Anda di halaman 1dari 13

HUKUM DAGANG

SURAT SAHAM

NAMA KELOMPOK :

YOEL ARMANDO US SITANGGANG (B1A117048)

FIFTA BUDIMAN AKBAR (B1A117029)

AFRI MUJRIMIN (B1A117005)

BOGI NONDRA (B1A117035)

ANGGA SAPUTRA (B1A117049)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BENGKULU
Istilah-Istilah Dalam Saham

1. Blue chip
Istilah saham blue chip adalah ditujukan untuk saham dari perusahaan besar
yang telah diakui secara nasional dan telah mapan dalam sisi finansialnya.

2. Cut Loss
Pengertiannya adalah memotong kerugian dari penurunan harga saham yang
telah di beli.

3. IPO
Initial Public Offering (IPO) yang artinya Penawaran Saham Perdana ke Publik.
Maksudnya perdana adalah karena perusahaan baru pertama kali menawarkan
sahamnya ke pada publik atau istilahnya Go Public dan pada saat IPO tersebut
perusahaan juga telah berubah dari perusahaan private menj adi perusahaan terbuka.

4. Dividen
Dividen pendapatan yang didapat dari saham yang bersumber dari laba yang
diperoleh perusahaan dalam setahun.Dividen boleh didapat dengan hanya memegang
saham yang akan membagikan dividen tepat pada hari cum date-nya.

5. Capital Gain
Pengertian dari capital gain adalah selisih antara harga jual saham dengan
harga belinya yang halnya sama dengan dividen, ini juga salah satu keuntungan yang
didapat jika berinvestasi saham di bursa efek Indonesia.

6. Market Capitalization
Market Capitalization yaitu kapitalisasi perusahaan di bursa saham yang
dihitung dengan mengalikan harga saham dengan jumlah saham perusahaan yang
beredar di pasar.
Semakin banyak jumlah lembar saham yang dilepas perusahaan dan semakin
tinggi harga sahamnya maka akan semakin besar juga market cap-nya.
7. Cum Date, Ex Date & Recording Date
Semua istilah saham ini adalah istilah yang digunakan pada saat pembagian
dividen dari perusahaan.

Cum date adalah tanggal penentuan siapa saja investor yang berhak
mendapatkan dividen dan Ex Date adalah hari berakhirnya cum date tersebut dimana
siapa pun yang memegang sahamnya di hari tersebut tidak lagi dihitung sebagai
penerima dividen, lalu mengenai recording date adalah waktu atau tanggal pencatatan
para penerima dividen yang biasanya dilakukan di hari cum date pasar tunai.

8. Cuan
Kata cuan berasal dari bahasa Cina dan biasanya sering digunakan oleh para
pedagang asal Cina atau Tiongkok yang artinya ‘untung’. Istilah ini sering digunakan
dalam dunia trading saham, tapi sekalipun demikian makna kata tersebut bisa berarti
umum untuk semua jenis keuntungan dalam perdagangan apa pun.

9. LQ45
LQ45 sebenarnya adalah singkatan dari Likuid dan 45 yang artinya adalah
daftar 45 saham yang paling likuid atau ramai di transaksikan di pasar modal. Pada
umumnya saham yang masuk daftar ini adalah dari saham yang punya fundamental
bagus dan ramai ditransaksikan di bursa.

10. Private Equity


Private Equity ini semacam perusahaan investasi yang tugasnya mengelola dana
investor besar untuk diinvestasikan dalam berbagai instrument investasi, termasuk di
pasar saham. Bagi investor besar ini masuk dalam istilah bisnis saham yang wajib
diketahui, karena setiap investor yang punya dana besar pasti butuh dengan yang
namanya PE ini.

11. PBV
PBV adalah singkatan dari Price to Book Value yang artinya adalah (rasio)
harga saham terhadap nilai buku perusahaan. Istilah saham Rasio PBV ini digunakan
untuk mengukur seberapa murah atau mahal kah suatu saham.
Rumus nilai buku adalah:
Book Value = Nilai ekuitas perusahaan : jumlah lembar saham
Adapun rumus PBV:
PBV = Harga saham : Nilai buku

12. PER
PER adalah singkatan dari Price to Earnings Ratio yang artinya adalah rasio
harga terhadap EPS (Earning Per Share) saham.Rumusnya adalah dengan mencari EPS
sahamnya dulu, baru kemudian membagi harga saham dengan EPS tersebut.

13. ARA
ARA ini berasal dari bahasa Inggris, yaitu Auto Rejection artinya yaitu Auto
Reject Atas atau Kanan.Istilah bisnis saham ini maksudnya adalah penolakan otomatis
dari transaksi saham oleh sistem, dalam hal ini JATS (Jakarta Automatic Trading
System). Di BEI sendiri ada ketentuanya, untuk harga saham Rp.50 – Rp200 maka
auto rejection-nya adalah 35%, untuk saham Rp200 – Rp5000 ARAnya 25%, dan
untuk yang harga Rp5000 ke atas maka ARAnya 20%. Maksud semua batasan tersebut
adalah jika dalam sehari saham ABCD yang dari harga Rp100 sudah naik sampai 35%
menjadi Rp135 , maka jika ada trader ingin melakukan offer pembelian lagi maka
sistem trading akan otomatis menolak penawarannya.Lawan dari ARA in i adalah auto
reject bawah atau kiri. Jadi ini juga sama, kalau batas maksimal penurunan harga
terendah dari suatu saham sudah tercapai maka sistem akan otomatis mereject atau
menolak semua transaksi dari investor.

14. Uptrend, Downtrend dan Sideways

Uptrend
Kata Uptrend terdiri dari dua gabungan kata, yaitu ‘up‘ yang berarti ‘naik‘ atau
‘ke atas‘ dan ‘trend‘ yang berarti ‘cenderung‘.Pengertian Uptrend adalah suatu
keadaan dimana harga saham cenderung tampak naik dari waktu ke waktu,
berdasarkan garis lurus yang ditarik dari titik terendahnya.Uptrend ini bisa kita bilang
sebagai sinonim dari kata Bulllish yang maknanya adalah berasal dari kata ‘bull’ yang
artinya ‘banteng’.

Pengertian Downtrend
Downtrend adalah suatu keadaan dimana harga suatu saham tampak cenderung
turun, berdasarkan garis lurus yang ditarik dari titik tertingginya.
Syaratnya downtrend ini menunjukkan sederetan peak dan trough yang semakin
rendah dari waktu ke waktu.
Defenisi Sideways Saham.
Sideways adalah kondisi pergerakan grafik harga saham yang cenderung naik -
turun atau bolak-balik dalam rentang harga tertentu yang mana tampak bergerak
menyamping dan tidak tampak naik maupun turun.

15. Fee Trading


Fee Trading adalah biaya transaksi saham atau pun surat berharga lainnya dan
biaya ini dibayar ke perusahaan sekuritas oleh pihak investor yang melakukan aksi
jual atau pun beli saham.

16. Stock Split dan Reverse Stock


Stock split Atau dikenal juga dengan pemecahan saham, yakni memecah
nominal saham menjadi lebih kecil sehingga harganya lebih murah dan terjangkau.
Sedangkan reverse stock adalah menggabungkan beberapa saham sehingga jumlah
yang beredar lebih sedikit dan nilainya lebih tinggi secara proporsional.
RESUME SURAT SAHAM

A. Pengertian Saham
Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek.
Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu perseroan, atau merupakan bukti
kepemilikan atas suatu perusahaan..

Dalam bahasa Belanda, Saham disebut “aandeel”, dan dalam bahasa Inggris disebut
dengan “share”, dalam bahasa Jerman disebut “aktie”, dan dalam bahasa Perancis disebut
“action”, istilah ini mempunyai arti surat berharga yang mencantumkan kata “saham” di
dalamnya sebagai tanda bukti kepemilikan sebagian dari modal perseroan, dengan mana
Saham Perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya

Berdasarkan Pasal 60 UU NO. 40 Tahun 2007, Saham merupakan benda bergerak


dan rnemberikan hak untuk menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS, menerima
pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi serta menjalankan hak lainnya
berdasarkan Undang-Undang ini.

Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas itu
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Dalam persyaratan kepemilikan
saham, dapat ditetapkan dalam anggaran dasar dengan memperhatikan persyaratan yang
ditetapkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Untuk mendapatkan suatu saham, seseorang harus melakukan investasi atau


penanaman modal kesuatu perusahaan atau persero, dengan mana penanaman modal di bagi
menjadi :
1. Penanaman Modal dalam negeri
Penanaman modal dalam negeri menurut UU No.25 tahun 2007 adalah kegiatan
penanaman modal untuk melakukan usaha di wilayah negara RI oleh penanam modal dalam
negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Modal dalam negeri adalah modal yang
dimiliki oleh negara Republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia, atau badan
usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum.

Pengertian penanaman modal dalam negeri di atas, pengertian penanam modal dalam
negeri menurut pasal 1 ayat (5) UU No.25 tahun 2007 adalah penanam modal dalam negeri
adalah perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha Indonesia, negara Republik
Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik
Indonesia.

2. Penanaman modal asing


Berdasarkan UU No.25 tahun 2007 memberikan pengertian penanaman modal asing
sebagai kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik
Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing
sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri, dalam
prakteknya perusahaan Penanaman Modal Asing selalu berbentuk PT.

Menurut Pasal 5 ayat (2) UU No 25 Tahun 2007 tentang PMA :


“Penanaman modal Asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum
Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Indonesia”.
Menurut Pasal 5 ayat (3) PMA dalam bentuk PT itu dilakukan dengan 3 cara,yaitu :
1. Mengambil bagian saham pada saat pendirian PT.
2. Membeli saham
3. Melakukan cara lain sesuai dengan peraturan per-UU-an

Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali
bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan.
Bidang usaha yang tertutup bagi penanam modal asing adalah :
· produksi senjata, mesiu, alat peledak, dan peralatan perang; dan
· bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan undang-undang.

B. Perseroan Terbatas
Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha
dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalarn saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
Dalam Perseroan Terbatas, pengeluaran saham adalah suatu upaya pengumpulan
modal, maka kewajiban penyetoran atas saham seharusnya dibebankan kepada pihak lain,
Jadi, Perseroan tidak boleh mengeluarkan saham untuk dimiliki sendiri,Larangan tersebut
termasuk juga larangan kepemilikan silang (cross holding)yang terjadi apabila Perseroan
memiliki saham yang dikeluarkan oleh Perseroan lain yang memiliki saham Perseroan
tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, Pengertian kepemilikan silang secara
langsung adalah apabila Perseroan pertama memiliki saham pada Perseroan kedua tanpa
melalui kepemilikan pada satu "Perseroan antara" atau lebih dan sebaliknya Perseroan kedua
memiliki saham pada Perseroan pertama. Pengertian kepemilikan silang secara tidak
langsung adalah kepemilikan Perseroan pertama atas saham pada Perseroan kedua melalui
kepemilikan pada satu "Perseroan antara" atau lebih dan sebaliknya Perseroan kedua
memiliki saham pada Perseroan pertama.

Akan tetapi, Kepemilikan saham yang mengakibatkan pemilikan saham oleh


Perseroan sendiri atau pemilikan saham secara kepemilikan silang tidak dilarang jika
pemilikan saham tersebut diperoleh berdasarkan peralihan karena hukum, hibah, atau hibah
wasiat oleh karena dalam ha1 ini tidak ada pengeluaran saham yang memerlukan setoran
dana dari pihak lain sehingga tidak melanggar ketentuan larangan. Saham yang diperoleh
berdasarkan peralihan ini, harus dialihkan kepada pihak lain yang tidak dilarang memiliki
saham dalam perseroan dalam jangka waktu 1 tahun setelah tanggal perolehan saham tersebut

C. Jenis-jenis Saham
Suatu perusahaan dapat menerbitkan 2 jenis saham, yaitu saham biasa dan saham
preferen.

a. Saham Biasa (common stock)

Saham biasa merupakan saham yang mempunyai hak suara untuk mengambil
keputusan dalam RUPS mengenai segala hal yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan,
mempunyai hak untuk menerima dividen yang dibagikan, dan menerima sisa. kekayaan hasil
likuidasi.

Saham Biasa Memiliki karakteristik Utama yaitu:


Ø Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris
Ø Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru
Ø Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja

b. Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena
bisa menghasilkan pendapatan tetap. Saham ini lebih aman dibandingkan dengan saham
biasa karena memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen
terlebih dahulu. Saham preferen sulit diperjualbelikan seperti saham biasa karena jumlahnya
yang sedikit.

Karakteristik Saham Preferen adalah sebagai berikut:


· Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda
· Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa
dalam hal pembagian dividen
· Dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat dibayarkan
pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
· Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara pemegang
saham dan organisasi penerbit terbentuk

D. Persyaratan Kepemilikan Saham

Berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007, Persyaratan Kepemilikan Saham yaitu :


1. Saham Perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya,
2. Persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan dalam anggaran dasar dengan
memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan..
3. Nilai saham harus dicantumkan dalam mata uang rupiah, dengan mana Saham tanpa nilai
nominal tidak dapat dikeluarkan

Dalam Saham, Direksi Perseroan wajib rnengadakan dan menyimpan daftar


pemegang saham, yang memuat sekurang-kurangnya :
a. Nama dan alamat pemegang saham;
b. Jumlah, nomor, tanggal perolehan saham yang dimiliki pernegang saham, dan
klasifikasinya dalam ha1 dikeluarkan lebih dari satu klasifikasi saham;
c. Jumlah yang disetor atas setiap saham;
d. Nama dan alamat dari orang perseorangan atau badan hukum yang mempunyai hak gadai
atas saham atau sebagai penerima jaminan fidusia saham dan tanggal perolehan hak gadai
atau tanggal pendaftaran jaminan fidusia tersebut;
e. Keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain , dengan penilaian setoran modal saham
ditentukan berdasarkan nilai wajar yang ditetapkan sesuai dengan harga pasar atau oleh ahli
yang tidak terafiliasi dengan Perseroan.

Perseroan wajib mengadakan dan menyimpan daftar khusus yang memuat keterangan
mengenai saharn anggota Direksi dan Dewan Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan
dan/atau pada Perseroan lain serta tanggal saham itu diperoleh. Sehingga Pemegang saham
diberi bukti atas pemilikan saham untuk saham yang dimilikinya.

E. Penyetoran Saham
Pada umumnya penyetoran saham adalah dalam bentuk uang.. Penyetoran saharn
dalam bentuk lain selain uang harus disertai rincian yang menerangkan nilai atau harga, jenis
atau macam, status, tempat kedudukan, dan lain-lain yang dianggap perlu demi kejelasan
rnengenai penyetoran tersebut.

Dalam Pasal 34 ayat 1, 2 dan 3, UU No. 40 Tahun 2007, yaitu:


1. Penyetoran atas modal saham dapat dilakukan dalam bentuk uang dan/atau dalam bentuk
lainnya.
2. Dalam hal penyetoran modal saham dilakukan dalam bentuk lain sebagaimana dimaksud
pada ayat (I), penilaian setoran modal saham ditentukan berdasarkan nilai wajar yang
ditetapkan sesuai dengan harga pasar atau oleh ahli yang tidak terafiliasi dengan Perseroan.
3. Penyetoran saham dalam bentuk benda tidak bergerak hams diumumkan dalam 1 (satu)
Surat Kabar atau lebih, dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setelah akta pendirian
ditandatangani atau setelah RUPS memutuskan penyetoran saham tersebut

F. Hak Kepemilikan Saham

Saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk:


· menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS, berlaku setelah saham dicatat dalam
daftar pemegang saham atas nama pemiliknya,
· menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi;
· menjalankan hak lainnya berdasarkan Undang-Undang ini.

Setiap saham memberikan kepada pemiliknya hak yang tidak dapat dibagi.
maksudnya para pemegang saham tidak diperkenankan membagi-bagi hak atas 1 (satu)
saharn menurut kehendaknya sendiri,

Dalam hal, jika 1 (satu) saham dimiliki oleh lebih dari 1 (satu) orang, hak yang timbul
dari saham tersebut digunakan dengan cara menunjuk 1 orang sebagai wakil bersama. Setiap
pemegang saham berhak mengajukan gugatan terhadap Perseroan ke pengadilan negeri
apabila dirugikan karena tindakan Perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan wajar
sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi, dan/atau Dewan Komisaris,

Setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar sahamnya dibeli
dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan Perseroan
yang merugikan pemegang saham atau Perseroan, berupa:
a. Perubahan anggaran dasar
b. Pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai nilai lebih dari 50%
(lirna puluh persen)kekayaan bersih Perseroan,
c. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau Pemisahan.

G. Pemindahan Hak Atas Saham

Pada dasarnya, mengenai pemindahan saham, Pasal 56 UU No. 40 tahun 2007


mengatur sebagai berikut:
A. Dilakukan dengan Akta Pemindahan Hak, Menurut Pasal 56 ayat (1) UUPT, pemindahan
hak atas saham harus dilakukan dengan akta pemindahan hak. Menurut penjelasan pasal
ini, yang dimaksud dengan akta adalah akta yang dibuat di hadapan Notaris atau Akta di
bawah tangan.
B. Akta pemindahan hak tersebut atau salinannya disampaikan secara tertulis kepada
Perseroan (Pasal 56 ayat (2) UUPT).
C. Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari pemindahan hak
tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus dan memberitahukan perubahan
susunan pemegang saham kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk dicatat
dalam daftar Perseroan paling lambat 30 (tiga puluh) hariterhitung sejak tanggal pencatatan
pemindahan hak (Pasal 56 ayat (3) UUPT).

Dalam anggaran dasar dapat diatur persyaratan mengenai pemindahan hak atas
saham, yaitu:
· keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham dengan klasifikasi
tertentu atau pemegang saham lainnya, dan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak tanggal penawaran dilakukan ternyata pemegang saharn tersebut tidak
membeli, pemegang saharn penjual dapat menawarkan dan menjual sahamnya kepada pihak
ketiga.
· keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Organ Perseroan, dan/atau
· keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari instansi yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya yang berjudul “Hukum Perseroan


Terbatas“ mengatakan bahwa pemindahan hak atas saham melalui jual beli tunduk kepada
ketentuan Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata, yakni:
1) Terdapat persetujuan antara para pihak
2) Pihak yang satu mengikatkan diri untuk menyerahkan saham tersebut, dan pihak yang
lain
untuk membayar harga yang dijanjikan. Di samping itu, apabila dalam jangka waktu 30
(tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal penawaran dilakukan ternyata B atau pemegang
saham lain tidak membeli, pemegang saham penjual (A) dapat menawarkan dan menjual
sahamnya kepada pihak ketiga (lihat Pasal 58 ayat (1) UUPT).
DAFTAR PUSTAKA :
C.S.T.Kansil dan Christine S.T. Kansil. 2008. Pokok –pokok pengetahuan
Hukum Dagang Indonesia. Jakarta : Sinar Grafika
Partadiredja, Iting. 1978. Pengetahuan dan Hukum dagang, Jakarta: Erlangga
[1] C.S.T.Kansil dan Christine S.T. Kansil, Pokok –pokok pengetahuan Hukum
Dagang Indonesia, (Jakarta : Sinar Grafika, 2008), hlm. 153
[2] Akhmad Ikhsan, Hukum Dagang, (Jakarta : Pradnya Paramita, 1987), Hal.
286
[3] Iting Partadiredja, Pengetahuan dan Hukum dagang, (Jakarta: Erlangga,
1978), hlm. 97

Anda mungkin juga menyukai