Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DIMENSI PENDIDIKAN AGAMA DAN SAINS


KELOMPOK 7

DOSEN PEMBIMBING : AMINOL ROSID ABDULLAH S.PD , M.Ag

Disusunoleh;

1.DIVA SABINA CLEO PUTRI(2022210183)

2.MOH.FARUQ(2022210212)

3.HAMID MAULANA(2022210170)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN MANAGEMEN

UNIVERSITAS MADURA
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, taufik dan Hidayah-nya sehingga kita dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana, Semoga makalah
ini dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan, Pentunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi ke guruan.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, Untuk itu diharapkan
pemakluman pada makalah ini. Terimakasih.
DAFTAR ISI

Kata pengantar………..…………………………………………………..(i)

Daftar isi…………………………………………………….....................(ii)

BAB 1 PENDAHULUAN…………..…………………………….(I)

Latar belakang…………………………………….………..1

Ruang lingkup permasalahan……………………………….2

BAB 2 Tujuan agama dan sains…………….... ……………………3

Penutup ……………………..……………………………………….4
BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Ketika memberikan kata pengantar buku karya greg soetomo,bertanjuk


sains dan problem ketuhanan (1995), Louis leahy tak bisa menyembunyikan
kegundahannya dengan seringnya agama dikonfrontasikan dengan sains dan
kosmologi dalam konsepsi kontemporer.bagi leahy, Sikap konfrontatif atau
kecurigaan tersebut berakar pada kurangnya pengetahuan dan kompetensi masing
masing mengenai yang terjadi dalam bidang riset ilmiah dan apa yg khas bagi
monotoisme otentik.padahal leahy sangat meyakini,sains dan agama.karena itulah
leahy mendorong banyak orang untuk terlibat secara aktif dalam proses
mendialogkan sains dan agama,sekaligus sebagai solusi atas kurangnya
pengetahuan dan kompetensi masing masing yang menyebabkan situasi
konfrontatif dan saling curiga antara sains dan agama tersebut.

RUMUSAN MASALAH

Dengan latar belakang seperti dikemukakan diatas,

maka rumusan masalah yang diteliti dalam kajian ini adalah:

1.bagaimana bentuk”relasi sains dan agama?

2.bagaimana metode”relasi sains dan agama?

TUJUAN

Untuk mengetahui bentuk bentuk relasi sains dan agama dan metode-metodenya.
Serta kajian yang diteliti.
BAB 2

DISKURSUS STUDI AGAMA DAN SAINS

Kata “sains”dalam bahasa modern masakini,menurut capra(2010:209),diturunkan


dari kata scientia bahasalatin,yang berarti”pengetahuan”,sebuah makna yg bertahan
sepanjang abad pertengahan renaisans.

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui dua masalah yg telah dirumuskan


yaitu:pertama,bagaimana bentuk bentuk relasi sains darn agama?.kedua bagaimana
metode metode dalam relasi sains dan agama?.oleh sebab itu,objek material dari
penelitian yang dilakukan adalah persoalan seputar hubungan antara sains dan
agama,terlebih khusus berkaitan dengan bentuk relasi dan aspek metode
logisnya,yang dikaji dari pemikiran sejumlah ilmuwan yg latar keagamaannya
berbeda,khususnya Kristen barat dan muslim.dari hasil penelitian terungkap bahwa
walaupun antara sains dan agama merupakan dua entitas yg berbeda sebagai
sumber pengetahuan dan sumber nilai bagi kehidupan manusia,namun hubungan
keduanya sangatlah dinamis,dari model relasi yg serba konflik dan kontras,saling
independen,berdialog dan saling bertitik sentuh serta bersesuaian,hingga saling
konfirmasi dan integrasi serta harmonis.metode ilmiah digunakan oleh para saintis
dengan memiliki suatu cara tertentu dalam memperoleh pengetahuaan tentang
gejala alam.namun,jika diperbandingkan dengan metode yg dikandung
agama,selain ada perbedaan yang unik yang dimiliki agama,maka tidak bisa
dipungkiri adanya kemiripan diantara keduanya,misalnya berkaitan dengan
pengalaman dan interpretasi,peran komunitas dan analogi serta model.

A. Menurut kajian greg soetomo,secara garis besar ada tiga hal pokok
yang dihasilkan dari riset soetomo ini,yaitu:

1.berkaitan dengan perkembangan sains yang mampu memberikan bukti emperis


dan matematis untuk menyempitkan bahkan menghilangkan relijiusitas yang sering
kali diikuti dengan klaim filosofis yang sebenarnya bukan wewenang sains.

2.tentang adanya kurun waktu dimana berlangsung kemajuan sains yg justru


menerangi dimensi relijiusitas,meskipun bukan diartikan bahwa persoalan
iman,dan dimensi relijiusitas lainnya telah dianggap selesai.

3.bahwa kemajuan sains ternyata juga memberikan”pekerjaan rumah”yg tidak


sedikit dalam rupa problem”filosofis dimensi relijius,iman,dan wahyu bagi
filasafat ketuhanan(soetomo,1995:128).
B. Menurut Louis leahy pergaulan filasafat dan teologi dengan sains
adalah;

Sesuatu yg esensial agar iman tampak sekaligus tampak dipercayai dan


relevan bagi tiap generasi yang hidup dalam suatu visi tertentu tentang alam
semesta.oleh sebab itu,berdasarkan kajiannya seputar perdebatan agama dan sains
di era modern,leahy mendorong terjadinya kolaborasi antar disiplin,untuk
mengurangi intersitas perseteruan sains dan agama.salah satunya adalah berharap
pada kontribusi khas para ilmuan yang selalu berpijak pada objektivitas
data”keilmuan yg dikumpulkan,kekokohan analisi mereka,semangat tanpa pamrih
dalam mengabdi kebenaran,dan sikap mereka yang mementingkan nilai
moral,merupakan hal yang penting bahkan mutlak demi
memperkuat,memperkarya,dan melindungi sektor lain kehidupan
intelektual,rohani,dan praktis umat manusia (2006:32).

C. Menurut zaenal abidin bagir(2006:3),diskursus tentang sains dan


agama menemukan bentuk baru

Yang subur dan sistemik dalam sekitar 4 dasawarsa terakhir.maksud sistemik disini
adalah bahwa,seperti hanya suatu bidang kajian,sudah terdapat perdebatan tentang
pendekatan,metodologi dan ruang lingkupnya, tumbuhnya forum akademis,yang
mewadahi perdebatan tersebut baik dalam bentuk seminar, konferensi, maupun
penerbitan jurnal yg khas,bahkan di beberapa perguruan tinggi mulai dirancang
dan diimplementasikan dalam bentuk matakuliah dalam subjek ini, serta semakin
beredarnya buku teks referensi yang menkaji persoalan seputar sains dan agama.

KAJIAN METODOLOGI AGAMA DAN SAINS

Dalam tradisi keilmuan barat,science mempunyai beberapa ciri atau sifat yg


menyebabkan ia disebut sebagai ilmu,yaitu:kegiatan,tata cara,dan
pengetahuan,tidaksaling bertentangan,bahkan merupakan kesatuan mantik yang
mesti ada secara runtut.dengan demikian,ilmu secara nyata dan khas merupakan
serangkaian kegiatan yg dilakukan oleh para ilmuwan,yang menggunakan
pikiran,menyangkut pengertian dan pemahaman,serta mempunyai
tujuan”tertentu.tegasnya,ilmu mengarah pada tujuan yang diinginkan oleh para
ilmuwan(gie,2003:19). pada umumnya,ilmu dikembangkan oleh para ilmuwan
untuk mencapai kebenaran mengenai sesuatu hal.

Dari kebenaran itu ilmu memberikan kepada manusia tentang alam


semesta,dunia sekelilingnya, masyarakat lingkungannya, dan, bahkan dirinya
sendiri. Menurut gie, akhirnya ilmu dapat diarahkan juga pada tujuan penerapan,
yaitu melaksanakan berbagai pengetahuan yang telah diperoleh untuk
menyelesaikan persoalan”yang dihadapi manusia (gie,2003:22) Proses menjadikan
ide dan model ilmiah sebagai subjek bagi pengujian berulang “
Ini adalah upaya kolektif ilmuwan,dan penerimaan model tersebut
sebagai sebuah teori dilakukan dengan consensus ketat atau terbuka dalam
komonitas tersebut(2010:209-210). Namun, diamati capra, dalam prakteknya,
langkah langkah atau tahap tahap ini tidak terpisah rapi dan tidak selalu
berlangsung dalam urutan yang sama. Capra mencontohkan seorang bisa
merumuskan sebuah generalisasi pendahuluan, atau hipotesis, berdasarkan
intuisi atau data emperis awal. Ketika pengamatan berikutnya kontradiktif dengan
hipotesisnya maka isi peneliti mungkin saja mencoba memodifikasi hipotesis
tersebut tanpa harus menyerah total. Bahkan sebuah teori yang sudah di terima
dan mapan sekalipun bisa secara bertahap akan runtuh ketika kemudian muncul
bukti bukti baru yang bertentangan.

Metode yang berdasarkan semua model dan teori semata mata pada data
emperis adalah esensi dari pendekatan ilmiah(2010:210). Sains dan agama
melayani fungsi yang berbeda dalam kehidupan manusia.tujuan sains adalah
memahami hubungan sebab akibat di antara fenomena fenomena
alam,sedangkan tujuan agama adalah mengikuti suatu jalan hidup di dalam
kerangka makna yang lebih besar.

Agama dan sains adalah kekuatan yang mampu mentransformasi


kehidupan manusia.keduanya berusaha mengarahkan dan memberikan
kesejahtraan bagi ummat manusia.dengan kelebihan dan keterbatasannya,kedua
subjek ini terbukti memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan taraf hidup
manusia. Agama dan sains sama sama memberikan kekuatan, sains memberi
manusia peralatan dan mempercepat laju kemajuan,agama menetapkan maksud
tujuan upaya manusia dan sekaligus mengarahkan upaya tersebut.sains
membawa revolusi lahiriah(material),agama membawa revolusi
batiniah(spiritual).

Model independensi berpendirian bahwa agama dan sains memilki


persoalan,dan masing masing memiliki kebenarannya sendiri sehingga tidak perlu
ada hubungan,kerjasama atau konflik antaranya keduanya. keduanya harus
dipisahkan untuk bekerja dalam wilayahnya masing masing.ilmu pengetahuan
sains yang selama ini dipelajari tidaklah bertentangan dengan alqur’an dan hadits.
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Hadist merupakan segala perbuatan,perkataan,dan pernyataan yang disandarkan


kepada nabi Muhammad S.A.W

Kedudukan hadits adalah dibawah alqur’an dan wajib diamalkan oleh seluruh umat
islam.

2. SARAN

Sebagai penyusun kami merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah
ini,oleh karena itu saya mohon kritik dan saran dari pendengar untuk
kesempurnaan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai