuk mencegah keterlambatan penatalaksanaan pasien dengan kondisi cito.
2. Untuk digunakan sebagai perencanaan, pemantauan, dan evaluasi serta
pengambilan keputusan dalam suatu tindakan untuk peningkatan pelayanan
laboratorium
BAB IV
SPO PEMERIKSAAN CITO
SPO pemeriksaan cito terlampir.
PEMERINTAH KOTA PEKANBARU
RUMAH SAKIT DAERAH MADANI
Jalan Garuda Sakti KM. 2 Telp 082171254114 Email : umum.rsdmadani@gmail.com
PEKANBARU – 28295

SOP PEMERIKSAAN CITO

No. Dokumen :

No. Revisi : 00
S
O TanggalTerbit:
P

Halaman:1-3

RUMAH SAKIT
DAERAH dr. Arnaldo EkaPutra,Sp.PD
MADANI KOTA
PEKANBARU NIP. 19751011 200501 1005
Jln. Garuda Sakti
Km.2 Pekanbaru

Pemeriksaan cito adalah pemeriksaan yang harus`dikerjakan segera,


setelah pasien / spesimen dikirim ke laboratorium. Petugas laboratorium
1. Pengertian harus mengerjakan lebih dahulu permintaan cito berdasarkan permintaan
dokter.

Sebagai pedoman untuk petugas/perawat dalam mengerjakan


2. Tujuan pemeriksaan cito

3. Kebijakan Surat Keputusan Direktur No. tentang Pemeriksaan Cito

4. Referensi

5. Prosedur/ A. Rawat Jalan:


Langkah- 1. Pasien atau pengirim spesimen datang ke Laboratorium dengan
membawa blangko permintaan pemeriksaan laboratorium yang
langkah
bertuliskan CITO.
2. Setelah pengecekan kelengkapan data, petugas laboratorium
segera melakukan sampling terhadap pasien.
3. Petugas laboratorium segera mengerjakan pemeriksaan sesuai
dengan permintaan.
4. Hasil pemeriksaan CITO dapat diketahui hasilnya kurang dari 45
menit setelah pasien diambil sampel/specimen, dan 6 jam setelah
sampel diterima (untuk pemeriksaan RT-PCR).
5. Hasil pemeriksaan yang sudah selesai dikonsultasikan ke Dokter
DPJP lalu diserahkan ke pasien atau ke pengirim spesimen.
PEMERINTAH KOTA PEKANBARU
RUMAH SAKIT DAERAH MADANI
Jalan Garuda Sakti KM. 2 Telp 082171254114 Email : umum.rsdmadani@gmail.com
PEKANBARU – 28295

B. Rawat Inap / IGD :


1. Petugas Laboratorium melakukan sampling kepada pasien di
Rawat inap/IGD
2. Petugas Laboratorium membawa sampel beserta blangko
permintaan pemeriksaan yang datanya sudah lengkap dan
ditandatangani Dokter ke laboratorium dengan ditandai tulisan CITO.
3. Petugas laboratorium segera memeriksa spesimen sesuai dengan
jenis permintaan pemeriksaan.
4. Hasil pemeriksaan yang sudah selesai dikonsultasikan ke Dokter
DPJP.
5. Petugas laboratorium melaporkan hasil pemeriksaan CITO melalui
telepon (softfile) kepada petugas Rawat Inap/ IGD setelah di
konsultasikan dengan dokter DPJP.
6. Print out hasil pemeriksaan diserahkan kepada unit rawat inap
yang terkait.
6. Hal-hal yang -
harus
diperhatikan
1. Laboratorium
7. Unit Terkait
2. UGD
3. Rawat Inap
4. Rawat Jalan
1. Hasil Laboratorium
8. Dokumen
2. Hasil Cito
Terkait
3. Data Pasien Cito
9. Rekaman No. Yang Diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
Historis diberlakukan
Perubahan
PEMERINTAH KOTA PEKANBARU
RUMAH SAKIT DAERAH MADANI
Jalan Garuda Sakti KM. 2 Telp 082171254114 Email : umum.rsdmadani@gmail.com
PEKANBARU – 28295

Bukti Pemeriksaan Cito

Anda mungkin juga menyukai