Ghina Ramadanty
5535151254
Skripsi ini Ditulis untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
"Analisis Perkembangan Make up Karakter Pada Perfilman Horor di Indonesia
Antara Tahun 2000-2019". Tujuan disusunnya skripsi ini adalah untuk memenuhi
persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak akan
berjalan lancar tanpa mendapat bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa
hormat penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT. yang selalu memberikan kesehatan dan berkah yang tak
terhingga sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar,
2. Uswatun Hasanah, M.Si, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Jakarta,
3. Dr. Jenny Sista Siregar, M.Hum, selaku Koordinator Program Studi
Pendidikan Tata Rias di Universitas Negeri Jakarta,
4. Titin Supiani, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I dan Dra. Harsuyanti RLM.
Hum, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah bersedia meluangkan waktu,
membimbing dan mengarahkan penulis selama penulisan berlangsung,
5. Seluruh jajaran dosen Pendidikan Tata Rias, Universitas Negeri Jakarta yang
telah membagikan begitu banyak ilmu pengetahuan selama perkuliahan
berlangsung,
6. Kepada kedua mama papa (Era Agustina dan Teddy Ariestiawan) dan adik-
adik penulis (Salma, Dyra, dan Dimas) yang selalu memberikan dukungan
baik materil maupun non-materil, doa, semangat, kritik serta saran sehingga
penulis dapat menyelesaikan skrips ini,
7. Kepada Faishal Adli yang selalu menemani penulis dan telah memberikan
kasih sayang serta memberikan doa, dukungan, hingga bantuan selama
kegiatan perkuliahan.
8. Kepada Ayah, Ibu yang telah memberikan dukungan, doa, dan semangat
kepada penulis.
9. Kepada Ella Djibran yang telah memberikan dukungan, doa, dan semangat
kepada penulis.
10. Kepada Deretan Anak Sultan (Itchy, Gea, Dhea, Difa, Astri, Shantalia,
Melati, Fiona, Erica, Dhita, dan Rifa) yang telah memberikan canda tawa,
dan semangat, serta doa kepada penulis.
11. Seluruh teman-teman Pendidikan Tata Rias 2015, staff dan semua pihak
yang telah memberikan banyak kenangan, yang telah membantu dan
memberikan dukungan, yang namanya tidak dapat dituliskan satu persatu,
kurang lebihnya penulis mohon maaf.
Semoga semua bimbingan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis
mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis berharap skripsi ini
ii
memberikan sumbangan ilmu yang berarti terhadap berkembangnya pendidikan
Program Studi Pendidikan Tata Rias. Semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Aamiin.
Jakarta, Juli 2020
Penulis
iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Di zaman modern ini, film merupakan salah satu hiburan yang saat ini
masih ditunggu dan dikagumi oleh masyarakat. Tayangan yang pertama kali di
memang mencintai film. Lain halnya dengan tayangan televisi, masyarakat tidak
perlu pergi ke bioskop untuk menonton sinema atau hiburan yang mereka inginkan,
hanya dengan memiliki televisi mereka telah ditunjukan dengan tontonan yang
banyak.
membuat cerita dan menentukan tujuan pembuatan film itu sendiri. Sebagai hiburan,
menyampaikan moral tertentu agar nantinya pembuatan film terfokus sesuai dan
terarah. Dibalik kemegahan dan keseruan film terdapat orang-orang dibelakang dan
didepan layar yang terus bekerja untuk membuat film menjadi layak untuk ditonton
kamera, tata artistik, pengarah lampu, make up artist hingga pembantu umum.
mengalami pasang surut tiada henti (Imanjaya & Ekky, 2011). Adapun genre-genre
1
crime, documentary, drama, family, history, musical, mystery, romance, dan horror.
film bergenre horor. Munculnya film bergenre horor salah satunya dilatarbelakangi
Sekian banyak genre yang diproduksi, genre horor yang paling banyak
digemari oleh masyarakat Indonesia. Genre ini juga sudah banyak dinikmati sejak
tahun 1970-an dengan jumlah produksi film mencapai 22 judul, bahkan pada tahun
1980-an merupakan masa emas film horor Indonesia dengan jumlah produksi film
didproduksi hanya mencapai 35 judul. Sementara dari tahun 1998 – 2008, film horor
yang diproduksi berjumlah 74 judul, dari total produksi 281 film. (wordpress.com)
bermunculan di televisi dan menjadi booming, seperti pemburu hantu, uka-uka dan
dunia lain. Saat pertelevisian mulai menguasai dunia horror, Jose Poernomo dan Rizal
Mantovani mengambil sudut yang berbeda. Mereka justru memproduksi film horror
yang berjudul Jelangkung (2001). Film ini sukses meraih 1,5 juta penonton di seluruh
Indonesia. Film horor ini berhasil menyaingi kesuksesan film Petualangan Sherina
pada tahun 2000 karya Riri Riza pada masa itu (IDN News, 2018).
2
Film horor dapat memacu adrenalin seseorang. Kekuatan karakter film horor
tentulah tidak terlepas dari banyak faktor-faktor yang mendukung untuk memperkuat
karakter tokoh antagonis, psikopat dan karakter mengerikan yang lainnya. Kemudian
dari nuansa yang menyeramkan, mulai dari setting tempat yang umumnya identik
dengan tempat-tempat sepi dan gelap, lalu sound effect yang menegangkan dan
mengejutkan, serta make up para pemainnya yang dibuat semirip mungkin dengan
Make up sendiri menjadi sesuatu yang penting dan tak terpisahkan dalam
pembuatan film horor. Sehingga, para penata rias harus membuat efek yang sesuai
dengan karakter horor yang diinginkan dibagian wajah atau ditubuh sang pemain
menjadi seperti bentuk yang ingin ditampilkan, dengan demikian penonton dapat
membutuhkan skill khusus. Kendati demikian, pembuatan tata rias atau make up
horror tersebut tidaklah mudah dan sesederhana seperti yang dilihat di layar. Hal
tersebut memerlukan keterampilan dan keahlian yang tinggi pada para perias make up
horor di balik layar. Para perias harus memahami dan mendalami cara membuat dan
membentuk make up karakter pada perfilman horror, mulai dari yang sederhana
Menurut Halim (2013 :11) Character make up atau make up karakter adalah
suatu tata rias yang diterapkan untuk mengubah penampilan seseorang dalam hal
umur, sifat, wajah, suku, dan bangsa sehingga sesuai dengan tokoh yang
dipernakannya. Make up karakter merupakan jenis make up yang biasa digunakan
untuk televisi dan film. Tidak bisa dipungkiri bahwa berkembangpesatnya dunia
pertelevisian Indoesia membuat dunia make up televisi dan film ikut mengalami
perkembangan yang signifikan.
3
Adapun jenis make up yang biasa digunakan untuk televisi dan perfilman
dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu, corrective make up adalah suatu tata
rias yang diterapkan untuk menutupi kekurangan dan menonjolkan kelebihan demi
mendapatkan kesempurnaan wajah. Lalu ada style make up adalah suatu tata rias yang
dibuat dengan daya khayal atau imajinasi seseorang untuk menciptakan suatu tokoh
sehingga menghasilkan suatu karya dalam bentuk rias wajah,. Dan yang terakhir
adalah character make up yaitu suatu tata rias yang diterapkan untuk mengubah
penampilan seseorang dalam hal umur, sifat, wajah, suku, dan bangsa sehingga sesuai
dengan keinginan tokoh yang diperankan. (Halim Paningkiran, 2013 : 10) Ketiganya
golongan tersebut saling berkaitan dan berperan penting dalam terbentuknya film
Make up televisi dan perfilman pada dasarnya terdiri atas dua jenis, yaitu
make up karakter dua dimensi dan make up karakter tiga dimensi. Make up karakter
dua dimensi adalah make up yang mengubah bentuk wajah penampilan seseorang dari
hal umur, suku, bangsa dengan cara dioleskan atau disapukan baik secara keseluruhan
maupun hanya sebagian sehingga hanya bisa dilihat dari bagian depan saja. Make up
dua dimensi ini mengandalkan kekuatan pegecatan (painting) dari gelap terangnya
warna (blending). Make up karakter tiga dimensi adalah make up yang mengubah
wajah atau bentuk seseorang sacara keseluruhan atau sebagian dengan menggunakan
bahan tambahan seperti anti-shine gel, latex glue for skin, fake blood, adhesive gum
Teknik riasan yang digunakan dalam film-film horor disebut Special Make up
Effect (SFX). Teknik tersebut bisa membuat efek yang dimunculkan tubuh karena
4
suatu kejadian, menggunakan metode seni tata rias. Misalnya luka lebam, luka tusuk,
ada Prosthetic Make up yaitu seni tata rias yang menggunakan atau menambahkan
prosthetic (bagian tubuh palsu) untuk memodifikasi bagian tubuh. Keberadaan SFX
harus tahu kapan seseorang perlu di make up dan kapan ia harus menerapkan
corrective make up, character make up, atau style make up.
perkembangan make up karakter pada perfilman horor Indonesia antara tahun 2000-
2019, serta mengenalisa perkembangan alat, bahan, dan kosmetik yang digunakan
untuk make up karakter pada perfilman horor secara lebih mendalam dan terperinci.
2000-2019
5
3. Perlunya seorang penata rias dalam mendalami cara membuat dan membentuk
alat pendukung dalam pembuatan make up karakter serta bahan dan kosmetik.
dan kosmetik make up karakter pada perfilman horor Indonesia antara tahun
2000-2019.
Secara teoritis, penelitian ini menjadi bahan studi dan pengembangan konsep
keilmuan Tata Rias Fantas Universitas Negri Jakarta serta mengumpulkan secara
Negeri Jakarta mengembangkan mata kuliah Tata Rias Fantasi khususnya pada
6
perkembangan alat, bahan, dan kosmetik, serta menjadi masukan para perias
7
2
BAB II
Indonesia
2.1.1.1 Analisis
dan Rifka Julianti, analisis adalah pengurai suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antara bagian untuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti yang keseluruhan (Sugiyono: 1997: 56).
yang erat dengan proses pengolahan data. Dalam proses penelitian, analisa
merupakan tahap akhir sebelum penarikan kesimpulan dilakukan. Pada awal tahapan,
proses penarikan hipotesa awal yang nantinya berfungsi sebagai praduga awal
8
Fungsi dari analisa adalah :
Jika berbicara tentang make up, tidak akan pernah ada habisnya. Make up
sudah menjadi “baju” sehari – hari bagi kaum hawa, bahkan belakangan kaum adam
dalam keyword Google search, kata make up yang banyak bermunculan mewakili
tampilan rias jaman modern seperti sekarang. Banyak yang lebih penasaran dengan
make up tutorial, make up ala Korea, make up natural hingga produk make up. Ini
menandakan, perkembangan tren make up dari tahun ke tahun sangatlah pesat seakan
menjadi rival tren fashion. Menurut harfiah make up berarti tata rias atau tata cara
menggunakan kosmetik. Tata rias wajah atau make up sebenarnya memiliki banyak
i
cabang. Tidak selalu identik dengan tampilan riasan wajah sehari – hari. Ilmu make
Tata rias wajah adalah suatu kegiatan yang menggabungkan unsur-unsur seni
kelebihan dan menutupi kekurangan yang terdapat pada wajah seseorang. Semakin
berkembangnya zaman, saat ini rias wajah bukan hanya digunakan untuk kebutuhan
mempercantik diri namun dapat juga digunakan untuk memperburuk atau menuakan
wajah seseorang dan kerap digunakan dalam suatu pertunjukan baik diatas panggung,
digunakan untuk make up panggung, televisi dan film dapat digolongkan menjadi 3,
yaitu:
1) Corrective make up atau rias wajah korektif adalah suatu riasan yang
2) Style make up atau rias wajah fantasi, adalah suatu tata rias yang dibuat
dengan daya khayal atau imajinasi seseorang untuk menciptakan suatu tokoh
3) Character make up atau rias wajah karakter, adalah suatu tata rias yang
wajah, suku, dan bangsa sehingga sesuai dengan tokoh yang diterapkan.
ii
Di dalam pertunjukan drama, make up yang sering digunakan adalah make up
wajahnya menerupai peran yang akan ditampilkan. Seorang penata rias harus dapat
Terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam merias wajah karakter yaitu,
tersebut, (Nini Thowok, 2015:15). Seorang penata rias harus memiliki desain
mengenaik tokoh yang akan diperankan oleh pemain sehingga panduan tata rias
wajah karakter dibedakan menjadi dua, yaitu rias wajah karakter dua dimensi dan rias
Tata rias wajah karakter dua dimensi adalah rias wajah yang mengubah bentuk
wajah seseorang dalam hal umut, suku, dan bangsa dengan cara dioleskan atau
disapukan baik secara menyeluruh maupun hanya sebagian sehingga hanya bisa
adalah make up yang dilaukan dengan teknik pengecatan yang meliputi lima bagian
pokok pada wajah yaitu, dahi, mata, hidung, pipi, dan rahang wajah. Kekurangan dari
make up karakter dua dimensi adalah make up ini tidak dapat memberi perubahan
secara jelas.
Perubahan yang dihasilkan hanya berupa garis bayangan pada bagian wajah
iii
Namun, kelebihan dari make up karakter dua dimensi ini adalah kosmetik yang
digunakan mudah didapat dan harganya pun cenderung lebih murah. Karakter yang
bisa dibuat dengan menggunakan make up karakter dua dimensi adalah tokoh
wayang, hewan, efek kumis, efek jenggot, hantu, tokoh usia tua, dan efek lebam.
Dibawah ini terdapat contoh make up karakter dua dimensi karakter tua dan make up
iv
Make up karakter tiga dimensi adalah make up yang dapat mengubah bentuk
tambahan yang langsung dioleskan atau ditempelkan pada bagian wajah, sehingga
dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, (Halim Paningkiran, 2013:94). Make up
karakter tiga dimensi merupakan make up yang memiliki gradasi berupa lekukan-
lekukan yang dapat diraba. Make up yang dihasilkan pada make up karakter dua
dimensi. Terdapat bahan-bahan yang biasa digunakan pada make up karakter tiga
Penata rias harus lebih mengenal dan mengetahui berebagai fungsi dari bahan
yang digunakan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kesalahan yang terjadi
pada hasil make up atau untuk menghindari kemungkinan kerusakan pada kulit
seperti iritasi. Pada dasarnya, make up karakter dua dimensi dan make up karakter
Tabel 2.1. Perbedaan Make Up Karakter Dua Dimensi dan Tiga Dimensi
v
10. Gradasi tidak terlalu terlihat. Gradasi terlihat.
11. Hanya bisa dilihat. Bisa dilihat dan dirasakan.
12. Hasil kurang terlihat. Hasil lebih jelas.
Sumber: Halim Paningkiran, (2013:96)
tiga dimensi. Pengaplikasian bahan tersebut dapat dilakukan secara langsung atau
secara langsung pada bagian tubuh tertentu yang akan diberikan efek tiga dimensi,
terlebih dahulu kemudian ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diberikan efek
tiga dimensi. Berikut adalah contoh make up karakter horor 3 dimensi yang
vi
Gambar 2.4. Make up karakter tiga dimensi
Sumber: unjtatariasfantasi.wordpress.com
perubahan yang cukup terlihat dalam bentuk hasil make up maupun alat, bahan, dan
kosmetik yang digunakan. Dibawah ini adalah perbandingan make up karakter horor
Suzzana jaman dulu dan sekarang. Terlihat bahwa terdapat perbedaan antara hasil
vii
Gambar 2.6. Perbandingan make up karakter Suzzana
Sumber: suzzana.jpg
hari. Sama hal nya dengan alat yang digunakan pada make up karakter, alat berfungsi
sebagai benda untuk membantu mengaplikasikan kosmetik atau bahan yang akan
dilakukan pada suatu objek. Sedangkan bahan adalah zat atau benda yang dari mana
Alat dan bahan pada make up karakter merupakan hal yang tidak bisa
dipisahkan karna saling berkaitan. Alat dan bahan yang biasa digunakan dalam make
up karakter yaitu:
viii
Tabel 2.2 Alat dan Bahan Pada Make up karakter
2. Beauty Untuk
blender mengaplikasikan
foundation.
ix
7. Stainless Untuk membentuk
stell atau tekstur-tekstur yang
spatula diinginkan.
Maka dari itu, sangat penting seorang make up artist memiliki alat dan bahan
yang lengkap untuk melakukan proses make up karakter yang akan dibuat agar
mempermudah pekerjaan.
diaplikasikan pada anggota tubuh bagian luar seperti epidermis kulit, kuku, rambut,
bibir, gigi, dan sebagainya dengan tujuan untuk menambah daya tarik, melindungi,
x
Dalam peraturan Mnetri Kesehatan RI No. 445/Menkes/Permenkes/1998/
didefinisikan sebagai berikut : “Kosmetik adalah sediaam atau paduan bahan yang
siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan
organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah
daya Tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik,
menyembuhkan suatu penyakit” (Dewi Muliyawan & Neti Suriana 2013 : XIV)
mengenal kosmetik berdasarkan naluri alaminya yang senantiasa ingin tampil cantik,
dan tumbuhan pada awalnya menjadi pilihan kaum wanita untuk mempercantik
penampilannya.
Ada banyak cerita seputar sejarah kosmetik dan wanita. Konon, manusia
mulai mengenal manfaat, warna-warni pada hewan dan tumbuhan bisa memberikan
efek positif bagi kecantikan, berawal dari coba-coba dan karena ketidaksengajaan.
Misalnya, perona pipi (pemerah pipi) pertama kali ditemukan karena kebetulan.
sehingga mengenai daerah pipi. Tumbuhan anggur yang mengenai pipi tersebut
tersebut justru membuat si wanita terlihat cantik. Sejak saat itu, orang-orang mulai
berusaha untuk membuat kedua pipi kanan kiri tersapu warna lembut dari bahan-
xi
Sementara itu, Cleopatra yang terkenal dengan pesona kecantikannya ternyata
Cleopatra secara rutin berendam dalam bak berisi cairan susu. Rutinitas itu
dimaksudkan untuk menjaga kulit tubuhnya agar tetap halus, mulus, dan berkilau.
Sementara itu, di China para selir kaisar memerahi bibirnya dengan cara menekan
bibir mereka dengan kelopak bunga berwarna merah, agar bibir tetap terlihat merah
dan menarik.
untuk merawat dan mempercantik diri. Upaya meramu berbagai bahan alam untuk
merawat dan mempercantik diri tersebut merupakan salah satu cikal bakal
menetapkan dasar-dasar dermatologi, diet, dan olahraga sebagai strategi terbaik untuk
menjaga kesehatan dan kecantikan. Pada masa yang sama, tercatat nama-nama ahli
ilmu pengetahuan yang memajukan ilmu kesehatan gigi, bedah plastic, dermalogi,
mulai dipelajari secara khusus dan terpisah dari ilmu kedokteran, sehingga kemudian
xii
← - Cosmetic treatment yaitu kosmetik yang berhubungan dengan ilmu
Dalam skala industry, kosmetik mulai mendapat perhatian penuh dan digarap
secara besar-besaran pada abad ke-20. Teknologi kosmetik yang semakin maju,
melahirkan berbagai varian produk kosmetik baru dengan manfaat dan fungsi yang
antara kosmetik dan obat yang kemudian dikenal dengan nama kosmetik medic
(cosmeceuticals).
Selain itu, sekarang juga mengenal berbagai profesi dari beberapa disiplin
Ahli bedah plastic, dokter gigi, dan ahli kulit dari disiplin ilmu jedokteran.
Ahli biologi dan fisiologi kulit dari disiplin ilmu biologi. Mempelajari
didalamnya.
xiii
Tanpa disadari, kosmetik telah memberikan warna berbeda bagi kehidupan
ilmu dan keterampilan manusia. Ke depan, fungsi kosmetik akan terus berkembang.
Tidak hanya untuk merias diri, akan tetapi juga sebagai produk perawatan tubuh.
Kosmetik tidak hanya dibutuhkan pada sehari-hari saja, tapi digunakan juga
untuk kegiatan lainnya seperti proses shooting, acara tertentu, dll. Kosmetik yang
Tabel 2.3. Kosmetik Dasar Yang Digunakan Pada Make up Karakter Horor
pori-pori.
menyamarkan kekurangan.
xiv
3. Bedak tabor Untuk memperlambat
bagian mata.
Selain kosmetik yang biasa digunakan pada make up karakter horor, terdapat
pula beberapa kosmetik tambahan yang biasa digunakan dalam proses make up
Tabel 2.4 Kosmetik tambahan yang digunakan Pada Make up Karakter Horor
xv
2. Latex Untuk menempelkan
kapas atau tissue pada
bagian yang ingin dibuat
Terdapat dua jenis body painting yang biasa digunakan dalam make up karakter
yaitu, water based dan oil based. Body painting water based merupakan jenis body
painting yang berbahan dasar air. Cara penggunaannya adalah dengan menggunakan
air yang disemprotkan dengan menggunakan water sprayer atau dengan cara
membasahi kuas yang akan digunakan dengan air. Bentuk dari bodypainting ini
biasanya berbentuk padat, dan apabila diaplikasikan akan sedikit terasa basah namun
lambat laun akan mengering. Karena berbahan dasar air, body painting ini mudah
sekali luntur jika terkena air atau keringat, sehingga bodypainting ini lebih baik
Sedangkan body painting oil based merupakan jenis body painting yang
memiliki banyak kadar minyak. Bentuk dari body painting ini biasanya sejenis krim
seperti foundation. Body painting ini memiliki warna yang lebih terang dan
mengkilat. Namun, body painting ini mudah sekali bergeser apabila terkena gesekan.
Oleh karena itu harus dibantu dengan menggunakan bedak tabur berwarna putih,
xvi
sehingga tidak mudah bergeser atau hilang. Karena sifatnya lebih lebih tahan
dibandingkan dengan jenis water based, body painting ini cocok digunakan pada
acara diluar.
Film horor adalah film yang berusaha untuk memancing emosi berupa
ketakutan dan rasa ngeri dari penontonnya. Alur ceritanya sering melibatkan tema-
tema kematian, supranatural, atau penyakit mental. Banyak cerita film horor yang
Perfilman Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja
di negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop-bioskop
lokal. Film-film yang terkenal pada saat itu antara lain, Catatan si Boy, Blok M dan
masih banyak film lain. Bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu antara lain
Onky Alexander, Meriam Bellina, Lydia Kandou, Nike Ardilla, Paramitha Rusady,
Desy Ratnasari.
Pada tahun-tahun itu acara Festival Film Indonesia masih diadakan tiap tahun
untuk memberikan penghargaan kepada insan film Indonesia pada saat itu. Tetapi
karena satu dan lain hal perfilman Indonesia semakin menurun pada tahun 90-an yang
membuat hampir semua film Indonesia berkutat dalam tema-tema yang khusus orang
dewasa. Pada saat itu film Indonesia sudah tidak menjadi tuan rumah lagi di negara
sendiri. Film-film dari Hollywood dan Hong Kong telah merebut posisi tersebut.
Hal tersebut berlangsung sampai pada awal abad baru, muncul film
Petualangan Sherina yang diperankan oleh Sherina Munaf, penyanyi cilik penuh
xvii
bakat Indonesia. Film ini sebenarnya adalah film musikal yang diperuntukkan kepada
anak-anak. Riri Riza dan Mira Lesmana yang berada di belakang layar berhasil
membuat film ini menjadi tonggak kebangkitan kembali perfilman Indonesia. Antrian
komersil.
Setelah itu mu ncul film film lain yang lain dengan segmen yang berbeda-
beda yang juga sukses secara komersil, misalnya film Jelangkung yang merupakan
tonggak tren film horor remaja yang juga bertengger di bioskop di Indonesia untuk
waktu yang cukup lama. Selain itu masih ada film Ada Apa dengan Cinta? yang
yang merupakan film romance remaja. Sejak saat itu berbagai film dengan tema
serupa yang dengan film Petualangan Sherina (diperankan oleh Derbi Romero,
Sherina Munaf), yang mirip dengan Jelangkung (Di Sini Ada Setan, Tusuk
Jelangkung), dan juga romance remaja seperti Biarkan Bintang Menari, Eiffel I'm in
Love. Ada juga beberapa film dengan tema yang agak berbeda seperti Arisan! oleh
Nia Dinata.
Selain film-film komersil itu juga ada banyak film film non-komersil yang
yang menampilkan Dian Sastrowardoyo dengan Christine Hakim dan Didi Petet.
Selain dari itu ada juga film yang dimainkan oleh Christine Hakim seperti Daun di
Atas Bantal yang menceritakan tentang kehidupan anak jalanan. Tersebut juga film-
film Garin Nugroho yang lainnya, seperti Aku Ingin Menciummu Sekali Saja, juga
ada film Marsinah yang penuh kontroversi karena diangkat dari kisah nyata. Selain
xviii
itu juga ada film film seperti Beth, Novel tanpa huruf R, Kwaliteit 2 yang turut serta
Saat ini dapat dikatakan dunia perfilman Indonesia tengah menggeliat bangun.
samping film-film Hollywood. Walaupun variasi genre filmnya masih sangat terbatas,
Genre film horor telah hadir sejak masa film awal diakhir abad ke-19. Tercatat
Georges Melies, seorang pelopor film fiksi ilmiah pertama di dunia membuat sebuah
film yang berjudul “Le Manoir Du Diable” pada akhir tahun 1896. Kemudian ada
F.W. Murnau dari Jerman dengan film yang berjudul “Nosferatu” di film ini terdapat
sosok vampire pertama yang muncul di film pada tahun 1922. Selanjutnya, tokoh-
tokoh seperti mumi, drakula, monster, manusia srigala dan sebagainya mulai menjadi
2010).
Di Indonesia, genre horor telah hadir sejak dulu. Berbeda dengan masyarakat
Eropa dan Amerika yang cenderung lebih rasional. Masyarakat Indonesia sangat
dekat dengan dunia supranatural. Latar belakang kemunculan genre ini di Indonesia
supranatural, tahayul, dan cerita-cerita hantu menjadi bagian yang tak terpisahkan
dalam kehidupan masyarakatnya, maka sangatlah masuk akal apabila genre ini sukses
dan disukai. Ada dua film yang sering disebut sebagai film horor Indonesia pertama
yaitu tercatat film yang berjudul “Tengkorak Hidoep” (1941) karya Tan Tjoei Hock
xix
dan film “Lisa” karya M. Shariefuddin yang diproduksi tahun 1971 yang menjadi
peletak genre horor di Indonesia. Menurut Adi Wicaksono dan Nurruddin Asyhadie
(2006:2) adanya perbedaan penentuan film horor pertama Indonesia itu tampaknya
terjadi karena definisi horor yang dipakai berbeda. Film “Tengkorak Hidoep”
menampilkan sebuah horror of the demonic, monster yang bangkit dari kubur dan
ingin membalas dendam. Film “Lisa” merupakan sebuah horror of the personality,
yang menampilkan seorang ibu tiri yang meminta seseorang untuk membunuh anak
tirinya. Apabila kita mengambil film Lisa sebagai film horor pertama, maka sejarah
film horor Indonesia dimulai oleh horror of personality. Sedangkan apabila kita
nenerima film Tengkorak Hidoep sebagai film horor pertama, maka sejarah film
horor Indonesia dipelopori oleh film yang berjenis horror of the demonic atau horor
Sebagai sebuah genre, film horor memiliki beberapa konvensi atau formula
yang mencakup seting ruang dan waktu, tokoh, dan aluryang harus dipenuhi. Will
a. Tokoh utama biasanya adalah korban yang mengalami terror atau tokoh
pembawa bencana.
rumah sakit. Dekor waktu didominasi malam hari atau suasana gelap.
xx
d. Tokoh agama sering dilibatkan untuk menyelesaikan masalah
h. Teknologi sering menjadi salah satu pemicu masalah. Kearifan lokal dan
Memasuki tahun 2000an, film horor Indonesia memasuki era baru. Generasi
sineas baru yang muncul sebagian besar tidak memiliki ikatan langsung dengan
lulusan sekolah film luar negri yang sebelumnya lebih banyak kerja dibidang
periklanan dan pembuatan video clip atau film documenter. Film Jelangkung (2001)
karya Rizal Mantovani dan Jose Purnomo langsung mencuat memberi sentuhan yang
berbeda dengan mengandalkan kekuatannya dalam fotografi, editing, dan suara. Film
Januari 2002 film Jelangkung ditonton lebih dari 748.003 orang di wilayah
penghargaan terpuji untuk efek khusus. Edna C. Pattisina dari harian Kompas bahkan
2007), bahwa film ini mencapai rekor 1,5 juta penonton. Masih di jurnal yang sama
kita dapat melihat data film-film horor yang diproduksi dan diedarkan tahun 2006-
2007 yang mampu mendapatkan penonton lebih dari 500 ribu orang. Maka tidak
xxi
heran jika dari sisi komersial film-film horor ini menjadi andalan bagi para produser
dengan cepat. Film Jelangkung (2001), Kafir (2002), Titik Hitam (2002), The Soul
(2003), Ada Hantu di Sekolah (2004), Bangsal 13 (2004), Missing (2005), Rumah
Pondok Indah (2006), Mirror (2006), Kuntilanak (2006), Pocong 2 (2006), Hantu
Jeruk Purut (2006), Bangku Kosong (2006), Terowongan Casablanca (2007), dan
Tali Pocong Perawan (2008) adalah film-film horor Indonesia yang termasuk dalam
barisan film terlaris pada tahun 2001 sampai tahun 2008. Seperti halnya film
Jelangkung, film-film horor era baru yang “memikat” penonton Indonesia ini tidak
lagi tergantung pada legenda-legenda tradisional, seperti Nyi Roro Kidul atau Nyi
Blorong.
perkotaan yang sebelumnya tak pernah disentuh oleh film horor Indonesia.
Indonesia. Film Jelangkung ini juga dipengaruhi film-film J-Horror (Horor Jepang)
Nakata di tahun 1997. Melalui film Jelangkung ini pula istilah legenda urban mulai
urban yang diangkat dalam film Jelangkung adalah legenda kota berhantu yaitu
angker batu, sebuah rumah sakit tua di Jakarta yang memiliki sosok berhantu yang
kemudian menjadi salah satu sosok yang paling diminati dalam perfilman horor
Indonesia yaitu, suster ngesot. Setelah itu kata urban lagend langsung ditangkap oleh
para produser film Indonesia dan “naluri bisnis” mereka ternyata tidak salah. Pada
xxii
tahun 2006, 4 dari 6 film yang sukses menarik penonton lebih dari 700 ribu penonton
adalah film horor hantu dan semuanya mengangkat tema legenda urban: Rumah
Pondok Indah (2006), Kuntilanak (2006), Hantu Jeruk Purut (2006), dan Hantu
Selain tema urban lagend, film-film horor Indonesia banyak didominasi oleh
dua sosok hantu yang menarik minat penonton Indonesia. Hal itu terlihat dari judul-
judul film yang sebagian besar mengeksploitasi dua hantu tersebut yaitu, hantu
pocong dan kuntilanak. Di antara dua jenis hantu tersebut, kuntilanak telah dikenal
lebih luas dan menjadi sosok hantu yang paling sering muncul di film-film horor
berambut panjang, berbaju putih panjang dan raut muka putih pucat dengan mata
merah. Sosok kuntilanak ini bahkan sudah tercatat sebagai salah satu hantu khas
melayu yang menghantui penduduk Indonesia dan Malaysia dengan nama yang
sedikit berbeda yaitu Pontianak. Di Thailand ada beberapa film horor yang juga
pocong adalah hantu orang mati yang hidup kembali dengan masih mengenakan kain
kafan yang membungkus mayatnya. Jenis hantu ini sebelumnya telah dapat dilihat
dalam beberapa adegan film horor era Suzzana, tetapi masih sebagai hantu “pemeran
pembantu” dan biasanya tidak lepas dari dekor tanah kuburan yang menjadi “tempat
tinggalnya”. Sejak Rudi Soedjarwo membuat film berjudul Pocong (2006), yang
diikuti dengan munculnya film Pocong 2 (2006), dan Pocong 3 (2007), maka dengan
itu sosok pocong menjadi salah satu hantu yang paling banyak muncul dalam film-
film horor Indonesia. Sebut saja, Pocong vs Kuntilanak (2009), Tali Pocong Perawan
xxiii
(2008), 40 Hari Pembalasan Hantu Pocong (2008), The Real Pocong (2009), Sumpah
Pocong di Sekolah (2008), Susuk Pocong (2009) dan Pocong Kamar sebelah (2009).
Hingga tahun 2009, film-film yang menampilkan hantu jenis ini masih terus
diproduksi. Genre film memiliki dinamika yang terus menerus berkembang sesuai
bercampur dengan genre lain untuk memenuhi hal tersebut. Karl Heider dalam
bahwa film horor Indonesia pada masa orde baru tidak bisa dilepaskan dari tiga hal,
yaitu komedi, seks, dan religi. Ketiganya menjadi formula ampuh yang membuat
film-film horor Indonesia disukai banyak penonton. Tampaknya formula itu masih
digunakan dibeberapa film horor yang sekarang, hanya saja untuk tema religi sedikit
“mistik” atau “klenik” memang masih banyak dijumpai. Biasanya film-film tersebut
untuk menegaskan pada penonton bahwa manusia yang menentang Tuhan akan
bernasib buruk dan mendapatkan siksa, baik saat masih hidup maupun saat mereka
sudah mati. Misalnya, kisah “mayat berbelatung” dan “tangisan arwah”. Biasanya
masalah yang terjadi akan selesai ketika seorang tokoh agama, kyai atau ustad sudah
datang bersama rangkaian doa dan tasbih dalam genggamannya. Sosok kyai ini masih
bisa dijumpai dalam beberapa film horor Indonesia di awal tahun 2000, yaitu Kafir
dan Peti Mati. Hanya saja setelah itu, nuansa religi tidak lagi dieksploitasi dalam
film-film horor Indonesia yang sekarang. Berbeda dengan nuansa religi, komodi dan
seks ternyata masih menjadi andala film horor Indonesia saat ini. Sejalan dengan
munculnya film-film Indonesia bertema komedi, maka ada pula film-film komedi
xxiv
yang mengangkat cerita hantu: Ada Hantu di Sekolah (2005), Film Horor (2006), dan
mengeksploitasi tubuh perempuan dan seks dapat ditemukan dalam film Tiren (2008),
Indonesia. Film horor hantu Indonesia seharusnya bisa menjadi kekuatan dalam dunia
potensi kuat film Indonesia. Kritikus film Eric Sasono dalam artikelnya yang berjudul
produser dan sineas Indonesia dalam proses kreatifnya. Melihat film horor diminati
penonton, maka produser dan sineas Indonesia saling latah membuat film horor juga.
Menurut Sasono film horor adalah film yang bergenre paing kuat yang dapat
ekonomi yang dominan, film-film horor di Indonesia tidak dibuat dengan sungguh-
sungguh. Biaya yang sedikit, estetika yang kacau, jalan cerita yang tidak masuk akal
menjadi buah dari rangkaian kemalasan tersebut. Pada akhirnya menurut Sasono, hal
itu akan menjatuhkan film Indonesia khususnya genre horor kedalam jurang
Karis Singgih Angga Permana (2015) dengan judul penelitian “Analisis Genre
Film Horor Indonesia Dalam Film Jelangkung (2001)”. Penelitian ini merupakan
analisis genre film horor Indonesia da lam film Jelangkung (2001). Dalam penelitian
xxv
ini, peneliti mengidentifikasi karakteristik genre film Jelangkung (2001) sebagai film
dasar genre atau repertoire of elements, untuk melihat bagaimana karakteristik film
Jelangkung (2001) sebagai film ber-genre horor. Repertoire of elements yang akan
Horor Indonesia Tahun 1981-1991”. Dalam penelitian ini terdapat dua rumusan
pada tahun 1971, dan kedua, bagaimanakah perkembangan film horor Indonesia
tahun 1981-1991. Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
primer dan sekunder. Selanjutnya melakukan uji validitas sumber dengan kritik intern
dan ekstern yang berguna untuk menyeleksi sumber menjadi fakta. Tujuan penelitian
ini yaitu menjelaskan latarbelakang munculnya film horor Indonesia pada 1971 dan
penelitian yang telah dilakukan penulis, dapat simpulan sebagai berikut: Pertama,
film horor Indonesia muncul pada tahun 1971 yang dilatarbelakangi oleh beberapa
faktor, yakni budaya mistik yang kental dalam masyarakat, kebebasan berkarya,
keterpengaruhan baik film horor dunia maupun dalam negeri pada masa
keemasan pada tahun 1981-1991 dengan hadirnya 84 judul film horor, namun hanya
film-film horor Suzzanna yang mendapatkan apresiasi baik dari penonton. Masa
xxvi
keemasan ini dipengaruhi beberapa faktor, yakni kuatnya kepercayaan mistik
masyarakat Indonesia, figur artis Suzzanna dan alur cerita. Pada tahun 1991 film
horor mengalami kemunduran karena cerita film horor Indonesia bersifat statis,
mistik.
Gelatin Crystal Gel Dan Wax Pada Rias Karakter”. Penelitian ini merupakan
gelatin crystal gel dan wax . Variable terikat, yaitu 1) hasil penerapan pembuatan
efek luka bakar antara bahan kosmetik gelatin crystal gel dengan wak-lilin dilihat
waktu pengerjaan, tingkat ketertarikan observer, dan 2). Respon terhadap hasil efek
luka bakar yang meliputi warna, elastisitas, tekstur, daya tahan, daya lekat,
kesesuaian dengan desain luka bakar, dan kilau hasil riasan. Variabel kontrol yaitu
model, perias, waktu pengerjaan dan teknik pengerjaan. Uji perbandingan hasil
penerapan antara gelatin crystal gel dan wax pada pembuatan efek luka bakar, dan
respon terhadap hasil efek luka bakar dianalisis dengan menggunakan T-test
independent dengan program SPSS. Hasil uji statistik T-test menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan hasil pembuatan efek luka bakar antara menggunakan gelatin
crystal gel dan wax. Derajat kebebasan sebesar 0,05dan signifikannya sebesar 0,000
xxvii
Berdasarkan penelitian relevan di atas terdapat persamaan dengan penelitian
pada perfilman yang menimbulkan perkembangan pula make up karakter horor yang
meliputi alat, bahan, dan kosmetik yang digunakan. Selain itu ada pula perbedaan
hasil akhir make up karakter pembuatan efek luka bakar menggunakan bahan crystal
gel dan wax sebagai bahan tambahan pada make up karakter horor.
ketakutan dan rasa ngeri dari penontonnya. Alur ceritaya sering melibatkan tema-
tema kematian, supranatural, atau penyakit mental. Banyak cerita film horor yang
Tak lepas dari itu, film horor sangat didukung dengan beberapa aspek
tambahan agar filmnya lebih terasa menegangkan seperti lighting, sound, tempat,
kostum dan yang tak kalah penting yaitu make up karakter yang digunakan pada
pemain film horor tersebut. Make up karakter pada perfilman horor digunakan untuk
mengubah bentuk wajah atau menambahkan riasan pada seorang pemain agar sesuai
dengan tokoh yang ingin dimainkan. Make up karakter dibuat untuk menimbulkan
dan kosmetik yang digunakan dalam merias wajah tokoh pemain dalam perfilman
xxviii
adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan alat, bahan, dan kosmetik yang
Analisis Perkembangan
Make-Up Karakter Pada
digunakan pada make up karakterPerfilman
horor Indonesia antara
Horor Indonesia tahun 2000-2019.
Antara Tahun 2000 – 2019
xxix
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
informan yaitu, make up artist, artist, sutradara, dan crew yang terlibat dalam
Jakarta. Waktu penelitian dilakukan selama 1 bulan terhitung dari bulan September
Metode penelitian ini adalah suatu cara yang ditempuh untuk menemukan,
yang meliputi antara lain: prosedur dan langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu
penelitian, sumber data, dan dengan langkah apa data-data yang diperoleh dan
untuk menguji hipotesis tertentu tapi hanya menggambarkan apa adanya suatu gejala,
variable, atau keadaan. Menurut Bogdan dan Biklen (1992:21-22) dalam Rahmat
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan, tulisan, dan atau
perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau
organisasi
37
tertentu dalam suatu settings konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang
utuh, komprehensif, dan holistic. Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa
penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian. Salah satu alasan
kemudian peneliti akan membuat kesimpulan dari berbagai hasil wawancara dan data
yang diperoleh.
Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi focus dalam penelitian ini
anatara tahun 2000 – 2019. Sub fokus penelitian ini adalah sebagai berikut :
2. Bahan dan Kosmetik yang digunakan pada make up karakter pada perfilman
horor.
Menurut Sutopo (2006:56-57), sumber data adalah tempat data yang diperoleh
sadar, terarah, dan senantiasa bertujuan untuk memperoleh suatu informasi yang
diperlukan. Berbagai sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini
38
3.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Sumber
2. 1 orang sutradara
Sumber data utama dari penelitian ini yaitu informan dalam pengumpulan
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh bukan
adalah peneliti itu sendiri, atau orang lain yang membantu peneliti meliputi
yang diteliti, kesiapan peneliti terhadap yang diteliti, kesiapan peneliti terhadap
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati dengan
39
Instrumen penelitian ini menggunakan pedoman wawancara yang berisi
pertanyaan untuk make up artist, sutradara, dan crew film. Agar penelitian ini terarah,
peneliti terlebih dahulu menyusun pertanyaan yang selanjutnya dijadikan acuan untuk
40
9. Menurut anda, pentingkah pemain
film horor mengetahui apa saja
alat, bahan, dan kosmetik yang
akan digunakan seorang make up
artist kepada dirinya? Jika iya,
mengapa?
3. Perkembangan 10. Menurut anda, bagaimanakah Sutradara,
alat, bahan, perkembanga alat yang digunakan Make up
dan kosmetik pada make up karakter horor? Artist,
pada make up Apakah mengalami perkembangan Pemain
karaker di disetiap tahunnya dari tahun 2000- Film
perfilman 2019? Jika iya apa saja
horor perkembangannya?
11. Menurut anda, bagaimanakah
perkembangan bahan kosmetik
yang digunakan pada make up
karakter horor? Apakah
mengalami perkembangan disetiap
tahunnya dari tahun 2000-2019?
Jika iya, apa saja perkembanganya
dalam penelitian ini, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan data.
a) Wawancara
sebagainya yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara dan informan atau
41
suatu komunikasi verbal yang bertujuan untuk mendapatkan informasi.
oleh dua pihak yaitu pihak pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan pihak
penelitian.
b) Observasi
terhadap gejala dan fenomena yang diselidiki (Mukhtar: 2013: 100). Pengamatan
2000-2019.
42
c) Dokumentasi
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
tertulis, metode dokumentasi berarti tata cara pengumpulan data dengan mencatat
peristiwa, atau kejadian dalam situasi social yang sangat berguna dalam penelitian
Metode yang digunakan dalam analisis data ini adalah menggunakan metode
Menurut Miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga alus kegiatan
yang terjadi secara bersamaan yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi. Terjadi secara bersamaan berarti reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi sebagai sesuatu yang saling jalin
43
menjalin merupakan proses siklus dan interaksi pada saat sebelum dan sesudah
pengumpulan data dalam bentuk sejajar yang membangun wawasan umum yang
Verifikasi/ Penarikan
Kesimpulan
Reduksi Data
1. Pengumpulan data
studi pustaka.
2. Reduksi data
akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi. Reduksi data atau proses transformasi
ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap
44
tersusun. Jadi dalam penelitian kualitatif dapat disederhanakan dan
melalui ringkasan, dan menggolongkan kedalam suatu pola yang lebih luas.
3. Penyajian data
bagian tertentu dari penelitian. Pada tahap ini, peneliti menyajikan data dalam
bentuk narasi deskriptif, tabel, dan gambar. Hal ini dilakukan agar lebih
dimana pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dari temuan data. Ini
adalah pendapat atau pandangan peneliti atas temuan dari suatu wawancara
ulang proses reduksi data dan penyajian data untuk memastikan tidak ada
kesalahan yang telah dilakukan. Setelah tahap ini dilakukan, maka peneliti
45
3.8 Uji Keabsahan Data
sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
pengujian kreadibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Sehingga triangulasi dapat dikelompokan
kedalam tiga jenis yakni, triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data,
1. Triangulasi Sumber
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda
dalam metode kualitatif (Mukhtar: 2013: 138). Data yang diperoleh dari
narasumber pertama dicek kembali apakah ada perbedaan dalam penulisan yang
2. Triangulasi Teori
Triangulasi dengan teori didasarkan pada asumsi bahwa fakta tertentu tidak
dapat diperiksa kepercayaannya hanya dengan satu teori. Artinya, fakta yang
diperoleh dalam penelitian ini harus dapat di konfirmasi dengan dua teori atau
lebih.(Mukhtar:2013:1)
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada tujuh orang ahli yaitu make up
artist, sutradara, dan pemain film horor dengan memberikan pertanyaan yang
diajukan kepada para informan yang terlibat dalam perfilman horor Indonesia
peran dan alur cerita yang akan diperankan oleh seorang pemain. Make up
merupakan hal yang umum dan sering digunakan banyak orang dalam
juga sangat penting digunakan dalam dunia perfilman terutama pada perfilman
horror Indonesia.
47
Gambar 4.1 Peta DKI Jakarta
(Sumber : Wikipedia)
Jakarta terletak di pesisir bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal
urutan kedua di dunia. Sebagai pusat bisnis, politik, dan kebudayaan, Jakarta
dan perusahaan asing. Kota ini juga menjadi tempat kedudukan lembaga-
48
4.1.2Deskripsi Informan
Penelitian ini akan menguraikan data yang diperoleh dari hasil wawancara di
data yang objektif dan akurat dalam penelitian ini informan yang di wawancara
dilakukan kepada informan ahli yaitu, make up artist, sutradara, dan pemain film
horor yang terlibat pada perfilman horor Indonesia antara tahun 2000-2019.
sutradara, dan pemain film yang terlibat dalam perfilman horor Indonesia antara
1. Angling Sagaran
49
Angling Sagaran adalah seorang sutradara yang dikenal juga sebagai producer
dan writer. Beliau lahir di Sukabumi pada tanggal 11 Juni 1983 yang sekarang
menyutradari beberapa ftv dan film di Indonesia, seperti film Tabu (2018), Total
Chaos (2017), Aku Cinta Kamu (2014), dan masih ada beberapa judul film dan
2. Eba Sheba
Eba Sheba adalah seorang make up artist lulusan Pendidikan Tata Rias di
Universitas Negeri Jakarta pada tahun 2007. Beliau lahir di Cirebon pada tanggal
1 Mei 1981 yang sekarang bertempat tinggal di Bekasi. Dari tahun 2004 hingga
sekarang beliau masih aktif menjadi make up artist dalam dunia entertainment.
Stupid Boss 2 (2020), Banyu Biru (2005), Jakarta Under Cover (2016), Pesan
Dari Surga (2017), Bebas (2019), Ku Lari Kepantai (2018), Eiffle I’m In Love
(2018), Abracadabra (2020), dan masih banyak lagi beberapa judul film yang
sudah ia kerjakan.
3. Yonna Kairupan
Yonna Kairupan merupakan seorang make up artist beauty dan SFX yang
sudah terjun dalam dunia kecantikan semenjak tahun 2008. Beliau lahir di Bukit
Tinggi pada tanggal 8 Agustus 1977 dan sekarang bertempat tinggal di Tebet
50
Barat Raya. Hingga saat ini, beliau juga sering menjadi pembicara diacara
beauty dan SFX, beliau sudah menghasilkan beberapa karya dibeberapa perfilman
Indonesia diantaranya, The Doll 2 (2017), Mata Batin 1 (2019), Mata Batin 2
(2019), Sabrina (2018), Suzzana : Bernafas Dalam Kubur (2018), Jeritan Malam
(2019), Dua Garis Biru (2019), Tabu (2019), Kutuk (2019), Reuni Z (2018), The
Secred Riana 1 (2019), The Secred Riana 2 (2019), Gasing Tengkorak (2017),
dan masih banyak lagi beberapa judul film yang sudah pernah Beliau kerjakan.
Ernaka Puspita Dewi merupakan seorang make up artist SFX yang sudah
terjun dalam dunia make up sejak tahun 2013. Beliau lahir di Sumedang pada
tanggal 24 Juni 1995 yang sekarang bertempat tinggal di Magnolia Garden Blok
I2 No. 19, Sepatan, Tanggerang. Hingga saat ini beliau masih aktif menekuni
dunia make up dalam perfilman Indonesia, berikut beberapa film yang sudah ia
kerjakan selama kurang lebih 7 tahun belakangan ini, Headshot (2016), The Night
Come For Us (2018), Buffalo Boys (2019), Kembang Kantil (2018), HBO
Series : Grisse (2018), Membabi Buta (2017), Sekte (2019), Dreadout (2019),
Satu Suro (2019), Jaga Pocong (2018), Makmum (2019), Malam Jumat The
Movie (2019), Mati Anak (2019), Si Manis Jembatan Ancol (2019), Rumah
Kentang The Beginning (2019), Aku Tahu Kapan Aku Mati (2020), Rasuk 2
(2019), Kuntilanak 3 (2020), Ghibah (2020), dan masih banyak lagi beberapa
5. Dodi Setiadi
51
Dodi Setiadi merupakan seorang seniman sekaligus make up artist yang sudah
terjun dalam dunia seni dan make up sejak tahun 2010. Beliau lahir di Brebes
Hingga saat ini beliau masih aktif menjadi seorang seniman dan make up artist
judul film yang sudah pernah ia kerjakan selama kurang lebih 10 tahun
(2019), Gerbang Neraka (2017), Pinky Promise (2016), dan masih banyak lagi
6. Nancy Utari
Nancy Utari merupakan seorang make up artist yang sudah terjun dalam dunia
Agustus 1989 yang saat ini bertempat tinggal di Jalan H. Jaidi I No. 11, Cilandak.
Hingga saat ini beliau masih aktif menjali profesinya menjadi seorang make up
artist di perfilman Indonesia maupun iklan di televisi, berikut beberapa judul film
yang pernah ia kerjakan, Jaga Pocong (2019), Satu Suro (2019), Malam Jumat
Ewing (2019), Grisse (2019), HBO Series : Gossip girl Indonesia (2020), dan
7. Cicco Manassero
Cicco Manassero adalah seorang aktor yang sudah terjun dalam dunia
52
pemain film atau sinetron, ia juga menjadi host dibeberapa stasiun televisi. Cicco
Manassero lahir di Malang pada tanggal 26 Oktober 1995 yang saat ini bertempat
tinggal di kawasan BSD Tanggerang. Hingga saat ini Ciccio aktif sebagai pemain
film di perfilman Indonesia, berikut beberapa judul film yang pernah ia perankan,
Dreadout (2019, Total Chaos (2017), Marmut Merah Jambu (2014), Kesurupan
(2016), dan masih ada lagi beberapa judul film, sinetron, dan web series yang
pernah ia perankan.
make up karakter pada perfilman horor Indonesia antara tahun 2000-2019 diperoleh
dari kegiatan wawancara yang terdiri dari 11 pertanyaan untuk satu focus penelitian
dan dua sub focus penelitian yang diajukan kepada tujuh orang informan. Informan
yang di wawancara adalah sutraadara, make up artist, dan pemain film yang pernah
terlibat dalam perfilman horor Indonesia antara tahun 2000-2019. Sub focus
penelitian meliputi perkembangan alat, bahan, dan kosmetik yang digunakan dalam
umum. Selain menjadi sebuah tuntutan bagi sebagian profesi tertentu, make up
53
sendiri menjadi gaya hidup di masyarakat. Make up memiliki berbagai jenis
karakter, SFX dan lain sebagainya. Salah satu jenis make up yang mulai
berkembang pesat dan sangat trend untuk sekarang ini yaitu ada make up
karakter. Make up karakter atau tata rias karakter adalah suatu tata rias yang
diterapkan untuk mengubah penampilan sesorang dalam hal umur, sifat, wajah
yang dibuat untuk membentuk seorang aktor atau artist menjadi seseram
menyeramkan.”
semakin pesat di dunia industry hiburan seperti sinetron, film dan panggung
hiburan lainnya. Dalam sebuah pembuatan film horror salah satu penunjang
utama untuk mendalami karakter dalam scenario atau cerita film tersebut yaitu
karakter atau SFX memang tak sepopuler make up artist untuk kecantikan
54
art, membuat profesi sebagai seorang make up artist tanpa disadari mulai
menjadi sebuah kebutuhan. Salah satu make up artist yaitu Yonna Kairupan
mengatakan bahwa make up karakter adalah suatu jenis make up yang satu
tingkat diatas make up beauty. Karna dalam make up karakter seorang make
scenario dan alur cerita sebuah film tersebut. Make up karakter tidak semudah
make up beauty, karena menurut Ciccio Mannasero sebagai salah satu actor
menjadi sebuah karakter yang akan diperankan dan dibuat senyata mungkin
agar tidak terlihat seperti buatan. Salah satu seorang make up artist juga
digunakan untuk menampilkan watak tertentu bagi seorang aktor atau artist
Pengertian make up karakter sendiri adalah merias seorang artis atau actor
menjadi orang lain ataupun makhluk lain, agar sesuai dengan karakter dalam
cerita atau karakter yang ingin ditampilkan oleh sutradara dalam film tersebut.
Karakter yang dimaksud tak selalu harus yang unik atau aneh. Misalnya untuk
peran-peran menjadi orang tua, orang sakit, orang cacat, luka-luka, orang
55
gemuk ataupun kurus dan karakter lainnya. Sedangkan karakter-karakter yang
unik atau extraordinary, biasanya sangat comical dan imajinatif. Hal ini
diperkuat pula oleh beberapa make up artist seperti Eba Sheba, Dodi Setiadi
hasil wawancara dengan tujuh orang informan data yang diperoleh adalah sebanyak
enam orang mengatakan bahwa make up karakter merupakan suatu kegiatan make up
yang digunakan untuk membentuk atau menampilkan suatu karakter yang akan
merupakan suatu jenis make up yang satu tingkat diatas make up beauty.
horor Indonesia dapat ditarik kesimpulan bahwa make up karakter merupakan suatu
dalam dunia perfilman serta semakin berkembang juga teknik make up yang
56
digunakan seorang make up artist. Jenis pertunjukan hiburan dimana karakter
tersebut berperan pun mempengaruhi jenis make up yang akan digunakan baik
talent harus tampil di depan penonton dengan jarak yang cukup jauh, dan
talent agar menggunakan make up yang tebal. Namun dalam dunia perfilman
dan televise, make up karakter harus dibuat lebih nyata agar mendekati
sempurna, sekalipun pada akhirnya ada yang dikombinasi dengan teknik CGI
dengan pesat di Indonesia maupun luar negeri. Dimana dalam film horror
mendukung scenario atau cerita dalam film tersebut. Seperti yang dikatakan
oleh salah satu seorang make up artist yaitu Ernaka Puspita Dewi ia
horor, karna untuk memperkuat tokoh yang akan diperankan, karna jika tanpa
menyeramkan.
tuntut agar tampak “nyata” dan natural. Dapat dilihat dari hasil pembuatan
film horor yang di produksi oleh Production House Hollywood. Semua tokoh
57
tampak nyata, menyeramkan, dan “hidup”. Yonna Kairupan berpendapat
terutana dalam pembuatan film horor, karena jika make up karakter horor
dibuat asal-asalan atau tidak sesuai dengan alur cerita yang akan digunakan
tergantung dari alur cerita film itu sendiri (Eba Sheba). Penggunaan make up
karakter dalam perfilman horror merupakan hal yang dibutuhkan dan sangat
Berdasarkan hasil wawancara kepada tujuh orang informan data yang diperoleh
perfilman horor dapat ditarik kesimpulan bahwa make up sangat berperan penting
dalam perfilman horor maupun tidak horor karna jika tidak menggunakan make up
yang sesuai dengan karakter yang akan diperankan, ada beberapa macam
58
teknik yang biasa digunakan dalam pembuatan make up karakter, yaitu: 1) Rias
wajah dengan tuntutan peran sesuai jenis kelamin, 2) Rias dengan karakteristik
wajah sesuai suku bangsa, 3) Rias wajah sesuai usia, 4) Rias wajah sesuai
dengan karakteristik tokoh. Seorang make up artist harus memiliki basic make
make up sesuai dengan alur cerita pada film tersebut menurut Ciccio Manesero
yaitu make up karakter dua dimensi dan make up karakter tiga dimensi. Dalam
masing. Pada make up karakter dua dimensi adalah make up yang mengubah
bentuk atau wajah seseorang dari hal umur, suku bangsa, dengan cara dioleskan
atau disapukan baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian sehingga hanya
bisa dilihat dari bagian depan saja. Sedangkan make up karakter tiga dimensi
langsung dioleskan atau ditempelkan pada bagian wajah sehingga dapat dilihat
dari beberapa sudut pandang. Seperti yang dikatakan oleh salah satu make up
artist yaitu Dodi Setiadi mengatakan bahwa make up karakter memiliki standart
khusus tersediri, ada yang paint dan ada juga yang prosthetic. Kalau yang paint
make up nya harus terlihat natural dan nyata, sedangkan prosthetic gradasinya
59
Dalam industry perfilman horror yang semakin berkembang membuat
artist memiliki skill dasar dalam dunia make up misalnya, coloring, correcting,
dan countering. Karna ada banyak make up artist yang belum memiliki skill
tersebut.
mengatakan bahwa standart khusus make up karakter dalam film horror tentu
ada, karena mereka harus membaca alur cerita, naskah dan scenario sehingga
dapar berjalan selaras dan terlihat nyata, dan tentunya tidak bisa sembarangan
sebuah image karakter pada actor atau artis tersebut. Namun ada juga seorang
make up artist yang mengatakan bahwa make up karakter tidak ada standar
make up karakter yang tidak bisa sembarang dibentuk, harus mengikutin alur
60
bahwa seorang make up artist harus memiliki basic skill make up agar dapat
dikemukakan oleh dua orang make up artist bernama Eba Sheba dan
61
Yonna Kairupan. Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada
HOD dapat bekerjasama dengan baik dengan lighting untuk hasil yang
zaman dulu, pada jaman dulu jika membutuhkan efek darah harus
screen atau CGI saja. Lalu yang kedua perkembangan cerita dalam film
tersebut. Dan yang ketiga tersedianya make up artist yang betul-betul ahli
dalam bidangnya.
pun berbeda dengan kosmetik pada make up beauty atau make up cantik.
Karna rata-rata import dari luar negeri jadi harus beli minimal satu bulan
62
jauh dengan Hollywood dengan segala kecanggihan teknologi dan
bahan sangat mempengaruhi, karna hingga saat ini bahan dan kosmetik
dari luar negeri. Namun hal itu tidak menjadi hambatan besar karena
nya. Karna penonton akan semakin antusis jika make up yang ditampilkan
semakin canggih.
63
tujuh orang informan data yang diperoleh sebanyak tiga orang informan
bahan dan kosmetik yang tidak memadai di Indonesia, karena hingga saat ini
seorang make up artist Indonesia harus mengimport bahan dan kosmetik yang
kesimpulan bahwa faktor perkembangan teknologi dan tersedia alat dan bahan
64
hasil akhir pada make up karakter karena teorinya adalah pembentukan make
up yang bagus berdasarkan titik cahaya yang benar. Kemudian kostum juga
harus ditunjang dari beberapa aspek seperti, kostum, hair do, dan set.
hasil dari make up karakter. Seperti halnya pada lighting atau pencahayaan
terhadap suatu hasil make up, jika cahayanya terlalu gelap atau terang maka
dapat merubah hasil akhir make up yang diinginkan, maka dari itu perlu
dilakukan koordinasi dengan crew lighting agar tercipta hasil make up yang
sesuai. Begitupun dengan kostum (wadrobe) dan lokasi (set) yang juga sangat
dikenakan dan sesuai dengan naskah atau scenario yang diinginkan dalam
cerita film tersebut sehingga menajdi satu kesatuan yang saling mendukung.
Seperti halnya yang dikatakan oleh Yonna Kairupun bahwa ketiga elemen
“berteman” dengan crew lighting agar mengetahui jenis make up apa yang
65
diperoleh mengatakan bahwa cahaya (lighting), kostum (wadrobe), dan
(wadrobe), dan tempat (set) pada hasil akhir make up karakter di perfilman
karakter karena tiga elemen tersebut tidak bisa dipisahkan dari make up
tokoh.
yang dimainkan. Didik Nini Thowok, (2012:1) dalam bukunya stage make up
teater, photo session, televisi, film, dan acara pementasan baik on air atau off
air. Oleh karena itu, sebelum dilakukannya proses shooting pada biasanya
akan dilakukan test make up. Eba Sheba mengatakan bahwa ia selalu
66
yang sutradara inginkan atau sesuai dengan scenario film tersebut. Kemudian
sudah sesuai dengan referensi atau belum, dan apakah bahan dan kosmetik
yang digunakan aman untuk pemain film tersebut. Dan untuk mengetahui
seberapa lama proses waktu yang dibutuhkan untuk membuat suatu karakter.
Namun menurut salah satu make up artist yaitu Yonna Kairupan mengatakan
bahwa beberapa ada yang melakukan test make up sebelum shooting, ada pula
dari seorang actor film yaitu Ciccio Mannesero mengatakan bahwa kembali
Dan sebetulnya menurutnya test make up penting agar tahu bentuk visualnya
akan bagaimana.
hasil akhir make up seperti apa yang sesuai dengan tokoh yang ada didalam
naskah atau scenario cerita film tersebut. Yang menentukan hasil akhir pada
make up karakter yang akan digunakan yaitu sutradara dan make up artist,
tetapi ada pula sutradara yang membebaskan imajinasi seorang make up artist
Seperti yang dikatakan oleh Nancy Utari seorang make up artist bahwa sejauh
ini selalu melakukan test make up. Biasanya make up artist selalu berdiskusi
dengan sutradara apakah design make up nya sudah sesuai dengan alur cerita
67
Saragan mengatakan bahwa penentuan hasil akhir make up adalah sutradara
dan produser.
sebelumnya dan siapakah yang menentukan hasil akhir pada make up yang
design yang dikerjakan sudah sesuai atau belum dengan design yang
diinginkan. Yang menentukan hasil akhir suatu make up yang akan digunakan
kepada para pemain yaitu sutradara dengan berdiskusi bersama make up artist.
dilakukan test make up sebelumnya dan siapakah yang menentukan hasil akhir
pada make up yang akan digunakan kepada tokoh. Dapat ditarik kesimpulan
sebelumnya, dan yang menentukan hasil akhir make up yang akan digunakan
Film horror selalu identic dengan suasana film yang gelap, warna
gambar yang pucat dan minim cahaya di setiap bagian filmnya. Sedari kecil,
kita takut akan gelap. Bukan karena gelap itu sendiri, tapi apa yang ada di
dalam kegelapan itu. Film horror selalu menyimpan hal yang membuat
68
penasaran didalam gelap, entah sosok wanita, makhluk halus, atau boneka
dibalik kegelapan. Seperti yang dikatakan oleh Ernaka Puspita Dewi ketika
Ernaka mengatakan bahwa make up karakter hantunya, set atau tempat yang
gelap, dan sound dapagt menimbulkan ketakutan pada film horor. Dalam film
keras dan mengagetkan. Bahkan, tak jarang kita tak mendengar apapun
kecuali suara langkah atau bunyi engsel pintu. Ciccio mannasero mengatakan
yang membuat ketakutan pada film horror yaitu jumpscare atau adegan yang
yang tepat. Sound atau musik menjadi salah satu faktor utama dalam film
horror yang membuat ketakutan, hal ini dilanjutkan dengan munculnya hantu,
pembunuhan, atau hal lainnya secara tiba-tiba dibarengi dengan suara music
keras yang cukup mengagetkan, meski telah diduga, namun effect kejut
artian editing sih untuk memunculkan efek ketakutan atau seram. Proses
pengambilan gambar disetiap adegan pun menjadi salah satu faktor yang dapat
dibelakang tokoh pemain atau ketika adegan berjalan di sebuah lorong dan
mempengaruhi ketakutan pada film horror yaitu make up karakter. Enam dari
69
tujuh informan yang diwawancari mengatakan bahwa make up menjadi faktor
terluka parah, darah, pucat dan lain-lain yang terlihat nyata dan menambah
ketakutan pada penonton. Sejak kecil manusia sudah takut tentang sesuatu
yang tidak semestinya, seperti wajah yang hancur, bentuk tubuh yang aneh,
suara yang tak biasa, dan lain sebagainya. Sesuatu yang tidak biasa tersebut
lokasi (set) sebagai salah satu faktor yang membuat ketakutan pada film
horror. Banyak film horror bertemakan tempat angker, legenda masa lalu
tentang kejadian ditempat tersebut, dan masih banyak lagi. Dari cerita
sesuatu yang menunggu mereka. Kemudian film horror tidak selalu berkaitan
pembunuh berantai atau si tokoh kerasukan dan berujung pada kematian. Hal
ini tak akan pernah lepas dari film horor. Secara psikologi, manusia sangat
takut akan kematian, rasa takut yang kemudian membuat jantung berdegup
untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat menimbulkan ketakutan pada
70
seorang informan mengatakan bahwa tidak perlu menambahkan faktor apapun
ketakutan pada film horor yaitu sound effect yang tepat, lighting yang tepat, dan
4. Pentingnya pemain film horor mengetahui apa saja alat, bahan, dan
berbeda dengan dirinya sehari-hari, harus rela “diubah” dalam waktu yang
cukup lama, rela menggunakan make up yang sangat tebal dan berat, atau
sillicon, lem, darah buatan, prostetik, wig, bulu, dan lain sebagainya. Untuk
itu para pemain yang akan di make up karakter perlu mengetahui kosmetik apa
pemain harus tahu alat, bahan, dan kosmetik apa saja yang akan diaplikasikan
kepada dirinya karena pemain harus tahu kandungan apa saja yang terdapat
dalam bahan dan kosmetik yang akan digunakan. Ini menjadi tugas make up
71
Hal tersebut juga dikatakan oleh seorang make up artist yaitu Eba Sheba
untuk make up karakter yang tidak banyak orang tahu. Seperti silicon, atau
skin illustrator, mereka harus tahu apa saja yang akan digunakana kepada
lainnya, seperti gigi palsu, darah palsu khusus di mata dan lainnya.Yona
sebab kosmetik dalam make up karakter atau SFX biasanya lebih berat
tersebut digunakan langsung mengenai kulit talent atau pemain, jadi seorang
alergi atau kulit sensitive yang tidak bisa diaplikasikan bahan kosmetik
tersebut.
tidak selalu seberat itu, terkadang hanya perlu permainan shading, gradasi
72
Pertanyaan yang diajukan kepada tujuh orang informan untuk
mengetahui pentingkah pemain film horor mengetahui apa saja alat, bahan,
dan kosmetik yang akan digunakan seorang make up artist pada perfilman
data yang diperoleh seluruh informan ahli mengatakan bahwa pemain film
perlu dan penting untuk mengetahui apa saja alat, bahan dan kosmetik yang
pemain film mengetahui alat, bahan dan kosmetik make up karakter yang akan
mengandung alcohol seperti pewarna gigi yang hanya bisa digunakan oleh
pemain non muslim saja. Kemudian ada pemakaian softlens yang pemain
harus mengetahui kondisi softlens yang baru dan lama pemakaian softlens
yang bisa digunakan, sebab ada softlens yang berukuran sangat besar dan
menutupi seluruh bagian mata hanya bisa digunakan 4 jam setelah dipakaikan.
Make up artist pun harus pintar dan mengerti alat, bahan dan kosmetik yang
perfilman horror
73
Menurut harfiah make up berarti tata rias atau tata cara menggunakan
kosmetik. Tata rias wajah atau make up sebenarnya memiliki banyak cabang.
Tidak selalu identik dengan tampilan riasan wajah sehari – hari. Ilmu make up
terbagi dalam make up korektif, make up seni dan make up karakter. Tidak
tahun ke tahunnya. Saat ini teknik make up dan video make up sudah banyak
bersebaran. Produk make up pun banyak pilihan dan beraneka ragam. Mulai
dari harga terjangkau hingga sangat mahal. Mulai dari produk yang
hingga aplikasi yang tahan lama sampai 24 jam. Angling Sagaran mengatakan
berkembang pula alat dan teknologi yang dapat digunakan untuk membuat
lengkap. Adapun beberapa yang mengimport dari luar negeri tapi hanya
penggunaan air brush khusus untuk make up, kemudian ada alat sculpting
teknologi berupa CGI atau Green Screen yang dapat digunakan untuk
74
dengan naskah atau cerita dalam film tersebut agar terlihat lebih nyata dan
mengikut zaman, salah satu temuan alat yang sering digunakan dalam dunia
Praktek merias wajah saat ini sudah dianggap kebutuhan wanita sehari
menjadi hal yang cukup tabu. Produk make up yang dimiliki pun masih
terdengar agak seram. Bedak menjadi bagian oleh semua bangsa di dunia
75
tapi lebih ke spiritual. Membalur seluruh tubuh dengan bedak dianggap bisa
bedak lebih menonjol. Saat ini banyak referensi juga tutorial make up yang
sangat mudah diikuti oleh pemula sekalipun. Bukan tak mungkin, seorang
layaknya penyanyi di atas pentas. Begitu pun dengan bahan dan kosmetik
cuma kendala di Indonesia adalah alat dan kosmetiknya yang kurang lengkap.
Adapun beberapa yang mengimport dari luar negeri tapi hanya sedikit. Kalau
sangat susah di cari atau bahkan tidak ada. Namun beberapa bahan-bahan atau
kosmetik sudah lebih mudah ditemukan sih dibanding waktu aku pertama kali
waterproof.
76
sebagai seorang sutradara saat diwawancarai. Kemudian ada Eba Sheba
kembali ke tipe make up yang natural dan realis, yang selalu menggunakan
bahan make up yang bisa bekerja sama dengan lampu. Oleh karena itu
make up itu sendiri, sekarang udah banyak yang mengandung HOD. Make up
yang mengandung bahan HOD sangat bisa bekerja sama dengan lampu untuk
hasil yang memuaskan. Berdasarkan pengalaman aku sih 2006 ya, karena di
tahun 2003 aku masih pake kryolan dan di 2006 aku udah pake shu uemura.
Jadi di 2006 menurut aku perkembangan kosmetik udah mulai aku rasakan.”
super canggih. Para wanita sudah tidak dibuat ribet dengan rutinitas dandan
yang menghabiskan waktu. Mereka yang sibuk, malas dandan atau tidak bisa
kosmetik dan teknologi yang berkembang, membuat para make up artist pun
mengembangkan ilmu dan skill nya dalam dunia make up karakter dan SFX
bahkan ada yang sudah hamper setara dengan make up artist SFX Hollywood.
rigid collodion dan lain sebagainya. Lem yang dapat digantikan menggunakan
pros-aide. Lalu kemudian ada proses pencetaka wajah atau tubuh yang akan di
77
buat make up karakter sesuai dengan naskah atau scenario dalam film horror
tersebut sehingga bentuk dan visualnya terlihat lebih nyata dan seperti
sungguhan. Kemudian ada pula pembuatan darah buatan atau darah palsu
4.3 Pembahasan
Make up karakter adalah suatu tata rias yang diterapkan untuk mengubah
penampilan seseorang dalam hal umur, sifat, wajah, suku, dan bangsa sehingga
78
make up yang biasa digunakan untuk televisi dan film. Tidak bisa dipungkiri
televisi dan film sendiri terdiri atas beberapa jenis. Seorang penata rias tidak bisa
begitu saja memulas wajah seseorang tanpa mengetahui program apa yang akan
dibawakannya, apakah news, non-drama, ataukah drama. Selain itu, ada pula
beberapa hal yang perlu dihindari dalam penggunaan jenis kosmetik untuk televisi
dengan menggunakan teknik make up yang satu tingkat diatas make up beauty.
Make up karakter sangat berperan penting dalam pembentukan film horor. Dalam
dalam pembentukan make up yang akan dibuat yaitu dengan mengikuti alur cerita
dalam film yang akan dimainkan, dan dengan menggunakan imajinasi dan skill
yang dimiliki oleh seorang make up artist untuk membuat karakter yang
semakin canggih dan alat, bahan dan kosmetik yang semakin memadai.
yang lebih dalam. Make up juga berperan dalam membantu penyampaian naratif.
79
Ada tiga tipe make up yang secara umum sering digunakan dalam perfilman yang
pertama straight make up yang digunakan untuk menonjolkan watak karakter atau
biasa digunakan untuk “mengkoreksi” wajah pemain, dan dapat digunakan juga
untuk memberikan kesan natural look. Yang kedua character make up yaitu make
kebutuhan cerita. Yang ketiga special make up effect yaitu make up yang dapat
seorang aktor tersebut terkesan luka, atau mengubahnya menjadi monster atau
yang sangat dibutuhkan dalam perfilman horor. Selain make up, kostum
(wadrobe), tempat (set), dan cahaya (lighting) juga berperan penting dalam
untuk menimbulkan ketakutan pada film horor, termasuk juga sound yang
sebelumnya agar dapat menentukan durasi yang dibutuhkan oleh seorang make up
artist untuk membuat suatu karakter dan agar make up yang dibuat sesuai dengan
alur cerita yang ingin ditampilkan. Dalam pembentukan make up karakter dalam
perfilman horor Indonesia seorang sutradara dan make up artist saling berdiskusi
untuk menentukan sketsa wajah karaker yang akan digunakan kepada seorang
aktor atau artist. Seorang pemain yang akan dirias penting untuk mengetahui apa
saja alat bahan dan kosmetik yang akan digunakan kepada dirinya untuk
80
menimbulkan rasa nyaman dan nyaman kepada aktor atau artist tersebut. sudah
horor
Tren kecantikan yang menjadi acuan kita saat ini memiliki sejarah yang
sangat panjang. Banyak dari tren kecantikan dulunya merujuk ke dunia barat.
Namun kini kita juga banyak dipengaruhi oleh tren dari Korea. Asia Pasifik
pada 2024 nanti pasar kosmetik internasional akan bernilai lebih dari 80 trilyun
US dollar.
dalam negeri meningkat pesat. Ada sangat banyak produk lokal, terutama yang
memproduksi lipstick. Harga produk juga semakin murah meski kualitasnya tidak
murahan.
teknologi. Teknologi merupakan terapan dari beberapa ilmu yang kita jumpai
seperti ilmu sains, matematika dan beraam ilmu seni. Selain itu, teknologi juga
harus mampu memberikan faedah dalam hidup manusia. Salah satu contoh mudah
yang dapat kita temui sekarang ini adalah berkembangnya teknologi komunikasi
81
yang dapat membantu manusia terhindar dari hambatan atau mengurangi
Perkembangan alat, bahan, dan kosmetik yang terjadi didunia perfilman sangat
mendapatkan bahan dan kosmetik yang bagus, dan alat yang digunakan dapat
semakin canggih.
Dalam penelitian ini peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini terdapat
berikut :
digunakan.
82
BAB V
5.1 Kesimpulan
Make up karakter adalah suatu tata rias yang diterapkan untuk mengubah
penampilan seseorang dalam hal umur, sifat, wajah, suku, dan bangsa sehingga sesuai
dengan tokoh yang diperankannya. Make up karakter merupakan jenis make up yang
biasa digunakan untuk televisi dan film. Tidak bisa dipungkiri bahwa
suatu karakter yang akan ditampilkan dengan menggunakan teknik make up yang satu
tingkat diatas make up beauty. Make up karakter sangat berperan penting dalam
pembentukan film horor. Dalam pembentukan make up karakter pada perfilman horor
terdapat standart khusus dalam pembentukan make up yang akan dibuat yaitu dengan
mengikuti alur cerita dalam film yang akan dimainkan, dan dengan menggunakan
yang lebih dalam. Make up juga berperan dalam membantu penyampaian naratif. Ada
tiga tipe make up yang secara umum sering digunakan dalam perfilman yang yaitu
straight make up, character make up, dan special make up effect. Make up karakter
pada perfilman horor Indonesia merupakan elemen penting yang sangat dibutuhkan
83
dalam perfilman horor. Selain make up, kostum (wadrobe), tempat (set), dan cahaya
(lighting) juga berperan penting dalam pembentukan film horor, karna elemen-
5.2 Implikasi
dampak positif bagi masyarakat dan mahasiswa pendidikan tata rias di Universitas
Negeri Jakarta. Banyak yang belum mengetahui tentang perkembangan alat, bahan,
dan kosmetik yang dapat digunakan dalam pembentukan make up karakter terutama
Universitas Negeri Jakarta agar dapat lebih mengenal dan mengetahui perkembangan
alat, bahan, dan kosmetik yang dapat digunakan pada saat ini
5.3 Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan hasil penelitian yang
telah diperoleh, untuk harapan pengembangan yang lebih baik, maka peneliti ingin
di Indonesia.
84
2. Mengingat berkembangannya alat, bahan, dan kosmetik yang dapat digunakan
85
BAB V
5.1 Kesimpulan
Make up karakter adalah suatu tata rias yang diterapkan untuk mengubah
penampilan seseorang dalam hal umur, sifat, wajah, suku, dan bangsa sehingga sesuai
dengan tokoh yang diperankannya. Make up karakter merupakan jenis make up yang
biasa digunakan untuk televisi dan film. Tidak bisa dipungkiri bahwa
suatu karakter yang akan ditampilkan dengan menggunakan teknik make up yang satu
tingkat diatas make up beauty. Make up karakter sangat berperan penting dalam
pembentukan film horor. Dalam pembentukan make up karakter pada perfilman horor
terdapat standart khusus dalam pembentukan make up yang akan dibuat yaitu dengan
mengikuti alur cerita dalam film yang akan dimainkan, dan dengan menggunakan
yang lebih dalam. Make up juga berperan dalam membantu penyampaian naratif. Ada
tiga tipe make up yang secara umum sering digunakan dalam perfilman yang yaitu
straight make up, character make up, dan special make up effect. Make up karakter
pada perfilman horor Indonesia merupakan elemen penting yang sangat dibutuhkan
86
dalam perfilman horor. Selain make up, kostum (wadrobe), tempat (set), dan cahaya
(lighting) juga berperan penting dalam pembentukan film horor, karna elemen-
5.2 Implikasi
horor di Indonesia semakin berkembang. Selain itu, alat, bahan, dan kosmetik nya
yang terjadi terhadap alat, bahan, dan kosmetik yang digunakan dalam pembentukan
bagi seorang make up artist dan mahasiswa pendidikan tata rias di Universitas Negeri
make up artist dan mahasiswa pendidikan tata rias di Universitas Negeri Jakarta agar
dapat lebih mengenal dan mengetahui perkembangan alat, bahan, dan kosmetik yang
5.3 Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan hasil penelitian yang
telah diperoleh, untuk harapan pengembangan yang lebih baik, maka peneliti ingin
87
1. Menjadi seorang make up artis pada perfilman horor merupakan salah satu
2. Untuk Program Studi Pendidikan Tata Rias, Universitas Negeri Jakarta agar
88