Oleh :
NMP : 6101120031
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
makalah ini. Saya menyadari bahwa penyususan makalah ini masih jauh dari
tata bahasa dalam makalah ini. Untuk itu saya harap kepada dosen
pembimbing dan teman-teman sekalian untuk kritik dan saranya yang bersifat
makalah ini dapat berguna bagi semua orang. Akhir kata saya mengucapkan
Monalia Wade
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI ................................................................................................ii
BABI PENDAHULUAN…………………………………………………..…..1
A.Latar Belakang.......................................................................................1
B.KajianPustaka .......................................................................................2
BABII PEMBAHASAN………………………………………………………..4
A.PengertianKesaktianPancasila ..............................................................4
B.SejarahKesaktianPancasila....................................................................4
BABIII
RUMUSAN MASALAH………………………….......................…………..17
BABIV
HASILPENELITIAN………………………………………………………….18
BABV
KESIMPULAN…………………………………………….………………….19
BABVI PENUTUP……………………………………………………………………
20
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV yang
terdapat dalam buku. Namun, seiring dengan arus modernisasi yang te Nagara
merupakan dasar negara yang telah ditetapkan sejak Indonesia merdeka. Pancasila
bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah berjuang, dengan
gagasan besar dunia, dengan tetap berakar pada kepribadian bangsa kita dan
telah diterima secara luas dan telah bersifat final. Dan juga landasan untuk menuju
cita-cita bangsa dan untuk memotivasi bangsa dalam mencapai cita-cita tersebut.
Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai religius yang
dengan bangsa lain karena ciri khas yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pancasila
juga merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
jenderal pada 30 September 1965 atau yang kita kenal dengan Peristiwa G 30 S /
PKI dimana peristiwa ini yang selalu dikaitkan dengan kesaktian pancasila karena
pada peristiwa tersebut terbukti ampuhnya kesaktian pancasila yaitu PKI yang
berusaha mengubah ideologi pancasila menjadi ideologi komunis gagal. Oleh sebab
itu, maka pancasila di anggap sakti sejak saat itu.Sejak peristiwa itu, serangkaian
sebagai Pahlawan Revolusi terhadap korban gerakan itu. Maka tidak heran bila
Pemerintah waktu itu meyakini, hal tersebut adalah pertarungan ideologi Pancasila
sapu bersih telah menewaskan lebih dari 500.000 warga, dan ribuan warga lain
dipenjara tanpa pernah ada proses pengadilan karena mereka di cap komunis dan
dan menumpas komunis dan Partai Komunis Indonesia (PKI) dari muka bumi
yang tak lain adalah Globalisasi telah mengikis nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
terhadap nilai-nilai dan butir-butir Dasar negara mereka sendiri. Dan menanamkan
rasanya sudah mulai hilang dari peredaran, khususnya bagi generasi pemuda saat
ini. Belum lagi, pengaruh kekuatan global yang kian merasuk, sehingga generasi
penerus bangsa harus mampu membentengi diri agar tidak mudah terpengaruh.
B. Kajian Pustaka
1. Secara Etimologis
memiliki dua macam arti secara leksikal yaitu: panca yang berarti lima,
sedangkan syila memiliki dua makna; syila dengan vokal i pendek artinya
batu sendi, alas, atau dasar, sedangkan syila dengan vokal i panjang artinya
peraturan tingkah laku yang baik, penting, atau senonoh. Kata-kata tersebut
kemudian dalam Bahasa Jawa diartikan “susila” yang berarti terkait atau
Oleh karena itu, secara etimologis kata “Panca Syila” yang dimaksudkan
disini adalah istilah “Panca Syila” dengan vokal i pendek yang memiliki makna
leksikal “berbatu sendi lima” atau jika diartikan secara harfiah berarti “dasar
2. Secara Historis
dalam proses perumusan dasar negara dalam sidang BPUPKI. Pada rapat
secara khusus akan dibahas pada sidang tersebut, yaitu mengenai calon
rumusan dasar Negara Indonesia yang akan dibentuk. Dapat kita temukan
Jakarta).
RI tanggal 5 Juli1959.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesaktian Pancasila
Kesaktian, asal kata adalah sakti yang menurut bahasa berarti mampu
(kuasa) berbuat sesuatu yang melampaui kodrat alam dan kesaktian itu
melakukan sesuatu yang luar biasa. Kemampuan ini bukan hanya di atas
normal, tetapi melampaui normal itu sendiri. Bagi penutur bahasa Indonesia,
“sakti” digunakan untuk menunjukkan gejala di atas biasa. Sakti tidak sekadar
kepandaian ( kemampuan) yang dimiliki oleh lima dasar negara yang dapat
Namun pada saaat ini, bangsa Indonesia kurang menghayati dan kurang
bangsa Indonesia.
penuh pedebatan dan berbobot, rasa tanggung jawab yang besar terhadap
nasib bangsa dan era di kemudian hari. Tetapi juga penuh dengan rasa
September sampai di awal 1 Oktober 1965. Insiden ini sendiri masih menjadi
Suryani Nasution dan ajudan beliau, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean tewas
dalam usaha pembunuhan tersebut. Selain itu beberapa orang lainnya juga
pada peristiwa tersebut telah di sah kan dalam pembukaan UUD 1945.
bangsa ini bisa bertumbuh menjadi bangsa yang besar ketika mampu
bangsa Indonesia.
tahun dan mengakar dalam jiwa bangsa Indonesia. Ia ada dalam alam
karena pada saat itu pancasila ampuh dan berhasil menghalau serta
menumpas komunis dan PKI dari muka bumi Indonesia dan menyelamatkan
bangsa dari kehancuran pada percobaan kudeta yang dilakukan oleh PKI
tahun 1965.
Indonesia.
dalam pembukaan UUD 1945 yaitu pancasila akan tetap ada dan tidak dapat
ras, kuliner, suku dan lainnya. Sehingga bukti kesaktian pancasila dalam hal
saat ini.
Dalam aksi ini beberapa pejabat, perwira TNI, pimpinan partai, alim ulama
dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam, tetapi pemerintah
pemberontakan ini.
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Agama dan
Esa kepada orang lain.Setiap warga negara melakukan ritual yang berbeda-
Contoh penyimpangan :
Tidak ada sikap toleransi kepada sesama : Seperti yang sudah tersirat
pada sila pertama jika Indonesia sendiri memiliki berbagai macam agama.
dengan atas nama agama tertentu. Seperti misalnya saja terorisme yang
ibadah agama lain hanya karena merasa terganggu atau karena konflik dan
permasalahan lainnya.
Fanatisme yang sifatnya anarki : Tidak hanya itu saja, namun sikap
fanatasime pada agama yang sifatnya bisa anarki dan merugikan orang lain
Bom Bali I :
Contoh kasus penyimpangan pada sila pertama ini adalah aksi terorisme
yang terkenal yang terjadi pada tahun 2002 di Bali. Aksi terorisme yang
ini terjadi pada 3 peristiwa sekaligus. Membunuh sekitar ratusan orang yang
kebanyakan merupakan warga asing yang sedang berlibur, dan bom bali itu
Konflik Poso
Poso II ( 17-21 April 2000), dan Poso III (16 Mei – 15 Juni 2000). Pada
belah pihak yang bertikai dan diinisiasi oleh Jusuf Kalla dan Susilo
Bambang Yudhoyono.
Contoh penyimpangan :
tidak wajar.
Salah satu kasus yang pernah ada dan menjadi salah satu pelangagran
dalam sila kedua ini adalah usaha pemerintah untuk memenuhi kewajuban
terutama yang berasal dari kalangan bawah karena merasa digenjot untuk
membayar dan itu sama saja seperti membuat rakyat kecil mensubsidi
ketidakadilan.
menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto. Dimana aksi itu
penting yang menjadi titik balik perjuangan mahasiswa adalah peristiwa yang
2. Heri Hertanto
3. Hafidin Royan
4. Hendrawan Sie
Jakarta Barat. Aksi yang diikuti sekira 6.000 mahasiswa, dosen, dan civitas
akademika lainnya itu berlangsung sejak pukul 10.30 wib. Tewasnya keempat
televisi. Keempat mahasiswa itu menjadi martir dan diberi gelar pahlawan
beringin
1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan
Contoh penyimpangan :
terdiri dari berbagai macam suku ras, semua suku tentu saja memiliki
Perang antar suku : Seperti yang dilihat, makna dari sila ini adalah
Indonesia akan terpecah dan mungkin tidak menjadi utuh sehingga ini
Menjadi provoator etnis atau suku tertentu : Yang ketiga adalah ketika
ada seseorang yang menjadi seorang provokator dari suku atau etnis tertentu
yang bisa memcicu adanya perang antar suku atau konflik panas.
sudah beridiri sejak tahun 1965 dan bahkan masih berdiri sampai
ingin merdeka sendiri karena merasa jika daerah mereka tidak ada
banteng
kepentingan bersama.
6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
Contoh penyimpangan :
Ketidakadilan bagi masyarakat : Sila keempat mengungkapkan akan
keempat.
dll : Poin ketiga ini sangat nyata sedang terjadi di Indonesia. Sangat
Ulah memalukan para wakil rakyat kita yang harusnya berjuang untuk
rakyat, perang mulut sampai adu jotos itu diperagakan di depan kamera,
memang DPR itu adalah sebagai Wakil rakyat. Itu jelas-jelas menyimpang
dari amanat rakyat. Sama halnya dengan anggota DPR dan MPR yang rapat
di senayan dalam pembentukan undang-undang ataupun rapat tahunan
Sila kelima yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” yang
berkeadilan sosial.
Contoh penyimpangan :
Menelantarkan para veteran : Salah satu contoh nyata tidak adilnya itu
sila kelima ini bisa dilihat dari perbedaan kehidupan anatara masyarakat kota
Jakarta dan Papua. Walau mungkin sama-sama warga Indonesia tetap saja
2) Kemiskinan
Indonesia adalah sebuah negara yang penuh paradoks. Negara ini subur dan
miskin.
3) kesehatan
Indonesia.
a. Nilai Ketuhanan
yang religius bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga memiliki arti
adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati
b. Nilai kemanusiaan
kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup
bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal
sebagaimana mestinya.
c. Nilai Persatuan
indonesia.
d. Nilai Kerakyatan
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat
Adil dan Makmur secara lahiriah ataupun batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya
abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan normatif, isinya belum
bernegara tidak ingin dan tidak boleh diubah lagi. Konsepsi ini sesuai dengan
pendapat para ahli hukum, merubah nilai dasar berarti membubarkan NKRI.
yang memberi corak, watak, dan cirri masyarakat dan bangsa Indonesia yang
Indonesia dengan bangsa lain, yang berarti bahwa sikap, tingkah laku
Perundang-undangan.
Agustus 1945.
G. . Ideologi Pancasila
menjadi beku, kaku, dan melahirkan sikap fanatik yang tidak logis. Atas dasar
zaman.
sosial. Hal itu berarti bahwa pancasila bukan hanya sesuatu yang bersifat
mewujudkanya.
yang digali dari realitas sosial budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu
adanya Tuhan Yang Maha Esa, yang membawa konsekuensi keimanan dan
melalui musyawarah untuk mencapai kata mufakat. Satu hal lagi yaitu
masyarakat Indonesia.
serasi, dan seimbang ), juga mampu membentuk negara agar tidak terjadi
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana Peran Para Generasi muda maupun Generasi Tua dalam menyikapi hari
Kesaktian Pancasila?
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian yang saya lakukan pada generasi pemuda dan pemudi di
daerah tempat tinggal saya,ternyata di jaman milenial sekarang ini sudah banyak
perubahan yang dialami baik perubahan sikap maupun perubahan pola pikir
generasi khususnya generasi muda yang mana dijaman milenial ini mereka lebih
perubahan sikap dan tingkah laku dari generasi muda dikampung saya salah
satunya adalah penggunaan gadget yang berlebihan. Yang mana generasi muda
untuk belajar.Saya telah mensurvei beberapa orang untuk dimintai pendapat mereka
memilih bermain dari pada membagikan pendapat mereka kepada saya. Sehingga
saya memutuskan untuk mewawancarai beberapa orang tua wali dari mereka.Dari
hasil wawancara yang saya dapati yang mana saya telah berhasil mewawancarai 2
KESIMPULAN
Jadi dari hasil penelitian terkait dengan kesaktian pancasila,dari hasil wawancara
PENUTUP
Pancasila terjaga, diperlukan tindakan progresif yang nyata oleh segenap anak
dan persatuan yang kini mulai mengancam dan bahkan mungkin ditinggalkan karena
pengaruh era globalisasi dan semakin berkembangnya zaman. Ada baiknya jika kita
Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara harus kita jaga dan kita
pertahankan dengan segala cara. Karena tanpa Pancasila, negara ini akan
digerogoti oleh bangsanya sendiri, karena tidak ada suatu pedoman lagi untuk
mewujudkan cita-cita dan tujuan bersama, tidak ada lagi falsafah (pandangan hidup)
lahir dan batin bangsa Indonesia, serta tidak adalagi dasar negara dan kepribadian
bangsa Indonesia yang membedakan Indonesia dengan bangsa lainnya. Untuk itu
nilai-nilai Pancasila agar kita mampu mewujudkan cita-cita kita bersama dan agar