Anda di halaman 1dari 7

2.

Model Pembelajaran STAD ( Student Teams Achievement Divisions)


STAD merupakan model pembelajaran yang bersifat kooperatif, model pembelajaran
STAD ini sendiri dikembangkan oleh Robert Slavin, dimana ia mengatakan bahwa model
pembelajaran STAD adalah model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.Robert
Slavin mengatakan “Salah satu metode pembelajaran koope-ratif yang efektif disebut STAD.
STAD terdiri atas siklus pengajaran biasa, pembelajaran kerja sama dalam tim dengan
berbagai kemampuan, dan terdapat tes atau kuis dengan penghargaan atau imbalan lain yang
diberikan kepada tim yang anggota-anggota yang tampil sangat baik”.Namun, ada beberapa
pendapat dari ahli terkait model pembelajaran STAD seperti yang dikatakan oleh Cohen,
Brody dan Mara mereka mengatakan bahwa “STAD merupakan salah satu pembelajaran
kooperatif yang berda-sarkan penelitian dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, motivasi,
dan hubungan antar anggota kelompok dari berbagai macam latar belakang budaya yang
berbeda” dan juga menurut Tran model pembelajaran STAD dapat membantu siswa dalam
memahami soal matematika seperti yang ia katakan “pembelajaran kooperatif menggunakan
STAD efektif dalam meningkatkan prestasi akademik siswa dan juga sikap yang positif
terhadap ma-tematika” serta yang terakhir menurut seorang ahli bernama Zakharia yang
sependapat dengan Tran dalam penelitiannya yang mengatakan “pem-belajaran kooperatif
khususnya STAD dapat meningkatkan prestasi dan juga sikap terhadap matematika.
Peningkatan prestasi siswa ini dise-babkan oleh adanya keterlibatan aktif siswa dalam
pembelajaran. Siswa diberikan banyak kesempatan untuk membangun sendiri pengeta-
huannya. Siswa menjelaskan dan menerima pen-jelasan dari antar siswa dalam satu kelompok
dimana konsep ini dapat dengan mudah dipa-hami. Peningkatan sikap siswa terhadap mate-
matika ini disebabkan karena pada saat siswa bekerja dalam kelompok, mereka merasa dapat
saling bergantung satu sama lain untuk saling membantu sehingga dapat meningkatkan
keper-cayaan diri siswa dalam memecahkan masalah matematika. Dari pendapat dari
beberapa ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa STAD itu sendiri adalah model pemebalajaran
yang sistem pembelajarannya yaitu model belajar kelompok yang bertujuan utnuk
memudahkan siswa dalam menerima pelajaran (Curie,2015).
Langkah-langkah pembelajaran modeL STAD ini adalah :
Prosedur Pelaksaan

Persiapan

1. Materi Ajar
Materi ajar atau toik yang disiapkan untuk kegiatan STADS bisa saja berasal dari kurikulum
yang berlaku, materi ajar yang di daptasi dari buku teks atau sumber lain. Bahkan guru dapat
mempersiakan materi tersendiri yang dirasa menarik dan pantas untuk dikembangkan untuk
STADS. Biasanya materi dipersiapkan untuk satu minggu penuh. Buatlah lembar kerja,
lembar kegiatan, dan kuis terkait dengan materi tadi.

2. Pembentukan Tim

Sebagaimana telah dibhas sebelumnya, susunlah tim berdasarkan aspek keragaman, ditinjau
dari latar belakang sosial, kemapuan akademik (tinggi, rendah, dan sedang), atau berdasarkan
karateristik individu peserta didik seperti pendiam dan aktif, dan sebagainya. Jangan lupa,
guru atau instruktur membuat catatan kelas tentnag tim itu sendiri. Beberapa kiat yang dapat
dilaksanakan terkait dengan pembentukan tim diantaranya:

 Tentukanlah jumlah anggota untuk setiap tim berdasarkan pertimbangan efektivitas.


Biasanya jumlah anggota yang besar dapat membuat suasana gaduh dalam pelaksaan
kegiatan. Jumlah anggota setiap tim didasrkan berkisar antara 4-5 oranf peserta didik.
 Beikan kesempatan kepada seluruh tim untuk menamai tim masing-masing.
 Jelaskan kepada seluruh peserta didik bahwa mereka harus berusaha untuk
menyesuaikan diri dengan siapapun mereka bergabung sebagai tim.
 Buatlah lembar kerja tim dan isilah dengan karakteristik tim atau mintalah untuk
menjabarkan karakteristik mereka sendiri. Sediakan format baku untuk setiap tim.

3. Tentukan score awal tim


Setelah mencatat seluruh tim dan anggotanya, buatlah score awal tim dengan cara
menggunakan nilai ulangan terakhir yang diperoleh para peserta didik kedalam catatan tim.
Buatlah nilai rata-rata mereka. Nilai inilah yang digunakan sebagai score awal tim.

4. Tentukan kegiatas Ice Breaking


Untuk mencairkan kekakua dalam ti, persiapan kegiatan perkenalan antara anggota atau ice-
breaking agar seluruh tim dapat mengenali dan mengakrabi setiap anggotanya. Kegiatan ice-
breaking ini membantu setiap peserta ddidik satu sama lain dengan baik sehingga mereka
masing-masing berusaha “mempelajari” anggota tim dan menyesuaikan diri satu sama lain.
Ice breaking bertujuan untuk mencairkan suasana, agar para anggota tim dapar segera berbaur
dan menemukan irama kebersamaan tim. Dengan demikian, tim dan sikap kooperatf lebih
cepat terbentuk.

Jadwal Kegiatan
Kegiatan STADS terdiri atas pengajarab, belajar tim, tes, prestasi tim, dan penghargaan.
Skema berikut menunjukkan perkiraan waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan STADS.

Tabel Contoh Penjadwalan

Kegiatan Waktu (ptm) Uraian


Pembentukan Tim 1 Pembentukan tim dan kegiatan ie-breaking
diluar jadwal kegiatan inti.
Pengajaran 1-2 Kegiatan inti dilakukan oleh guru untuk
menjelaskan dan mendiskusikan materi.
Belajar Tim 1-2 Kegiatan inti yang dilakukan oleh para
peserta didik dalam tim nya.
Tes ½-1 Kegiatan inti yang dilakukan peserta didik
perorangan
Prestasi dan Penghargaan ½-1 Prestasi dan penghargaan diberikan kepada
tim yang palin menojol seperti “super tim”
Tim Baru 1 Pembentuka tim baru ini untuk kegiatan
STADS lain dengan topik yang berbeda

Cat: ptm(pertemuan tatap muka

Pelaksanaan
1. Pengajaran
Pengajaran adalah penyajian yang dilakukan oleh guru atau istruktur. Pegajaran pada dasarnya
menjabarkan materi inti yag akan dibahas dalam tim. Pengajaran itu sendiri terdiri atas
beberapa tahap, yaitu :
 Pembuka (Opening), yaitu menjabarkan tentang pentingnya materi inti bagi semua peserta
didik. Pada tahap ini, dikemukakan masalah yang terjadi atau simulasi masalah agar
PBM menjadi lebih menarik. Tahap pembuka in dapat dianggap sebagai “pemanasan”
bagi PBM.
 Pengembangan (Development), yaitu tahap menjabrkan atau menyajikan materi itni.
Penyajian materi ini lengkap dengan segala sumber belajar yang dibutuhkan seperti
media belajar, narasumber serta kegiatan lain yang mendukung penyajian materi
menjadi lancar.
 Latihan (Guided practice), yaitu latihan yang diberikan terkait dengan materi yang disajikan
oleh guru/instruktur. Latihan ini dilakukan setahap demi setahap dengan
guru/instruktur.

2. Belajar Tim

Belajar tim biasanya dilakukan setelah penyajian guru sekali. Tujuan belajar tim yaitu seluruh
anggota bersama-sama dan memecahkan masalah belajar bersama. Perangkat belajar yang
diperlukan seperti lembar kerja atau lembar tim. Perangkat kerja individu peserta didik dan
perangkat kerja untuk tim belajar.Perhatikan setiap tim, pada tahap ini seluruh anggota tim
benar-benar belajar dan menyimak materi. Jika ada anggota tim yang telah selesai belajar
sebelum teman temannya yang lain, maka tidak diperkenankan menyudahi belajar. Sebaliknya,
anggota tersebut berkewajiban untuk membatu teman dalam satu tim agar temannya tersebut
tidak tertinggal. Cobalah peserta didik anggota tim terbaik dijadikan narasumber dalam timnya.
Ia dapat membantu temannya untuk mendalami materi atau jika temannya mempunyai
pertanyaan ia diberi kesempatan untuk menjawab. Sewaktu kegiatan ini berlangsung, guru
ataupun instruktur dianjurkan untuk berkeliling kesetiap tim sehingga mereka memperoleh
perhatian dan bimbingan yang sama. Sebelum dimulai belajr tim ini, setiap tim dianjurkan
untuk menamai tim mereka. Kalau perlu buatlah tema tertentu dalam satu kelas, dan ajaklah
stiap tim untuk memikirkan nama terkait dengan tema tersebut. Sebagai contoh, tema olahraga
epak bola dikembangkan menjadi nama-nama tertentu terkait dengan persepakbolaan, seperti
penalti, penyerang, atau menunjuk nama liga tertentu. Dengan demikian, peserta didik tertarik
untuk memberi nama tim mereka sesuai “semangat” tim.

3.Tes

Tes yag dimaksud adalah kuis yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik. Tes ini berfungsi
sebagai teknik evaluasi belajar yang diterapkan untuk STADS. Pada saat mengikuti uis, para
peserta didik tidak diperkenankan untuk bekerja sama. Hasil yang diperolehmasing-masing
peserta didik sangat menentukan posisi tim nya dalam kelas. Setiap anggota tim berhak untuk
memperbaiki nilai pribadi agar perangkat tim nya semakin bagus.
4. Prestasi tim

Prestasi tim adalah menentukan posisi tim dalam kelas. Untuk memotivasi kemajuan tim,
setiap tim dikelompokkan dalam peringkat tertentu, seperti :

1. Baik-menunjukkan prestasi tim berada pada rentang cukup atau sedang, yaitu antara
65%-70% dari nilai maksimum.
2. Sangat baik-yaitu prestasi yang ditunjjukan oleh satu tim berada pada rentang 71%-
80% dari nilai maksimum, atau lebih baik dari peringkt sebelumnya(baik)
3. Terbaik-tim terbaik memiliki retang yang bagus yaitu 81%-92% dari nilai mkasimum
4. “Superteam” adalah istilah yang digunakan untuk meunjukkan prestasi tim ini tidak
tergoyahkan oleh tim yang lain, dengan rentang mutlak berada pada 93%.
Tentu saja, jika memerlukan jenjang pendidikannya, maka supertam dapat
memperoleh penghargaan tertentu seperti sertifikat khusu bagi setiap anggotanya disertai
hadiah lain yang sesuai. Namun, hadiah ini tidak diharuskan diberikan kepada para peserta
didik.

Pembentukan Tim Baru


Setelah selesai melaksanakn STADS 1 untuk topik tertentu, seluruh peserta didik dilebur
kembali menjadi satu dlam suatu pertemuan tatap muka. Jika STADS kembali akan
dilaksanakan untuk topik lain, sebaiknya tim baru akan segera dibentuk. Pertukaran anggota
dimaksudkan agar setiap peseta didik berkesempatan bekerja sama dan menyesuaikan diri
dengan temanlainnya. Dengan demikian terjadi dinamika dan sosialisai dalam kelas tersebut
(Dewi Salma,2012).

2. Model Pembelajaran Jigsaw


Jigsaw pertama-tama dikembangkan oleh Ellior Aronson (1978), teknik ini kemudian
diadaptasi menjadi Jigsaw(Ummi,2016).Secara etimologi jigsaw berasal dari bahasa inggris
yaitu gergaji. Dalam pembelajaran jigsaw mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji yaitu
siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk
mencapi tujuan bersama(Alamsyah,2015). Jigsaw juga dapat diartikan sebagai suatu
pembelajaran yang berorientasi pada proses, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan
lebih meningkatkan pema-haman siswa terhadap materi pembelajaran yang pada akhirnya
dapat meningkatkan prestasi bel-ajar dan kepercayaan diri siswa(Curie,2015).
Menurut Lie, secara garis besar strategi jigsaw dikategorikan sebagai kelompok belajar
kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil
yang bekerja sama dan bertanggung jawab secara mandiri.
Menurut Slavin pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw perlu adanya
persiapan sebagai berikut:
1. Materi
Sebelum pelajaran dimulai, guru memilih satu atau dua bab, cerita, atau unit-unit lainnya
kemudian buat sebuah lembar ahli untuk tiap unit dan membuat kuis, tes berupa esai, atau
bentuk penilaian lainnya untuk tiap unit. Untuk membantu mengarahkan diskusi dalam
kelompok ahli gunakan skema diskusi.
2. Membagi siswa ke dalam kelompok awal
Membagi siswa ke dalam kelompok heterogen yang terdiri dari empat sampai lima anggota.
3. Membagi siswa ke dalam kelompok ahli
Siswa dapat ditempatkan dalam kelompok ahli secara acak atau dengan memutuskan sendiri
siswa mana yang akan masuk ke kelompok ahli yang mana.
4. Penentuan skor pertama
Skor awal mewakili skor rata-rata siswa pada kuis sebelumnya atau jika belum pernah
diadakan kuis maka dapat menggunakan hasil nilai terakhir siswa dari tahun sebelumnya.
Kegiatan-kegiatan pembelajaran dalam Jigsaw menurut Slavin terdiri dari:
1. Membaca
Para siswa menerima topik ahli dan membaca materi yang diminta untuk menemukan
informasi.
2. Diskusi kelompok ahli
Para siswa dengan keahlian yang sama bertemu untuk mendiskusikannya dalam kelompok-
kelompok ahli.
3. Laporan tim
Para ahli kembali ke dalam kelompok mereka masing-masing untuk mengajari topiktopik
mereka kepada teman satu kelompoknya.
4. Tes
Para siswa mengerjakan kuis individual yang mencakup semua topik.
5. Rekognisi tim
Setelah diadakan kuis, sesegera mungkin menghitung skor kemajuan individual dan skor tim.
Kemudian tim yang mendapat skor tertinggi diberi penghargaan.
Ilustrasi Pembelajaran Jigsaw
Kelompok Asal

Kelompok Ahli

Langkah – langkah pembelajaran dengan model kooperatif tipe Jigsaw ini adalah:
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
2. Guru mengarahkan kepada siswa model pembelajaran yang akan digunakan.
3. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang anggotanya terdiri dari 4-6 siswa secara
heterogen dan disebut sebagai kelompok asal.
Kegiatan Inti
1. Setiap siswa pada masing-masing kelompok asal diberi satu bagian materi yang akan
dibahas.
2. Anggota kelompok yang mendapatkan bagian materi yang sama berkumpul menjadi satu
kelompok dan disebut dengan kelompok ahli yang anggotanya terdiri dari 4-6 siswa.
3. Siswa pada kelompok ahli mendiskusikan bagian materi yang menjadi tanggungjawabnya.
4. Siswa yang berada di kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk mengajar anggota
lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok ahli.
Kegiatan Penutup
1. Setelah diskusi dalam kelompok asal, semua siswa dievaluasi secara individual mengenai
semua materi yang telah dipelajari.
2. Setelah dilakukan evaluasi, diadakan pemberian skor dan penghargaan
kelompok(Ummi,2016).

Anda mungkin juga menyukai