OLEH:
MARTIANI
NIM. 2120525320047
Tidak disadari bahwa akibat pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan akan
berdampak pada kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan. Pembangunan yang
berkelanjutan harus diarahkan agar seminimal mungkin berakibat rusaknya bentang alam
lingkungan, baik lingkungan hayati dan non hayati. Untuk itu perlu dilakukan upaya sadar
dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam
strategi pemb angunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, ke
mampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan gene rasi masa depan.
Ketidakseimbangan yang mungkin ada ketika itu dapat dipulihkan kembali oleh system
lingkungan hidup itu sendiri. Tetapi kemudian muncul dua hal yang memiliki kemampuan
untuk menggoncangkan keseimbangan lingkungan hidup, yaitu :
Pembangunan terjadi di banyak sektor, dan salah satunya adalah di sektor pariwisata.
Hotel merupakan salah satu bentuk dari pembangunan di sektor pariwisata. Namun, apabila
suatu pelaku usaha akan mendirikan hotel harus memiliki izin, yang salah satunya adalah izin
lingkungan yaitu izin bagi kegiatan yang wajib memiliki AMDAL atau UKL – UPL dalam
rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat memperoleh izin
usaha dan / atau kegiatan
Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi dampak negatif
yang lebih besar dari pada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan, maka rencana
kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan. Suatu rencana kegiatan yang diputuskan
tidak layak lingkungan tidak diberikan izin lingkungan dan tidak dapat dilanjutkan
pembangunannya. Dalam Pasal 1 angka1 PP No 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
dikatakan bahwa izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang
melakukan usaha dan atau kegiatan yang wajib AMDAL/UKL-UPL dalam rangka
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai pra syarat untuk memperoleh izin
usaha dan atau kegiatan. Pasal 1 Angka1 PP NO 27 Tahun 2012 jelas mengatakan bahwa
setiap izin pembangunan yang keluar dari pemerintah wajib memiliki AMDAL/UKL-UPL. 6
Hal ini berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada di lapangan.
Persoalan yang terkait UKL-UPL dapat terjadi di banyak sector termasuk di bidang
pariwisata. Perkembangan kepariwisataan yang sangat cepat tersebut mendorong timbulnya
usaha – usaha akomodasi pariwisata, baik hotel, home stay, art shop, restoran dan rumah
makan dengan berbagai jenis prasarana dan saran pariwisata lainnya. Pembangunan hotel
yang tidak terkontrol, menyebabkan terbatasnya ruang terbuka karena ada kecendrungan
penduduk lokal berusaha memanfaatkan secara maksimal lahan pekarangan rumahnya untuk
pembangunan akomodasi usaha – usaha lainnya berupa rumah makan, warung, art shop dan
Untuk mencegah dampak negatif yang terjadi akibat dari pembangunan hotel yang
semakin meningkat, maka pemerintah mengeluarkan peraturan tentang Pengendalian
Pembangunan Hotel untuk melakukan morat orium izin hotel. Salah satu problem yang
sangat mengkhawatirkan dan mengancam kelestarian lingkungan adalah meningkatnya
volume limbah hotel dan berkurangnya kuantitas air tanah. Di samping itu, pertumbuhan
hotel juga berdampak pada turunnya kualitas air tanah. Hal ini karena limbah hotel umumnya
memiliki konsentrasi bahan pencemar yang relatif tinggi.
Untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran, setiap
manajemen hotel harus memiliki komitmen yang kuat dalam pengelolaan lingkungan hotel.
Pihak hotel seharusnya menunjukan tanggung jawabnya terhadap kelestarian fungsi
lingkungan dengan melakukan pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan.
Salah satu problem yang sangat mengkhawatirkan adalah, ada hotel yang memiliki
banyak kamar, namun memiliki area parkir yang sempit, dimana kemudian hal tersebut akan
berimbas ke jalan raya dan tentunya akan mengganggu arus lalulin tas yang ada. Selain itu
jumlah hotel yang banyak, juga harus dibarengi dengan kesiapan infrastruktur lain, seperti
bandara dan stasiun sehingga bisa menampung jumlah pengunjung atau wisatawan yang
datang.
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT
A. Tujuan
B. Manfaat Penelitian
2. Manfaat Praktis Bagi Pelaku Usaha, penelitian ini diharapkan agar pengusaha hotel
dapat melaksanakan UKL dan UPL dalam pembangunan dan pengelolaan hotel.
3. Bagi Pemerintah, dengan adanya penelitian ini Pemerintah Kota bisa menegakan
peraturan UKL dan UPL bagi pembangunan hotel.
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Aspek sosial, yaitu dengan adanya aspek sosial tersebut maka akan timbul keadilan
pembangunan yang memerhatikan sumber daya alam dan kesetaraan di berbagai
pelayanan publik.
1.1 Sosial
Ditinjau dari aspek sosial perkembangan pembangunan hotel yang ada di Perkotaan
dalam hal ini berakibat pada kondisi masyarakat sekitar. Akibatnya, masyarakat semakin
terdesak oleh perubahan perkembangan wilayah sehingga terjadi tekanan sosial-budaya.
Dampak sosial yang dirasakan masyarakat sekitar kedua hotel tersebut antara lain adanya
perubahan sosial. Perubahan sosial yang terjadi adalah perubahan gaya atau pola kehidupan
dan perubahan cara berkomunikasi. Banyaknya pendatang dari berbagai daerah dan budaya
yang berbeda secara tidak langsung dapat membawa dampak pada perubahan gaya/pola
kehidupan masyarakat sekitar. Sedangkan perubahan cara berkomunikasi terjadi karena
banyaknya masyarakat yang menggunakan handphone untuk berkomunikasi ditambah hanya
sebagian warga yang mengikuti kegiatan sosial. Selain itu, tindakan kriminalitas juga pernah
terjadi seperti hilangnya helm karyawan dan pemalakan di warung-warung sekitar Hotel.
Selain itu, konflik yang terjadi yaitu belum terpenuhinya janji-janji dari pihak Hotel
sebelum pembangunan kepada masyarakat sekitar. Misalnya, pihak hotel berjanji akan
memberikan uang setiap bulan untuk menambah uang kas desa, namun kenyataanya hal
tersebut hanya dilakukan sekali dan pada awal pembangunan saja. Sehingga masyarakat
merasa dirugikan akibat konflik sosial. Dampak sosial lainnya yaitu tersedianya aksesibilitas.
Adanya perbaikan fasilitas dan infrastruktur dapat menciptakan aksesibilitas yang lebih baik,
karena dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk melakukan aktifitasnya.
Namun, kebanyakan masyarakat merasakan tindakan seperti itu sudah menjadi tanggung
jawab pihak hotel, seperti beberapa masyarakat di sekitar Hotel yang mengatakan
berdasarkan pengalaman pembangunan hotel sebelumnya yaitu perbaikan tersebut hanya
dilakukan sekali dan hanya pada saat awal pembangunan sehingga fasilitas yang baik
hanya dirasakan di awal saja.
2.1 S Ekonomi
Salah satu dampak ekonomi yang terjadi terlihat dari kondisi wilayah yang banyak
terciptanya lapangan usaha baru untuk menambah penghasilan masyarakat sekitar hotel.
Beberapa usaha warung makan dan pertokoan yang berada di depan dan di samping Hotel.
Dampak ekonomi juga dirasakan sebagian masyarakat atas ganti rugi lahan yang dibeli untuk
pembangunan hotel. Ketersediaan lahan menjadi faktor pendukung adanya pembangunan,
sehingga sebagian lahan masyarakat yang berupa permukiman dan perkebunan kosong di beli
dengan harga tinggi. Selain itu dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat sekitar
Hotel karena penyerapan tenaga kerja lebih di utamakan penduduk sekitar, hal tersebut
merupakan salah satu janji dari pihak hotel. Berbeda dengan yang hanya memperkerjakan
masyarakat dalam awal berdirinya hotel saja setelah itu diberhentikan dan diganti dengan
tenaga kerja dari luar wilayah. Walaupun begitu adanya hotel dapat memberikan dampak
yang baik untuk perekonomian, tidak hanya peningkatan pendapatan masyarakat, tetapi juga
dapat menambah pendapatan daerah. Peningkatan pendapatan tersebut, dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Kesempatan kerja yang cukup besar akan mengurangi angka
pengangguran masyarakat sekitar. Selain itu pajak yang diterima oleh pemerintah atas hotel
juga akan menambah angka pendapatan daerah sehingga kondisi tersebut menjadikan Kota
Yogyakarta menjadi kota yang lebih baik.
PENUTUP
1.2.SARAN
Sebagai masyarakat yang berbudaya ya g meng-istimewakan pemimpinya, rakyat
berhak untuk mengontrol pembangunan, suara masyarakat perlu menjadi pertimbangan oleh
pemda dan para investor dalam melakukan pembangunan. Jika pembangunan tersebut
digunakan hanya untuk menguntungkan beberapa golongan, lalu masyarakat akan
dikemanakan. Seharusnya gubernur dan pemda melakukan evaluasi kerja untuk
merencanakan secara matang Sterkait pembagunan.
Diharapkan pemerintahan tidak haya memikirkan semata-mata tentang laba
keuntungan, melainkan berkewajiban juga untuk menjaga masyarakat dan tidak megkhianati
mereka dengan melunturkan nilai-nilai budaya yang menjadi salah satu