keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab
terletak di bagian bawah halaman dan dipisahkan dari teks karya ilmiah oleh
Pencantuman catatan kaki diperlukan dalam penulisan karya ilmiah. Hal ini
a. Menyusun Pembuktian
kebenaran yang pernah dicapai oleh seorang pengaran lain dalam bukunya atau
menunjukkan tempat atau sumber dimana suatu kebenaran telah dibuktikan oleh
orang lain.
Penunjukan sumber pada catatan kaki dimasukan pula untuk menyatakan hutang
budi kepada pengarang yang dikutip pendapatnya. Dengan menyebut nama
kepadanya.
2). Uraian teknis , keterangan insidental, atau materi yang memperjelas teks,
terhadap topik yang disebut dalam teks.3). Materi-materi penjelas yang kurang
bertentangan.
bagian-bagian lain dari tulisan itu . Misalnya penulis memberi catatan agar
dipandang penting, tetapi tak dapat dinyatakan bersama teks karena dapat
d. Menunjukkan sumber lain yang membicarakan hal yang sama (catatan kaki
isi atau content footnote). Jenis catatan kaki ini biasanya menggunakan kata‐
kata: Lihat …, Bandingkan …, dan Uraian lebih lanjut dapat dilihat dalam …, dan
kesan pamer. Penggunaan ungkapan tersebut perlu secara konsisten dan benar.
1. Nama pengarang (editor, penterjemah), ditulis dalam urutan biasa, diikuti koma
(.).
2. Judul buku, ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata-kata tugas), digarisbawahi.
4. Data publikasi :
Contoh:
____________________________________________________
al‐Qur’an, Juz IV (Cet. I; Cairo: Dar Ihya’ al‐Kutub al‐Arabiyah, 1958 M/1377 H),h. 34‐35.
Penulisan Catatan Kaki Untuk Artikel dalam Majalah atau Surat Kabar
1. Nama pengarang
5. Tanggal penerbitan.
6. Nomor halaman.
Jika yang dikutip bukan artikel tetapi berita atau tajuk atau lainnya, maka
yang dicantumkan adalah judul tajuk atau beritanya (di antara tanda kutip),
diikuti dengan penjelasan apakah itu tajuk atau berita yang dituliskan di antara
kurung siku [ ], diikuti nama surat kabar (penulisan dimiringkan), nomor terbitan,
Contoh:
____________________________________________________
2Sayidiman Suryohadiprojo, “Tantangan Mengatasi Berbagai Kesenjangan”, Republika, No. 342/II, 21 Desember 1994, h. 6.
4Bachrawi Sanusi, “Ketimpangan Pertumbuhan Ekonomi,” Panji Masyarakat, No. 808, 1‐10 Nopember 1994, h. 30.
Penulisan Catatan Kaki untuk Buku yang memuat Artikel-artikel dari Berbagai
Pengarang.
Bila mengutip buku yang seperti ini, maka perlu diperhatikan artikel yang dikutip,
3. Nama Editor Buku (kalau ada) atau Nama Pengarang Artikel Pertama, diikuti
istilah et al. atau dkk. (karena tentu banyak orang yang menyumbangkan artikel),
Contohnya:
____________________________________________________
5M. Dawam Rahadjo, “Pendekatan Ilmiah terhadap Fenomena Keagamaan,” dalam Taufik Abdullah dan M. Rusli
Karim (eds.), Metodologi Penelitian Agama (Cet. II; Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990), h. 24.
5. Jilid,
7. Halaman.
Contohnya:
____________________________________________________
7Beatrice Edgel, “Conception”, dalam James Hastings (ed.), Encyclopedia of Religion and Ethics, jilid 3 (New
Contohnya:
____________________________________________________
(a) Ibid.
catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya.
Ditulis dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti titik (.) dan koma (,) lalu nomor
halaman.
(b) op.cit.
op.cit. (Singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah dikutip),
dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi telah
disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya : nama pengarang, op.cit
nomor halaman.
(c) loc.cit.
loc.cit. (Singkatan dari. loco citato, artinya tempat yang telah dikutip), seperti di
atas tetapi dari halaman yang sama : nama pengarang loc.cit (tanpa nomor
halaman).
Contohnya:
____________________________________________________
2Ibid., h. 473
3Pangripto, “Manajemen Rumah Sakit”, Jurnal Kesehatan dan Gizi, Vol. 3 No.2, Juni 1998, hh. 55-58
diperhatikan. Hal ini diterapkan agar penggunaan catatan kaki tersebut memang
benar-benar berguna dan mudah dimerngeti. Berikut adalah beberapa hal yang
Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas
karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
Diberi nomor.
Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya
Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan
Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit.,
gunakan loc.cit.
____________________________________________________
1 Sidi Gazalba, Maut: Batas Kebudayaan dan Agama (Jakarta: Penerbit Tintamas Indonesia, 1972), 100
2. Ibid., 150
3 Soerjono Soekanto, “Tanggung Jawab Perdata dan Pembantu Dokter,” Kompas, 12 November 1981.
5 Loc. Cit.
Catatan kaki pertama, buku bersangkutan baru pertama kali dikutip, dan kutipan
ibid. = ibidem — buku dan pengarang yang sama, artinya halaman 150 dan karya
yang sama pada nomor satu. lni dilakukan bila buku pada catatan kaki pertama
Jika kemudian buku dalam catatan kaki pertama perlu dikutip lagi, maka catatan
Op.Cit., hlm.200. artinya Opus Citatum, yakni halaman 200 dari sebuah
buku/karya yang telah dikutip sebelumnya (dalam hal ini bukunya Sidi Gazaiba).
Bila kutipan yang menyusul kemudian diambil dari karya dan halaman yang sama
seperti pada kutipan terakhir (catatan kaki yang keempat), maka catatan kakinya
cukup disingkat dengan Loc.Cit. (Loco Citato), artinya di kutip di tempat yang
sama.
REFERENSI :
http://megyanggraini.blogspot.com/2012/12/catatan-kaki-dan-daftar-
pustaka.html
http://sayadea.blogspot.com/2009/10/catatan-kaki-footnote-catatan-kaki.html
http://vinaafryani.wordpress.com/2012/11/11/pengertian-catatan-kaki/
http://rororizky.blogspot.co.id/2013/01/tugas-
bahasa-indonesia-catatan-kaki.html