Anda di halaman 1dari 26

SILA KE EMPAT DALAM PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu:
Ali Irawan, S.Pd., M. Pd.

Disusun oleh Kelompok 4 :


1. Ahmad Qurthubi (211321035)
2. Malva Wildanum (211321050)
3. Maulidan Usyani (211321051)
4. Muhammad Rizki H (211321053)
5. Rizki Muhammad (211321062)
6. Silvina Nur’Azurra (211321064)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat


rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul “Sila Ke Empat
Dalam Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Terhadap Pengembangan Teknologi Nuklir Di Masyarakat”.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas pada mata kuliah
Pendidikan Pancasila. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah
wawasan kepada pembaca tentang pancasila sebagai dasar dala pengembangan
IPTEK terhadap pengembangan teknologi nuklir di masyarakat..
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Ali Irawan,
S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila. Berkat tugas yang
diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang
diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada
semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih
melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Bandung, 29 November 2022

Kelompok 4
DAFTAR ISI

BAB I 4

PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang Masalah 4
1.2 Rumusan Masalah 12
1.3 Tujuan 12

BAB II 13

PEMBAHASAN 13
2.1 Perkembangan IPTEK di Indonesia 13
2.2 Dampak Positif Dan Negatif Perkembangan IPTEK 13
2.3 Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa 14
2.4 Makna Tiap Sila Pancasila 15
2.5 Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari 16
2.6 Pengimplementasian Sila ke-4 Pancasila dalam Perkembangan Teknologi Nuklir
Indonesia 21

BAB III 25

3.1 KESIMPULAN 25

3.2 SARAN 25

DAFTAR PUSTAKA 25
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam tatanan kehidupan
menuntut setiap individu berlari cepat untuk menumbuhkembangkan
kemampuan literasi teknologi, data, dan sumber daya manusia. Ketiga hal tersebut
menjadi modal dasar dalam pengembangan berbagai kompetensi diri setiap
individu. Perkembangan dan kemajuan IPTEK saat ini juga tidak terlepas dari
penguasaan ketiga literasi tersebut. Perkembangan IPTEK yang tidak diimbangi
dengan pijakan landasan fundamental bangsa, justru akan lebih banyak
menyumbangkan pengaruh negatif dari pada positif. Penyalahgunaan IPTEK akan
mengancam eksistensi hidup manusia di masa yang akan datang. Oleh karena itu,
diperlukan senjata untuk menangkal berbagai kemungkinan negatif
perkembangan IPTEK, salah satunya adalah Pancasila. Kesaktian Pancasila tidak
hanya sebatas sebagai dasar negara, pedoman hidup, dan pemersatu bagi bangsa
Indonseia, tetapi juga dijadikan sebagai bintang penuntun dalam segala aspek
kehidupan, termasuk pengembangan IPTEK. Nilai-nilai dasar yang terkandung
dalam Pancasila harus dijadikan sebagai pedoman pokok dalam pengembangan
IPTEK. Pancasila dijadikan sebagai dasar pengembangan IPTEK diharapkan
memberi dampak luas pada kemaslahatan kehidupan bangsa Indonesia. IPTEK
boleh berkembang dan maju, namun harus diimbangi dengan menjaga dan
mengimplementasikan nilai-nilai luhur ideologi bangsa di seluruh aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan
peradaban manusia mengalami perubahan yang sangat signifikan. Berbagai
dibelahan dunia seakan berada dalam radius yang sangat dekat, jarak tidak lagi
menjadi penghalang dalam berkomuinkasi. Berbagai teknologi canggih yang
bertujuan untuk mempermudah segala macam urusan manusia telah ditemukan
dan dikembangkan untuk dipakai oleh masyarakat luas. Perkembangan teknologi
digital telah mendisrupsi berbagai aktivitas manusia, tidak hanya sebagai mesin
penggerak ekonomi namun juga termasuk bidang IPTEK dan pendidikan tinggi
(Maemunah, 2018). Pengembangan IPTEK tidak dapat terlepas dari situasi yang
melingkupinya, hal ini berarti bahwa IPTEK selalu berkembang dalam suatu ruang
budaya. Pada gilirannya, perkembangan IPTEK akan bersentuhan dengan nilai-
nilai ideologi bangsa, yang didalamnya termasuk nilai agama dan budaya.
Sehingga, IPTEK perlu mempertimbangkan nilai-nilai ideologi bangsa dalam
pengembangannya agar tidak merugikan umat manusia. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang demikian cepat, selain memberikan dampak
positif seperti memberi kemudahan dalam kehidupan manusia dan masyarakat,
juga ditengarai akan menyumbangkan halhal negatif yang diperkirakan dapat
merusak sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia. Penyalahgunaan IPTEK akan
mengancam eksistensi hidup manusia di masa yang akan datang. Oleh karena itu,
dalam tulisan ini hendak dipaparkan bagaimana seharusnya Pancasila dijadikan
sebagai dasar pengembangan IPTEK agar selalu memberikan dampak positif bagi
kehidupan bangsa Indonesia. Mengapa Pancasila? Ilmu pengetahuan, teknologi,
nilai budaya, dan agama memiliki keterkaitan erat yang saling memberikan
rambu-rambu dalam pengembangannya. Hubungan keempat hal tersebut dapat
ditandai dengan dua kemungkinan, yaitu pertama, pengembangan iptek harus
senantiasa didasarkan atas sikap human-religius, hal ini dikarenakan keberadaan
IPTEK selalu berdampingan dengan kebudayaan dan agama. Kedua, IPTEK
menempatkan nilai agama dan budaya sebagai mitra dalam berdiskusi. Dalam hal
ini, pengembangan IPTEK memerlukan faktor eksternal, yaitu budaya, ideologi,
dan agama untuk saling bertukar pikiran. Namun, beberapa ilmuwan menganggap
bahwa IPTEK sama sekali tidak berhubungan dengan nilai budaya dan agama. Hal
ini akan berdampak pada tidak adanya nilai human-religius apabila kemajuan
atau perkembangan IPTEK tidak dikawal oleh nilai budaya dan agama. Para
ilmuwan tersebut meyakini bahwa IPTEK memiliki hukum sendiri yang lepas dan
tidak perlu dipengaruhi nilai-nilai dari luar, seperti nilai budaya dan agama. IPTEK
yang berkembang di ruang hampa tanpa adanya nilai budaya dan agama, justru
akan membahayakan aspek kehidupan manusia. Pancasila adalah ideologi bangsa
yang harus menjadi spirit bagi setiap nadi kehidupan dari masyarakat dan
kegiatan yang konstitusional karena Pancasila dipandang sebagai media
akulturasi dari bermacam-macam pemikiran mengenai agama, pendidikan,
budaya, politik, sosial, dan bahkan ekonomi (Amir, 2013). Sehingga, Pancasila
sebagai ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya dan agama dari
bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia mengakomodir
seluruh aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, demikian
pula halnya dalam aktivitas ilmiah. Perumusan Pancasila sebagai paradigma ilmu
bagi aktivitas ilmiah di Indonesia merupakan sesuatu yang bersifat pasti. Hal ini
dikarenakan pengembangan IPTEK yang terlepas dari nilai ideologi bangsa, justru
dapat mengakibatkan hal-hal negatif. Bangsa Indonesia memiliki akar budaya dan
religi yang kuat dan tumbuh sejak lama dalam kehidupan masyarakat sehingga
apabila pengembangan ilmu tidak berakar pada ideologi bangsa, sama halnya
dengan membiarkan ilmu berkembang tanpa arah dan orientasi yang jelas. Oleh
karena itu, ideologi Pancasila berperan sebagai pedoman dalam kehidupan ilmiah
bangsa Indonesia. Para Ilmuwan harus mengembangkan keilmuannya tanpa
mengabaikan nilai ideologis yang bersumber dari masyarakat Indonesia sendiri.
Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia
dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan
kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Dalam
pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai-nilai luhur yang
universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri,
berkeadilan, sejahtera, maju, dan kukuh kekuatan moral dan etikanya.
Transformasi Sosial menuju Masyarakat Informasi yang Beretika dan Demokratis
124 Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini mencapai
kemajuan pesat sehingga peradaban manusia mengalami perubahan yang luar
biasa. Pengembangan ilmu dan teknologi tidak dapat terlepas dari situasi yang
melingkupinya, artinya selalu berkembang dalam suatu ruang budaya.
Perkembangan ilmu dan teknologi pada gilirannya bersentuhan dengan nilai-nilai
budaya dan agama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat objektivitas, di
pihak lain ilmu dan teknologi perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan
agama dalam pengembangannya agar tidak merugikan umat manusia. Pancasila
merupakan satu kesatuan dari sila-silanya harus merupakan sumber nilai,
kerangka berpikir serta asas moralitas bagi pembangunan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tulisan ini membahas tentang bagaimana ilmu dan
teknologi yang harus dikembangkan di Indonesia!
Pancasila digali dari budaya bangsa Indonesia sendiri, maka Pancasila
mempunyai fungsi dan peranan yang sangat luas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Fungsi dan peranan itu terus
berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Itulah sebabnya, Pancasila memiliki
berbagai predikat sebagai sebutan nama yang menggambarkan fungsi dan
peranannya. Fungsi dan peranan Pancasila oleh BP7 Pusat (1993) diuraikan mulai
dari yang abstrak sampai yang konkrit menjadi sepuluh yakni; Pancasila sebagai
jiwa bangsa, Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia, Pancasila sebagai
dasar negara Republik Indonesia, Pancasila sebagai sunber dari segala sumber
hukum di Indonesia, Pancasila sebagai perjanjian luhur, Pancasila sebagai
pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia, Pancasila sebagai cita-
cita dan tujuan bangsa Indonesia, Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa, dan bernegera, Pancasila sebagai moral
Pembangunan dan Pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.
Pancasila sebagaimana terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 adalah dasar
negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia harus dilaksanakan secara
konsisten dalam kehidupan bernegara. Tujuan nasional sebagaimana ditegaskan
dalam Pembukaan UUD 1945 diwujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaraan
negara yang berkedaulatan rakyat dan demokratis dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Penyelenggaraan negara dilaksanakan melalui pembangunan nasional dalam
segala aspek kehidupan bangsa, oleh penyelenggara negara, bersama-sama
segenap rakyat Indonesia di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia.
Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan
kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Dalam
pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai-nilai luhur yang
universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri,
berkeadilan, sejahtera, maju, dan kukuh kekuatan moral dan etikanya.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dewasa ini mencapai
kemajuan pesat sehingga peradaban manusia mengalami perubahan yang luar
biasa. Pengembangan iptek tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya,
artinya iptek selalu berkembang dalam suatu ruang budaya. Perkembangan iptek
pada gilirannya bersentuhan dengan nilai-nilai budaya dan agama sehingga di
satu pihak dibutuhkan semangat objektivitas, di pihak lain iptek perlu
mempertimbangkan nilainilai budaya dan agama dalampengembangannya agar
tidak merugikan umat manusia. Relasi antara iptek dan nilai budaya, serta agama
dapat ditandai dengan beberapa kemungkinan sebagai berikut. Pertama, iptek
yang gayut dengan nilai budaya dan agama sehingga pengembangan iptek harus
senantiasa didasarkan atas sikap human-religius. Kedua, iptek yang lepas sama
sekali dari norma budaya dan agama sehingga terjadi sekularisasi yang berakibat
pada kemajuan iptek tanpa dikawal dan diwarnai nilai human-religius. Hal ini
terjadi karena sekelompok ilmuwan yang meyakini bahwa iptek memiliki hukum-
hukum sendiri yang lepas dan tidak perlu diintervensi nilai-nilai dari luar. Ketiga,
iptek yang menempatkan nilai agama dan budaya sebagai mitra dialog di saat
diperlukan. Dalam hal ini, ada sebagian ilmuwan yang beranggapan bahwa iptek
memang memiliki hukum tersendiri (faktor internal), tetapi di pihak lain
diperlukan faktor eksternal (budaya, ideologi, dan agama) untuk bertukar pikiran,
meskipun tidak dalam arti saling bergantung secara ketat. (Dikti, 2016;195-196)
Transformasi Sosial menuju Masyarakat Informasi yang Beretika dan Demokratis
126 Relasi yang paling ideal antara iptek dan nilai budaya serta agama tentu
terletak pada fenomena pertama, meskipun hal tersebut belum dapat berlangsung
secara optimal, mengingat keragaman agama dan budaya di Indonesia itu sendiri.
Keragaman tersebut di satu pihak dapat menjadi kekayaan, tetapi di pihak lain
dapat memicu terjadinya konflik. Oleh karena itu, diperlukan sikap inklusif dan
toleran di masyarakat untuk mencegah timbulnya konflik. Untuk itu, komunikasi
yang terbuka dan egaliter diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Fenomena kedua yang menempatkan pengembangan
iptek di luar nilai budaya dan agama, jelas bercorak positivistis. Kelompok
ilmuwan dalam fenomena kedua ini menganggap intervensi faktor eksternal
justru dapat mengganggu objektivitas ilmiah. Fenomena ketiga yang
menempatkan nilai budaya dan agama sebagai mitra dialog merupakan sintesis
yang lebih memadai dan realistis untuk diterapkan dalam pengembangan iptek di
Indonesia. Sebab iptek yang berkembang di ruang hampa nilai, justru akan
menjadi bumerang yang membahayakan aspek kemanusiaan. Pancasila sebagai
ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya dan agama dari bangsa
Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia mengakomodir seluruh
aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, demikian pula
halnya dalam aktivitas ilmiah. Oleh karena itu, perumusan Pancasila sebagai
paradigma ilmu bagi aktivitas ilmiah di Indonesia merupakan sesuatu yang
bersifat niscaya. Sebab, pengembangan ilmu yang terlepas dari nilai ideologi
bangsa, justru dapat mengakibatkan sekularisme, seperti yang terjadi pada zaman
Renaissance di Eropa. Bangsa Indonesia memiliki akar budaya dan religi yang kuat
dan tumbuh sejak lama dalam kehidupan masyarakat sehingga manakala
pengembangan ilmu tidak berakar pada ideologi bangsa, sama halnya dengan
membiarkan ilmu berkembang tanpa arah dan orientasi yang jelas. (Dikti,
2016;196-197) Bertitik tolak dari asumsi di atas, maka das Sollen ideologi
Pancasila berperan sebagai leading principle dalam kehidupan ilmiah bangsa
Indonesia. Karena itu untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif perlu
dikaji aspek kesejarahan dan aspek-aspek lainnya terkait dengan ilmu dan
teknologi. Dari sini, problematika keilmuan dapat segera diantisipasi dengan
merumuskan kerangka dasar nilai bagi pengembangan ilmu. Kerangka dasar nilai
ini harus menggambarkan suatu sistem filosofi kehidupan yang dijadikan prinsip
kehidupan Transformasi Sosial menuju Masyarakat Informasi yang Beretika dan
Demokratis 127 masyarakat, yang sudah mengakar dan membudaya dalam
kehidupan masyarakat Indonesia, yaitu nilai-nilai Pancasila.

Pancasila bukan merupakan ideologi yang kaku dan tertutup, namun justru
bersifat reformatif, dinamis, dan antisipatif. Dengan demikian Pancasila mampu
menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) yaitu dengan tetap memperhatikan dinamika aspirasi
masyarakat. Kemampuan ini sesungguhnya tidak berarti Pancasila itu dapat
mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung, tetapi lebih menekan pada
kemampuan dalam mengartikulasikan suatu nilai menjadi aktivitas nyata dalam
pemecahan masalah yang terjadi (inovasi teknologi canggih). Ada beberapa
dimensi penting sebuah ideologi, yaitu:
Dimensi Reality.
Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi tersebut secara
riil berakar dalam hidup masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai
dasar tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya.
Dimensi Idealisme.
Yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang
memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam
praktik kehidupan bersama dengan berbagai dimensinya.
Dimensi Fleksibility.
Maksudnya dimensi pengembangan Ideologi tersebut memiliki kekuasaan
yang memungkinkan dan merangsang perkembangan pemikiran-pemikiran baru
yang relevan dengan ideologi bersangkutan tanpa menghilangkan atau
mengingkari hakikat atau jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu hal-hal yang terpenting
dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Perkembangan IPTEK saat ini dan di
masa yang akan datang itu sangat cepat.
Pada umumnya para pakar sepakat bahwa ciri utama yang
melatarbelakangi sistem atau model manapun dari suatu perkembangan IPTEK
dan masyarakat modern, adalah derajat rasionalitas yang tinggi dalam arti bahwa
kegiatan-kegiatan dalam masyarakat demikian terselenggara berdasarkan nilai-
nilai dan dalam pola-pola yang objektif dan efektif, ketimbang yang sifatnya
primordial, seremonial atau tradisional.
Derajat rasionalitas yang tinggi itu digerakkan oleh perkembangan-
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, nilai-nilai
pancasila itu sangat mendorong dan mendasari akan perkembangan dari ilmu
pengetahuan dan teknologi yang baik dan terarah. Dengan Nilai-nilai Pancasila
tersebut, perlu menjadi kesadaran masyarakat bahwa untuk meningkatakan
IPTEK di Indonesia, sejak dini masyarakat harus memiliki dan memegang prinsip
dan tekad yang kukuh serta berlandaskan pada Nilai-nilai Pancasila yang
merupakan kepribadian khas Indonesia.
Di sini letak tantangan bagi Indonesia, yaitu mengembangkan kehidupan
bangsa yang berbasis IPTEK tanpa kehilangan jati diri (nilai-nilai Pancasila). Hal
ini berarti ada nilai-nilai dasar yang ingin dipertahankan bahkan ingin diperkuat.
Nilai-nilai itu sudah jelas, yaitu Pancasila. Dasar Ketuhanan Yang Maha Esa, yang
bagi bangsa Indonesia adalah mutlak. Jika diikuti pandangan-pandangan sekular
dunia Barat, yang ilmunya dipelajari dan jadi rujukan para cendekiawan,
sepertinya berjalan berlawanan. Dalam masyarakat modern yang berbasisi IPTEK,
terlihat kecenderungan lunturnya kehidupan keagamaan. Jadi, ini bukan
tantangan yang sederhana, tetapi penting, karena landasan moral, segenap
imperative moral, dan konsep mengenai kemanusiaan, keadilan, dan
keberadaban, adalah keimanan dan ketakwaan.
Konsep Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan IPTEK
Dalam upaya mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan
martabatnya maka manusia mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK). IPTEK pada hakikatnya merupakan suatu hasil kreatifitas rohani
manusia. Unsur jiwa (rohani) manusia meliputi akal, rasa dan kehendak. Akal
merupakan potensi rohaniah manusia yang berhubungan dengan intelektualitas,
rasa merupakan hubungan dalam bidang estetis dan kehendak berhubungan
dengan bidang moral (etika).
Atas dasar kreatifitas akalnya itulah maka manusia mengembangkan
IPTEK untuk mengolah kekayaan alam yang disediakan oleh Tuhan yang Maha
Esa. Oleh karena itu tujuan yang esensial dari IPTEK adalah semata-mata untuk
kesejahteraan umat manusia. Dalam masalah ini pancasila telah memberikan
dasar-dasar nilai bagi pengembangan IPTEK demi kesejahteraan hidup manusia.
Pengembangan IPTEK sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan pada moral
ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab dari sila-sila yang tercantum
dalam pancasila.
Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada
saat ini menyebabkan dampak yang signifikan pada setiap aspek kehidupan
manusia . Negara Indonesia merupakan salah satu dari negara yang terkena
dampak perkembangan iptek tersebut . Pada saat ini persebaran iptek sangatlah
cepat , didukung dengan jaringan informasi dan komunikasi berupa internet yang
mudah diakses oleh semua orang dari berbagai penjuru dunia maka iptek akan
tersebar luas . Pengembangan iptek banyak terjadi terutama di negara - negara
barat yang maju seperti Inggris , Amerika , Belanda , dsb . Iptek tersebut tersebar
sampai ke Indonesia , tentunya mengandung berbagai muatan nilai dan negara
pengembang iptek tersebut . Nilai tersebut tentu tidak hanya berisikan nilai positif
saja , tetapi mengandung nilai negatif Nilai tersebut terkadang berbenturan
dengan nilai - nilai bangsa Indoesia , artinya nilai tersebut tidak sesuai dengan
nilai - nilai yang terkandung dalam pancasila . Sebagai contoh perkembangan
internet dan negara barat yang banyak mengandung konten pornografi , konten
pomografi tersebut mudah diakses oleh orang Indonesia , tetapi konten
pornografi tersebut tidaklah sesuai dengan nilai - nilai Bangsa Indonesia . Bangsa
Indoensia memilki Pancasila yang dijadikan sebagai pedoman bagi
penyelenggaraan keludiupan berbangsa dan bemegara , pancasila dapat dijadikan
sebagai landasan nilai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi . Dengan
itu maka setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yang tersebar di Indonesia sesuai
dengan nilai - nilai bangsa Indonesia dan tidak ada lagi suatu iptek yang
bertentangan dengan nilai - nilai yang terkandung di Pancasila .

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia ?
2. Bagaimana Hubungan nilai - nilai pancasila dengan pengembangan ilmu
pengetahuan ?
3. Bagaimana peranan pancasila dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan dan
teknologi di Indonesia ?
4. Bagaimana tantangan pancasila dalam pengembangan ilmu pengetahuan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengatahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
Indonesia.
2. Untuk mengetahui hubungan nilai - nilai pancasila dengan pengembangan ilmu
pengetahuan
3. Untuk mengetahui peranan pancasila dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di Indonesia .
4 Untuk mengetahui tantangan pancasila dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan IPTEK di Indonesia
Ilmu pengetahuan dan teknologi atau yang biasa dikenal dengan singkatan
IPTEK adalah suatu sumber yang mana seseorang bisa mengelola dan juga
menggunakannya dalam kehidupannya baik dari penemuan baru tentang suatu
ilmu atau teknologi dan juga perkembangan dari ilmu dan teknologi itu sendiri
(Sung,2017). IPTEK ini dikembangkan dengan tujuan untuk memudahkan
kehidupan manusia di berbagai bidang kehidupan. Perkembangan
IPTEK di Indonesia dapat dilihat dengan adanya teknologi yang terus berkembang
seperti adanya satelit yaitu di Indonesia misalnya ada satelit Palapa yang
menjadikan Indonesia dapat mengakses berbagai informasi melalui sinyal yang
dipancarkan ke perangkat elektronik seperti televisi, radio, telepon dan yang
lainnya, adanya smartphone dan gadget beserta berbagai aplikasi yang ada
dengan adanya jaringan internet juga merupakan contoh kemajuan IPTEK dimana
semua hal dapat dilakukan melalui alat canggih tersebut baik komunikasi,
mencari informasi, menjual barang, membeli barang, belajar dan masih banyak
lagi.

2.2 Dampak Positif Dan Negatif Perkembangan IPTEK


Perkembangan IPTEK dapat memberikan dampat positif bagi kehidupan
manusia diantaranya yaitu :
• Menunjang kegiatan produksi, dengan adanya kemajuan IPTEK terciptalah
berbagai mesin-mesin canggih yang dapat digunakan untuk menunjang
dihasilkannya suatu barang atau jasa tentunya dengan hasil yang lebih baik, waktu
yang lebih cepat, dan hasil yang lebih banyak. Hal ini bisa dilihat dengan
banyaknya pabrik yang menggunakan mesin-mesin modern dalam memproduksi
produk mereka, selain itu juga kemajuan IPTEK bisa membantu memasarkan
produk melalui sosial media dan juga berbagai online shop yang tersedia.
• Memudahkan komunikasi dengan orang lain, contohnya yaitu dengan
adanya handphone dan berbagai sosial mediakita semua bisa berkomunikasi
dengan siapa saja dengan mudah walau terpisah jarak yang jauh.
• Memudahkan proses pembelajaran, dimana guru dan siswa dapat mencari
lebih banyak informasi dan materi pembelajaran di internet serta pada pandemi
seperti ini memudahkan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh dengan tatap
maya. Dan masih banyak lagi dampak-dampak positif lainnya. Selanjutnya yaitu
dampak negatif dari perkembangan IPTEK bagi kehidupan manusia, diantaranya
yaitu :
• Carding, yaitu pembobolan kartu kredit melalui internet untuk
mendapatkan kode kartu, penipuan melalui pesan singat, pembajakan akun dan
masih banyak lagi.
• Membuat ketergantungan dan rasa malas, karena terlalu nyaman dan
dimudahkan oleh teknologi orang-orang bisa saja timbul rasa malas dan sangat
tergantung pada teknologi. Seperti malas membaca dan memilih browsing di
Internet, kecanduan main game sehingga mengganggu aktivitas yang lain.
• Mengandung unsur kekerasan bahkan pornografi, yaitu dari tayangan yang
ada di internet yang bisa diakses siapa saja dan hal ini dapat merusak karakter
anak bangsa.

2.3 Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa


Pancasila merupakan dasar negara dan Ideologi bangsa kita, dimana
Pancasila ini lahir pada 1 Juni 1945. Pancasila ini memuat lima sila yang berisikan
cita-cita negara Indonesia. Adapun pokok-pokok nilai dalam Pancasila yaitu
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, dan Kerakyatan, serta Keadilan. Selain
menjadi ideologi dasar. Pancasila juga menjadi pandangan hidup bangsa
Indonesia dimana nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila ini dijadikan
petunjuk masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan berbangsa dan
bernegara oleh karena itu semua tindakan masyarakat Indonesia tidak boleh
menyimpang dengan nilai-nilai Pancasila (Setiady Elly M,2003). Adapun
kedudukan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa adalah sebagai berikut :
a. Pancasila sebagai sumber solusi penyelesaian masalah. Pancasila
merupakan suatu ideologi yang terbuka dimana hal ini mampu menjadikan
Pancasila sebagai sumber pemecahan masalah dan relevan sampai sekarang.
Pancasila dapat menyatukan perbedaan dan akan selalu menjadikan bangsa ini
hidup dalam keharmonisan dan toleransi.
b. Pancasila sebagai pembangun karakter. Dengan nilai-nilai luhur yang ada
dalam
Pancasila ini menjadikan Pancasila mampu membangun karakter bangsa yang
baik, dimana dalam menjalankan kehidupan selalu mampu menerapkan nilai-nilai
Pancasila dengan Pendidikan Pancasila juga dapat mengurangi degradasi moral
yang disebabkan oleh perubahan zaman seperti sikap individualisme dapat
diatasi dengan mengajarkan Kerjasama dan gotong royong.
c. Pemersatu Bangsa Pancasila memiliki kedudukan sebagai alat pemersatu
bangsa. Pancasila yang hadir dalam bangsa ini telah mampu menyatukan
keberagaman masyarakat Indonesia yang memiliki beragam ras, suku, dan
budaya. Bisa dibayangkan tanpa kehadiran Pancasila maka masyarakat tidak akan
bisa bersatu sebagai nusa dan bangsa seperti sekarang.

2.4 Makna Tiap Sila Pancasila


Makna Pancasila sebagai dasar negara tentunya wajib dipahami oleh
setiap warga negara Indonesia. (Pangeran Alhaj S.T.S dan Surya Partia Usman,
1995). Adapun makna Pancasila dan lambangnya akan dijelaskan sebagai berikut
:
• Sila Pertama : Ketuhanan yang Maha Esa, nilai Ketuhanan iyang dijadikan
sebagai sila pertama menunjukkan bahwa Tuhan menjadi pedoman yang utama
bagi setiap manusia dalam menjalankan kehidupan dengan ini manusia harus
senantiasa berperilaku sesuai ajaran agama mereka, menjalankan apa yang
diperintahkan agama serta hal-hal baik yang diajarkan agama dan menghindari
perbuatan yang menyimpang dari ajaran agama.
• Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,makna dari Pancasila sila
kedua ini yaitu mengajarkan mengenai nilai kemanusiaan yang adil dan beradab
hal ini dapat diterapkan dengan mengakui persamaan derajad, persamaan hak
dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan,
agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya serta
gotong royong. Dengan ini Indonesia akan menjadi bangsa yang harmonis
ditengah perbedaan yang ada.
• Sila Ketiga: Persatuan Indonesia,makna dari Pancasila sila ketiga ini yaitu
walaupun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, agama, dan unsur
latar belakang yang berbeda namun tetap bisa bersatu untuk negara. Hal ini juga
menunjukkan bahwa perbedaan bukan menjadi halangan atau masalah untuk
mewujudkan suatu kehidupan masyarakat yang damai dan sejahtera.
• Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/ Perwakilan, makna dari Pancasila sila keempat ini
adalah menjadikan musyawarah sebagai solusi untuk setiap perbedaan atau
pertentangan yang terjadi di kehidupan. Sila ini juga mengajarkan dalam
menyelesaikan setiap masalah dan konflik di masyarakat tidak boleh dengan
tindakan kekerasan atau sewenang-wenang.
• Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, makna dari
Pancasila sila kelima ini yaitu suatu keadilan sosial yang mana keadilan social ini
berhak didapatkan oleh setiap masyarakat tanpa melihat status maupun
kedudukannya serta negara ini menjamin kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
Indonesia.

2.5 Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari


Implementasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari yaitu
dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap pribadi, perseorangan,
setiap warga negara, setiap individu, setiap penduduk, setiap orang Indonesia.
Pelaksanaan dalam perilaku sehari-hari ini lebih berkaitan dengan norma-norma
moral. Jika aktualisasi dari Pancasila dalam kehidupan sehari-hari bena benar
dilakukan maka akan tercapailah warga negara yang Pancasila yaitu Pancasila
telah melekat dalam hati sanubari bangsa Indonesia, dan yang demikian itu
disebut dengan kepribadian Pancasila, (DIKTI,2016).
2.5.1 Alasan Pentingnya Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam
Perkembangan IPTEK
Ilmu pengetahuan dan teknologi sejatinya memiliki keterkaitan dengan
nilai budaya dan juga agama yang menjadi rambu-rambu dalam proses
pengembangannya. Dimana pengembangan IPTEK harus senantiasa didasarkan
pada nilai-nilai tersebut dan IPTEK menempatkan nilai budaya dan agama
tersebut sebagai mitra dalam berdiskusi sebagai faktor eksternal pengembangan
IPTEK. Pancasila merupakan ideologi bangsa yang harus menjadi semangat dan
pendukung setiap kegiatan dan kehidupan masyarakat Indonesia, karena didalam
pancasila terkandung nilai-nilai luhur yang merupakan akulturasi dari berbagai
pemikiran baik mengenai agama, pendidikan, budaya, politik, sosial dan juga
ekonomi (Waryan dan Syaifullah,2008).
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa senantiasa mengkoordinir
segala aktivitas kehidupan, tak terkecuali aktivitas ilmiah dan pengembangan
teknologi yang tengah mewarnai kehidupan bangsa saat ini. Para ilmuwan harus
senantiasa mengembangkan keilmuannya berdasar dengan pancasila agar
memiliki arah dan tujuan yang jelas tanpa merugikan masyarakat karena
pancasila sendiri adalah nilai ideologis yang bersumber dari masyarakat
indonesia sendiri (Budimansyah, Dasim 2010).
Dengan kemajuan IPTEK ini juga tak bisa kita pungkiri selain dampak positif juga
terdapat dampak negatif, pengaruh budaya luar yang dengan mudah masuk ke
Indonesia karena kemajuan teknologi juga dapat membuat masyarakat lupa akan
budayanya sendiri dan lebih menyukai budaya asing. Oleh karena itu nilai-nilai
pancasila harus senantiasa ditanamkan dalam diri tiap warga negara agar mereka
tetap memiliki pribadi yang baik sesuai dengan kepribadian bangsanya. Selain itu
pancasila juga sebagai pedoman untuk masyarakat selalu bijak dan dapat
membedakan hal yang baik dan yang buruk dalam menggunakan dan menikmati
kemajuan teknologi yang ada saat ini.

2.5.2 Substansi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Perkembangan IPTEK


Pancasila sebagai dasar pengembangan IPTEK bertujuan untuk menjamin
kesejahteraan masyarakat serta pelindung bangsa dari pengaruh-pengaruh
buruk. IPTEK sebagai hasil budaya masyarakat harus berlandaskan nilai-nilai
luhur pancasila. Pancasila sebagai sumber berfikir menunjukan sistem-sistem
etika dalam pengembangan IPTEK, hal itu dapat dilihat dan ada pada tiap sila
pancasila. Berikut adalah penjabaran sila-sila pancasila dalam pedoman
pengembangan IPTEK (Kaelan,2000) :
• Pertama, Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengimplementasikan ilmu
pengetahuan, mencipta yang diimbangi antara cara berfikir yang rasional dan
irrasional antara rasa, akal dan juga kehendak. Dimana berdasarkan sila pertama
ini, IPTEK tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan dan diciptakan namun
juga harus diperhatikan dengan tujuan kebermanfaatan serta akibat yang dapat
merugikan masyarakat apakah ada atau tidak. Dengan ini manusia menempatkan
dirinya bukan sebagai pusat alam semesta namun sebagai bagian dari sistematika
alam yang diolahnya
• Kedua, Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, mengimplementasikan
dasar- dasar moral dimana manusia dalam mengembangkan dan menggunakan
IPTEK haruslah dengan bijak dan beradab yang dapat meningkatkan
kesejahteraan bagi orang banyak dan daat meningkatkan harkat dan martabatnya
sebagai manusia bukan sebagai manusia yang angkuh, sombong dan tak bermoral
akibat penggunaan IPTEK.
• Ketiga, Sila Persatuan Indonesia, mengimplementasikan rasa nasionalisme
bangsa Indonesia, dengan ini IPTEK diharapkan dapat menjadi alat pemersatu
bangsa, pemelihara persaudaraan dan persahabatan antar daerah. Oleh karena itu
juga IPTEK harus dapat dikembangkang untuk memperkuat rasa persatuan dan
kesatuan dalam masyarakat baik dari hubungan antar masyarakat Indonesia dan
juga dengan masyarakat Internasional.
• Keempat, Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan, mengimplementasikan nilai demokratis
dimana dalam pengembangan IPTEK ilmuwan harus menghormati kebebasan
orang lain, harus siap dikritik dan menerima segala pendapat masyarakat
mengenai penemuannya.
• Kelima, Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia,
mengimplementasikan keseimbangan keadilan dalam kehidupan. Hal ini
menunjukan bahwa kemajuan IPTEK harus memperhatikan keseimbangan baik
dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dengan tuhannya, dengan orang
lain, dan manusia dengan bangsa dan negaranya serta dengan alam dan
lingkungan.
2.5.3 Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Perkembangan IPTEK Dan
Kehidupan Masyarakat Modern
Dalam kehidupan saat ini pengembangan, penggunaan dan juga
pemanfaatan teknologi merupakan suatu hal yang penting dan bahkan telah
menjadi suatu keharusan agar masyarakat tidak menjadi individu yang
tertinggal. Namun yang patut diwaspadai yaitu penyalahgunaan teknologi secara
sembarangan dan tidak bertanggung jawab untuk hal-hal yang negatif. Oleh
karena itu dalam pengembangan dan penggunaannya tidak boleh lepas dan tidak
boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Sastrapratedja (dalam Dikti,
2016) dalam artikelnya menjelaskan dan menegaskan bahwa terdapat dua peran
Pancasila yang berperan dalam pengembangan IPTEK, yang pertama yaitu
Pancasila menjadi landasan dari kebijakan pengembangan suatu ilmu
pengetahuan yang ada. Kedua yaitu Pancasila berperan sebagai sebuah dasar
atau landasan etika dari IPTEK. Berikut merupakan lima hal terkait pancasila
yang berkedudukan sebagai landasan kebijakan dari pengembangan ilmu
pengetahuan :
• IPTEK yang dikembangkan haruslah menghormati keyakinan religius
masyarakat Indonesia.
• IPTEK harus bertujuan untuk pengembangan manusia dan berdasarkan
nilai-nilai kemanusiaan.
• IPTEK menjadi unsur yang menghomogenisasi budaya dan memperkuat
persatuan serta mengembangkan pendidikan.
• Penguasaan IPTEK haruslas demokratis dan merata karena ini juga
termasuk dalam sistem pendikan dimana pendidikan itu
sendiri merupakan tuntutan dan hak seluruh masyarakat.
• Kesenjangan dalam penguasaan IPTEK harus diminimalisir dan IPTEK
harus merata dan mampu membantu masyarakat untuk menjadi lebih sejahtera.
Sedangkan Pancasila sebagai suatu landasan etika dalam pengembangan IPTEK
adalah sebagai berikut :
• Pengembangan IPTEK yang berkaitan dengan manusia harus menghormati
martabat manusia, misalnya dalam rekayasa genetik.
• Pengembangan IPTEK harus mampu menjadikan hidup manusia lebih
unggul dan berkualitas baik dimasa sekarang maupun masa depan.
• Pengembangan IPTEK mampu membantu pemekaran komunitas
masyarakat baik lokal, nasional maupun global.
• IPTEK harus terbuka karena sangat berkaitan dan memiliki dampak
langung bagi kehidupan masyarakat.
• IPTEK membantu penciptaan manusia yang semakin adil.
Dengan adanya landasan tersebut diharapkan dapat mengurangi
kekhawatiran masyarakat terkait perkembangan IPTEK dimana pancasila
sejatinya mampu mengkomodir segala aspek-aspek yang menjadikan IPTEK
berkembang dengan baik dan sesuai dengan harapan masyarakat, namun hal ini
juga harus senantiasa didikung dengan sikap dan perilaku masyarakat yang dapat
mencerminkan nilai-nilai pancasila tadi dalam kehidupan khususnya dalam hal
penggunaan teknologi.
h.) Upaya Pengimplementasian Nilai- Nilai Pancasila Kepada Masyarakat
Pancasila sebagai ideologi negara memiliki nilai-nilai luhur yang merupakan
cerminan dari masyarakat Indonesia yang harus senantiasa dijaga. Pada
perkembangan zaman yang semakin modern ini pengimplementasiaan nilai- nilai
pancasila tentunya harus lebih diperkuat agar tidak punah dan sebagai pelindung
bangsa dari pengaruh negatif yang muncul dari perkembangan IPTEK yang
seringkali disalahgunakan.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperkuat
pengimplementasian nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan dengan cara antara lain
sebagai berikut (Wahab, Abdul Azis,2001) :
• Melalui dunia pendidikan,yaitu dengan menambahkan mata pelajaran
khusus pancasila pada setiap satuan pendidikan bahkan sampai ke perguruan
tinggi. Dengan ini warga Indonesia mendapatkan pengenalan sekaligus
pemahaman nilai- nilai Pancasila sejak dini sehingga ketika dewasa mereka sudah
mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila tersebut dengan baik dan mampu
membawa nilai luhur Pancasila dalam setiap hal yang mereka jalani dalam
kehidupan.
• Penyuluhan/ Sosialisasi tentang pentingnya menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Upaya ini penting dilakukan mengingat
kurangnya Pendidikan Pancasila disetiap daerah dan juga masih minimnya
pemahaman nilai-nilai Pancasila dimasyarakat sehingga mereka belum tahu
bagaimana penerapan nilai-nilai Pancasila yang baik dalam kehidupan. Dengan
adanya sosialisasi warga dapat memahami nilai-nilai Pancasila serta mengetahui
makna dari tiap silanya yang sangat penting bagi mereka dalam menjalankan
kehidupan.
• Memperkenalkan nilai-nilai Pancasila melalui media massa. Seperti yang
kita ketahui di zaman sekarang ini media masa dapat digunakan menjadi media
untuk menyebarkan informasi dengan itu kita bisa memanfaatkan media masa
tersebut sebagai media edukasi yang dapat menjangkau semua orang untuk lebih
mengenal Pancasila baik melalui bacaan di laman berita, artikel dan juga sosial
media seperti postingan di Instagram, maupun melalui tayangan youtube.
Memberikan sanksi kepada pihak – pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
pancasila. Pemberian sanksi ini sangat penting agar tidak terjadi pelanggaran
perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila apalagi pelanggaran yang
dibuat bisa saja merugikan banyak pihak dan membuat resah masyarakat.
• Menolak dengan tegas paham – paham yang bertentangan dengan
Pancasila. Seperti yang kita ketahui sekarang ini marak sekali adanya paham
radikalisme dimana paham-paham tersebut mulai menyebar dan tak luput
menyerang kalangan pemuda hal ini perlu dicegah dengan penolakan tegas
paham-paham lain yang tidak sesuai dengan paham Pancasila karena dapat
menimbulkan perpecahan serta perselisihan antar warga.
• Menjadikan Pancasila sebagai acuan dalam bertindak dan memanfaatkan
teknologi. Nilai-nilai Pancasila ini dapat dijadikan pedoman dalam menggunakan
teknologi yaitu sebagai filter dimana dengan menjadikan Pancasila acuan atau
pedoman ini kita dapat mengetahui mana hal yang baik dan yang buruk serta
dalam menggunakan teknologi dan bertindak tidak gegabah dan selalu
berdasarkan nilai- nilai luhur Pancasila dengan ini tindak kejahatan atau berbagai
pengaruh buruk dari teknologi dapat dicegah dan juga diminimalisir.
• Kritis dan bijak serta selalu dapat memilah hal-hal atau informasi yang
didapat agar tidak menyimpang dari nilai- nilai Pancasila. Sebagai warga negara
kita harus pintar dalam menerima dan mengolah informasi yang kita dapat agar
tidak terjadi penyimpangan informasi yang dapat menjadikan kita salah bertindak
atau salah memahami sesuatu karena hal ini sangat berbaya apalagi jika hal
tersebut jelas-jelas tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
2.6 Pengimplementasian Sila ke-4 Pancasila dalam Perkembangan Teknologi
Nuklir Indonesia
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno menegaskan bahwa
pemanfaatan energi nuklir yang akan dikembangkan di Indonesia saat ini hanya
untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir. Hal tersebut tercantum
dalam draft Rancangan Undang-Undang (RUU) Energi Baru Terbarukan (EBT)
yang tengah dibahas DPR RI bersama pemerintah.
Demikian diterangkan Eddy dalam Webinar yang diselenggarakan Pusat
Perancangan Undang-undang Badan Keahlian Setjen DPR RI dengan mengangkat
tema “Optimalisasi Pengembangan Nuklir dalam Energi Baru dan Terbarukan
Menuju Ketahanan Energi Berkelanjutan”, Senin (19/10/2020).
“Saat ini DPR RI bersama pemerintah tengah membahas RUU EBT.
Terdapat sejumlah pasal dalam RUU ini, diantaranya Pasal 6 yang menyatakan
bahwa sumber energi baru terdiri atas nuklir dan sumber energi baru lainnya.
Sementara dalam Pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa nuklir sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 itu dimanfaatkan untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga
nuklir. Jadi sepenuhnya untuk penggunaan pembangkitan listrik saja,” ujar Eddy.
Hal tersebut diungkapkannya menyusul masih adanya pro dan kontra
masyarakat terkait pemanfaatan energi nuklir khususnya di Indonesia, dan dunia
pada umumnya. Dengan kata lain, isu nuklir ini sudah menjadi isu universal yang
kemudian melahirkan isu sosial. Adapan isu krusial energi nuklir adalah isu
operasional (kapasitas dan kompetensi teknis, keselamatan, pemeliharaan, dan
pengawasan) dan sosial.
Politisi Fraksi PAN ini menjelaskan, pemanfaatan energi nuklir sejatinya
sudah tercantum dalam beberapa undang-undang. Sebut saja, Undang-undang
Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran yang mengatur seluruh kegiatan
yang berkaitan dengan tenaga nuklir, mulai dari penguatan kelembagaan,
pengusahaan, pengawasan pengelolaan limbah radioaktif dan
pertanggungjawaban kerugian nuklir. Dalam Pasal 5, pemerintah membentuk
majelis pertimbangan tenaga nuklir yang bertugas memberikan saran dan
pertimbangan mengenai pemanfaatan tenaga nuklir.
Tidak hanya itu, dalam undang-undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi,
terutama dalam Pasal 1 ayat 4 disebutkan, sumber energi baru yaitu sumber
energi yang dapat dihasilkan oleh teknologi baru, baik yang berasal dari sumber
energi terbarukan, maupun sumber energi tak terbarukan, antara lain nuklir,
hydrogen, gas metana batubara tercairkan (coal bead methane) , batu bara
tercairan (liquefied coal) dan batu bara tergaskan (gasified coal).
Hal tersebut dipertegas lewat peraturan pemerintah (PP) Nomor 79 Tahun
2014. Dimana disebutkan, prioritas pengembangan energi, terutama di Pasal 11
ayat 3 sebagaimana dimaksud pada ayat 2, dikecualikan bagi energi nuklir yang
dimanfaatkan dengan mempertimbangkan keamanan pasokan energi nasional.
Dalam skala besar mengurangi emisi karbon dan tetap mendahulukan potensi
energi baru dan energi terbarukan sesuai nilai keekonomiannya, serta
mempertimbangkannya sebagai pilihan terakhir dengan memperhatikan faktor
keselamatan secara ketat.
“Sebenarnya Indonesia sudah memiliki sejarah panjang mengenai nuklir
bahkan sudah memiliki tiga reaktor nuklir yaitu Rektor Triga mark-Bandung,
Kartini-Yogyakarta dan reaktor serbaguna- Serpong. Sehingga perlu adanya
payung hukum yang kuat untuk mengakselerasi pengembangan energi baru dan
terbarukan di Indonesia khususnya energi nuklir,” tambahnya.
Oleh karena itu, pihaknya saat ini tengah menyusun RUU Energi Baru dan
Terbarukan dan berharap banyak masukan dan saran dari masyarakat untuk
penyempurnaan draft akademik. Baik masukan dari sektor akademik, dunia
usaha, dan dari pihak yang berkompeten di dalam teknologi nuklir, termasuk
aspek lingkungan hidup, pertambangan dan energi penguasaan lahan dan lain-
lain.
“Komisi VII DPR RI mengajak semua pihak yang peduli terhadap energi bersih,
EBT, khususnya energi nuklir, agar dapat melakukan sosialisasi secara masif
kepada semua lapisan masyarakat mengambil kebijakan pelaku usaha dan lain-
lain. Kami mengajak semua pihak terutama pemangku kepentingan terkait EBT
untuk bersama-sama menaruh harapan positif dalam penyelesaian RUU tentang
EBT,” imbuhnya.
Selanjutnya ia menyampaikan, Komisi VII DPR RI tentu dalam melakukan
penyusunan RUU EBT melibatkan pemangku kepentingan untuk memberikan
masukan pendapat saran dan pemikiran dan pemikirannya guna memperkaya
khasanah substansi RUU sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal.
Selain Eddy Soeparno, dalam webinar tersebut juga menampilkan Kepala
Badan Keahlian DPR RI Inosentius Syamsul, serta beberapa narasumber seperti
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Anhar Riza Antariksawan,
Akademisi dari Fakultas Hukum Unair Intan Soperna, Nuclear Enginer Group
Leader NAIS.co.inc Liem Peng Hong serta dipandu oleh Tenaga Ahli Komisi VII
DPR RI Soni Fahruri sebagai moderator. (drp.go.id)
contoh kasus tersebut berkaitan dengan pancasila pada sila ke-4, dimana
musyawarah diperlukan untuk perkembangan teknologi nuklir yang masih
banyak sekali mengandung pro kontra. permasalahan teknologi nuklir memang
banyak menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. permasalahan ini
berkaitan dengan sila ke-4, dimana dalam perkembangan teknologi ini diperlukan
musyawarah agar terciptanya keputusan yang adil.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pengimplementasian nilai-nilai Pancasila dalam perkembangan IPTEK sangatlah
penting dimana Pancasila dapat menjadi rambu-rambu normatif bagi pengembangan dan
juga pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi agar tetap sesuai dengan kepribadian
masyarakat Indonesia yang luhur dan mulia. Pengembangan IPTEK juga harus senantiasa
berakar pada budaya bangsa, serta IPTEK harus senantiasa menghormati dan terbuka
dengan segala kritik yang ada dari masyarakat yang tentunya untuk arah yang lebih baik.
Sebagai masyarakat Indonesia kita semua harus selalu mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, bijak menggunakan teknologi dan berusaha tidak
terpengaruh oleh dampak negatif dari perkembangan IPTEK. Jadilah masyarakat yang
cerdas yang dapat memanfaatkan teknologi untuk hal-hal baik yang dapat berguna untuk
diri sendiri, orang lain, lingkungan dan juga bangsa Indonesia.

3.2 SARAN
Tanamkanlah selalu nilai-nilai luhur Pancasila sebagai pelindung dari hal- hal
negatif yang ada di tengah peradaban baru. Manfaatkan perkembangan IPTEK dengan
optimal untuk kemajuan bangsa tanpa melupakan Pancasila sebagai pedoman hidup.
Jangan sampai ilmu pengetahuan dan teknologi dibiarkan berkembangkan begitu saja
tanpa berakar pada ideologi itu sama halnya menjadikan IPTEK tanpa arah dan orientasi
yang jelas yang bisa saja membawa kehancuran bagi kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Komisi VII, (2020). Pemanfaatan Energi Nuklir Saat Ini Hanya untuk Pembangkit Listrik.
Diakses pada 28 November 2022, darI
https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/30479/t/Pemanfaatan+Energi+Nuklir+
Saat+Ini+Hanya+untuk+Pembangkit+Listrik

Ch. Megawati Tirtawinata.Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Perkembangan IPTEK


pada 03 Februari 2021, dari
https://binus.ac.id/character-building/pancasila/nilai-nilai-pancasila-sebagai-
dasar-perkembangan-iptek/

Yusril Fachrizal.Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan


https://www.academia.edu/30977150/Pancasila_Sebagai_Dasar_Nilai_Pengemb
angan_Ilmu_Pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai