Anda di halaman 1dari 36

Bahaya

Adalah segala sesuatu ( sumber atau kondisi ) yang


memungkinkan atau dapat menimbulkan kerugian berupa
cidera, penyakit, kerusakan ataupun kemampuan
melaksanakan fungsi yang telah ditetapkan.

Jenis Bahaya :
 Bahaya Fisik ( Kebisingan )
 Bahaya Kimia ( Sianida, Pb, bau )
 Bahaya Biologis ( Virus )
 Bahaya Psikologis ( Stress )
 Bahaya Ergonomi ( Perulangan Gerakan )
Resiko
Yaitu suatu kondisi dimana terdapat kemungkinan
timbulnya kecelakaan atau penyakit akibat kerja
oleh karena adanya suatu bahaya.

Manajemen Resiko
Manajemen resiko yaitu suatu proses secara
manajemen yang dapat dilakukan dengan maksud
meminimalkan resiko atau sedapat mungkin
menghindari sama sekali resiko tsb.
risicare
Komitmen

Identifikasi Bahaya
Penilaian Resiko
Pengendalian Resiko

Pemantauan & Tinjauan Ulang


METODE MATRIKS
METODE MATEMATIS
Metode ini menggunakan tiga parameter untuk
menilai resiko yaitu Peluang – Akibat –
Pemaparan.
Tiap parameter memiliki nilai tertentu untuk
kemudian dikalikan dalam mencari resiko :

TINGKAT RESIKO = PELUANG X AKIBAT X


PEMAPARAN
METODE MATEMATIS
Peluang :
Kemungkinan/ kecenderungan untuk terjadinya
kecelakaan ketika suatu kondisi bahaya ada.
Pemaparan :
Seberapa sering kontak dengan sumber bahaya
yang terjadi.
Akibat :
Bentuk kerugian/ kecelakaan yang terjadi akibat
kontak dengan sumber bahaya. Kerugian ini bisa
terhadap manusia, proses, properti atau
lingkungan.
Adalah langkah pengendalian
terhadap resiko dari suatu
bahaya yang dilakukan
berdasar tingkat pengendalian
dari langkah tertinggi kemudian
diikuti langkah berikutnya
secara berurutan.
Lima cara dalam hirarki pengendalian :
1. Eliminasi
Pengendalian resiko dengan cara
menghilangkan potensi bahaya yang ada.
2. Substitusi
Pengendalian resiko dengan mengganti
bahan atau proses dengan yang lebih
aman.
3. Pengendalian Rekayasa
Resiko dikendalikan dengan mendisain ulang
peralatan atau proses yang ada agar menjadi
lebih aman.
4. Pengendalian Administrasi
Pengendalian resiko dengan mengganti metode
pekerjaan dengan cara yang lebih aman.
5. Alat Pelindung Diri
Pengendalian resiko dengan menyediakan alat
pelindung diri.
Beberapa kegiatan yang dilakukan
dalam tahap ini adalah :

 Pelaporan dan pencatatan


kecelakaan yang terjadi
 Pemantauan kesehatan
tenaga kerja
 Pemantauan lingkungan kerja
“Job Safety Analysis ”
Analisa Pekerjaan
Berwawasan K-3
Hazard
FI LOSOFI / DASAR PEMI KI RAN

• Setiap kecelakaan selalu ada


penyebabnya.
• Setiap pekerjaan selalu dapat diuraikan
dalam beberapa tahapan.
• Setiap tahapan pekerjaan dapat dikenali
bahayanya.
• Setiap bahaya dapat diatasai agar tidak
terjadi kecelakaan.
Adalah orang yang dalam lingkungan kerja/
departemen yang paling :
• Menguasai dan mempunyai kepentingan
langsung terhadap tugas anak buahnya.
• Mempunyai kepentingan langsung terhadap
keselamatan jiwa anak buahnya.
• Mempunyai catatan lengkap kecelakaan dari
semua pekerjaan.
• Menguasai prosedur dan peraturan
ketenagakerjaan.
Kurangnya Kontrol ( Lack of Control )

1.Program tidak sesuai


2.Standar program tidak sesuai
3.Pelaksanaan tidak sesaui standar
Penyebab Dasar ( Basic Causes )
A. Faktor Perorangan
1.Kemampuan fisik terbatas
2.Kemampuan mental terbatas
3.Kurang pengetahuan
4.Kurang ketrampilan
5.Motivasi yang keliru
Penyebab Dasar ( Basic Causes )
B. Faktor Kerja
1.Kepemimpinan/ pengawasan kurang
2.Rekayasa teknik kurang
3.Peralatan yang kurang
4.Peralatan aus dan rusak
5.Pemeliharaan yang tidak baik
Penyebab Langsung ( Immediate Causes )
A. Tindakan tidak aman/ Unsafe Act
1. Mematikan peralatan keselamatan mesin
2. Menggunakan peralatan tidak aman atau
kurang hati - hati
3. Menggunakan peralatan tidak dengan benar
4. Menjalankan peralatan di luar wewenang
5. Tidak menggunakan APD
6. Memaksakan bekerja dalam keadaan fisik
yang tidak baik
7. Bercanda
8. Mabuk atau dalampengaruh obat - obatan
Penyebab Langsung ( Immediate Causes )
B. Kondisi tidak aman/ Unsafe Condition
1. Pengaman mesin bergerak tidak cukup
2. Peralatan dalam kondisi rusak
3. Sistem peringatan tidak memadai
4. Bahaya kebekaran dan peledakan
5. Lingkungan kerja berbahaya ( debu, gas,
kebisingan, dll )
6. Paparan radiasi
7. Penerangan dan ventilasi kurang
LANGKAH PEMBUATAN APBK3/ JSA

1. Memilih Pekerjaan
Kriteria pemilihan yaitu jenis pekerjaan yang
:
a. Jumlah kecelakaan terbanyak
b. Menimbulkan cedera terbanyak
c. Berpotensi terjadi kecelakaan tertinggi
d. Jenis pekerjaan baru atau modifikasi
mesin dan prosedur kerja
LANGKAH PEMBUATAN APBK3/ JSA

2. Menguaraikan Tahapan Pekerjaan


a. Tiap tahapan pekrjaan diuraikan tidak
terlalu detail/ luas.
b. Tidak disebutkan bahaya atau perhatian
khusus.
c. Uraian pekerjaan menurut normal
pelaksanaan.
LANGKAH PEMBUATAN APBK3/ JSA
3. Identifikasi Bahaya
Mengidentifikasikan bahaya yang mungkin timbul
dilakukan dengan metode pertanyaan :
Apakah karyawan dapat…………?
a. Kontak dengan : arus listrik, panas, bahan
kimia, dsb.
b. Tertimpa oleh : benda jatuh, melayang, dsb.
c. Terjepit oleh : barang, benda bergerak, dsb.
d. Jatuh dari : ketinggian yang lebih tinggi atau
sama.
e. Memforsir tenaga untuk : mengangkat,
mendorong, dsb.
f. Terbentur/ tertabrak oleh : benda diam atau
bergerak.
LANGKAH PEMBUATAN APBK3/ JSA

4. Mengatasi Bahaya
Dilakukan dengan :
a. Melakukan pekerjaan dengan resiko
terkecil.
b. Merubah prosedur / penyediaan alat
kerja.
c. Merubah kondisi fisik dengan rekayasa
teknik.
d. Penggunaan APD.
MANFAAT JSA
TEKNIK MENGANALISA PEKERJAAN
PENCEGAHAN KECELAKAAN & KERUSAKAN
PENCEGAHAN KECELAKAAN & KERUSAKAN

Anda mungkin juga menyukai