Anda di halaman 1dari 22

KODE ETIK DPR

Kelompok 6 DPR

Dosni Ana Ragita Pakpahan 8111422305

Ismail Hasan Athoillah 8111422306


Kode Etik DPR

Richardo Cornelius 8111422307

Fatih Hening Octavian Haq 8111422308

Keisya Lisanaa Shidqin Alyaa Putriasra 8111422310

Dina Normanza Sibagariang 8111422311

Danendra Aryasatya Maheswara 8111422312

Afina Echa Larasati 8111422313


Tugas dan Wewenang
Dewan Perwakilan Rakyat atau disingkat DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat
Tugas dan Wewenang DPR
yang anggotanya berasal dari partai politik peserta pemilihan umum. DPR menjalankan
fungsi legislasi, pengawasan, dan anggaran. Selain itu DPR juga memilki tugas dan
wewenang lainnya, antara lain:

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Menyerap, menghimpun, Memberikan persetujuan kepada Presiden


menampung dan menindaklanjuti untuk: (1) menyatakan perang ataupun
aspirasi rakyat membuat perdamaian dengan Negara lain;
(2) mengangkat dan memberhentikan
anggota Komisi Yudisial.
Memberikan pertimbangan
Tugas dan Wewenang DPR

kepada Presiden dalam hal: (1) Memberikan persetujuan kepada Komisi


pemberian amnesti dan abolisi; (2) Yudisial terkait calon hakim agung yang
mengangkat duta besar dan akan ditetapkan menjadi hakim agung
menerima penempatan duta besar oleh Presiden
lain
DEWAN PERWAKILAN
RAKYAT

Memilih Anggota BPK dengan Memilih 3 (tiga) orang hakim konstitusi


memperhatikan pertimbangan untuk selanjutnya diajukan ke Presiden
DPD
Pengaturan kode etik DPR

Kode Etik Dewan Perwakilan Rakyat


Kode etik yang mengatur tentang Kepentingan Umum anggota DPR:

❖ Anggota dalam setiap tindakannya harus mengutamakan kepentingan bangsa dan


Kepentingan Umum

negara daripada kepentingan pribadi, seseorang dan golongan.


❖ Anggota bertanggung jawab mengemban amanat rakyat, melaksanakan tugasnya
secara adil, mematuhi hukum, menghormati keberadaan lembaga legislatif dan
mempergunakan fungsi, tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya demi
kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
❖ Anggota mengutamakan penggunaan produk dalam negeri.
❖ Anggota harus selalu menjaga harkat, martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas
dalam melaksanakan tugas
❖ Anggota yang ikut serta dalam kegiatan organisasi di luar DPR harus mengutamakan
tugasnya sebagai anggota.
Kode etik yang mengatur tentang
Integritas sebagai anggota DPR
Integritas

1 2 3
A. anggota harus menghindari
perilaku tidak pantas atau C. Anggota dilarang memasuki
tidak patut yang dapat B. Anggota sebagai wakil tempat prostitusi, perjudian, dan
rakyat memiliki pembatasan tempat lain yang dipandang tidak
merendahkan citra dan
pribadi dalam bersikap, pantas
kehormatan DPR
bertindak, dan berperilaku.
Kode etik yang mengatur tentang
Integritas sebagai anggota DPR
Integritas

4 5

D. Anggota harus menjaga nama baik dan E. Anggota dilarang meminta dan
kewibawaan DPR menerima pemberian atau hadiah
Kode Etik mengatur tentang Hubungan dengan Mitra
Kerja anggota DPR Hubungan dengan Mitra Kerja

Anggota harus bersikap


profesional dalam
Anggota dilarang melakukan
melakukan hubungan
dengan Mitra Kerja.
hubungan dengan Mitra
Kerjanya untuk maksud
tertentu yang mengandung
potensi korupsi, kolusi dan
nepotisme
Kode etik yang mengatur tentang Akuntabilitas
Akuntabilitas
A. Bertanggung jawab atas
seorang anggota DPR

tindakan yang dilakukan dalam


rangka menjalankan fungsi, tugas C. wajib menyampaikan dan
dan wewenangnya demi memperjuangkan aspirasi rakyat
kepentingan negara. kepada pemerintah secara adil
tanpa memandang SARA.

B. bersedia untuk diawasi oleh D. mampu memberikan


masyarakat dan konstituennya. penjelasan dan alasan ketika
dimintai oleh masyarakat, atas
ditetapkannya sebuah kebijakan
DPR.
Kode etik yang mengatur tentang Keterbukaan dan Konflik Keterbukaan dan Konflik Kepentingan
a. Sebelum mengemukakan pendapat dalam pembahasan suatu permasalahan tertentu, anggota

harus menyatakan jika tidak ada suatu keterkaitan antara permasalahan yang sedang dibahas

dengan kepentingan pribadinya di luar kedudukannya sebagai anggota.


Kepentingan anggota DPR

b. Anggota mempunyai hak suara dalam setiap rapat dan dalam setiap pengambilan keputusan,

kecuali mempunyaikonflik kepentingan dengan permasalahan yang sedang dibahas.

c. Anggota dalam menyampaikan hasil rapat harus sesuai dengan kapasitas.

d. Anggota dilarang menggunakan jabatannya untuk mencari kemudahan dan keuntungan

pribadi, keluarga ataupun golongan.

e. Anggota dilarang menggunakan jabatannya untuk mempengaruhi proses peradilan yang

ditujukan untuk kepentingan pribadi atau pihak lain.


Kode etik yang mengatur tentang Rahasia
Rahasia
anggota wajib menjaga rahasia yang
dipercayakan kepadanya termasuk hasil rapat
yang dinyatakan sebagai rahasia sampai batas
waktu yang telah di tentukan atau sampai
dengan masalah tersebut sudah dinyatakan
terbuka untuk umum.
Kode etik yang mengatur tentang Kedisiplinan sebagai
Anggota DPR
Kedisiplinan

a. Anggota harus hadir dalam setiap rapat yang menjadi kewajibannya.

b. Anggota yang tidak hadir rapat harus disertai keterangan yang sah dari pimpinan

fraksi.

c. Anggota dalam melaksanakan tugasnya harus berpakaian rapi, sopan dan resmi.

d. Anggota harus aktif selama mengikuti rapat terkait dengan pelaksanaan tugas.

e. Anggota dilarang menyimpan, membawa dan menyalahgunakan narkoba dalam

bentuk apapun.
Kode etik anggota DPR yang mengatur tentang Hubungan Hubungan dengan Konstituen atau Masyarakat:
dengan Konstituen atau Masyarakat:

a. Anggota harus memahami dan menjaga kemajemukan yang terdapat dalam


masyarakat.

b. Anggota tidak diperkenankan berprasangka buruk terhadap seseorang atas


dasar alasan yang tidak relevan baik dengan perkataan maupun tindakannya dalam
melaksanakan tugas.

c. Anggota harus mendengar dengan penuh perhatian keterangan para pihak dan
masyarakat yang diundang dalam acara DPR.

d. Anggota harus menerima dan menjawab dengan sikap penuh pengertian


terhadap pengaduan yang disampaikan oleh masyarakat.
Kode etik yang mengatur tentang Perjalanan Dinas

Perjalanan Dinas
A. Anggota yang melakukan perjalanan dinas ke dalam atau ke luar
negeri dengan biaya negara diatur dalam ketentuan peraturan
anggota DPR

perundang undangan.

B. Perjalanan dinas yang dimaksud dilakukan dengan menggunakan


anggaran yang tersedia dan dilakukan sesuai dengan ketentuan.

C Anggota tidak boleh membawa keluarga dalam suatu perjalanan


dinas, kecuali dimungkinkan oleh ketentuan atau atas dasar biaya
sendiri
Kode etik yang mengatur tentang Indepedensi Indepedensi
anggota DPR

MKD harus bersikap Anggota dilarang melakukan Dalam melaksanakan tugas,


indepedensi dan bebas dari upaya intervensi terhadap anggota dilarang memenuhi
pengaruh fraksinya atau pihak putusan MKD. panggilan penegak hukum tanpa
lain dalam melaksanakan ada persetujuan tertulis dari
tugasnya MKD.
Etika Persidangan
Kode etik yang mengatur tentang Etika

❖ Anggota wajib mematuhi tata cara rapat sebagaimana diatur dalam peraturan.
❖ Pimpinan dan anggota MKD dalam sidang harus memakai pakaian sipil yang
Persidangan

lengkap.
❖ Anggota dilarang mendekati meja pimpinan rapat, berkata kotor, merusak barang
inventaris DPR, dan menghina dan merendahkan pimpinan rapat atau sesama
anggota.
PENERAPAN SANKSI ATAS PELANGGARAN 3 1
Peraturan DPR Nomor Menurut KBBI
2 Tahun 2015 tentang Sanksi merupakan
tanggungan (tindakan,
Tata Beracara hukuman, dan sebagainya)
Mahkamah untuk memaksa orang
KODE ETIK

Kehormatan Dewan menepati perjanjian atau


Berdasarkan pasal 63, menaati ketentuan.
jenis sanksi untuk
pelanggaran kode etik
yang diberikan pimpinan
2
AKD dan anggota
dinyatakan bersalah Secara sanksi etik
berupa: Dapat dilihat dalam berbagai
1. Sanksi ringan dengan berupa teguran lisan atau teguran tertulis bentuk penilaian positif atau
2. Sanksi sedang dengan pemindahan keanggotan pada alat negatif yang diberikan orang
kelengkapan DPR atau pemberhentian dari jabatan pimpinan DPR. lain terhadap tindakan atau
3. Sanksi berat dengan pemberhentian sementara paling singkat 3 perbuatan seseorang dalam
bulan atau pemberhentian sebagai anggota kehidupan bersama.
CONTOH KASUS PELANGGARAN KODE ETIK DPR KASUS PELANGGARAN KODE ETIK DPR OLEH SETYA
NOVANTO

Setya Novanto (waktu masih menjadi Ketua DPR-RI) melakukan


pelanggaran etik pertama ketika bertemu Donald Trump di Amerika
Serikat ketika Trump sedang berkampanye untuk Pemilihan
Presiden.

Pelanggaran etik kedua, ketika Setya Novanto terlibat pembicaraan


rahasia yang belakangan disebut istilah "kasus Papa Minta Saham",

dan ketiga merekayasa diri seolah-olah mengalami kecelakaan


ketika sedang diburu KPK. Namun Setya Novanto turun dari
jabatan karena kasus korupsi dan bukan kasus etik.
CONTOH KASUS PELANGGARAN KODE ETIK DPR Berikut pasal-pasal Kode Etik Anggota DPR yang diduga dilanggar Novanto:

Pasal 2
(1) Anggota dalam setiap tindakannya harus mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara daripada kepentingan pribadi, seseorang, dan golongan.
(2) Anggota bertanggung jawab mengemban amanat rakyat, melaksanakan tugasnya
secara adil, mematuhi hukum, menghormati keberadaan lembaga legislatif, dan
mempergunakan fungsi, tugas, dan wewenang yang
diberikan kepadanya demi kepentingan dan kesejahteraan rakyat.

Pasal 3
(2) Anggota sebagai wakil rakyat memiliki pembatasan pribadi dalam bersikap,
bertindak, dan berperilaku.
(5) Anggota dilarang meminta dan menerima pemberian atau hadiah selain dari apa
yang berhak diterimanya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 4
(1) Anggota harus bersikap profesional dalam melakukan hubungan dengan Mitra
Kerja.
(2) Anggota dilarang melakukan hubungan dengan Mitra Kerjanya untuk maksud
tertentu yang mengandung potensi korupsi, kolusi dan nepotisme.
CONTOH KASUS PELANGGARAN KODE ETIK DPR KASUS PELANGGARAN KODE ETIK DPR OLEH FADLI ZON

Fadli Zon merupakan Wakil Ketua DPR RI 2014-2019 dari Fraksi Gerindra. Fadli
zon pernah melakukan pelanggaran kode etik DPR. Oleh sebab itu Fadli pernah
mendapat kritik publik paska beredarnya surat dari Sekretariat Jenderal DPR RI
yang berisi permintaan penjemputan dan pendampingan untuk putri Fadli Zon yang
akan berkegiatan di Amerika Serikat. Surat bernomor 27/KSAP/DPR RI/VI/ 2016
tersebut ditujukan untuk Duta Besar RI untuk Amerika Serikat dan KJRI New York.
Tidak lama setelah surat beredar di media, Fadli memutuskan mengganti biaya
yang dikeluarkan KJRI untuk anaknya.

Dalam kasus tersebut, Fadli Zon telah melanggar Pasal 6 Ayat 4 Peraturan DPR RI
No. 1 Tahun 2015 tentang Kode Etik DPR. Pasal tersebut memuat pelarangan
penggunaan jabatan untuk mencari kemudahan dan keuntungan privat.
Kode etik DPR

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai