3.6 Peraturan Perundangan K3

Tanggal : 24 Januari 2020
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN

KESEHATAN, KESELAMATAN DAN Lokasi : PT. Terra Drone Indonesia
LINGKUNGAN KERJA Revisi : 01
PERATURAN ATAU PERSYARATAN PASAL METODE IMPLEMENTASI

No RANGKUMAN ISI PIC Pemenuhan
NOMOR JUDUL (AYAT) DOKUMEN/PELAPORAN/KINERJA
1 UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan kerja 8 (1) Pengurus diwajibkan memeriksakan Medical Check Up setiap 1 tahun Div HR OK
kesehatan badan kondisi mental dan sekali.
kemampuan fisik tenaga kerja yang
akan diterimanya maupun akan
dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat
pekerjaan yang akan diberikan
padanya.
2 UU No. 23 tahun Kesehatan 22 Kewajiban penyelenggaraan a. Promotif : poster, spanduk, stiker, HR, Dept. OK
1992 (1,2,3) kesehatan lingkungan kerja. sharing knowledge terkait dengan QHSE
23 kesehatan
b. Adanya klinik perusahaan
c. Pengukuran dan pemantauan
kualitas lingkungan kerja
3 UU No. 13 Tahun Ketenagakerjaan 76 Pengaturan jam kerja dan Peraturan Perusahaan Div. HR OK
2003 keselamatan perempuan yang
bekerja.
77, 79 Pengaturan waktu kerja dan waktu Peraturan Perusahaan Div. HR OK
istirahat karyawan.
81, 82, Pengaturan mengenai hak istirahat Peraturan Perusahaan Div. HR OK
83 bagi perempuan pada saat haid,
sebelum melahirkan, pasca
melahirkan serta bagi perempuan
menyusui.
86 Hak perlindungan dalam keselamatan Peraturan Perusahaan Div. HR OK
dan kesehatan kerja.
4 UU no. 36 Tahun Kesehatan 164, Pengelola tempat kerja wajib a. Medical Check Up untuk calon Div. HR OK
2009 165, 166 melakukan segala bentuk upaya karyawan baru.
kesehatan kerja melalui upaya b. Medical Check Up setiap 1 tahun
pencegahan, peningkatan, sekali untuk karyawan.
pengobatan dan pemulihan untuk c. Asuransi kesehatan
melindungi pekerja agar hidup sehat d. Jamsostek
dan terbebas dari gangguan e. Kepesertaan BPJS
kesehatan serta pengaruh buruk yang f. Peraturan Perusahaan
diakibatkan oleh pekerjaan, serta
wajib bertanggungjawab atas
kecelakaan kerja yang terjadi di
lingkunagn kerja dan menanggung
biaya pemeliharaan kesehatan
pekerja.
5 Undang - undang RI Narkotika 14 Narkotika yang berada dalam kendali a. Melakukan pengawasan terhadap Dept. OK
No 35 Tahun 2009 apotek, dokter dan balai penggunaan obat di lapangan. QHSE,
pengobatan wajib disimpan secara b. Membuat kampanye Narkotika. Operasi
khusus dan dibuatkan laporan c. policy perusahaan
pemasukan/pengeluarannya serta
menyampaikan dan menyimpan
laporannya untuk kepentingan
administrasi.
6 UU No. 24 Tahun Badan 15 (1, 2) Pemberi Kerja secara bertahap wajib Kepesertaan BPJS Div. HR OK
2011 Penyelengara mendaftarkan dirinya dan pekerjanya
Jaminan Sosial (termasuk anggota keluarganya)
secara lengkap dan benar sebagai
Peserta kepada BPJS sesuai dengan
program Jaminan Sosial yang diikuti.
7 Peraturan Penerapan Sistem 5 (1, 2) Setiap perusahaan yang a. Penetapan kebijakan K3. Dept. OK
Pemerintah No. 50 Manajemen mempekerjakan paling sedikit 100 b. Perencanaan program kerja K3. QHSE, DIR
Tahun 2012 Keselamatan dan orang atau mempunyai tingkat potensi
c. Pelaksanaan program kerja K3.
Kesehatan Kerja bahaya tinggi wajib menerapkan d. Pemantauan dan evaluasi kinerja
sistem manajemen keselamatan dan K3.
kesehatan kerja (SMK3).
e. Peninjauan dan peningktan kinerja
K3.
8 Peraturan Menteri Pemeriksaan 1, 2, 3, Semua perusahaan harus mengadakan a. Medical Check Up untuk calon Div HR OK
Tenaga Kerja dan Kesehatan Tenaga 5, 6 pemeriksaan kesehatan tenaga kerja karyawan baru.
Transmigrasi No. Kerja Dalam untuk menjamin kemampuan fisik dan b. Medical Check Up setiap 1 tahun
Per.02/MEN/1980 Penyelenggaraan kesehatannya, yang terdiri dari sekali untuk karyawan.
Keselamatan Kerja pemeriksaan kesehatan sebelum
bekerja, pemeriksaaan kesehatan
berkala dan pemeriksaan kesehatan
khusus.
9 Peraturan Menteri Kewajiban Melapor 4 (3) Pegurus diwajibkan menyediakan Menyediakan APD. Operasi OK
Tenaga Kerja dan Penyakit Akibat secara cuma-cuma semua APD yang
Transmigrasi No. Kerja diwajibkan penggunaannya oleh
PER.01/MEN/1981 tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya untuk pencegahan
penyakit akibat kerja.
13 Peraturan Menteri Pelayanan 3, 4, 8 Setiap tenaga kerja berhak a. pengecekan kesehatan dilakukan Div HR OK
Tenaga Kerja dan Kesehatan Tenaga mendapatkan pelayanan kesehatan klinik yang bekerjasama dengan
Transmigrasi No. Kerja kerja dan pengurus wajib perusahaan
PER.03/MEN/1982 memberikan pelayanan kesehatan b. Konsultasi karyawan unfit ke klinik
kerja. Dokter maupun tenaga kerja yang bekerjasama dengan
kesehatan wajib memberikan perusahaan.
keterangan tentang pelaksanaan
kesehatan kerja di perusahaan.
14 Peraturan Menteri Penyelenggaraan 1 Pemeliharaan kesehatan dapat dengan Klinik perusahaan dan RS kerjasama Div. HR OK
Tenaga Kerja No. Pemeliharaan cara bekerjasama dengan badan yang Asuransi.
Per.01/MEN/1998" Kesehatan Bagi menyelenggarakan pemeliharaan
Tenaga Kerja kesehatan.
Dengan Manfaat
Lebih Baik Dari
Paket Jaminan
Pemeliharaan
4 Paket jaminan pemeliharaan a. Asuransi kesehatan Div. HR OK
Kesehatan Dasar
kesehatan dengan manfaat lebih baik b. Kepersertaan BPJS
Jaminan Sosial
daripada jaminan kesehatan dasar c. Jamsostek
Tenaga Kerja
Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang
diberikan kepada tenaga kerja dan
keluarganya.
15 Peraturan Menteri Pencegahan dan 2 (1, 2) Pengusaha wajib melakukan upaya a. Kebijakan No Drug & Alcohol Dept. OK
Tenaga Kerja dan Penanggulangan aktif pencegahan dan b. Sosialisasi melalui training, email, QHSE
Transmigrasi No. Penyalahgunaan penanggulangan penyalahgunaan sms, teaser.
Per.11/MEN/VI/2005 dan Peredaran dan peredaran gelap narkotika,
Gelap Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya di
Psikotropika dan Zat
tempat kerja melalui :
Adiktif Lainnya di
a. penetapan kebijakan;
Tempat Kerja
b. penyusunan dan pelaksanaan
program
16 Peraturan Menteri Pedoman Diagnosis Lampira Pedoman diagnosis dan penilaian a. Peraturan Perusahaan Div. HR, OK
tenaga Kerja dan dan Penilaian Cacat n cacat karena kecelakaan dan b. Prosedur Investigasi Kecelakaan Dept.
Transmigrasi No. Karena Kecelakaan penyakit akibat kerja. QHSE
PER.25/MEN/XII/200 dan Penyakit
8 Akibat Kerja
17 Peraturan Menteri Persyaratan 4 (1) Untuk menjaga kualitas air minum Pemilihan penyedia jasa air minum Div HR OK
Kesehatan No. Kualitas Air Minum yang dikonsumsi dilakukan yang telah bersertifikasi. Procurem
492/MENKES/PER/IV pengawasan kualitas air minum ent
/2010 secara eksternal dan secara
internal.
18 Peraturan Bersama Peningkatan 3 Pengusaha/ pengurus di tempat kerja a. Peraturan Perusahaan Div. HR
Menteri Negara Pemberian Air Susu agar dapat memberikan kesempatan b. Penyediaan nursery room
Pemberdayaan Ibu Selama Waktu kepada pekerja perempuan untuk
Perempuan, Menteri Kerja Di Tempat memerah ASI selama waktu kerja di
Tenaga Kerja dan Kerja tempat kerja.
Transmigrasi, dan
Menteri Kesehatan
No.
48/MEN.PP/XII/2008,
PER.27/MEN/XII/200
8 Dan
1177/MENKES/PB/XII
19 K/2008
eputusan Menteri Diagnosis dan 2 (1), 3 Penyakit akibat kerja dapat a. Laporan bulanan kunjungan Div HR OK
Tenaga Kerja No. Pelaporan Penyakit diketemukan atau didiagnosis karyawan ke klinik.
KEP.333/MEN/1989 Akibat Kerja sewaktu dilaksanakan pemeriksaan b. Konsultasi karyawan unfit ke klinik.
kesehatan tenaga kerja dan
diperlukan serangkaian pemeriksaan
klinis dan kondisi pekerja serta
lingkungannya untuk membuktikan
adanya hubungan sebab-akibat
antara penyakit dan pekerjaannya.
Jika terdapat keraguan dalam
menegakkan diagnosis PAK oleh
dokter pemeriksa kesehatan dapat
dikonsultasikan kepada dokter ahli
dan setelah ditegakkan diagnosis PAK
oleh dokter pemeriksa, maka dokter
wajib membuat laporan medik.
20 Keputusan Menteri Pencegahan dan 2 (1,2) Pengusaha wajib pembinaan Program kampanye HIV/AIDS Klinik, Div. OK
Tenaga Kerja Dan Penanggulangan terhadap program pencegahan dan HR, Dept.
Transmigrasi No. HIV/ AIDS di penanggulangan HIV/ AIDS di tempat QHSE
KEP.68/MEN/IV/2004 Tempat Kerja kerja.
4 (1) Pengusaha wajib mengembangkan

kebijakan tentang upaya pencegahan
dan penanggulangan dan
mengkomunikasikannya melalui
pendidikan dan pelatihan,
memberikan perlindungan kepada
Pekerja/Buruh dengan HIV/AIDS dari
tindak dan perlakuan diskriminatif &
menerapkan prosedur Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) khusus
untuk pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan dan standar yang berlaku.
21 Keputusan MenteriHari Keselamatan Peringatan Hari Keselamatan dan Kampanye K3 Dept QHSE OK
Tenaga Kerja No. dan Kesehatan Kesehatan Kerja diisi dengan kegiatan-
KEP.245/MEN/ 1990 Kerja Nasional kegiatan yang terus meningkatkan
pengenalan kesadaran, penghayatan
dan pengamalan keselamatan dan
kesehatan kerja sehingga
Membudaya di kalangan masyarakat
Indonesia.
22 Keputusan Menteri Pengendalian 2 Pengusaha atau Pengurus yang a. Prosedur pengendalian bahan Dept QHSE OK
Tenaga Kerja No. Kep. Bahan Kimia menggunakan, menyimpan, memakai, kimia dan berbahaya lainnya.
187/MEN/1999 Berbahaya DI memproduksi dan mengangkut bahan B. Training penanganan bahan
Tempat Kerja kimia berbahaya di tempat kerja wajib kimia yang aman.
mengendalikan bahan kimia
berbahaya untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja.
4 Pengendalian berbahaya kimia a. Pemenuhan MSDS Oerasi OK
berbahaya, meliputi : b. Training MSDS
a. penyediaan lembar data kesela
matan bahan (LDKB) dan label.
b. penunjukan petugas K3 Kimia dan
Ahli K3 Kimia.
23 Keputusan Menteri Pedoman Lampira Pedoman penyelesaian kasus a. Peraturan Perusahaan Div. HR, OK
Tenaga Kerja dan Penyelesaian Kasus n kecelakaan kerja dan penyakit b. Prosedur Investigasi Kecelakaan Dept.
Transmigrasi No. 609 Kecelakaan Kerja akibat kerja. QHSE
Tahun 2012 dan Penyakit
Akibat Kerja
24 Keputusan Menteri Persyaratan Lampira Persyaratan dan tata cara a. Program pengukuran dan Dept. OK
Kesehatan No. Kesehatan n penyelenggaraan kesehatan pemantauan kualitas lingkungan QHSE
1405/MENKES/SK/XI/ Lingkungan Kerja, lingkungan kerja perkantoran. kerja.
2002 Perkantoran dan b. Pelaksanaan pengukuran kualitas
Industri lingkungan kerja secara internal
maupun dengan pihak ketiga.
Peraturan Daerah Spesifik – Khusus

DKI JAKARTA
25 Peraturan Daerah bangunan dalam 33 (1) Bangunan, bangun-bangunan, melakukan maintenance, inspeksi, Manajeme
DKI no. 7 tahun 1991 wilayah DKI Jakarta atau bagian bangunan dan pengukuran dan pembaharuan izin n
pekarangan harus dalam secara berkala yang terkait dengan
keadaan terpelihara sehingga bangunan dan pendukungnya
dapat digunakan sesuai
dengan fungsi dan persyaratan
dalam izin yang telah
dikeluarkan serta tidak
mengganggu segi kesehatan
dan kebersihan
54 Bangunan harus memenuhi melakukan pengukuran terhadap Dept QHSE
persyaratan kesehatan dalam kualitas lingkungan dan disesuaikan
hal penghawaan dan dengan standar
pencahayaan
62 perubahan penggunaan jenis bangunan Manajeme

boleh dilaksanakan asal sesuai dengan n
rencana kota dan memperhatikan
keamanan, keselamatan, kesehatan
serta gangguan terhadap lingkungan
69 (1,4) a. setiap bangunan harus memenuhi Manajema

persyaratan fungsi utama bangunan, n
keselamatan dan keamanan,
kesehatan keindahan dan
keserasian lingkungan
b. lantai, dinding, langit-langit dan
atap harus memenuhi persyaratan
kesehatan, keselamatan dan
keamanan bangunan
85 bangunan yang fungsinya Prosedur penanganan bahan Seluruh OK

menggunakan, menyimpan, atau radioaktif Operasi
memproduksi bahan radio aktif, TLD Bagde bagi pekerja
racun, mudah terbakar atau bahan Pengukuran Lingkungan kerja
lain yang berbahaya harus dapat
menjamin keamanan, keselamatan
serta kesehatan penghuni dan
lingkungannya
230 Setiap kegiatan membangun termasuk Fire Protection Gedung dan project Manajeme
instalasi dan perlengkapan bangunan Prosedur Tanggap Darurat kebakaran n
harus memperhatikan keselamatan,
kesehatan, kebersihan dan keserasian
lingkungan, keamanan, dan kesehatan
terhadap lingkungan sekitar serta
pencegahan dan penanggulangan
bahaya kebakaran
26 Peraturan Daerah Ketenagakerjaan 48 (2) Perusahaan wajib menyediakan Klinik perusahaan dan RS kerjasama Dept
Propinsi DKI Jakarta fasilitas kesehatan Asuransi.
No. 6 Tahun 2004
52 Setiap pekerja berhak mendapat Asuransi Kesehatan
perlindungan atas kesehatan kerja
53 Pengusaha wajib menerapkan sistem SMK3

manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi
dengan sistem manajemen
perusahaan
64, 65 Setiap pekerja berhak mendapatkan Asuransi Kesehatan
jaminan kesehatan
27 Peraturan Gubernur Kawasan Larangan 4 Pimpinan / peanggung jawab tempat Kawasan merokok OK OK
Provinsi DKI Jakarta Merokok atau kawasan wajib menetapkan rambu/stiker larangan merokok
No 75 Tahun 2005 kawasan dilarang merokok dan
memasang larangan
5 Pimpinan / penanggung jawab harus Kawasan merokok yang berada
memberi contoh dan teladan di terpisah dari Gedung Utama
kawasan dilarang merokok
Pimpinan / penanggung jawab wajib
memelihara dan meningkatkan
kualitas udara yang sehat dan bersih
bebas asap rokok
6 Pimpinan dan/atau penanggung stiker/rambu larangan merokok

jawab tempat umum, wajib melarang
kepada penguna tempat umum
dan/atau pengunjung untuk tidak
merokok di tempat umum
jawab tempat kerja, wajib melarang
kepada staf dan/atau pegawainya
untuk tidak merokok di tempat kerja

jawab tempat ibadah, wajib
melarang kepada masyarakat atau
jemaahnya untuk tidak merokok di
tempat
14 ibadahmemberikan penandaan untuk Rambu kawasan merokok
Wajib
kawasan merokok dan kawasan
dilarang merokok
keselamatan
28 UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja 9 (1) Pengurus diwajibkan menunjukkan melakukan induksi dan training Dept OK
dan kepada karyawan baru yang akan QHSSE
menjelaskan pada tiap tenaga bekerja serta menyediakan
kerja baru tentang : perlengkapan yang dibutuhkan
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya apabila kerja di area
serta apa yang dapat timbul dalam
tempat kerjanya;
b. Semua pengamanan dan alat-alat
perlindungan yang diharuskan dalam
semua tempat
kerjan
c. Alat-alat perlindungan diri bagi
tenaga kerja yang bersangkutan;
d. Cara-cara dan sikap yang aman
dalam melaksanakan pekerjaannya.
11 (1) Pengurus diwajibkan melaporkan tiap Wajib melaporkan setiap kecelakaan Dept OK
kecelakaan yang terjadi dalam yang ada di perusahaan kepada QHSSE,
tempat kerja yang dipimpinnya, pada menteri tenaga kerja Operasi
pejabat yang ditunjuk oleh Menteri
Tenaga Kerja.
12 Dengan peraturan perundangan perusahaan menyediakan alat kerja HSE OK

diatur dan APD yang memenuhi persyaratan
kewajiban dan atau hak tenaga kerja keselamatan dan kesehatan kerja
untuk:
a. Memberikan keterangan yang
benar bila diminta oleh pegawai
pengawas atau ahli keselamatan
kerja;
b. Memakai alat-alat perlindungan
diri yang diwajibkan;
c. Memenuhi dan mentaati semua
syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan yang diwajibkan
d. Meminta pada Pengurus agas
dilaksanakan semua syarat
keselamatan dan kesehatan yang
diwajibkan;
e. Menyatakan keberatan kerja pada
pekerjaan di mana syarat
keselamatan dan kesehatan kerja
serta alat-alat perlindungan diri
yang diwajibkan
29 UU No. 22 Tahun Lalu Lintas dan 49, 57, Perusahaan wajib mematuhi aturan a. Menyelenggarakan DDT Operasi,
2009 Angkutan Jalan 64, 68 lalu b. Journey Management Dept QHSE
(1), 77 lintas dan segala kebutuhan c. Mewajibkan seluruh driver
(1), 78 adminsitrasi kendaraan dan memiliki SIM resmi dari kepolisian
(1), pengemudi d. Mematuhi persyartan dan
79, ketentuan pengemudi
80, 81,
83, 84,
90, 104
(3), 105
-
117, 120,
121
30 PERATURAN PENERAPAN 5 s/d 22 Wajib menerapkan SMK3 Menerapkan SMK3 berbasiskan Dept
PEMERINTAH SISTEM OHSAS 18001 dan sesuai dengan QHSE,
REPUBLIK MANAJEMEN penerapan PP 50 tahun 2012 Manajeme
INDONESIA NOMOR KESELAMATAN n
DAN KESEHATAN
50 TAHUN
KERJA
2012
31 KEPMENTAMBEN KESELAMATAN 24 Bagian K3 mempunyai tanggung melakukan record dari data statistik HSE
Nomor : DAN KESEHATAN jawab sebagai berikut kecelakaan, melaporkan hasil bahaya
555.K/26/M.PE/1995 KERJA a. mengumpulkan data dan mencatat yang ada, serta melakukan evaluasi
PERTAMBANGAN rincian potensi bahaya dan secara berkala terhadap pelaksanaan
UMUM kecelakaan keselamatan kerja
b. mengumpulkan data mengenai
daerah-daerah dan kegiatan-
kegiatan yang memerlukan
pengawasan
c. memberikan penerangan dan
petunjuk-petunjuk mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
kepada semua pekerja
d. membentuk dan melatih anggota-
anggota Tim Penyelamat Tambang;
e. menyusun statistik kecelakaan dan
f. melakukan evaluasi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
25 Komite keselamatan kerja membentuk komite keselamatan Manajeme

kerja yang melaksanakan tugas n
sesuai dengan persyaratan
23 Keselamatan dan kesehatan kerja membentuk organisasi K3 di setiap Operasi

project lapangan
26 Persyaratan pekerja tambang harus melakukan pre-employment medical HR
sehat jasmani dan rohani check up
27 Pemeriksaan kesehatan secara Melakukan medical check up secara HR
berkala berkala
29 Program pendidikan dan pelatihan Melakukan training kepada pekerja HSE, HR
untuk pekerja tambang yang meliputi materi seperti yang di
persyaratkan.
31 Daftar hadir pekerja tambang Record manhour dan absesnsi dari HSE, HR
pekerja tambang.
41 (1) Pekerja tambang yang cidera perusahaan menyediakan Operasi OK

akibat pertolongan terhadap kecelakaan
kecelakaan tambang yang dan melaporkannya ke ruangan
bagaimanapun ringannya harus pertolongan pertama/klinik
dilaporkan ke ruangan Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan atau
tempat Perawatan Kesehatan untuk
diperiksa atau diobati sebelum
meninggalkan pekerjaannya.
42(1) Kecelakaan Tambang harus diselidiki setiap kecelakaan harus dilaporkan HSE, OK
Oleh Kepala Teknik Tambang atau 2x24 jam dan dicatat Operasi
orang yang ditunjuk dalam waktu
tidak lebih dari 2 x 24 jam dan hasil
penyelidikan tersebut dicatat dalam
buku daftar kecelakaan.
32 PERATURAN Pertolongan 2 Perusahaan wajib menyediakan menyediakan P3K dan menunjuk HSE
MENTERI TENAGA pertama pada petugas P3K dan fasilitas personil yang terlatih atau petugas
KERJA DAN kecelakaan medis apabila diperlukan
TRANSMIGRASI kerja di
3 Syarat Petugas P3K dalam suatu menyediakan petugas sesuai dengan HR,OPS
tempat kerja.
REPUBLIK Perusahaan ketentuan
INDONESIA NOMOR 8 Fasilitas P3K ditempat kerja menyediakan klinik dan
:PER.15/MEN/VIII/20 perlengkapannya sesuai dengan
08 peraturan
9(1) Jumlah petugas P3K di perusahaan perusahaan menyediakan petugas
medis/p3k di perusahaan sesuai
dengan jumlah yang di tetapkan di
lampiran
33 PERATURAN PANITIA PEMBINA 2 (1) Setiap perusahaan wajib membentuk Komite HSE manajeme
MENTERI KESELAMATAN membentuk n
TENAGA KERJA DAN P2K3
REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN 4 tugas dan tanggung jawab dari P2K3 melakukan management review all
NOMOR : KERJA SERTA terhadap pelaksanaan K3 di
PER.04/MEN/1987 TATA CARA organisasi dengan materi yang telah
PENUNJUKAN di persyaratkan
AHLI 5 menunjukkan ahli keselamatan kerja menunjuk management HSE
KESELAMATAN representative untuk K3
KERJA
34 KEPMENAKER No. NILAI AMBANG 1 (3) Nilai Ambang Batas yang selanjutnya OPS, HSE
KEP-51/MEN/1999 BATAS FAKTOR disingkat NAB adalah standar faktor
FISIKA DI TEMPAT tempat kerja yang dapat diterima
KERJA tenaga kerja tanpa mengakibatkan
penyakit atau gangguan kesehatan,
dalam pekerjaan sehari-hari untuk
waktu tidak melebihi 8 jam sehari
atau 40 jam seminggu
3 (1) NAB kebisingan ditetapkan sebesar dilakukan pengendalian kebisingan
85 desi Bell A (dBA). tidak melebihi 85%
3 (2) Kebisingan yang melampaui NAB
4 (1) NAB getaran alat kerja yang kontak
langsung maupun tidak langsung
pada lengan dan tangan tenaga kerja
ditetapkan sebesar 4 meter per detik
kuadrat (m/det2).
4(2) Getaran yang melampaui NAB

8 Pelaksanaan pengukuran dan Dilakukan pengukuran secara berkala
penilaian faktor fisika di tempat kerja
berkoordinasi dengan kantor
Departemen Tenaga Kerja setempat.
9 Peninjauan NAB faktor fisika di pengukuran secara berkala sesuai
tempat kerja dilakukan sesuai dengan dengan peraturan yang terbaru
perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
35 Permenakertrans Syarat-syarat 4,5,6,7,8, Pemasangan alat pemadam api Menempatkan atau memasang HSE OK
No:PER.04/MEN/198 Pemasangan dan 9,10 ringan (APAR) setiap satu atau kelompok APAR pada
0 Pemeliharaan Alat posisi yang mudah dilihat dengan
Pemadam Api jelas, mudah dicapai dan diambil
Ringan serta dilengkapi dengan pemberian
tanda pemasangan yang
11,12, Pemeliharaan APAR Melakukan pemeriksaan secara HSE, OK
13, 14, berkala dengan berpedoman pada Security
22 checklist sesuai dengan ketentuan
24 Pengurus (ad/ orang yang Melakukan pemeriksaan atau OPS,HSE OK
mempunyai tugas memimpin inspeksi secara berkala dengan
langsung suatu tempat kerja atau berpedoman pada checklist sesuai
bagian yang berdiri sendiri) harus dengan ketentuan peraturan ini
bertanggungjawab terhadap
ditaatinya peraturan ini.
AMDAL, UKL-UPL, SPPL dan Ijin Lingkungan

36 UU RI No.32 Perlindungan dan Pasal - Perusahaan wajib melakukan - Dokumen amdal, Dokumen UKL- QHSE
Tahun 2009 Pengelolaan 13, pencegahan dan penanggulangan UPL atau SPPL menyesuaikan
Lingkungan Hidup 22, 23, pencemaran serta pemulihan dengan kebutuhan dan ruang
26, 27, lingkungan. lingkup operasi untuk
- Perusahaan wajib memiliki mendapatkan izin lingkungan.
34(1),35
dokumen AMDAL, jika tidak maka - D o ku m e n izin lingkungan
,36,40(3 wajib memiliki UKL- UPL . Namun - D o ku m e n IADL
),47,49( jika tidak memiliki kedua - Laporan au di t lingkungan
2),50,74 dokumen tersebut maka wajib
(3),87(1) memiliki SPPL untuk mendapatkan
izin lingkungan.
- penyusunan AMDAL melibatkan
masyarakat.
- perusahaan wajib memperbaharui
izin lingkungan jika mengalami
perubahan kegiatan usaha.
- perusahaan wajib menganalisa
resiko lingkungan yang timbul dari
kegiatan usahanya.
- perusahaan wajib melakukan
audit lingkungan,jika tidak
dilakukan pemerintah akan
menunjuk pihak ketiga untuk
melakukan audit yang akan
dibebankan kepada perusahaan
terkait.
- perusahaan bersikap kooperatif
dalam proses pengawasan yang
dilakukan oleh pejabat yang
berwenang.
- perusahaan wajib membayar
ganti rugi jika melakukan
pencemaran atau perusakan
lingkungan hidup.
37 Peraturan Analisis mengenai Pasal 3, Perusahaan yang kegiatannya dapat Dokumen AMDAL yang termasuk KA QHSE
Pemerintah No. dampak 4,6(1),7( menimbulkan dampak besar dan ANDAL, ANDAL, RPL dan RKL yang
27 Tahun 1999 lingkungan hidup 1,2,4),1 penting wajib membuat AMDAL yang sudah disahkan sesuai dengan
(AMDAL). 5(1),16( diawali dengan pembuatan KA Andal ketentuan pemerintah yang berlaku
1,3),17, dengan melibatkan masyarakat dan serta adanya bukti pelaporan dalam
21(2),24 instansi terkait. Dokumen tersebut kegiatan pelaksanaan pengelolaan
26,27(2) wajib dikomunikasikan dan lingkungan
,32(1), diserahkan ke tim Prnilai.
33-34
38 Peraturan Jenis Rencana Pasal 2, Perusahaan yang kegiatannya dapat Bekerjasama dengan konsultan QHSE
Menteri Usaha dan atau 3, menimbulkan dampak besar dan (pihak ke 3) untuk menyusun
Lingkungan Kegiatan yang 4, 5 penting wajib untuk membuat dokumen AMDAL dan diajukan
Wajib Dilengkapi AMDAL. sesuai dengan prosedur pemerintah
Hidup No 5
dengan AMDAL yang berlaku.
Tahun 2012
39 Peraturan Pedoman Lampira Pedoman penyusunan dokumen Bekerjasama dengan konsultan QHSE
Menteri Penyusunan n AMDAL bagi perusahaan (pihak ke 3) untuk menyusun
Lingkungan AMDAL 1- 5 dokumen AMDAL
Hidup No 8
Tahun 2006
Bahan Bahaya Beracun (B3) dan Limbah Bahan Bahaya Beracun (LB3)
40 Peraturan Pengelolaan Pasal 3, - Mengatur kewajiban perusahaan - Mengajukan ijin pengelolaan QHSE
Pemerintah No. 101 Limbah Berbahaya 10-12, untuk mengelola limbah B3 dari limbah B3 berupa tempat
Tahun 2014 dan Beracun 22, penyimpanan sampai dengan penyimpanan sementara.
26, 28, proses akhir, perijinan - Kerjasama dengan pihak ke 3
pengelolaan limbah B3, dan resmi yang khusus menangani
29, 30,
pelaporan secara berkala kepada limbah B3
31, 32, pihak yang berwenang. - Melakukan pelaporan limbah B3
198, - Mengatur penanggulangan yang dihasilkan serta penggunaan
217, pencemaran LH dan pemulihan dan effisiensi produksinya.
220, fungsi LH dan sistem serta - Membuat sistem dan program
224, program tanggap darurat tanggap darurat pencemaran
225, pengelolaan LH. lingkungan
233 - Melakukan drill / simulasi tanggap
darurat pencemaran B3 1x
setahun
41 Peraturan Tata cara Pasal 3, - Perusahaan yang melakukan - Membuat program pencegahan QHSE
Menteri Pemulihan Lahan 8,10 pencemaran limbah B3 wajib dan pengendalian pencemaran B3
Lingkungan Terkontaminasi melakukan pemulihan - Melakukan recovery sehingga
Limbah B3 - lahan yang dicemarinya dan tidak terjadi pencemaran yang
Hidup No. 33
melaporkannya kepada pihak berarti
Tahun 2009 terkait. - Melakukan pemulihan lahan yang
dicemari
42 Peraturan Tata Cara Pasal 2, - Perusahaan wajib mematuhi - Bukti adanya tempat QHSE OK
Menteri Pemberian Simbol 3,4 simbol dan label B3 sesuai dengan penyimpanan khusus dan
Lingkungan dan Label Bahan jenis dan klasifikasinya. manifestnya. Serta penggolongan
Berbahaya dan B3 sesuai dengan simbol dan
Hidup No 3
Beracun klasifikasinya.
Tahun 2008
43 Peraturan Simbol dan Label Pasal 2 - Perusahaan wajib mematuhi - Bukti adanya tempat QHSE OK
Menteri Limbah Bahan simbol dan label B3 sesuai dengan penyimpanan sementara dan
Lingkungan Berbahaya dan jenis dan klasifikasinya. manifestnya. Serta penggolongan
Beracun limbah B3 sesuai dengan simbol
Hidup No 14
dan klasifikasinya.
Tahun 2013
44 Peraturan Jenis Rencana Pasal 2, - Perusahaan yang kegiatannya - Bekerjasama dengan konsultan QHSE OK
Menteri Usaha dan atau 3, dapat menimbulkan dampak (pihak ke 3) untuk menyusun
Lingkungan Kegiatan yang 4, 5 besar dan penting wajib untuk dokumen AMDAL dan diajukan
Wajib Dilengkapi membuat AMDAL. sesuai dengan prosedur
Hidup No 5
dengan AMDAL pemerintah yang berlaku.
Tahun 2012
45 Peraturan Pedoman Lampira Pedoman penyusunan dokumen - Bekerjasama dengan konsultan QHSE OK
Menteri Penyusunan n AMDAL (pihak ke 3) untuk menyusun
Lingkungan AMDAL 1- 5 - bagi perusahaan. dokumen AMDAL
Hidup No 8
Tahun 2006
46 Peraturan Upaya Pasal 2, - Perusahaan yang tidak wajib Membuat UKL/UPL dan atau SPPL QHSE OK
Menteri Pengelolaan 4, AMDAL wajib membuat dan sesuai dengan kebutuhan, serta
Lingkungan Lingkungan 5, 6 memiliki UKL - UPL dan atau SPPL melaporkan
sesuai dengan ruang lingkup dan
Hidup No 13 Hidup dan - pelaksanaannya secara berkala
jenis operasi kegiatan perusahaan
Tahun 2010 Upaya serta diajukan kepada pemerintah
Pemantauan setempat yang berwenang.
Lingkungan
Hidup dan Surat
Pernyataan
Kesanggupan
Pengelolaan dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
47 Keputusan Menteri Pedoman Pasal 2- - Perusahaan wajib melakukan - Membuat UKL/UPL sesuai dengan QHSE OK
Negara Lingkungan Pelaksanaan 5, UKL/UPL walaupun kegiatan kebutuhan, serta melaporkannya
Hidup No. 86 Upaya Pengelolaan 7 tersebut tidak memiliki dampak secara berkala
dan Pemantauan lingkungan dan mengacu kepada
Tahun 2002
Lingkungan Hidup pedoman umum dan Teknis
(UKL -UPL) UKL/UPL
48 Undang-undang Pengelolaan Pasal Perusahaan yang memiliki kantor - Melakukan pemilahan sampah QHSE OK
No. 18 Tahun Sampah 2(1,3 berupa kawasan komersial wajib sesuai dengan jenisnya dan
2008 ,4), melakukan usaha untuk mengurangi menjalin kerjasama dengan pihak
produksi sampah dan mengelola
12,13 ke 3 untuk menangani sampah dan
sampah serta mengelompokkannya
,17, sesuai dengan jenisnya. limbah b3 yang dihasilkan oleh
19,20 perusahaan.
(1)22 - Melakukan reduksi sampah dengan
menggunakan kertas bekas pakai
(bolak-balik) untuk dokumen-
dokumen tertentu yang digunakan
dalam internal perusahaan.
49 Peraturan Pengelolaan Pasal Perusahaan yang memiliki kantor - Melakukan pemilahan sampah QHSE OK
Pemerintah No Sampah Rumah 12, berupa kawasan komersial wajib sesuai dengan jenisnya dan
81 Tahun 2012 Tangga dan 13, 14, menyusun rencana usaha menjalin kerjasama dengan pihak
Sampah Sejenis 17, pembatasan timbulan sampah untuk ke 3 untuk menangani sampah dan
Rumah Tangga 18 mengurangi produksi sampah dan limbah b3 yang dihasilkan oleh
mengelola sampah serta perusahaan.
mengelompokkannya sesuai dengan - Melakukan reduksi sampah
jenisnya, mendaur ulang dan dengan menggunakan kertas bekas
memanfaatkan kembali sampah
pakai (bolak-balik) untuk dokumen-
sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. dokumen tertentu yang digunakan
dalam internal perusahaan.
50 Peraturan Menteri Kebijakan dan Pasal 1 Perusahaan dalam mengelola - Mengelola sampah sesuai dengan QHSE OK
Pekerjaan Umum Strategi Nasional sampah harus mempertimbangkan kebijakan daerah dan nasional yang
(PU) Nomor 21 Pengembangan kebijakan dan strategi nasional berlaku
Tahun 2006 Sistem pengembangan sistem pengelolaan
Pengelolaan persampahan (KSNP-SPP)
Persampahan
Sebagai Salah Satu
Pedoman
Penyehatan
Lingkungan
51 Peraturan Menteri Penyelenggaraan Pasal Perusahaan wajib menyediakan - Membangun sarana pemilahan QHSE OK
Pekerjaan Umum Prasarana dan 16 (2), sarana pemilahan, pewadahan, sampah dan pewadahan sampah
(PU) Nomor 3 Sara Persampahan 20 pengumpulan, dan pengolahan pada setiap operasional
Tahun 2013 dalam Penanganan (2), 29 sampah dengan metode 3R pada perusahaan
Sampah Rumah (2) skala kawasan (perusahaannya). - Membuat dan mengapplikasikan
Tangga dan
program 3R dalam setiap
Sampah Sejenis
Sampah Rumah operasional perusahaan
Tangga
Limbah Non Bahan Berbahaya Beracun (Non B3)
AIR dan Pencemaran Air

52 Undang-Undang Sumber Daya Air Pasal 8, Hak guna pakai Air, perijinan khusus Perusahaan melakukan perijinan QHSE
No. 7 Tahun 9, penggunaan air serta larangan pengambilan air pada sumur dalam
2004 24 perusakan dan pencemaran air. dan melakukan pelaporan
penggunaannya.
53 Peraturan Pengelolaan Pasal Hak guna pakai Air dan izin Perusahaan melakukan perijinan QHSE, GA
Pemerintah Sumber 75, penggunaan sumber daya air jika pengambilan air pada sumur dalam
Republik Indonesia Daya Air 83 (2), digunakan dalam jumlah besar oleh dan melakukan pelaporan atas
No. 42 95, perusahaan atau badan usaha, penggunaannya serta membayar
Tahun 2008 104 membayar biaya penggunaan air, sesuai dengan pemakaian.
serta usaha untuk mengendalikan
dan mencegah pencemaran air.
54 Peraturan Pengelolaan Pasal 3, Perusahaan wajib melakukan Dokumen rencana penanggulangan QHSE, GA
Pemerintah no. Kualitas Air dan 25-29, pengendalian pencemaran air sesuai pencemaran dan bukti pelaporan
82 tahun 2001 Pengendalian 32,34- dengan baku mutu dan untuk dengan data yang benar dan akurat
Pencemaran Air 35, mengelola pencemaran tersebut serta perizinan dalam melakukan
37-38, dapat menggunakan jasa pihak pengelolaan air limbah
40, ketiga.
53
55 Peraturan pengendalian Pasal 9- Perusahaan wajib mencegah Perusahaan memiliki SOP QHSE, GA
pemerintah no pencemaran 10, 12- percemaran limbah atau perusakan penanggulangan pencemaran, SOP
19 tahun 1999 dan/atau 13,15, mutu laut tanggap darurat bahaya
perusakan laut 17, pencemaran/ perusakan laut
20(2),
21,
24
56 Peraturan pengendalian Pasal Perusahaan wajib memiliki ijin Perusahaan memiliki ijin QHSE,
pemerintah no pencemaran air 17,20 pembuangan limbah cair dari pembuangan air limbah (misalnya Legal
20 tahun 1990 26,31, pemerintah setempat dan wajib IPLC) dan dokumen pendukung
32, 36 mengendalikan pencemaran untuk pengendalikan pencemaran
tersebut sesuai dengan baku mutu limbah cair.
yang berlaku.
57 Peraturan Air Tanah Pasal Perusahaan yang menggunakan air - Mengajukan Surat Ijin QHSE,
Pemerintah No. 67,71, tanah untuk kegiatan usaha wajib Pengambilan Air (SIPA) untuk Legal
43 Tahun 2008 72,76, mengajukan ijin penggunaan air sumur atau air tanah dalam yang
77, 78 tanah kepada pemerintah setempat digunakan untuk membantu supply
sesuai dengan ketentuan yang kebutuhan air gedung
berlaku.
58 Peraturan Pemanfaatan Air Pasal Perusahaan wajib melakukan - Memanfaatkan air hujan dengan QHSE, GA
Menteri Hujan 2,3,5 pemanfaatan air hujan dengan cara cara membangun sumur resapan.
Lingkungan membuat sumur resapan untuk
Hidup No 12 mengurangi genangan air, banjir
Tahun 2009 serta mempertahankan kualitas dan
kuantitas air.
ENERGI
59 Peraturan Konservasi Energi Pasal 2, - Perusahaan melakukan konsevasi - Menggunakan sumber energi GA OK
Pemerintah 7, energi dengan cara menggunakan dengan effektif dan effisien
Republik Indonesia 10, 11, teknologi, sarana, peralatan, bahan - Melakukan pencatatan
No. 70 12, dan proses yang effisien energi serta penggunaan energi.
Tahun 2009 mernghasilkan produk / jasa yang
hemat energi.
- Menjalankan sistem manajemen
energi ketika penggunaan sumber
energi perusahaan mencapai atau
setara 6000ton minyak per tahun.
60 Instruksi Presiden Penghematan Bagian Penghematan Energi Melakukan pencatatan Managem OK

Republik Indonesia Energi Pertama penghematan energi yang ent, QA
No. 10 disesuaikan dengan kebutuhan dan
Tahun 2005 kebijakan perusahaan, serta
pencatatan maintenance berkala
terhadap asset perusahaan.
Kesehatan Lingkungan
61 Keputusan Menteri Persyaratan Lampira Perusahaan harus melakukan - Melakukan pengelolaan QHSE OK
Kesehatan Republik Kesehatan n I dan pengelolaan lingkungan kerja sesuai lingkungan kerja dengan atau tanpa
Indonesia Nomor Lingkungan Kerja Lampira dengan standar agar mencegah kerjasama dengan pihak ke 3.
1405 Tahun 2002 Perkantoran dan n II timbulnya gangguan kesehatan dan - Melakukan pengukuran dan
Industri pencematan lingkungan di pemantauan kualitas lingkungan
perkantoran dan industri. kerja secara berkala.
- Melakukan perbaikan
berkelanjutan untuk
membenahi kondisi dan
kualitas lingkungan kerja.
Disiapkan oleh Diperiksa Oleh
QHSSE Officer Direktur

3.6 Peraturan Perundangan K3

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

3.6 Peraturan Perundangan K3

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Tanggal : 24 Januari 2020

DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN

PERATURAN ATAU PERSYARATAN PASAL METODE IMPLEMENTASI

4 (1) Pengusaha wajib mengembangkan

Peraturan Daerah Spesifik – Khusus

62 perubahan penggunaan jenis bangunan Manajeme

69 (1,4) a. setiap bangunan harus memenuhi Manajema

85 bangunan yang fungsinya Prosedur penanganan bahan Seluruh OK

53 Pengusaha wajib menerapkan sistem SMK3

6 Pimpinan dan/atau penanggung stiker/rambu larangan merokok

11 Pimpinan dan/atau penanggung stiker/rambu larangan merokok

12 Dengan peraturan perundangan perusahaan menyediakan alat kerja HSE OK

25 Komite keselamatan kerja membentuk komite keselamatan Manajeme

23 Keselamatan dan kesehatan kerja membentuk organisasi K3 di setiap Operasi

41 (1) Pekerja tambang yang cidera perusahaan menyediakan Operasi OK

4(2) Getaran yang melampaui NAB

AMDAL, UKL-UPL, SPPL dan Ijin Lingkungan

Limbah Non Bahan Berbahaya Beracun (Non B3)

AIR dan Pencemaran Air

60 Instruksi Presiden Penghematan Bagian Penghematan Energi Melakukan pencatatan Managem OK

Disiapkan oleh Diperiksa Oleh

QHSSE Officer Direktur

Anda mungkin juga menyukai