Anda di halaman 1dari 24

HUKUM PASAR MODAL

Ade Hari Siswanto, SH.,MH

BAB I
PASAR MODAL

A. Pengertian Pasar Modal

Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar yang disiapkan untuk
memperdagangkan saham-saham, obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan
memakai jasa perantara pedagang efek. Di sinilah para pelaku pasar, yaitu individu-individu
yang memiliki kelebihan dana melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan
emiten.

Pasar Modal adalah tempat perusahaan mencari dana segar untuk mengingkatkan
kegiatan bisnis sehingga dapat mencetak lebih banyak keuntungan. Dana segar yang ada di
pasar modal berasal dari masyarakat yang disebut juga sebagai investor. Para investor
melakukan berbagai tehnik analisis dalam menentukan investasi di mana semakin tinggi
kemungkinan suatu perusahaan menghasilkan laba dan semakin kecil resiko yang dihadapi
maka semakin tinggi pula permintaan investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan
tersebut. Pada pasar modal pelakunya dapat berupa perseorangan maupun organisasi /
perusahaan. Bentuk yang paling umum dalam investasi pasar modal adalah saham dan
obligasi. Saham dan obligasi dapat berubah-ubah nilainya karena dipengaruhi oleh banyak
faktor. Saat ini pasar modal di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta atau yang disingkat BEJ
dan Bursa Efek Surabaya atau yang disingkat BES.

Pengertian Pasar Modal berdasarkan Pasal 1 angka 13 Undang-Undang No.8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
Perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.

Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Page 1
HUKUM PASAR MODAL
Ade Hari Siswanto, SH.,MH

B. Peranan dan Fungsi Pasar Modal

1. Dari sisi Investor


- Sebagai alternatif investasi.
- Sarana divestasi.
- Diversifikasi risiko investasi.

2. Dari sisi dunia usaha


- Alternatif pembiayaan.
- Penyehatan usaha.
- Sarana restrukturisasi.

C. Manfaat Pasar Modal

Pasar Modal memiliki beberapa manfaat yaitu :


1. Dapat menghimpun dana-dana yang berasal dari masyarakat untuk memperluas usaha
dan membuka proyek-proyek baru.
2. Dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan masyarakat.
3. Perusahaan yang menawarkan efek kepada masyarakat memiliki ketergantungan yang
rendah pada bank.
4. Pemegang saham maupun obligasi sama-sama memperoleh keuntungan baik berupa
deviden maupun bunga.
5. Investor lebih mudah berpindah dari sebuah perusahaan ke perusahaan yang deviden
atau bunganya lebih tinggi.
6. Investor turut serta dalam kegiatan perusahaan melalui rapat umum pemegang saham.

Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Page 2
HUKUM PASAR MODAL
Ade Hari Siswanto, SH.,MH

D. PERUSAHAAN PUBLIK DAN PERUSAHAAN TERBUKA

Perseroan Publik

Menurut Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan


Terbatas (“UUPT), Perseroan Publik adalah Perseroan yang memenuhi kriteria jumlah
pemegang saham dan modal disetor sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal.

Kriteria yang harus dipenuhi oleh Perusahaan Publik menurut Pasal 1 angka 22 Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (“UU 8/1995”) adalah saham
Perseroan telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 pemegang saham dan memiliki modal
disetor sekurang-kurangnya Rp 3 miliar atau suatu jumlah pemegang saham dan modal
disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Menurut Yahya Harahap dalam bukunya Hukum Perseroan Terbatas (hal. 40-41),
faktor yang dijabarkan dalam Pasal 1 angka 22 UU 8/1995 tersebut merupakan suatu
kriteria Perseroan menjadi Perseroan Publik. Apabila pemegang sahamnya telah mencapai
300 orang dan modal disertai mencapai Rp 3 miliar, perseroan tersebut telah memenuhi
kriteria sebagai Perseroan Publik.

Kalau perseroan telah memenuhi kriteria sebagai Perseroan Publik tersebut, maka
perseroan itu harus mematuhi ketentuan Pasal 24 UUPT, yang berbunyi:1[1]

(1) Perseroan yang modal dan jumlah pemegang sahamnya telah memenuhi kriteria
sebagai Perseroan Publik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal, wajib mengubah anggaran dasarnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf f dalam jangka waktu 30
(tiga puluh) hari terhitung sejak terpenuhi kriteria tersebut.
(2) Direksi Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mengajukan
pernyataan pendaftaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal.

Bunyi Pasal 21 ayat (2) huruf f UUPT sebagaimana dirujuk oleh Pasal 24 UUPT adalah
sebagai berikut:

Perubahan anggaran dasar tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. nama Perseroan dan/atau tempat kedudukan Perseroan;
b. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan;
c. jangka waktu berdirinya Perseroan;
d. besarnya modal dasar;
e. pengurangan modal ditempatkan dan disetor; dan/atau

Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Page 3
HUKUM PASAR MODAL
Ade Hari Siswanto, SH.,MH

f. status Perseroan yang tertutup menjadi Perseroan Terbuka atau


sebaliknya.

Jadi Perseroan Publik adalah Perseroan yang memenuhi kriteria jumlah pemegang saham
dan modal disetor. Apabila pemegang sahamnya telah mencapai 300 orang, dan modal
disertai mencapai Rp 3 miliar, perseroan tersebut telah memenuhi kriteria sebagai
perseroan publik. Kemudian apabila sudah memenuhi kriteria sebagai perseroan publik,
maka harus mengubah anggaran dasarnya menjadi Perseroan Terbuka (Perseroan
Tbk).2[2]

Perseroan Terbuka

Pasal 1 angka 7 UUPT mendefinisikan Perseroan Terbuka sebagai Perseroan Publik


atau Perseroan yang melakukan penawaran umum saham, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

Jadi yang dimaksud dengan Perseroan Terbuka (Tbk) menurut Pasal 1 angka 7 UUPT
adalah:3[3]
1. Perseroan publik yang telah memenuhi kriteria sebagai perseroan publik yaitu memiliki
pemegang saham sekurangnya 300 orang dan modal disetor sekurang-kurangnya Rp 3
miliar, atau
2. Perseroan yang melakukan penawaran umum (public offering) saham di Bursa Efek.
Maksudnya perseroan tersebut menawarkan atau menjual saham atau efeknya kepada
masyarakat luas.

Hanya emiten yang boleh melakukan penawaran umum. Emiten tersebut adalah Pihak yang
melakukan Penawaran Umum.4[4]

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11/POJK.04/2017 tentang


Laporan Kepemilikan atau Setiap Perubahan Kepemilikan Saham Perusahaan
Terbuka, Perusahaan Terbuka adalah Emiten yang telah melakukan Penawaran Umum
Efek bersifat ekuitas atau Perusahaan Publik.

Jadi berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa Perseroan Publik merupakan
Perseroan Terbuka, yang mana untuk menjadi Perseroan Publik, perseroan harus memenuhi
memiliki pemegang saham sekurang-kurangnya 300 orang dan modal disetor sekurang-
kurangnya Rp 3 miliar. Sedangkan Perseroan Terbuka lebih luas, bisa Perseroan Publik atau
emiten yang melakukan penawaran umum

Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Page 4
HUKUM PASAR MODAL
Ade Hari Siswanto, SH.,MH

E. Struktur Pasar Modal Indonesia

Presiden

OJK

Bursa Efek LKP LPP

Perusahaan Lembaga Profesi Pemodal Emiten,

Efek Penunjang Perusahaan


Penunjang

Publik dan
. Penjamin Emisi . Biro Administrasi Efek . Akuntan . Domestik
Reksadana
.Perantara . Bank Kustodian . Konsultan . Asing
Pedagang Efek
. Wali Amanat Hukum
. Manajer Investasi
. Penasihat Investasi . Penilai

.Pemeringkat Efek . Notaris

Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Page 5
Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul
Disusun oleh Ade Hari Siswanto, SH., MH

BAB III
PIHAK-PIHAK DALAM PASAR MODAL
Presiden

Otoritas Jasa Keuangan

Lembaga Self Regulation Organization (SRO)

Bursa Efek Lembaga Kliring Lembaga


& Penjaminan Penyimpanan &
(PT. Bursa Efek Penyelesaian
(PT. Kliring
Indonesia (BEI)) Penjaminan Efek (PT. Kustodian
Indonesia (KPEI)) Sentral Efek
Indonesia (KSEI))

Perusahaan Efek Lembaga Penunjang Profesi Pelaku Pasar Modal

- Penjamin Emisi . Biro Administrasi Efek Penunjang


Emiten

- Perantara . Bank Kustodian . Akuntan Reksadana


Pedagang Efek
. Wali Amanat . Konsultan Pemodal
- Manajer Investasi
. Penasihat Investasi Hukum (asing & Domestik)

. Pemeringkat Efek . Penilai

. Notaris

Khusus kalangan FH UEU dan dilarang diperbanyak / digunakan secara komersil tanpa ijin Page 1
Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul
Disusun oleh Ade Hari Siswanto, SH., MH

A. OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

1. Latar belakang : Pada tanggal 27 Oktober 2011, DPR RI mengesahkan


Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
Menurut pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan yang dimaksud dengan OJK adalah lembaga yang
independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai
fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan
penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Kedudukan
OJK dalam hal ini menggantikan kedudukan BAPEPAM.

2. Tugas OJK : tugas utama dari OJK adalah melakukan pengaturan dan juga
pengawasan terhadap kegiatan berikut : Kegiatan jasa keuangan di sektor
Perbankan, Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal, Kegiatan jasa
keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan,
dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

B. LEMBAGA SELF REGULATION ORGANIZATION (SRO)

Lembaga SRO merupakan lembaga yang ditunjuk oleh UU Pasar Modal yang
salah satu perannya dapat membuat peraturan terkait bidang Pasar Modal.

Terdapat 3 (tiga) Lembaga SRO menurut UU Pasar Modal, yaitu Bursa Efek,
Lembaga Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (LKP) dan Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian efek Indonesia (LPP).

Guna Memenuhi amanat UU pasar modal, maka ketiga lembaga SRO tersebut
haruslah sebuah perseroan terbatas. Untuk itu lahirlah 3(tiga) Perseroan sebagai
berikut
a. PT. Bursa Efek Indonesia (sebagai amanat atas lembaga Bursa Efek)
b. PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia/ PT. KPEI (sebagai amanat
atas lembaga Kliring dan Penjaminan).

Khusus kalangan FH UEU dan dilarang diperbanyak / digunakan secara komersil tanpa ijin Page 2
Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul
Disusun oleh Ade Hari Siswanto, SH., MH

c. PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (sebagai amanat atas lembaga


Penyimpanan dan Penyelesaian).

1. Bursa Efek (Pasal 1 angka (4) UUPM)


Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem
dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-
Pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka.
Pengertian ini mencakup pula sistem dan atau sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli Efek, meskipun sistem dan atau sarana tersebut
tidak mencakup sistem dan atau sarana untuk memperdagangkan Efek.

Bursa Efek mempunyai tugas Menyelenggarakan dan menyediakan sistem


dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-
Pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka.

2. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian


(Pasal 1 angka (10), 13, 14 ayat (2) dan 56 UUPM)

Kustodian adalah Pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain
yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden,
bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili
pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Kegiatan usaha sebagai
Kustodian tersebut dapat diselenggarakan oleh Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian (LPP), Perusahaan Efek, atau Bank Umum yang telah
mendapat persetujuan dari Bapepam (Pasal 1 angka (8), Pasal 43-47 UUPM)

Kustodian berfungsi untuk memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain
yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain termasuk menerima deviden,
bunga dll, menyelesaikan transaksi Efek dan mewakili pemegang rekening.

Menurut Pasal 43 ayat (1) UUPM Penyelenggaraan kustodian dilakukan oleh


a. Lembaga Penyelesaian Penyimpan (PT KSEI)
b. Perusahaan Efek.
c. Bank Umum atas persetujuan OJK.

Khusus kalangan FH UEU dan dilarang diperbanyak / digunakan secara komersil tanpa ijin Page 3
Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul
Disusun oleh Ade Hari Siswanto, SH., MH

Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian adalah Pihak yang


menyelenggarakan kegiatan Kustodian sentral bagi Bank Kustodian,
Perusahaan Efek, dan Pihak lain.

Menurut Pasal 13 ayat (1) UUPM yang dapat menyelenggarakan usaha


sebagai lembaga Kliring dan penjaminan atau Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian adalah Perseroan yang telah memperoleh ijin Bapepam (OJK).

Berdasar pasal 13 ayat 1 UUPM ini maka didirikanlah Lembaga Penyimpanan


dan Penyelesaian ini berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan nama PT.
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dengan pemegang sahamnya
adalah Bursa Efek, Perusahaan Efek, Biro Administrasi Efek, Bank Kustodian
atau pihak lain atas persetujuan OJK. Adapun tujuan dari Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian ini adalah menyediakan jasa Kustodian
Sentral dan penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar dan efisien.

Bahwa efek dalam praktek pasal modal tidak berbentuk lembaran melainkan
berbentuk screpless yang dicatat dalam bentuk rekening efek yang disimpan
di Kustodian. Warkat saham terlebih dahulu dikonversikan menjadi catatan
elektronik menggunakan C-BEST pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian yaitu P.T. Kustodian Sentral Efek Indonesia.

Secara garis besar tugas PT. KSEI adalah penyelesaian transaksi bursa dan
penyimpanan. Penyimpanan efek dalam daftar yang dicatat di PT. KSEI:
a. Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat
dalam buku daftar pemegang Efek Emiten atas nama Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian. Yang intinya bahwa dalam buku daftar
pemegang efek emiten tercatatlah siapa-siapa pihak/investor pemegang
efek.
b. Penitipan kolektif pada Bank Kustodian atau perusahaan efek yang dicatat
dalam rekening efek pada PT. KSEI dicatat atas nama bank kustodian
atau perusahaan efek.
Khusus kalangan FH UEU dan dilarang diperbanyak / digunakan secara komersil tanpa ijin Page 4
Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul
Disusun oleh Ade Hari Siswanto, SH., MH

3. Lembaga Kliring dan Penjaminan


(Pasal 13, 14 ayat (1), 55 UUPM)

Lembaga Kliring dan Penjaminan adalah Pihak yang menyelenggarakan jasa


kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa, yaitu kontrak yang
dibuat oleh Anggota Bursa Efek, yaitu Perantara Pedagang Efek yang telah
memperoleh izin usaha dari OJK dan mempunyai hak untuk mempergunakan
system dan atau sarana Bursa Efek menurut peraturan Bursa Efek, sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli Efek,
pinjam meminjam Efek, atau kontrak lain mengenai Efek atau harga Efek.

Berdasar pasal 13 ayat 1 UUPM ini maka didirikanlah Lembaga Penyimpanan


dan Penyelesaian ini berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan nama PT.
Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dengan pemegang sahamnya
adalah Bursa Efek, Perusahaan Efek, Biro Administrasi Efek, Bank Kustodian
atau pihak lain atas persetujuan OJK.

C. LEMBAGA PENUNJANG PASAR MODAL

1. Biro Administrasi Efek (Pasal 1 angka (3), 48-48 UUPM)


Biro Administrasi Efek (BAE) adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan
Emiten melaksanakan pencatatan pemilikan Efek dan pembagian hak yang
berkaitan dengan Efek.

Biro Administrasi Efek melaksanakan pencatatan pemilikan Efek dan


pembagian hak yang berkaitan dengan Efek berdasarkan kontrak dengan
Emiten. Penyelenggaraannya dilakukan oleh Perseroan.

2. Kustodian (Pasal 1 angka (8), 43-47 UUPM) dan Penitipan Kolektif (Pasal
1 angka (16), 56-63 UUPM)

Kustodian adalah Pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain
yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden,
bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili

Khusus kalangan FH UEU dan dilarang diperbanyak / digunakan secara komersil tanpa ijin Page 5
Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul
Disusun oleh Ade Hari Siswanto, SH., MH

pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Kegiatan usaha sebagai


Kustodian tersebut dapat diselenggarakan oleh Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian (LPP), Perusahaan Efek, atau Bank Umum yang telah
mendapat persetujuan dari Bapepam (Pasal 1 angka (8), Pasal 43-47 UUPM)

Kustodian berfungsi untuk memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain
yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain termasuk menerima deviden,
bunga dll, menyelesaikan transaksi Efek dan mewakili pemegang rekening.

Menurut Pasal 43 ayat (1) UUPM Penyelenggaraan kustodian dilakukan oleh


a. Lembaga Penyelesaian Penyimpan (PT KSEI)
b. Perusahaan Efek.
c. Bank Umum

Penitipan Kolektif (oleh Kustodian) Menurut Pasal 1 angka (16) UUPM,


Penitipan Kolektif adalah jasa penitipan atas Efek yang dimiliki bersama oleh
lebih dari satu Pihak yang kepentingannya diwakili oleh Kustodian.

a. Peniltipan kolektif di PT KSEI (Lebaga Penyimpanan dan Penyelesaian)


Menurut Pasal 56 ayat (1) UUPM Efek dalam Penitipan Kolektif pada
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat dalam buku daftar
pemegang Efek Emiten atas nama Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian untuk kepentingan pemegang rekening pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian yang bersangkutan.
Penitipan Kolektif pada PT KSEI dicatat dalam buku daftar pemegang
Efek Emiten atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. Yang
intinya bahwa dalam buku daftar pemegang efek emiten tercatatlah siapa-
siapa pihak/investor pemegang efek.

b. Penitipan kolektif pada Bank Kustodian atau perusahaan efek yang dicatat
dalam rekening efek pada PT. KSEI dicatat atas nama bank kustodian
atau perusahaan efek. Menurut pasal 56 ayat (2) UUPM menyebutkan
bahwa Efek dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau

Khusus kalangan FH UEU dan dilarang diperbanyak / digunakan secara komersil tanpa ijin Page 6
Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul
Disusun oleh Ade Hari Siswanto, SH., MH

Perusahaan Efek yang dicatat dalam rekening Efek pada Lembaga


Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat atas nama Bank Kustodian atau
Perusahaan Efek dimaksud untuk kepentingan pemegang rekening pada
Bank Kustodian atau Perusahaan Efek tersebut.

c. Penitipan kolektif terkait reksadana/kontrak investasi kolektif atau efek


yang tidak termasuk dalam penitipan kolektif di PT KSEI maka efek-efek
tersebut dicatat sendiri oleh bank custodian atau perusahaan efek.
Menurut Pasal 56 ayat (3) UUPM Apabila Efek dalam Penitipan Kolektif
pada Bank Kustodian merupakan bagian dari Portofolio Efek dari suatu
kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, maka Efek tersebut dicatat
dalam buku daftar pemegang Efek Emiten atas nama Bank Kustodian
untuk kepentingan pemilik Unit Penyertaan dari kontrak investasi kolektif
tersebut.

3. Wali Amanat (Pasal 1 angka (30), 50-54 UUPM)


Wali Amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan Pemegang Efek
bersifat utang. Bank Umum yang akan bertindak sebagi Wali Amanat wajib
terlebih dahulu terdaftar di Bapepam untuk mendapatkan Surat Tanda
Terdaftar sebagai Wali Amanat. Kegiatannya mewakili kepentingan
Pemegang Efek yang bersifat utang. Wali Amanat diselenggarakan oleh:
- Bank Umum.
- Pihak lain yang ditetapkan Peraturan Pemerintah.
Oleh karena Efek bersifat utang adalah merupakan surat pengakuan utang
yang sifatnya sepihak dan para pemegangnya tersebar luas, maka untuk
mengurus dan mewakili mereka selalu kreditur, perlu dibentuk lembaga
perwaliamanatan. Agar wali Amanat dapat mewakili kepentingan para
pemegang Efek bersifat utang tersebut, ditetapkan Bank Umum sebagai
Pihak yang dapat menyelenggarakan kegiatan perwaliamanatan karena
mempunyai jaringan kegiatan usaha yang luas. Namun, untuk mengantisipasi

Khusus kalangan FH UEU dan dilarang diperbanyak / digunakan secara komersil tanpa ijin Page 7
Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul
Disusun oleh Ade Hari Siswanto, SH., MH

perkembangan Pasar Modal, dimungkinkan Pihak lain, selain Bank Umum,


untuk melakukan

4. Pemeringkat Efek
Perusahaan Pemeringkat Efek adalah pihak yang menerbitkan peringkat-
peringkat bagi surat utang (debt securities), seperti obligasi dan commercial
paper. Sampai saat ini, Bapepam telah memberikan izin usaha kepada dua
Perusahaan Pemeringkat Efek yaitu PT Pefindo dan PT Kasnic Duff & Phelps
Credit Rating Indonesia.

5. Penasihat Investasi (Pasal 1 angka (14) UUPM)


Penasihat Investasi adalah Pihak yang memberi nasihat kepada Pihak lain
mengenai penjualan atau pembelian Efek dengan memperoleh imbalan jasa.
Kegiatannya adalah memberi nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan
atau pembelian Efek dengan memperoleh imbalan jasa.

D. PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL (Pasal 64-69 UUPM)

1. Akuntan Publik
Akuntan Publik adalah pihak yang memberikan pendapat atas kewajaran,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha serta arus kas
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Akuntan yang
melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal wajib terlebih dahulu terdaftar di
Bapepam untuk mendapatkan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang
Pasar Modal untuk Akuntan.

2. Konsultan Hukum.
Konsultan Hukum yang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal wajib
terlebih dahulu terdaftar di Bapepam untuk mendapatkan Surat Tanda
Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal untuk Konsultan Hukum.

Khusus kalangan FH UEU dan dilarang diperbanyak / digunakan secara komersil tanpa ijin Page 8
Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul
Disusun oleh Ade Hari Siswanto, SH., MH

3. Penilai (Appraisal)
Penilai adalah Pihak yang melakukan penilaian terhadap aktiva tetap
perusahaan. Penilai yang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal wajib
terlebih dahulu terdaftar di Bapepam untuk mendapatkan Surat Tanda
Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal untuk Penilai.

4. Notaris.
Notaris adalah Pejabat Umum yang berwenang membuat Akta Anggaran
dasar dan Akta Perubahan Anggaran Dasar termasuk pembuatan Perjanjian
Penjaminan Emisi Efek, Perjanjian Antar Penjamin Emisi Efek, Perjanjian
Perwaliamanatan, Perjanjian Agen Penjual dan perjanjian lain yang
diperlukan. Notaris yang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal wajib
terlebih dahulu terdaftar di Bapepam untuk mendapatkan Surat Tanda
Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal untuk Notaris.

E. PELAKU PASAR MODAL

1. Emiten (Pasal 1 ayat (6), 70 dan 76 UUPM)


Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum. Sedangkan
Penawaran Umum yang dimaksud disini adalah kegiatan penawaran Efek
yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat
berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal dan
peraturan pelaksanaannya. Berbentuk Perusahaan/Badan Hukum, Reksa
Dana/Efek Beragunan Aset .Pemegang Saham : Perorangan dan Badan
Hukum.

Menurut Pasal 70 ayat (1) UUPM, yang dapat melakukan penawaran umum
hanyalah emiten yang telah menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada
OJK untuk menawarkan atau menjual efek kepada masyarakat dan
pernyataan pendaftaran tersebut telah efektif.

Khusus kalangan FH UEU dan dilarang diperbanyak / digunakan secara komersil tanpa ijin Page 9
Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul
Disusun oleh Ade Hari Siswanto, SH., MH

2. Reksadana (Pasal 1 angka (27) dan pasal 18-29 UUPM)


wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal
untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

3. Pemodal/Investor
pihak yang melakukan kegiatan investasi atau menanamkam modalnya di
pasar modal. Investor yang dikenal di pasar modal terdiri dari investor
perorangan dan kelembagaan baik domestic maupun asing.

F. PERUSAHAAN EFEK

Menurut Pasal 1 angka (21) UUPM menyebutkan Perusahaan Efek adalah pihak
yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara
Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi.

Tanggung jawab Perusahaan Efek mencakup pada segala kegiatan yang


berkaitan dengan Efek yang dilkaukan oleh direktur, pegawai dan pihak lain yang
bekerja untuk Perusahaan Efek.

Kegiatan Perusahaan efek meliputi Penjaminan Emisi Efek, Perantara Pedagang


Efek, Manajer Investasi serta kegiatan lain yang ditetapkan OJK. Untuk itu
Bidang-bidang Jasa dalam Perusahaan Efek, yaitu:

1. Penjamin Emisi Efek (Pasal 1 angka (17) UUPM)


Penjamin Emisi Efek adalah pihak yang membuat kontrak dengan Emiten
untuk melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau
tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual.

2. Perantara Pedagang Efek (Pasal 1 angka (18) UUPM)


Perantara Pedagang Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual
beli Efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain.

Menurut Pasal 1 angka (2) menyebutkan definisi anggota Bursa yaitu


perantara pedagang efek yang telah memperoleh ijin usaha dari OJK dan
Khusus kalangan FH UEU dan dilarang diperbanyak / digunakan secara komersil tanpa ijin Page 10
Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul
Disusun oleh Ade Hari Siswanto, SH., MH

mempunyai hak untuk menggunakan system atau sarana bursa efek sesuai
peraturan bursa efek.

3. Manajer Investasi (Pasal 1 angka (11) UUPM)


Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola Portofolio
Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk
sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank
yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Khusus kalangan FH UEU dan dilarang diperbanyak / digunakan secara komersil tanpa ijin Page 11
HUKUM PASAR MODAL
Ade Hari Siswanto, SH.,MH

BAB II
INSTRUMEN PASAR MODAL

EFEK

Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas
efek, dan setiap derivatif dari efek. Saham berupa tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau suatu badan dalam suatu perusahaan.

Efek dapat berupa sertifikat atau dapat berupa pencatatan elektronis yang bersifat :
1. Sertifikat atas unjuk, artinya pemilik yang berhak atas efek tersebut adalah sipembawa /
pemegang efek.
2. Sertifikat atas nama artinya pemilik efek pemilik yang berhak atas efek tersebut adalah yang
namanya tercatat pada daftar yang dipegang oleh penerbit atau biro pencatatan efek.

Efek dapat diklasifikasikan atas 2 jenis yaitu efek bersifat hutang dan efek bersifat ekuitas.
Efek bersifat hutang ini dapat disebut sebagai surat hutang, obligasi atau surat berharga
komersial tergantung dari tenggang waktu jatuh tempo pembayarannya ataupun ciri-ciri lain.
Pemegang efek bersifat hutang ini secara khusus berhak atas pembayaran pokok hutang
beserta bunganya beserta hak-hak lainnya sesuai dengan yang diperjanjikan dalam persyaratan
penerbitan surat hutang seperti misalnya hak untuk memperoleh informasi tertentu.

JENIS-JENIS EFEK
Efek bersifat hutang ini biasanya diterbitkan dengan jangka waktu jatuh tempo yang tetap
dan hanya dapat diuangkan pada saat tanggal jatuh tempo efek. Efek ini dapat disertai jaminan
ataupun tanpa disertai jaminan, dan apabila tanpa disertai jaminan maka dapat diperjanjikan
dalam penerbitan efek bahwa pemegang efek adalah memiliki peringkat yang tertinggi
dibandingkan peringkat pemberi hutang tanpa jaminan lainnya dalam hal terjadinya kepailitan.

Efek bersifat ekuitas ini adalah saham dari suatu perusahaan (yang biasanya merupakan
saham biasa namun termasuk juga saham preferen). Pemegang efek bersifat ekuitas ini
merupakan pemegang saham. Tidak seperti pada surat hutang yang mensyaratkan adanya
pembayaran bunga secara teratur kepada si pemegang efek, pada efek bersifat ekuitas ini si
pemegang efek tidak berhak atas pembayaran apapun. Apabila terjadi kepailitan maka nilai

Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Page 1
HUKUM PASAR MODAL
Ade Hari Siswanto, SH.,MH

sahamnya hanya berupa sisa harta perseroan setelah dikurangi pembayaran hutang (apabila
ada) terhadap seluruh kreditur perseroan. Pemegang saham juga berhak atas keuntungan
perusahaan dan kenaikan harga saham dimana pemegang efek bersifat hutang hanya berhak
atas bunga dan pembayaran kembali pokok hutang, namun semua ini kembali tergantung pada
kemapuan manajemen perusahaan dalam mengelola perseroan.

Efek tanpa warkat dan sertifikat global

Dalam praktek dunia perdagangan modern, telah dilakukan pengembangan atas kebutuhan
dalam penerbitan sertifikat dan kebutuhan atas pencatatan efek oleh penerbit. Secara umum
telah dilakukan 2 macam cara guna mengatasi hal tersebut yaitu dengan cara menerbitkan Efek
tanpa warkat : dimana pada beberapa jurisdiksi negara seperti telah dilakukan penerbitan dan
pencatatan efek secara tanpa menggunakan warkat / sertifikat lagi. Di Indonesia administrasi
efek telah dilaksanakan dengan sistem (penyelesaian tanpa warkat (scripless settlement) yang
dikenal dengan nama C-BEST (The Central Depository and Book Entry Settlement System).

PENERBIT EFEK dan INVESTOR EFEK

Penerbit efek adalah perusahaan dagang, badan pemerintah, pemerintahan setempat, dan
organisasi international serta supranasional seperti Bank Dunia. Surat hutang yang diterbitkan
oleh pemerintah disebut juga obligasi pemerintah ( dalam bahasa Inggris disebut government
bonds atau sovereign bonds) yang biasanya memiliki tingkat suku bunga lebih rendah daripada
obligasi perusahaan.

Investor efek dapat berupa investor ritel yang melakukan investasi bukan sebagai suatu
bentuk usahanya. Penjualan efek terbesar adalah penjualan secara borongan dalam jumlah
besar kepada lembaga keuangan yang melakukan pembelian baik untuk dirinya sendiri maupun
untuk dan atas nama kliennya seperti misalnya dana pensiun, perusahaan asuransi, bank
investasi dan pengelola dana lainnya.

SAHAM DAN OBLIGASI

A. SAHAM
Daya tarik dari investasi saham di Pasar Modal adalah dua keuntungan yang dapat
diperoleh pemodal dengan membeli saham atau memiliki saham, yaitu

Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Page 2
HUKUM PASAR MODAL
Ade Hari Siswanto, SH.,MH

1. Dividen, yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham


tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah
mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin
mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam
kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam
periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.
Umumnya, dividen merupakan salah satu daya tarik bagi pemegang saham dengan
orientasi jangka panjang seperti misalnya pemodal institusi atau dana pensiun dan lain-
lain. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai - artinya kepada
setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai (cash devidend) dalam
jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham
(stock devidend) yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen
sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah
dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
2. Capital Gain, yaitu selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk
dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya seorang
pemodal membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya
dengan harga per saham Rp 3.500 yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital
gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya. Umumnya pemodal dengan
orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. Misalnya seorang
pemodal membeli saham pada pagi hari dan kemudian menjualnya lagi pada siang hari
jika saham mengalami kenaikan. Saham dikenal dengan karakteristik high risk - high
return. Artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang
keuntungan tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi. Saham memungkinkan pemodal
untuk mendapatkan return atau keuntungan (capital gain) dalam jumlah besar dalam
waktu singkat. Namun, seiring dengan berfluktuasinya harga saham, maka saham juga
dapat membuat pemodal mengalami kerugian besar dalam waktu singkat.

Saham dikenal memiliki karakteristik sebagai surat berharga yang memberikan peluang
keuntungan tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi (high risk-high return) saham
memungkinkan pemodal memperoleh keuntungan dalam jumlah besar dalam waktu
singkat, namun sering dengan berfluktuasinya harga saham, saham juga dapat membuat
investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat. Risiko-risiko yang dihadapi
pemodal dengan kepemilikan sahamnya adalah :

1. Tidak Mendapat Dividen.

Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Page 3
HUKUM PASAR MODAL
Ade Hari Siswanto, SH.,MH

Perusahaan akan membagikan dividen jika operasi perusahaan menghasilkan


keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika
perusahaan tersebut mengalami kerugian. Sehingga potensi keuntungan pemodal untuk
mendapatkan dividen ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
2. Capital Loss.
Dalam aktivitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal mendapatkan capital gain
alias keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya pemodal harus menjual saham
dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian seorang pemodal
mengalami capital loss. Misalnya seorang pemodal memiliki saham Indosat (ISAT)
dengan harga beli Rp 9.000 namun beberapa waktu kemudian dijual dengan harga per
saham Rp 8.000,- yang berarti pemodal tersebut mengalami capital loss Rp 1.000 untuk
setiap saham yang dijual. Dalam jual beli saham, terkadang untuk menghindari potensi
kerugian yang makin besar seiring dengan terus menurunnya harga saham, maka
seorang investor rela menjual saham dengan harga rendah. Istilah ini dikenal dengan
istilah cut loss.

Disamping risiko diatas, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan dengan potensi
risiko lainnya yaitu:
1. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Jika suatu perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak secara langsung
kepada saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di
Bursa Efek, maka jika suatu perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis
saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari Bursa atau di-delist. Dalam kondisi
perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah
dibanding kreditur atau pemegang obligasi, artinya setelah semua aset perusahaan
tersebut dijual, terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditur atau pemegang obligasi,
dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.
2. Saham dihapuscatatkan dari Bursa Efek (Delisting)
Risiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham perusahaan dikeluarkan
dari pencatatan di Bursa Efek alias di-delist. Suatu saham perusahaan di-delist dari Bursa
umumnya karena kinerja yang buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah
diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen
secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai
dengan Peraturan Pencatatan Efek di Bursa (akan dijelaskan lebih detail pada bagian
lain). Saham yang telah didelist tentu saja tidak lagi diperdagangkan di Bursa, namun
tetap dapat diperdagangkan di Luar Bursa dengan konsekuensi tidak terdapat patokan

Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Page 4
HUKUM PASAR MODAL
Ade Hari Siswanto, SH.,MH

harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang jauh dari harga
sebelumnya.

B. Obligasi (Bond)

Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat


dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan
berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah
ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

Beberapa karakteristik obligasi, yaitu:


1. Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima
oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.
2. Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara
berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan)
Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.
3. Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan
mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang
dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai
dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan
lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan
dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara
umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi Kupon / bunga
nya.
4. Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan
faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel. Mengukur resiko /
kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan
atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat
(rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau
Kasnic Indonesia.

Berkaitan dengan perdagangan obligasi, dikenal istilah-istilah berikut:


1. Face value atau nilai pari, menunjukkan besarnya nilai obligasi yang dikeluarkan.
2. Jatuh tempo, merupakan tanggal ditetapkannya emiten obligasi harus membayar
kembali uang yang telah dikeluarkan investor pada saat membeli obligasi. Jumlah uang

Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Page 5
HUKUM PASAR MODAL
Ade Hari Siswanto, SH.,MH

yang harus dibayar sama besarnya dengan nilai pari obligasi. Tanggal jatuh tempo
tersebut tercantum dalam sertifikat obligasi.
3. Bunga atau kupon, merupakan pendapatan (yield) yang diperoleh pemegang obligasi,
yang mana periode waktu pembayarannya dapat berbeda-beda misalnya ada yang
membayar sekali dalam tiga bulan, enam bulan atau sekali dalam setahun.

Dalam melakukan investasi dengan membeli obligasi, investor wajib mengerti dan
menyadari benar mengenai manfaat dan risiko yang terkandung dalam instrumen obligasi.
1. Manfaat Obligasi
Obligasi dikenal sebagai Fixed Income Securities atau surat berharga yang memberikan
pendapatan tetap, yaitu berupa bunga atau kupon yang dibayarkan dengan jumlah yang
tetap (misalnya sebesar 16% per tahun) pada waktu yang telah ditetapkan, misalnya
setiap 3 bulan, 6 bulan atau satu tahun sekali. Obligasi juga mengenal penghasilan dari
capital gain, yaitu selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian.
2. Risiko Obligasi
Kesulitan untuk menentukan penghasilan obligasi adalah sulitnya memperkirakan
perkembangan suku bunga. Padahal harga obligasi sangat tergantung dari
perkembangan suku bunga. Bila suku bunga bank menunjukkan kecenderungan
meningkat, pemegang obligasi akan menderita kerugian karena harga obligasi akan
turun. Di samping risiko perkembangan suku bunga yang sulit dipantau, pemegang
obligasi juga menghadapi risiko callability, pelunasan sebelum jatuh tempo. Betapa
menguntungkannya bila kita memiliki obligasi yang membayar bunga tetap di saat suku
bunga menurun. Namun sayangnya keuntungan seperti ini tidak selamanya bisa
dinikmati. Banyak obligasi yang telah dikeluarkan oleh emiten, bisa ditarik kembali
sebelum tiba saat jatuh tempo.

PERBEDAAN OBLIGASI DENGAN SAHAM

No Saham Obligasi

1 Tanda bukti kepemilikan perusahaan. Merupakan bukti pengakuan utang.

2 Jangka waktu tidak terbatas. Jangka waktu terbatas, hari jatuh


tempo ditentukan.

3 Pemegang saham memperoleh Tingkat bunga dan periode pembayaran


penghasilan disebut dividen dengan telah ditetapkan.

Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Page 6
HUKUM PASAR MODAL
Ade Hari Siswanto, SH.,MH

frekuensi tidak menentu.

4 Dividen dibayar dari laba Baik perusahaan untukng maupun rugi


perusahaan, potensi laba perusahaan bunga dan pokok pinjaman wajib
sulit ditaksir. dibayar.

5 Dari sisi perpajakan, dividen Bunga obligasi terlebih dahulu


merupakan abgian laba perusahaan dikeluarkan sebagai biaya sebelum
setelah dikenai pajak. pajak diperhitungkan.

6 Harga saham sangat fluktuatif dan Harga obligasi relatif stabil namun
sangat sensitif terhadap kondisi sensitif terhadap tingkat bunga dan
makro dan mikro. inflasi.

7 Pemegang saham memiliki hak suara Pemegang obligasi tidak memiliki hak
pada perusahaan (RUPS). suara pada perusahaan.

8 Jika terjadi likuidasi (pembubaran Jika terjadi likuidasi (pembubaran


perusahaan) maka pemegang saham perusahaan) pemegang obligasi
memiliki klaim yang inferior memiliki klaim terlebih dahulu terhadap
(kebagian sisa-sisa hasil assets perusahaan.
pembubaran).

Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Page 7
HUKUM PASAR MODAL
Ade Hari Siswanto, SH.,MH

Materi Kuliah Hukum Pasar Modal Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Page 8

Anda mungkin juga menyukai