Anda di halaman 1dari 7

7/9/2018

Dasar-dasar Kesehatan Kerja dan Peraturan


perundangan P3K di tempat kerja
DASAR-DASAR *Definisi, tujuan & upaya kesehatan kerja
KESEHATAN KERJA & (UKK)
PERATURAN PERUNDANGAN *Sumber bahaya di tempat kerja (TK)
DI BIDANG P3K *Faktor yg mempengaruhi derajat
DI TEMPAT KERJA kesehatan Tenaga Kerja
*Peraturan perundangan P3K di tempat
Dr. Adam Herman, SpOk kerja

Definisi Kesehatan Kerja 1995


Definisi Sehat mengacu pada Komisi Gabungan ILO/WHO dalam kesehatan kerja
pd thn 1950 yg disempurnakan pada sesi ke-12 tahun1995
• Kesehatan adalah keadaan sehat, baik • Kesehatan kerja adalah upaya
secara fisik, mental, spiritual maupun – Mempertahankan dan meningkatkan derajat
kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan sosial
sosial yg memungkinkan setiap orang semua pekerja yg setinggi-tingginya
untuk hidup produktif secara sosial dan – Mencegah gangguan kesehatan yg disebabkan oleh
ekonomis. kondisi pekerjaan
– Melindungi pekerja dari faktor risiko pekerjaan yg
– menurut UU no 36/2009 tentang Kesehatan merugikan kesehatan
Pasal 1 ayat 1 – Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam
suatu lingkungan kerja disesuaikan dengan
kapabilitas fisiologi dan psikologinya, dan
– Disimpulkan sebagai adaptasi pekerjaan kepada
manusia dan setiap manusia kepada pekerjaannya

Tujuan & Manfaat


3 Tujuan Utama UKK
Kesehatan Kerja
1. Pemeliharaan dan peningkatan derajat • Tujuan Umum : agar pekerja sehat, bugar dan terhindar dari
gangguan kesehatan baik yg terkait atau tidak terkait dengan
kesehatan pekerja dan kapasitas pekerja Pekerjaan
• Fokus utama KK :
– 1. Pemeliharaan & peningkatan derajat kesehatan pekerja dan
2. Perbaikan kondisi lingkungan kerja dan kapasitas kerjanya
– 2. Perbaikan kondisi lingkungan kerja & pekerjaan yg kondusif
pekerjaan yg kondusif bagi K3 bagi kesehatan & keselamatan pekerja
– 3. Pengembangan pengorganisasian pekerjaan & budaya kerja ke
arah yg mendukung kesehatan dan juga keselamatan pekerja
3. Pengembangan pengorganisasian pekerjaan
dan budaya kerja ke arah yg mendukung K3, • Manfaat pelaksanaan kesehatan kerja terutama adalah kontribusinya
dalam mencegah kerugian serta meningkatkan daya saing pekerja
meningkatkan kondisi sosial yg positif dan sendiri & perusahaannya
operasi yg lancar dan meniingkatkan • Manfaat ini dapat dihitung secara kuantitatif yaitu perbaikan dari
beberapa indikator tingkat kesehatan pekerja
produktivitas perusahaan

1
7/9/2018

Lampiran 1.
TUGAS POKOK PELAYANAN KESEHATAN KERJA Sumber-sumber Bahaya di Tempat
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
R.I. No. Per.03/Men/1982, pasal 2) Kerja
Tugas pokok Pelayanan Kesehatan Kerja meliputi:
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan • Upaya kesehatan kerja dimulai dengan pengenalan hazard
pemeriksaan kesehatan khusus kesehatan yang dapat menimbulkan risiko kesehatan pekerja
b. Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga
kerja • Sumber bahaya (Hazard atau faktor risiko) : segala sesuatu yang
c. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja berpotensi menyebabkan kerugian
d. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitair
– baik dalam bentuk cedera atau gangguan kesehatan pada
e. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja
pekerja maupun
f. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit
akibat kerja – kerusakan harta benda al. berupa kerusakan mesin, alat,
g. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) properti termasuk proses produksi,
h. Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petugas P3K – Kerusakan lingkungan serta terganggunya citra perusahaan
i. Memberikan nasihat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja,
pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta
• Hazard kesehatan : hazard yang berpotensi menimbulkan
penyelenggaraan makanan di tempat kerja
gangguan kesehatan
j. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja
k. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai
kelainan tertentu dalam kesehatannya • Risiko : seberapa besar peluang potensi hazard menjadi kenyataan
l. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada
pengurus.

Sumber Bahaya/ Hazard 4 Komponen Kerja yg dapat menjadi sumber bahaya


& Risiko atau situasi yg berpotensi) menimbulkan kerugian
• Hazard : suatu keadaan / bagi kesehatan pekerja yaitu
kondisi yg dapat
mengakibatkan (berpotensi) 1. Lingkungan kerja (diintervensi dengan teknologi higiene
menimbulkan kerugian (injury/ industri),
penyakit) bagi pekerja
HAZARD
2. Pekerjaan (diintervensi dengan teknologi ergonomi ),
FISIKA

3. Pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja


• Risiko : kemungkinan/ peluang HAZARD
ERGONOMI
HAZARD
KIMIA (diintervensi dengan pengembangan pengorganisasian
suatu hazard menjadi suatu pekerjaan dan budaya kerja /psikologi kesehatan
kenyataan HAZARD
BIOLOGI
kerja) , dan
– Pajanan, frekuensi, konsekuensi
– Dose-response 4. Pekerja (diintervensi dengan promosi kesehatan
pekerja).

Sumber-sumber bahaya di tempat


Hazard Somatik / Tubuh Pekerja
kerja berupa
1. Hazard tubuh pekerja (somatic hazard) • Hazard yg berasal dari dalam tubuh pekerja yi
2. Hazard perilaku kesehatan kapasitas kerja & status kesehatan pekerja
3. Hazard lingkungan kerja berupa faktor fisik, kimia dan • Cth : Hazard buta warna seorang pekerja yg
biologik menangani kabel listrik warna-warni dapat
4. Hazard ergonomik berupa faktor postur janggal, beban membahayakan dirinya maupun orang lain di
berlebih, durasi panjang, frekuensi tinggi sekelilingnya
5. Hazard pengorganisasi pekerjaan • Pekerja dgn spina bifida (penyakit bawaan tulang
6. Hazard budaya kerja berupa faktor stress kerja ekor) lebih mudah terserang penyakit nyeri tulang
belakang jika bekerja mengendarai taksi
7. Hazard akibat sistem kerja atau proses kerja
8. Hazard akibat penggunaan mesin, alat & bahan

2
7/9/2018

Hazard Somatik Hazard Perilaku Kesehatan


• Hazard yang sudah ada pada tubuh pekerja • Hazard yg terkait dengan perilaku pekerja
• Lazim disebut “faktor risiko” • Contoh :rambut panjang di ruang mesin berputar
– Hipertensi • Kebiasaan menggunakan telepon genggam saat
– Diabetes mellitus memperbaiki mesin menyebabkan seorang mekanik
– Obesitas tersayat gerinda
– Dislipidemia
– Asma
• Pengendalian
– Pola hidup sehat (diet seimbang, olahraga, tidak
merokok, dll)

Hazard Perilaku (Behaviour) Hazard Lingkungan Kerja

• Merokok • Faktor fisik, kimia dan biologik yg berada di


• Pola makan tempat kerja berpotensi menimbulkan
• Minum-minuman beralkohol gangguan kesehatan bila kadarnya atau
intensitas pajanannya tinggi melampaui
• Workaholic toleransi kemampuan tubuh pekerja
• Efek kesehatan : Penyakit jantung koroner,
Diabetes, Stroke, Stress
• Efek kesehatannya termasuk dalam PAK
• Pengendalian : Pola hidup sehat (penyakit akibat kerja)

Hazard Pengorganisasian Pekerjaan &


Hazard Ergonomik
Budaya Kerja
• Postur bekerja yang tidak lazim
• Gerakan-gerakan yang bertenaga • Faktor Stress Kerja berupa beban kerja
• Gerakan berulang berlebih atau pembagian kerja yang tidak
• Kecepatan kerja yang tinggi proporsional
• Kerja otot yg statis
• Stres kontak / kompresi
• Budaya kerja sampai jauh malam &
• Lingkungan (tempeatur ekstrim, suara mengabaikan kehidupan sosial pekerja
bising, getaran)

3
7/9/2018

Faktor yg Mempengaruhi Derajat Kesehatan


Tenaga Kerja
Agar pekerja berada dalam keserasian yang
sebaik baiknya maka perlu adanya
keseimbangan di antara:

• Beban kerja (fisik, mental, sosial)


• Beban tambahan akibat dari lingkungan kerja
fisik, kimia, biologi, fisiologis, mental
psikologis
• Kapasitas kerja (tergantung ketrampilan,
keserasian-fitness, keadaan gizi, jenis kelamin,
usia ukuran tubuh).

PRINSIP KESEHATAN KERJA


Faktor Multiplisitas
PENYERASIAN Gaya hidup
Genetik Pajanan
Lama
Usia Pajanan
Faktor
Kerentanan PENYAKIT
Pekerja AKIBAT Tempat Sifat
Fisika
Ras KERJA Kerja

Beban Kerja:
Besarnya
Kapasitas Kerja: Lingkungan Kerja:
-Status Kes & Gizi - Beban Fisik: Gender Pajanan
-Bising,panas,
-Sex - Mengangkat, Riwayat Waktu
getaran, radiasi
-Umur - Mendorong,dll
-Debu, uap, larutan Penyakit Pajanan
-Pendidikan -Beban Mental
-Bakteri, virus
-Keterampilan -dll

LANDASAN PELAKSANAAN K3 DI BIDANG


Peraturan KESEHATAN KERJA
Perundangan yang Setiap pekerja membutuhkan perlindungan
LANDASAN
terkait dengan FILOSOFIS
dari risiko bahaya di tempat kerja
Pelaksanaan K3 mempunyai dimensi

Pertolongan perlindungan dan dimensi produktivitas &


kesejahteraan

Pertama Pada
UUD 45 psl 27 & 28
Kecelakaan (P3K) LANDASAN UU No. 13 thn 2003 tentang Ketenaga
kerjaan
KONSTITUSIONAL
UU No. 1 thn 1970 ttg Keselamatan Kerja

di
Tempat Kerja LANDASAN
Peraturan Pelaksanaan K3
Standar, Pedoman dan Petunjuk
OPERASIONAL Pelaksanaan teknis K3 dll

4
7/9/2018

UU No. 1 TAHUN 1970 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan


Tentang Keselamatan & Kesehatan Kerja
Transmigrasi Republik Indonesia
1. MENTERI TENAGA KERJA (SECARA NASIONAL) No 15/VIII/2008 Tentang P3K
2. DIREKTUR (SECARA UMUM)
3. PEG. PENGAWAS / AHLI K3 (SECARA LANGSUNG) Bahwa dalam rangka memberikan perlindungan bagi
4. PENGAWASAN  TEMPAT KERJA Pekerja / buruh yang mengalami kecelakaan ditempat
- RUANGAN / LAPANGAN (TETAP / BERGERAK) kerja perlu dilakukan pertolongan pertama secara cepat
- ADA TENAGA KERJA
dan tepat.
- ADA SUMBER BAHAYA
5. PENGUSAHA/ PENGURUS
6. TENAGA KERJA
7. PEMBINAAN
8. KECELAKAAN
9. SANKSI

Peraturan Menteri No 15/VIII/2008 Peraturan Menteri No 15/VIII/2008


BAB I. KETENTUAN UMUM BAB I. KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Pasal 1
1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di tempat kerja selanjutnya disebut 5. Tempat Kerja ialah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka
dengan P3K di tempat kerja, adalah upaya memberikan pertolongan bergerak atau tetap di mana tenaga kerja bekerja atau yang sering
pertama secara cepat dan tepat kepada pekerja/buruh dan/atau orang dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana
lain yang berada di tempat kerja, yang mengalami sakit atau cidera di terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci
dalam Pasal 2 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970.
tempat kerja.
6. Pengusaha adalah :
2. Petugas P3K di tempat kerja adalah pekerja / buruh yang ditunjuk oleh a. orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang
pengurus / pengusaha dan diserahi tugas tambahan untuk melaksanakan menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;
P3K di tempat kerja. b. orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang secara
3. Fasilitas P3K di tempat kerja adalah semua peralatan, perlengkapan, dan berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;
bahan yang digunakan dalam pelaksanaan P3K di tempat kerja. c. orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang berada di
Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
4. Pekerja / buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia;
atau imbalan dalam bentuk lain. 7. Pengurus adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung
sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi RI No. Per.
TRANSMIGRASI 15/Men/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada
REPUBLIK INDONESIA Kecelakaan di Tempat Kerja
NOMOR : PER- 15 /MEN/VIII/2008
TENTANG – Tentang kewajiban pengusaha untuk menyediakan
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI petugas P3K di tempat kerja dan fasilitas P3K di
TEMPAT KERJA tempat kerja
– Petugas P3K harus memiliki pengetahuan dan
Pasal 2 ketrampilan dasar di bidang P3K di tempat kerja
– Petugas P3K memiliki lisensi
(1) Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas
P3K di tempat kerja. – Wajib mengikuti pelatihan yang mencakup teori
(2) Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat kerja. dan praktek tentang P3K di tempat kerja, serta
pengetahuan tentang K3

5
7/9/2018

BAB II Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan


PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA Pengawasan Ketenagakerjaan
Pasal 3 No : Kep. 53/DJPPK/VIII/2009
(1) Petugas P3K di tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Pelatihan dan Pemberian Lisensi
Pasal 2 ayat (1) harus memiliki lisensi dan buku kegiatan
P3K dari Kepala instansi y ang bertanggung di bidang Petugas Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
ketenagakerjaan. (P3K) Di Tempat Kerja
(2) Untuk mendapatkan lisensi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : • Evaluasi dan laporan hasil pelatihan berdasarkan :
a. bekerja pada perusahaan yang bersangkutan; – Hasil pre-test, post-test dan praktek
b. sehat jasmani dan rohani;
c. bersedia ditunjuk menjadi petugas P3K; dan – Daftar Hadir
d. memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar di – Biodata peserta
bidang P3K di tempat kerja yang dibuktikan dengan
sertifikat pelatihan.

BAB III RASIO JUMLAH PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA DENGAN


FASILITAS P3K DI TEMPAT KERJA JUMLAH PEKERJA BERDASARKAN KLASIFIKASI TEMPAT
KERJA
Pasal 8
(1) Fasilitas P3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
meliputi:
a. ruang P3K;
b. kotak P3K dan isi;
c. alat evakuasi dan alat transportasi; dan
d. fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri dan/atau peralatan
khusus di tempat kerja yang memiliki potensi bahaya yang bersifat
khusus.
(2) Alat pelindung diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
merupakan peralatan yang disesuaikan dengan potensi bahaya
yang ada di tempat kerja yang digunakan dalam keadaan darurat.
(3) Peralatan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
berupa alat untuk pembasahan tubuh cepat (shower) dan
pembilasan/pencucian mata.

Standart Isi Kotak P3K yang harus Yang wajib diperlakukan pihak perusahaan dalam penanganan
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan yakni Jumlah Pekerja/Buruh,
Terpenuhi Jenis Kotak P3K dan Jumlah Kotak P3K yang tersedia

Dapat dilihat pada Tabel berikut :

6
7/9/2018

Keputusan Dirjen Binawas Department of Manpower


First Aid Training Certificate
No.Kep. 53/DJPPK/VIII/2009
tentang
Pedoman Pelatihan dan
Pemberian Lisensi Petugas
P3K
di Tempat Kerja

Pedoman K3 tentang Pelatihan P3K Standar


Nasional Indonesia SNI 19-3994-1995
(dikeluarkan oleh Badan Standarisasi
Nasional)

40

Anda mungkin juga menyukai