Kode : 611110
Semester : 1 (satu)
Npk :22061000035
D3 PERBANKAN
2022
ABSTRAK
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
penyususan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena berbagai keterbatasan
kemampuan dan fasilitas yang dimiliki oleh penulis.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
pendidikan dan kewarganegaraan. Makalah ini berjudul “ kesaktian pancasila 2022 sebagai
pencerminan jiwa bangsa indonesia menyongsong hari depan bangsa” Penulis menyadari
masih banyak kekurangan baik isi maupun penulisan tata bahasa dalam makalah ini. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna
kesempurnaan makalah ini. Agar makalah ini dapat berguna bagi semua orang.
COVER ..........................................................................................................................i
ABSTRAKSI ..................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................iii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ......................................................................................................1
BAB II TEORI
BAB 1V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 6
B. Saran .................................................................................................................7
Refrensi ............................................................................................................ 13
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV yang terdapat
dalam buku Nagara Kertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan Tantular.
Pancasila merupakan dasar negara yang telah ditetapkan sejak Indonesia
merdeka. Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah
berjuang, denga melihat pengalaman bangsa-bangsa lain, dengan diilhami dengan oleh
gagasan-gagasan besar dunia, dengan tetap berakar pada kepribadian bangsa kita dan
gagasan besar bangsa kita sendiri.
1 Oktober adalah peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Karena hal ini dilatarbelakangi
terjadinya peristiwa tragedi berdarah yang menewaskan enam jenderal pada 30 September
1965 atau yang kita kenal dengan Peristiwa G 30 S / PKI dimana peristiwa ini yang selalu
dikaitkan dengan kesaktian pancasila karena pada peristiwa tersebut terbukti ampuhnya
kesaktian pancasila yaitu PKI yang berusaha mengubah ideologi pancasila menjadi
ideologi komunis gagal. Oleh sebab itu, maka pancasila di anggap sakti sejak saat
itu.Sejak peristiwa itu, serangkaian peringatan gencar dilakukan, dari pemasangan bendera
setengah tiang, peringatan Hari Kesaktian Pancasila, pembuatan Monumen Pancasila, dan
pemberian gelar sebagai Pahlawan Revolusi terhadap korban gerakan itu. Maka tidak
heran bila instansi pemerintah dan sekolah wajib melaksanakan upacara bendera.
Pemerintah waktu itu meyakini, hal tersebut adalah pertarungan ideologi Pancasila dengan
komunisme. Genderang perang terhadap komunis langsung ditabuh. Aksi sapu bersih telah
menewaskan lebih dari 500.000 warga, dan ribuan warga lain dipenjara tanpa pernah ada
proses pengadilan karena mereka di cap komunis dan anti-Pancasila. Dengan demikian,
Pancasila terbukti ampuh dan berhasil menghalau dan menumpas komunis dan Partai
Komunis Indonesia (PKI) dari muka bumi Indonesia dan menyelamatkan bangsa
Indonesia dari kehancuran pada percobaan kudeta PKI tahun 1965.Dewasa ini, dengan
perkembangan teknologi, modernisasi, westernisasi yang tak lain adalah Globalisasi telah
mengikis nilai-nilai tersebut dalam kehidupan masyarakat. Sehingga mengakibatkan
ketidak tahuan masyarakat Indonesia terhadap nilai-nilai dan butir-butir Dasar negara
mereka sendiri. Dan menanamkan pemikiran bahwa nilai-nilai, butir-butir dan
pengamalan-pengamalan Pancasila hanya untuk para pelajar dan Mahasiswa saja.Namun,
seiring dengan arus modernisasi yang terus melekat dalam kehidupan masyarakat,
semangat dan nilai-nilai Pancasila rasanya sudah mulai hilang dari peredaran, khususnya
bagi generasi pemuda saat ini. Belum lagi, pengaruh kekuatan global yang kian merasuk,
sehingga generasi penerus bangsa harus mampu membentengi diri agar tidak mudah
terpengaruh.
BAB II
TEORI
KAJIAN PUSTAKA
Secara Etimologis
Istilah Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta. Perkataan Pancasila memiliki
dua macam arti secara leksikal yaitu: panca yang berarti lima,
sedangkan syila memiliki dua makna; syila dengan vokal i pendek artinya batu sendi,
alas, atau dasar, sedangkan syila dengan vokal i panjang artinya peraturan tingkah
laku yang baik, penting, atau senonoh. Kata-kata tersebut kemudian dalam Bahasa
Jawa diartikan “susila” yang berarti terkait atau memiliki hubungan dengan
moralitas.Oleh karena itu, secara etimologis kata “Panca Syila” yang dimaksudkan
disini adalah istilah “Panca Syila” dengan vokal i pendek yang memiliki makna
leksikal “berbatu sendi lima” atau jika diartikan secara harfiah berarti “dasar yang
memiliki lima unsur”.
Secara Historis
Prof. Kaelan (2010) menjelaskan bahwa pengertian Pancasila diawali dalam
proses perumusan dasar negara dalam sidang BPUPKI. Pada rapat pertama, dr.
Radjiman Widyoningrat, mengajukan suatu masalah, yang secara khusus akan
dibahas pada sidang tersebut, yaitu mengenai calon rumusan dasar Negara Indonesia
yang akan dibentuk. Dapat kita temukan dalam beberapa dokumen historis pancasila
dan di dalam perundang-undangan negara Indonesia seperti di bawah ini :
Dalam Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945.
Dalam Naskah Politik yang bersejarah, tanggal 22 Juni 1945 alinea IV yang
kemudian dijadikan naskah rancangan Pembukaan UUD 1945 (terkenal
dengan sebutan Piagam Jakarta).
Dalam naskah Pembukaan UUD Proklamasi 1945, alinea IV.
Dalam Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) tanggal 27
Desember 1945, alinea IV.
Dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia (UUDS RI) tanggal
17 Agustus 1950.
Dalam Pembukaan UUD 1945, alinea IV setelah Dekrit Presiden RI tanggal 5
Juli1959.
BAB III
PEMBAHASAN
Kesaktian, asal kata adalah sakti yang menurut bahasa berarti mampu (kuasa) berbuat
sesuatu yang melampaui kodrat alam dan kesaktian itu berarti kepandaian (kemampuan)
berbuat sesuatu yang bersifat gaib ( melampaui kodrat alam ). Dalam dunia mitos,
kesaktian adalah kemampuan melakukan sesuatu yang luar biasa. Kemampuan ini bukan
hanya di atas normal, tetapi melampaui normal itu sendiri. Bagi penutur bahasa
Indonesia, “sakti” digunakan untuk menunjukkan gejala di atas biasa. Sakti tidak sekadar
tangguh atau ampuh, melainkan jauh melampaui keduanya. Di dalam kata “sakti”
termuat hal-hal luar biasa. Jadi, kesaktian pancasila adalah kepandaian ( kemampuan)
yang dimiliki oleh lima dasar negara yang dapat berbuat sesuatu melebihi kodrat
alamnya sebagai dasar negara.
Para korban tersebut kemudian dibuang ke suatu lokasi di Pondok Gede, Jakarta
yangdikenal sebagai Lubang Buaya. Mayat mereka ditemukan pada 3 Oktober. Oleh karena
itu tragedi ini diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September (G30S-PKI) dan
tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, memperingati bahwa dasar
Indonesia, Pancasila, adalah sakti, tak tergantikan. Peristiwa G 30 S / PKI adalah peristiwa
yang selalu dikaitkan dengan kesaktian pancasila karena pada peristiwa tersebut telah di sah
kan dalam pembukaan UUD 1945..
Pancasila yang merupakan ideologi yang hidup dalam jiwa dan kehidupan rakyat
Indonesia yang digali oleh Soekarno, Kesaktian Pancasila tidak memerlukan hal-hal yang
sifatnya formal, seperti penerbitan SK ataupun peringatan-peringatan.
1. Sila pertama yaitu ”Ketuhanan Yang Maha Esa” yang dilambangkan dengan bintang.
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. memaksakan suatu agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
Setiap warga negara melakukan ritual yang berbeda-beda tetapi memiliki Tuhan yang
sama.
Contoh penyimpangan :
Tidak ada sikap toleransi kepada sesama : Seperti yang sudah tersirat pada sila
pertama jika Indonesia sendiri memiliki berbagai macam agama. Salah satu
contoh penyimpangannya adalah tidak adanya sikap toleransi kepada agama
lainnya. Sikap ini biasanya didasari karena keegoisan.
Gerakan radikal kelompok tertentu yang mengatasnamakan agama : Tindakan
kedua yang menyimpang dari sila pertama adalah gerakan kelompok radikal
yang mengatasnamakan kegiatan menyimpang mereka dengan atas nama
agama tertentu. Seperti misalnya saja terorisme yang seringkali
mengatasnamakan agama tertentu.
Perusakan tempat ibadah : Yang ketiga adalah perusakan tempat ibadah
agama lain hanya karena merasa terganggu atau karena konflik dan
permasalahan lainnya.
Fanatisme yang sifatnya anarki : Tidak hanya itu saja, namun sikap fanatasime
pada agama yang sifatnya bisa anarki dan merugikan orang lain maka masuk
ke dalam pelanggaran pancasila.
Bom Bali I :
Contoh kasus penyimpangan pada sila pertama ini adalah aksi terorisme yang terkenal
yang terjadi pada tahun 2002 di Bali. Aksi terorisme yang dijadikan sebagai peristiwa
terorisme terbesar sepanjang sejarah di Indonesia ini terjadi pada 3 peristiwa sekaligus.
Membunuh sekitar ratusan orang yang kebanyakan merupakan warga asing yang sedang
berlibur, dan bom bali itu didasarkan pada agama sehingga menyalahi pancasila.
2. Sila kedua yaitu “Kemanusiaan yang adil dan beradab” yang dilambangkan dengan rantai
Gambar 1.3 Sila Kedua Pancasila
Contoh penyimpangan :
3. Sila ketiga yaitu “Persatuan Indonesia” yang dilambangkan dengan pohon beringin
Contoh penyimpangan :
Menganggap suku lain lebih baik dari sukunya sendiri : Indonesia terdiri dari
berbagai macam suku ras, semua suku tentu saja memiliki keunikan dan kelebihan
masing-masing. Membandingkan dan mengangap suku lain remeh tentu saja
merupakan salah satu pelanggaran dari sila ini karena semuanya memang diciptakan
berbeda untuk saling melengkapi.
4. Sila keempat yaitu “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan” yang dialmbangkan dengan kepala banteng
Contoh penyimpangan :
· Ulah memalukan para wakil rakyat kita yang harusnya berjuang untuk rakyat
Sering kali para wakil rakyat mempertontonkan perilaku yg mencemaskan rakyat
ketika menyelesaikan suatu masalah untuk kepentingan rakyat, perang mulut
sampai adu jotos itu diperagakan di depan kamera, itulah yang di sebut kedewasaan
di dalam demokrasi, kebebasan berekpresi dan berpendapat benar-benar di
terapkan oleh anggotra DPR, karena memang DPR itu adalah sebagai Wakil
rakyat. Itu jelas-jelas menyimpang dari amanat rakyat. Sama halnya dengan
anggota DPR dan MPR yang rapat di senayan dalam pembentukan undang-undang
ataupun rapat tahunan selalu banyak yang tidur.
5. Sila kelima yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” yang dilambangkan
dengan padi dan kapas
Contoh penyimpangan :
Menelantarkan para veteran : Salah satu contoh nyata tidak adilnya itu bisa
kita lihat bagaiamana negara memperlakukan veteran atau pejuang yang sudah
mengabdi pada negara bahkan sejak jaman kemerdekaan. Banyak sekali veteran dan
mantan atlet yang sekarang ini hidupnya susah dan bahkan harus berjualan di usia
rentanya. Padahal dahulu mereka berjuang bertaruh nyawa hanya untuk merdeka dan
bisa mengharumkan nama Indonesia.
5) Nilai Keadilan
Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar
sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara
lahiriah ataupun batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya
abstrak dan normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan.
KESIMPULAN
Pancasila dianggap sakti karena tidak ada satu orang pun yang boleh mengubah dan
mangganti dari isi yang telah tercantum dalam pancasila. Selain itu, karena pancasila itu
sendiri dijadikan sebagai dasar negara / pondasi yang penting dalam menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia yang bermula dari pandangan hidup bangsa dan nilai-nilai murni /
falsafah bangsa Indonesia. Hari kesaktian pancasila lebih berkaitan sama peristiwa G30S/PKI
yang terjadi pada 30 September 1965. Gerakan 30 September ini adalah perbuatan PKI dalam
rangka usahanya untuk merebut kekuasaan di negara Republik Indonesia dengan memperalat
oknum ABRI sebagai kekuatan fisiknya.
Fathurrosi, F. (2018). Kesaktian Pancasila Dalam Membangun Kesadaran Dan Keamanan Bangsa
Indonesia. Nizham Journal of Islamic Studies, 6(1), 114-129.
https://www.academia.edu/8312812/
MAKALAH_MAKNA_HARI_KESAKTIAN_PANCASILA_