Dosen pengampu
Oleh :
ELNI SOPIANTI (2106060059)
SALMAN ALFIRISI (2106060153)
MUHAMMAD WAIS (2106060066)
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia merupakan salah satu negara yang
menjadi sasaran bagi para pengusaha dalam negeri maupun luar negeri untuk menambah
kekayaan dengan membeli saham dalam bentuk investasi.
Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek.
Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu perseroan, atau merupakan bukti
kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja yang memiliki saham berarti dia ikut
menyertakan modal atau memiliki perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Para
pembeli saham membayarkan uang pada perusahaan melalui bursa efek dan mereka
menerima sebuah sertifikat saham sebagai tanda bukti kepemilikan mereka atas saham-
saham dan kepemilikan mereka dicatat dalam daftar saham perusahaan. Para pemegang
saham dari sebuah perusahaan merupakan pemilik-pemilik yang disahkan secara hukum
dan berhak untuk mendapatkan bagian dari laba yang diperoleh perusahaan dalam bentuk
deviden.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian saham
2. Jenis-jenis saham
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memberitahukan kepada pembaca tentang apa itu saham, jenis-jenis saham
2. Untuk memberitahukan kepada pembaca tentang apa hak seseorang yang memiliki
suatu saham dan bagaimana cara pemindahan hak atas saham
A. Pengertian Saham
Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek.
Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu perseroan, atau merupakan bukti
kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja yang memiliki saham berarti dia ikut
menyertakan modal atau memiliki perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut.
Dalam bahasa Belanda, Saham disebut “aandeel”, dan dalam bahasa Inggris disebut
dengan “share”, dalam bahasa Jerman disebut “aktie”, dan dalam bahasa Perancis disebut
“action”. Semua istilah ini mempunyai arti surat berharga yang mencantumkan kata
“saham” di dalamnya sebagai tanda bukti kepemilikan sebagian dari modal perseroan,
dengan mana Saham Perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya
Berdasarkan Pasal 60 UU NO. 40 Tahun 2007, Saham merupakan benda bergerak dan
rnemberikan hak untuk menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS, menerima
pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi serta menjalankan hak lainnya
berdasarkan Undang-Undang ini.
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas itu
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Jadi sama dengan menabung
di bank, setiap kali kita menabung maka kita akan mendapatkan slip yang menjelaskan
bahwa kita telah menyetor sejumlah uang. Dalam investasi saham, yang kita terima bukan
slip melainkan saham.
Dalam persyaratan kepemilikan saham, dapat ditetapkan dalam anggaran dasar dengan
memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal persyaratan kepemilikan saham telah
ditetapkan dan tidak dipenuhi, pihak yang memperoleh kepemilikan saham tersebut tidak
dapat menjalankan hak selaku pemegang saham dan saham tersebut tidak diperhitungkan
dalam kuorum yang hams dicapai sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
Untuk mendapatkan suatu saham, seseorang harus melakukan investasi atau penanaman
modal kesuatu perusahaan atau persero, dengan mana penanaman modal di bagi menjadi,
penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal Asing
Sejalan dengan pengertian penanaman modal dalam negeri di atas, pengertian penanam
modal dalam negeri menurut pasal 1 ayat (5) UU No.25 tahun 2007 adalah penanam modal
dalam negeri adalah perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha Indonesia, negara
Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah negara
Republik Indonesia.
Penanam modal asing adalah perseorangan warga negara asing, badan usaha asing,
dan/atau pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik
Indonesia. Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga
negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan/atau badan hukum Indonesia
yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.
Dalam prakteknya perusahaan Penanaman Modal Asing selalu berbentuk PT. Menurut
Pasal 5 ayat (2) UU No 25 Tahun 2007 tentang PMA :
“Penanaman modal Asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum
Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Indonesia”.
Menurut Pasal 5 ayat (3) PMA dalam bentuk PT itu dilakukan dengan 3 cara,yaitu :
2. Membeli saham
B. Perseroan Terbatas
Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalarn saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
Dalam Perseroan Terbatas, pengeluaran saham adalah suatu upaya pengumpulan modal,
maka kewajiban penyetoran atas saham seharusnya dibebankan kepada pihak lain, Jadi,
Perseroan tidak boleh mengeluarkan saham untuk dimiliki sendiri,Larangan tersebut
termasuk juga larangan kepemilikan silang (cross holding) yang terjadi apabila Perseroan
memiliki saham yang dikeluarkan oleh Perseroan lain yang memiliki saham Perseroan
tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, Pengertian kepemilikan silang
secara langsung adalah apabila Perseroan pertama memiliki saham pada Perseroan kedua
tanpa melalui kepemilikan pada satu "Perseroan antara" atau lebih dan sebaliknya
Perseroan kedua memiliki saham pada Perseroan pertama. Pengertian kepemilikan silang
secara tidak langsung adalah kepemilikan Perseroan pertama atas saham pada Perseroan
kedua melalui kepemilikan pada satu "Perseroan antara" atau lebih dan sebaliknya
Perseroan kedua memiliki saham pada Perseroan pertama.
Akan tetapi, Kepemilikan saham yang mengakibatkan pemilikan saham oleh Perseroan
sendiri atau pemilikan saham secara kepemilikan silang tidak dilarang jika pemilikan
saham tersebut diperoleh berdasarkan peralihan karena hukum, hibah, atau hibah wasiat
oleh karena dalam ha1 ini tidak ada pengeluaran saham yang memerlukan setoran dana
dari pihak lain sehingga tidak melanggar ketentuan larangan. Saham yang diperoleh
berdasarkan peralihan ini, harus dialihkan kepada pihak lain yang tidak dilarang memiliki
saham dalam perseroan dalam jangka waktu 1 tahun setelah tanggal perolehan saham
tersebut
C. Jenis-jenis Saham
Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena
bisa menghasilkan pendapatan tetap. Saham ini lebih aman dibandingkan dengan saham
biasa karena memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen
terlebih dahulu. Saham preferen sulit diperjualbelikan seperti saham biasa karena
jumlahnya yang sedikit.
Ø dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat
dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
Ø Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara pemegang
saham dan organisasi penerbit terbentuk
D. Persayaratan Kepemilikan Saham
3. Nilai saham harus dicantumkan dalam mata uang rupiah, dengan mana Saham tanpa
nilai nominal tidak dapat dikeluarkan
Dalam Saham, Direksi Perseroan wajib rnengadakan dan menyimpan daftar pemegang
saham, yang memuat sekurang-kurangnya:
b. Jumlah, nomor, tanggal perolehan saham yang dimiliki pernegang saham, dan
klasifikasinya dalam ha1 dikeluarkan lebih dari satu klasifikasi saham;
d. Nama dan alamat dari orang perseorangan atau badan hukum yang mempunyai hak
gadai atas saham atau sebagai penerima jaminan fidusia saham dan tanggal perolehan hak
gadai atau tanggal pendaftaran jaminan fidusia tersebut;
e. Keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain , dengan penilaian setoran modal
saham ditentukan berdasarkan nilai wajar yang ditetapkan sesuai dengan harga pasar atau
oleh ahli yang tidak terafiliasi dengan Perseroan.
Perseroan wajib mengadakan dan menyimpan daftar khusus yang memuat keterangan
mengenai saharn anggota Direksi dan Dewan Komisaris beserta keluarganya dalam
Perseroan dan/atau pada Perseroan lain serta tanggal saham itu diperoleh. Sehingga
Pemegang saham diberi bukti atas pemilikan saham untuk saham yang dimilikinya.
E. Penyetoran Saham
Pada umumnya penyetoran saham adalah dalam bentuk uang. Namun, tidak ditutup
kemungkinan penyetoran saham dalam bentuk lain, baik berupa benda berwujud maupun
benda tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan uang dan yang secara nyata telah diterima
oleh Perseroan. Penyetoran saharn dalam bentuk lain selain uang harus disertai rincian
yang menerangkan nilai atau harga, jenis atau macam, status, tempat kedudukan, dan lain-
lain yang dianggap perlu demi kejelasan rnengenai penyetoran tersebut.
1. Penyetoran atas modal saham dapat dilakukan dalam bentuk uang dan/atau dalam
bentuk lainnya.
2. Dalam hal penyetoran modal saham dilakukan dalam bentuk lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (I), penilaian setoran modal saham ditentukan berdasarkan nilai wajar
yang ditetapkan sesuai dengan harga pasar atau oleh ahli yang tidak terafiliasi dengan
Perseroan.
3. Penyetoran saham dalam bentuk benda tidak bergerak hams diumumkan dalam 1
(satu) Surat Kabar atau lebih, dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setelah akta
pendirian ditandatangani atau setelah RUPS memutuskan penyetoran saham tersebut
Dalam hal, jika 1 (satu) saham dimiliki oleh lebih dari 1 (satu) orang, hak yang timbul
dari saham tersebut digunakan dengan cara menunjuk 1 orang sebagai wakil bersama.
b. pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai nilai lebih dari
50% (lirna puluh persen)kekayaan bersih Perseroan,
Pada dasarnya, mengenai pemindahan saham, Pasal 56 UU No. 40 tahun 2007 mengatur
sebagai berikut:
a. Dilakukan dengan Akta Pemindahan Hak, Menurut Pasal 56 ayat (1) UUPT,
pemindahan hak atas saham harus dilakukan dengan akta pemindahan hak. Menurut
penjelasan pasal ini, yang dimaksud dengan akta adalah akta yang dibuat di hadapan
Notaris atau Akta di bawah tangan.
b. Akta pemindahan hak tersebut atau salinannya disampaikan secara tertulis kepada
Perseroan (Pasal 56 ayat (2) UUPT).
c. Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari pemindahan
hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus dan memberitahukan
perubahan susunan pemegang saham kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
untuk dicatat dalam daftar Perseroan paling lambat 30 (tiga puluh) hariterhitung sejak
tanggal pencatatan pemindahan hak (Pasal 56 ayat (3) UUPT).
Dalam anggaran dasar dapat diatur persyaratan mengenai pemindahan hak atas
saham, yaitu:
2) Pihak yang satu mengikatkan diri untuk menyerahkan saham tersebut, dan pihak yang
lain untuk membayar harga yang dijanjikan. Di samping itu, apabila dalam jangka waktu
30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal penawaran dilakukan ternyata B atau pemegang
saham lain tidak membeli, pemegang saham penjual (A) dapat menawarkan dan menjual
sahamnya kepada pihak ketiga (lihat Pasal 58 ayat (1) UUPT).
Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan Pasal 60 UU NO. 40 Tahun 2007, Saham merupakan benda bergerak dan
rnemberikan hak untuk menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS, menerima
pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi serta menjalankan hak lainnya
berdasarkan Undang-Undang ini.
B. Saran
Kami selaku penyusun sangat menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya banyak
sekali kekurangan dalam pembutan makalah ini.Hal ini disebabkan karena masih
terbatasnya kemampuan kami.
Oleh karena itu, Kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun.Kami juga mengharapkan makalah ini sangat bermanfaat
untuk kami khususnya bagi pembaca.