Anda di halaman 1dari 12

Penyusunan Kode Etik

dan Tata Beracara DPRD

Oleh:
Dr. L. Saydiman Marto, S.STP, M.Si
Jakarta, 11 Oktober 2021
DPRD
Kebijakan Daerah harus disusun secara
UUD 1945 UU 23 TAHUN 2014 arif dan berkualitas:

Dorong pembangunan daerah &


Pemerintahan DPRD terdiri atas tingkatkan kesejahteraan
daerah propinsi, anggota partai masyarakat;
daerah kabupaten, politik peserta Minimalisir ekses negatif;
dan kota memiliki pemilihan umum Tidak bertentangan dengan per-UU-
Dewan Perwakilan yang dipilih an yang lebih tinggi.
Rakyat Daerah melalui pemilihan
yang anggota- umum.
anggotanya dipilih
melalui pemilihan
umum.

PERAN & FUNGSI DPRD SANGAT


STRATEGIS MENGONTROL
PENYELENGGARAAN PEMDA
Alat kelengkapan DPRD
Dibantu oleh sekretariat, kelompok pakar atau tim ahli

Pimpinan DPRD Merupakan satu kesatuan


yang bersifat kolektif dan
kolegial
Badan musyawarah

Komisi
Bersifat Dibentuk
tetap oleh DPRD
Bapemperda
pada awal
masa
Badan anggaran jabatan

Badan kehormatan
Bersifat
Alat kelengkapan lain tidak tetap

DLM PELAKSANAAN DIBANTU


SEKRETARIAT & DAPAT DIBANTU
TIM PAKAR/TIM AHLI
Tugas dan Wewenang DPRD

01 Membentuk Perda dgn Kepala Daerah 06 Menyetujui rencana kerja sama internasional

Meminta laporan keterangan


Membahas dan menyetujui Ranperda
02 APBD yang diajukan Kepala Daerah
07 pertanggungjawaban Kepala Daerah terkait
penyelenggaraan pemerintahan daerah

03 Mengawasi pelaksanaan Perda dan APBD


08 Memberikan persetujuan terhadap rencana
kerja sama dengan daerah lain atau pihak ketiga

Memilih Kepala dan Wakil Kepala Daerah apabila


04 terjadi kekosongan selama lebih dari 18bulan 09 Melaksanakan tugas dan wewenang lain
yang diatur dalam ketentuan Per-UU

05 Mengusulkan pengangkatan dan


pemberhentian Kepala Daerah kepada Menteri
Badan Kehormatan Keanggotaan
• Ditetapkan dalam rapat paripurna
• Setiap fraksi berhak mengusulkan 1 orang
• Bila jumlah fraksi hanya 2 (dua), fraksi yang
jumlahnya lebih banyak berhak mengusulkan 2
calon
• Masa Kerja 2,5 Tahun
DPRD Provinsi DPRD Kab/Kota
74 orang berjumlah 5 orang, 75 s/d 34 orang berjumlah 3orang, 35 s/d 50
100 orang berjumlah 7 orang, >100 orang berjumlah 5 orang, >50 orang
orang berjumlah 9 orang berjumlah 7 orang

Wewenang : 1. Memantau dan mengevaluasi disiplin dan kepatuhan Anggota


DPRD
2. Meneliti dugaan pelanggaran terhadap sumpah/janji dan Kode
Etik yg dilakukan oleh Anggota DPRD
3. Melakukan penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi atas
pengaduan Pimpinan DPRD, Anggota DPRD, masyarakat
4. Melaporkan keputusan badan kehormatan atas hasil
penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi kepada rapat paripurna
Tugas : Badan kehormatan bertugas menjaga moral, martabat, kehormatan,
citra, dan kredibilitas DPRD
Dasar Hukum Pembentukan
Kode Etik Anggota DPRD
Ayat (1) menyatakan, “DPRD menyusun Kode Etik
UU Nomor 23 Tahun 2014:
Pasal 133 yang wajib dipatuhi oleh setiap Anggota DPRD
DPRD provinsi menyusun kode etik yang berisi norma
yang wajib dipatuhi oleh setiap anggota selama selama menjalankan tugasnya untuk menjaga
menjalankan tugasnya untuk menjaga martabat,
kehormatan, citra, dan kredibilitas DPRD provinsi. martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas DPRD

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2018 Ayat (2) menyatakan, “Ketentuan mengenai Kode
Bahwa ketentuan mengenai Kode Etik Anggota DPRD Etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
diatur dalam Pasal 126 Peraturan Pemerintah Nomor 12
dengan Peraturan DPRD tentang Kode Etik yang
Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Kabupaten, paling sedikit memuat ketentuan:
dan Kota, yakni sebagai berikut:

a. ketaatan dalam melaksanakan sumpah/janji; g. penyampaian pendapat, tanggapan, jawaban,


b. sikap dan peritaku enggota DPRD; dan sanggahan;
c. tata kerja Anggota DPRD; h. kewajiban Anggota DPRD;
d. tata hubungan antarpenyelenggara pemerintahan i. larangan bagi Anggota DPRD;
daerah; j. hal-hal yang tidak patut dilakukan oleh
e. tata hubungan antar-Anggota DPRD; Anggota DPRD;
f. tata hubungan antara Anggota DPRD dan pihak k. sanksi dan mekanisme penjatuhan sanksi;
lain; dan rehabilitasi.
Pembentukan Kode Etik
Anggota DPRD Materi Kode Etik memuat
sekurang-kurangnya meliputi:

Tujuan pembentukan kode pengertian kode etik;


etik untuk menjaga martabat,
kehormatan, citra dan
Tujuan Kode Etik;
kredibilitas anggota DPRD
dalam melaksanakan dan
menjalankan tugas dan Pengaturan Sikap, Tata Kerja,
wewenangnya. Dapenyelenggaran Tata Hubungan
Antar Pemerintah Daerah Dan
Dibentuk Oleh DPRD Antar Anggota, Serta Antara
Anggota DPRD Dan Pihak Lain;
Berisikan norma-norma atau
aturan-aturan sebagai kesatuan Hal Yang Baik Dan Sepantasnya
landasan etik dengan peraturan Dilakukan Oleh Anggota DPRD;
prilaku maupun ucapan
mengenai hal-hal yang Etika Dalam Penyampaian Pendapat,
diwajibkan, dilarang, atau tidak Tanggapan, Jawaban, Sanggahan
patut dilakukan oleh anggota
DPRD. sanksi dan rehabilitasi.
a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila;
• Infographic Style b. Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 dan menaati peraturan perundang-
undangan;
c. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional

KEWAJIBAN
dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
d. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan
pribadi, kelompok, dan golongan;

ANGGOTA
e. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat;
f. Menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah;

DPRD
g. Menaati tata tertib dan kode etik;
h. Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan
lembaga lain dalam Penyelenggaraan pemerintahan
daerah provinsi;
i. Menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melalui
kunjungan kerja secara berkala;
j. Menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan
masyarakat; dan memberikan pertanggungjawaban
secara moral dan politis kepada konstituen di daerah
pemilihannya; dan
k. Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan
politis kepada konstituen di daerah pemilihannya.
LARANGAN ANGGOTA DPRD
01 pejabat negara atau pejabat daerah lainnya;

02 hakim pada badan peradilan; atau

pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian


03 Negara Republik Indonesia, pegawai pada badan usaha milik
negara, badan usaha milik daerah, atau badan lain yang
anggarannya bersumber dari APBN/APBD.
melakukan pekerjaan sebagai pejabat struktural pada lembaga
04 pendidikan swasta, akuntan publik, konsultan, advokat atau
pengacara, notaris, dan pekerjaan lain yang ada hubungannya
dengan tugas dan wewenang DPRD serta hak sebagai anggota
DPRD

05 Melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta


dilarang menerima gratifikasi.
Sanksi Sanksi Pemberhentian Anggota DPRD Dalm hal Pelanggaran Kode Etik:

UU No 23 Tahun 2014 Peraturan Pemerintah No 12 Tahun 2018 Pasal 36 pada ayat


(3) jika:
Pasal 138 Pimpinan DPRD diberhentikan sebagai Pimpinan DPRD dalam
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara hal: terbukti melanggar sumpah/janji jabatan dan Kode Etik
pengaduan masyarakat dan penjatuhan sanksi berdasarkan keputusan badan kehormatan;
diatur dengan peraturan DPRD provinsi tentang
tata beracara badan kehormatan. Peraturan Pemerintah No 12 Tahun 2018 Pasal 60 Anggota
DPRD provinsi diberhentikan antarwaktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) jika:
terbukti melakukan pelanggaran atas sumpah/janji dan Kode
Pasal 139 Anggota DPRD provinsi diberhentikan
Etik, badan kehormatan menjatuhkan sanksi berupa:
antarwaktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) a. teguran lisan;
jika: melanggar sumpah/janji jabatan dan kode etik b. teguran tertulis;
DPRD provinsi; c. mengusulkan pemberhentian sebagai pimpinan alat
kelengkapan DPRD;
(yang dimaksud dengan Pimpinan alat kelengkapan
Ketentuan Lebih Lanjut Mengenai Pemberhentian
DPRD adalah Anggota DPRD Sebagai Ketua Wakil Ketua
Anggota DPRD di atur dalam Pasal 141 dan Sekretaris pada Alat kelengkapan DPRD)
d. mengusulkan pemberhentian sementara sebagai Anggota
DPRD; dan/atau
e. mengusulkan pemberhentian sebagai Anggota DPRD sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Keputusan Badan Kehormatan mengenai penjatuhan sanksi berupa
pemberhentian sebagai anggota DPRD diproses sebagai berikut :
a. Keputusan BK disampaikan kepada rapat paripurna DPRD
b. Disampaikan pula kepada Parpol ybs untuk ditindaklanjuti
c. Jika parpol tidak menindaklanjuti, Pimpinan DPRD menyampaikan
kepada Pejabat yang Berwenang.

Tata Cara dan Prosedur Pemeriksaan


Pengaduan sebagaimana disampaikan secara tertulis kepada pimpinan DPRD disertai
identitas pengadu yang jelas dengan tembusan kepada badan kehormatan.
Pimpinan DPRD wajib menyampaikan pengaduan kepada Badan Kehormatan dalam
jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal pengaduan diterima.
Apabila setelah 7 hari pimpinan DPRD tidak menyampaikan pengaduan kepada badan
kehormatan, badan kehormatan menindaklanjuti pengaduan tersebut.
Dalam hal pengaduan tidak disertai dengan identitas pengadu yang jelas, pimpinan DPRD
tidak meneruskan pengaduan kepada badan kehormatan.

Anda mungkin juga menyukai