Anda di halaman 1dari 12

BAB II

LANDASAN TEORI

A Landasan Teori
1. Implementasi Pembelajaran
a. Definisi Implementasi
Istilah implementasi biasanya sering dipergunakan dalam pengembangan atau
pengenalan program baru, terutama dalam melakukan pengkajian program yang
akan disosialisasikan kepada pihak pengguna atau pelaksana. Seperti yang
dikemukakan oleh Fullan (1982) implementasi adalah suatu proses peletakkan
kedalam praktek tentang suatu ide, program atau seperangkat aktivitas baru bagi
seseorang dalam mencapai atau mengharapkan perubahan.

Implementasi menurut Nurdin Usman (2002) dalam Dessta (2015: 28) adalah
Kegiatan yang bermuara pada aktivitas, aksi, atau tindakan adanya mekanisme
suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas tetapi suatu kegiatan yang
terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.

Sedangkan menurut Malik Oemar adalah suatu proses penerapan ide, konsep,
kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan
dampak baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan
sikap (Fauziah 2014:19).

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah


tindakan untuk melaksanakan suatu yang telah direncanakan dan disepakati
bersama agar tercapainya tujuan atau target yang telah ditentukan sehingga
memberikan dampak positif bagi semua orang.

b. Definisi Pembelajaran
Istilah pembelajaran merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan
kegiatan guru dan siswa. Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata
instruction.
Morris L. Bigge (1982) dalam Johari menjelaskan bahwa pembelajaran
merujuk kepada beberapa perubahan sistematik dalam tingkah laku atau
penyusunan tingkah laku yang berlaku hasil dari pengalaman dalam situasi
tertentu.

Menurut Gagne, Briggs, dan Wager (1992) dalam Prof.Udin (2020: 19),
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan
terjadinya proses belajar pada siswa.

Dari uraian diatas maka dapat dipahami makna pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses perolehan ilmu dan pengetahuan, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu siswa agar dapat belajar dengan baik.

2. Pembelajaran Daring
a. Defenisi Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring yaitu program penyelenggaraan kelas belajar untuk
menjangkau kelompok yang masif dan luas melalui jaringan internet.
Pembelajaran dapat dilakukan secara masif dengan jumlah peserta yang tidak
terbatas, bisa dilakukan secara gratis maupun berbayar (Bilfaqih & Qomarudin,
2015:1).

Sedangkan menurut Thome pembelajaran daring merupakan pembelajaran


yang memanfaatkan teknologi multimedia, video, teks online animasi, pesan
suara, email, telepon konferensi, dan video streaming online (Kuntarto,2017:101).

Sehingga pembelajaran daring dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran


yang dalam pelaksanaannya menggunakan jaringan internet, intranet dan ekstranet
atau komputer yang terhubung langsung dan cakupannya global (luas).
Pembelajaran online pada dasarnya adalah pembelajaran jarak jauh (PPJ).
Pembelajaran online lahir mulai generasi keempat setelah adanya internet. Jadi
pembelajaran online adalah pembelajaran yang dilakukan melalui jaringan
internet. Oleh karena itu, dalam bahasa Indonesia pembelajaran online
diterjemahkan sebagan “pembelajaran dalam jaringan” atau “pembelajaran
daring”. Istilah online learning banyak disinonimkan dengan istilah lainnya seperti
e-learning, internet learning, web-based learning, tele-learning, distributed
learning dan lain sebagainya.

Pembelajaran learning tidak sekedar membagikan materi pembelajaran dalam


jaringan internet. Dalam online learning, selain ada materi pembelajaran online
juga ada proses kegitan belajar mengajar secara online. Jadi perbedaan pokok
antara pembelajaran online dengan sekedar materi pembelajaran online adalah
adanya interaksi yang terjadi selama pembelajaran. Interaksi dalam pembelajaran
terdiri dari interaksi antara pembelajar dengan pengajar dan atau fasilitator
(pengajar), dengan sesama pembelajar lainnya, dan dengan materi
pembelajarannya itu sendiri (Tian Belawati, 2019: 6).

b. Dasar Hukum Pembelajaran Daring


Untuk menjamin pelaksanaan program pembelajaran, pendidikan dan
pelatihan secaca daring, pengembangannya harus mempertimbangkan peraturan
dan undang-undang yang berlaku. Beberapa di antaranya yang terkait adalah
sebagai berikut:
1) SK Dirjen Pendis No. B-937/DJ/Dt.I.I/PP.00/05/2020 tanggal 19 mei 2020
tentang penyampaian SK Dirjen Pendis tentang kurikulum darurat pada
madrasah
2) SK Dirjen Pendis No. B-686.1/DJ.I/Dt.I.I/PP.00/03/2020 tanggal 24 maret
2020 tentang mekanisme pembelajaran dan penlaian madrasah dalam masa
darurat pencegahan penyebaran covid-19
3) SE Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 4 tahun 2020 tanggal 24
maret 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat
penyebaran corona virus disease (covid-19)
4) SE Kanwil Kemenag Prop. Sumatera Barat No. 190/Kw.03/2-
a/PP.00/06/2020 tanggal 10 Juni 2020 tentang persiapan pembelajaran
pada era new normal di lingkungan madrasah se prov. Sumatera Barat
5) Surat Keputusan Bersama 4 Menteri No. 01/KB/2020,516 tahun 2020,
HK.03.01/Menkes/363/2020 dan 440-882 tahun 2020 tanggal 15 juni 2020
tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran pada tahun pelajaran
2020/2021 dan tahun akademik 2020/2021 di masa pandemi covid-19,
6) SE Kanwil Kemenag Prop. Sumatera Barat No. 1127/Kw.03/2-
a/PP.00/06/2020 tanggal 30 Juni 2020 tentang pelaksanaan surat keputusan
bersama 4 menteri

Dasar legalitas penyelenggaraan e-learning di atas digunakan untuk


menguatkan kebijakan bahwa pemerintah sangat serius memperhatikan,
melaksanakan serta mengembangkan e-learning (Soekartawi, 2007: 59-74).

c. Karakteristik Pembelajaran Daring


Pembelajaran memanfaatkan e-learning merupakan salah satu pembelajaran
yang saat ini sedang berkembang di dalam pendidikan Indonesia. E-learning
dalam pengembangan dan implementasinya mempunyai ciri atau karakteristik
tersendiri. Karakteristik tersebut dapat berupa pemanfaatan jasa teknologi
elektronik, di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama
guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah.

Cisco (2010) dalam Dessta (2015: 14), mendeskripsikan e-learning dalam


berbagai karakteristik, antara lain:
1) E-Learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, dan
pelatihan secara online.
2) E-Learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya hasil
belajar yang diperoleh hanya secara konvensional, sehingga dapat menjawab
tantangan perkembangan globalisasi.
3) E-Learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional didalam
kelas, tetapi memperkuat model belajar konvensional melalui pengayaan
konten dan pengembangan teknologi pendidikan.
4) E-Learning akan menyebabkan kapasitas peserta didik bervariasi bergantung
pada bentuk konten dan alat penyampaiannya.

Menurut Bilfaqih dan Qomarudin (2015:5) pembelajaran daring memiliki


karakteristik yang utama sebagai berikut:
1) Daring, pembelajaran daring adalah pembelajaran yang diselenggarakan
melalui jejaring web.
2) Masif, pembelajaran daring adalah pembelajaran dengan jumlah partisipan
tanpa batas yang diselenggarakan melalui jejaring web.
3) Terbuka, sistem pembelajaran daring bersifat terbuka dalam artian terbuka
aksesnya bagi kalangan pendidikan, kalangan industri, kalangan usaha, dan
khalayak masyarakat umum. Hak belajar tak mengenal atar belakang dan batas
usia.

Sedangkan menurut Isman (2016:3) pembelajaran daring memiliki karakteristik


sebagai berikut:
1) Menuntut pembelajar untuk membangun dan menciptakan pengetahuan secara
mandiri (constructivism)
2) Pembelajar akan berkolaborasi dengan pembelajar lain dalam membangun
pengetahuannya dan memecahkan masalah secara bersama-sama (social
contructivism)
3) Membentuk suatu komunitas pembelajaran (community of learers) yang
inklusif;
4) Memanfaatkan media laman (website) yang bisa diakses melalui internet,
pembelajaran berbasis komputer, kelas virtual, dan atau kelas digital;
5) Interaktivitas, kemandirian, aksesibilitas, dan pengayaan.

Berdasarkan beberapa karakteristik diatas, diperoleh pengetahuan bahwa


pengembangan pembelajaran daring tidak semata-mata hanya menyajikan materi
pelajaran secara online saja, namun harus komunikatif dan menarik. Materi
pelajaran didesain seolah siswa belajar di hadapan guru melalui layar komputer
yang dihubungkan melalui jaringan internet.
Secara ringkas, pembelajaran daring perlu diciptakan seolah-olah peserta didik
belajar secara konvensional, hanya saja dipindahkan ke dalam sistem digital
melalui internet. Karena itu pembelajaran daring perlu mengadaptasi unsur-unsur
yang biasa dilakukan dalam sistem pembelajaran konvensional. Misalnya dimulai
dari perumusan tujuan yang operasional dan dapat diukur, ada apersepsi atau pre
test , membangkitkan motivasi, menggunakan bahasa yang komunikatif, uraian
materi yang jelas. Contoh-contoh kongkrit, problem solving, tanya jawab, diskusi,
post test, sampai penugasan dan kegiatan tindak lanjutnya.

d. Model Pembelajaran Daring


Menurut Charismiadji (2020:10) secara proses, model pembelajaran modern
ini sudah diatur dalam Permendikud No.22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
dengan prinsip sebagai berikut:
1) Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu.
2) Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber belajar.
3) Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah.
4) Dari pembelajaran persial menuju pembelajaran terpadu.
5) Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi.
6) Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi.
7) Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.
8) Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills).
9) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sebagai pembelajar sepajang hayat.
10) Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sing tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangka kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani).
11) Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan masyarakat.
12) Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa
saja adalah peserta didik, dan dimana saja adalah kelas.
13) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efesisensi dan efektivitas pembelajaran.
14) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peseta didik.

Sedangkan Menurut Ayuningtyas (2019: 3) terdapat dua jenis komunikasi daring,


antara lain:
1) Komunikasi sinkron atau serempak,
Adalah komunikasi yang menggunkan komputer, smartphone ataupun alat
bantu lainnya yang digunakan sebagai media perantaranya, dalam komunikasi ini
kedua orang yang ingin berkomunikasi tersebut memiliki waktu yang sama.

2) Komunikasi asinkron atau tidak serempak


Adalah komunikasi yang menggunkan komputer, smartphone ataupun alat
bantu lainnya yang digunakan sebagai media perantaranya, dalam komunikasi ini
waktu untuk berkomunikasi tidak bersamaan.

e. Macam-macam Aplikasi Pembelajaran Daring


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim
menjelaskan penghentian sementara kegiatan belajar mengajar disekolah tak
lantas membuat proses belajar siswa terhenti. Siswa tetap bisa belajar secara
daring, guru bisa tetap memberikan pendampingan dalam proses belajar siswa,
dan orang tua bisa memonitor perkembangan belajar anaknya (Videlia, 2020:18).

Untuk menjalankan pembelajaran daring maka diperlukan aplikasi sistem


pembelajaran daring (Bilfaqih & Qomarudin, 2015: 65). Berikut macam-macam
aplikasi pembelajaran daring yang bekerjasama dengan Kemendikbud:
1) Rumah Belajar
2) Google G Suite For Education
3) Kelas Pintar
4) Microsoft Office 365
5) Quipper school
6) Ruang Guru
7) Sekolahmu
8) Zenius

Guru harus tetap melakukan pembimbingan belajar bagi peserta didiknya,


walaupun harus dilakukan secara jarak jauh. Salah satu yang dapat dilakukan guru
adalah mempersiapkan materi-materi pembelajaran maupun penugasan-penugasan
yang dapat dipelajari secara daring oleh peserta didiknya (Gunawan, 2020:5).

Ada beberapa aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran daring, antara
lain:
1) WhatsApp
2) Facebook
3) Edmodo
4) Telegram
5) Google classroom
6) Google Formulir

Aplikasi pembelajaran daring saat ini menjadi solusi efektif untuk memudahkan
kegiatan belajar mengajar secara online bagi para guru dan siswa. Kehadiran platform
belajar daring yang semakin mudah ditemukan tentu membantu pelajar di Indonesia
tetap aman belajar di rumah, tanpa dibatasi tempat dan waktu. Dengan hadirnya
aplikasi pembelajaran daring terpercaya di Indonesia, kegiatan belajar mengajar akan
tetap efektif dan efisien.
Dirangkum Indozone, berikut rekomendasi aplikasi pembelajaran daring di
Indonesia:
1) Rumah Belajar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia
telah meluncurkan aplikasi belajar online gratis bernama Rumah Belajar. Belajar
melalui aplikasi ini didukng dengan video, audio, gambar, hingga animasi
interaktif.
2) seTARA Daring
seTARA daring menyediakan kelangkapan pembelajaran dari perancangan,
pelaksanan pembelajaran, sampai ke penilaian secara lengkap.
3) Ruangguru
Aplikasi Ruangguru menyediakan beragam fitur bermanfaat untuk
pembelajaran daring, antara lain: video belajar animasi, latihan soal dan
pembahasan, rangkuman modul bimbel, dan social learning.
4) Quipper
Materi yang diajarkan disini telah disesuaikan dengan kurikulum resmi dari
pemerintah.
5) Zenius
Aplikasi ini menyediakan berbagai fitur seperti bank soal, ujian berbasis
komputer, analisi & rekapitulasi, video & latihan soal, dan laporan belajar.
6) Kelas Pintar
Ada tiga metode belajar interaktif di aplikasi ini, yaitu learn, practice, dan tes.
Setiap siswa akan diberikan pemahaman materi melalui video, audio, animasi,
buku pelajaran online (e-book), dan multimedia.
7) Google Suite for Education
Melalui Google Suite for Education, para pengguna dapat terus belajar meski
saat akses internet lambat.
8) Kipin School
Dalam aplikasi ini, tersedia ribuan buku pelajaran online (e-book) berbagai
tingkatan, mulai dari SD sampai SMA/SMK. Semua buku-buku tersebut
diterbitkan langsung oleh Kemendikbud sesuai dengan kurikulum terbaru yang
berlaku di Indonesia. Latihan soal setiap materi pelajaran, video pembelajaran,
dan bacaan literasi lainnya juga dapat ditemukan di aplikasi ini.
9) Meja Kita
Para siswa yang menggunakan aplikasi Meja Kita dapat terhubung dengan
siswa-siswa di komunitas pelajar seluruh Indonesia. Sehingga siswa bisa saling
berdiskusi.
10) SekolahMu
Aplikasi SekolahMu mempunyai program “Belajar Tanpa Batas” yang
menyediakan live streaming mata pelajaran untuk para siswa. Pembelajaran daring
lewat aplikasi SekolahMu juga ditujukan bagi seluruh orangtua sebagai
pendamping kegiatan belajar-mengajar dirumah.
11) Cisco Webex
Untuk kebutuhan pembelajaran daring Cisco Webex dapat memungkinkan
tenaga pendidik untuk berbagi konten presentasi melalui papan tulis digital di
layar komputer/smartphone.

3. Madrasah Aliyah
Dari hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, diketahui bahwa belum
semua madrasah dapat menjalankan kegiatan pembelajaran jarak jauh secara
online/daring (dalam jaringan) secara penuh, dan sebagian besar menyelenggarakan
pembelajaran jarak jauh secara luring (luar jaringan). Beberapa kendala antara lain,
keterbatasan SDM, keterbatasan sarana berupa laptop atau HP yang dimiliki siswa,
kesulitan akses internet dan keterbatasan kuota internet siswa yang disediakan orang
tuanya, dan sebagainya. Disamping itu pelaksanaan pembelajaran jarak jauh selama
masa darurat Covid-19 antara satu madrasah dengan madrasah yang lainnya sangat
bervariasi, sesuai dengan persepsi dan kesiapan masing-masing madrasah.

Bilamana kegiatan pembelajaran dalam satu tahun pelajaran harus berjalan,


sedangkan terjadi kondisi darurat yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai masa
darurat, maka pembelajaran masih harus tetap berjalan walaupun tidak bisa
dilaksanakan sebagaimana kondisi normal biasanya, pembelajaran tersebut perlu
dilaksanakan dengan mengacu program tata kelola tertentu yang disebut panduan
kurikulum darurat.

Implementasi Kurikulum Darurat pada Madrasah baik jenjang Raudhatul Athfal


(RA), Madrasah Intidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah
(MA) menuntut adanya perubahan paradigma pada perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Kegiatan pembelajaran tidak
hanya dilaksanakan sepenuhnya di madrasah, tetapi siswa dapat belajar dari rumah.
Kegiatan pembelajaran yang tadinya lebih banyak dilaksanakan secara tatap muka
antara guru dengan siswa di kelas, berubah menjadi pembelajaran jarak jauh secara
daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Kegiatan belajar dari rumah
menuntut adanya kolaborasi, partisipasi dan komunikasi aktif antara guru, orang tua
dan siswa.
Belajar dari rumah tidak sekedar memenuhi tuntutan kompetensi (KI-KD) pada
kurikulum, tetapi lebih ditekankan pada pengembangan karakter, akhlak mulia,
ubudiyah dan kemandirian siswa. Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam
menyajikan materi pelajaran dan memberi tugas kepada siswa, agar terwujud
pembelajaran yang bermakna, inspiratif dan menyenangkan agar siswa tidak
mengalami kebosanan belajar dari rumah.

Agar kegiatan pembelajaran pada masa darurat berjalan dengan baik dan optimal,
maka Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian agama Republik Indonesia
menyusun Panduan Kurikulum Darurat pada Madrasah, sebagai acuan satuan
pendidikan dalam menyelenggarakan pembelajaran pada masa darurat.

Mata Pelajaran pada MAN 3 Pasaman Barat tetap berpedoman pada KMA
Nomor 184 Tahun 2019 tentang pedoman implementasi struktur kurikulum pada
madrasah di Madrasah adalah :
a. Mata Pelajaran Agama : Alquran hadist, Akidah Akhlak, Fiqih, Bahasa Arab,
Tafsir, Hadits, Ushul fikih
b. Mata Pelajaran Umum : Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, Sosiologi, Geografi,
Sejarah, Pendidikan Jasmani, Seni Budaya, Prakarya dan kewirausahaan, Mulok

Kurikulum yang dipakai di MAN 3 Pasaman Barat memakai Kurikulum 2013


untuk Kelas X, XI, dan Kelas XII yang mengacu pada KMA 184 tahun 2019. Namun
di masa darurat ini mata pelajaran seni budaya, prakarya dan kewirausahaan,
penjaskes dan mulok belum diterapkan untuk menghindari penyebaran covid-19.

B Kajian Pustaka
1. Rani (2020) penelitian yang dilakukan di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Tahun Pelajaran 2019/2020, mengenai implementasi model pembelajaran online
terhadap hasil belajar mata pelajaran matematika kelas VI dapat diambil
kesimpulan bahwa Pembelajaran online adalah proses belajar mengajar yang
dilakukan dalam dan dengan bantuan jaringan internet. Pembelajaran online
dilakukan oleh guru dengan menggunakan WhatsApp dan google forms sebagai
medianya. WhatsApp dan google forms dan google membutuhkan bantuan
internet untuk menhubungkannya. WhatsApp dan google forms merupakan
contoh pembelajaran online asinkronus yang dapat dilakukan bahkan saat siswa
atau guru sedang offline (tidak aktif). Dengan pembelajaran asinkronus guru dapat
memberikan materi pelajaran, memposting tenggat waktu pengerjaannya,
menyediakan tautan dan lain-lain.

2. Galuh (2020) Implementasi pembelajaran daring di MI Istiqomah Ma’arif NU


Mojokerto Kabupaten Sragen semua guru menggunakan model pembelajaran
daring sinkron (serempak) yaitu aplikasi WhatsApp sebagai media
pembelajaranya. Aplikasi ini sejalan dengan karakteristik pembelajaran daring
yaitu interaktivitas, kemandirian, aksesibilitas, serta pengayaan dan aplikasi
tersebut dinilai efektif untuk keberlangsungan pembelajaran, dikarenakan
mayoritas orangtua siswa memiliki aplikasi tersebut.

3. Nety (2020) Efektivitas Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19 Dari


hasil analisa data menunjukkan pada skala persentase dengan kategori cukup
karena hasil berada pada rentan 56 – 76%. Dapat dikatakan dalam aspek kesiapan
untuk pelaksanaan pembelajaran daring di SMK Negeri 1 Cirebon cukup efektif.

Berdasarkan penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan


dalam penelitian ini, perbedaan terletak pada karakter, model maupun implementasi.
Fokus penelitian ini difokuskan pada implementasi pembelajaran daring ditingkat
Madrasah Aliyah khususnya MAN 3 Pasaman Barat.

Anda mungkin juga menyukai