Anda di halaman 1dari 9

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DARING

PADA MASA PANDEMI COVID-19

Latar Belakang
Penerapan model pembelajaran menjadi salah satu faktor utama dalam proses
pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan ketika menerapkan model pembelajaran yang sesuai maka
proses pembelajaran dan hasil belajarnya pun akan sesuai dengan yang diharapkan Model
pembelajaran adalah seperangkat rencana atau pola yang dapat dipergunakan untuk
merancang bahan-bahan pembelajaran serta membimbing aktivitas pelajaran di kelas atau di
tempat-tempat lain yang melaksanakan aktivitas-aktivitas pembelajaran (Martono, 2015:71).
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan mengajar dan belajar, dimana mengajar seringkali
disebut dengan guru yang memberikan suatu materi berupa pengetahuan, sikap dan
keterampilan, sedangkan belajar adalah siswa yang menerima materi tersebut. Belajar
merupakan sebuah aktivitas manusia yang secara terus-menerus akan dilakukan selama
manusia tersebut masih hidup. Hal ini berarti menunjukkan bahwa belajar tidak pernah
dibatasi oleh waktu, tempat maupun usia.

(online).

Dalam proses pembelajaran secara daring (online) ini memberikan banyak sekali
dampak, mulai dari dampak positif hingga dampak negatif. Pembelajaran secara daring
(online) ini guru dituntut untuk mempersiapkan pembelajaran sebaik dan sekreatif mungkin
dalam memberikan suatu materi

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik ingin meneliti tentang


Implementasi Model Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19

Fokus Penelitian
Dari penjelasan latar belakang di atas penulis memfokuskan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana mengimplementasikan model pembelajaran daring pada masa pandemi covid-
19 ?
2. Apakah faktor yang menjadi penghambat implementasi pembelajaran daring pada masa
pandemi covid-19 ?

3. Apakah faktor pendukung pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Bagaimana mengimplementasikan model pembelajaran daring.
2. Faktor apa saja yang menjadi penghambat implementasi pembelajaran daring.
3. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam proses pembelajaran daring pada masa
pandemi covid-19

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Implementasi
Beberapa pakar mendefinisikan beberapa istilah implementasi sebagai berikut.
Menurut kamus Bahasa Indonesia, Implementasi artinya pelaksanaan, penerapan (Santoso,
2009:226). Dalam Oxford Advance Learner’s Dictionary dalam bukunya Wahyudin
(2014:93), dikemukakan bahwa implementasi adalah outsome thing into effect atau penerapan
sesuatu yang memberikan efek.
Menurut Fulan (Abdul Majid, 2014:6) mengemukakan bahwa implementasi adalah suatu
proses peletakan dalam praktik tentang suatu ide, program, atau seperangkat aktifitas baru
bagi orang lain dalam mencapai atau mengharapkan suatu perubahan. Adapun menurut
Mulyadi (2015:12) implementasi mengacu pada tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan dalam suatu keputusan. Tindakan ini berusaha untuk mengubah keputusan-
keputusan tersebut menjadi pola-pola operasional serta berusaha mencapai perubahan-
perubahan besar atau kecil sebagaimana yang telah diputuskan sebelumnya.
Sejalan dengan Lister (Taufik dan Isril, 2013:136) yang mengemukakan bahwa sebagai
sebuah hasil, maka implementasi menyangkut tindakan seberapa jauh arah yang telah
diprogramkan itu benar-benar memuaskan. Sedangkan Naditya dkk (2013:1088) menyatakan,
dasar dari implementasi adalah mengacu pada tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan dalam suatu keputusan. Haerul (2016) menyatakan bahwa, implementasi
adalah suatu aktivitas dalam melaksanakan program-program yang telah di rumuskan untuk
mencapai tujuan organisasi.
Adapun pengertian implementasi menurut Hanifah yang telah dikutip oleh Harsono (2002:67)
mengemukakan bahwaimplementasi adalah suatu proses untuk melaksanakan kegiatan
menjadi tindakan kebijakan dari pilitik kedalam administrasi. Syaifuddin (2006:100)
mengemukakan bahwa, implementasi disamping dipandang sebagai sebuah proses,
implementasi juga dipandang sebagai penerapan sebuah inovasi dan senantiasa melahirkan
adanya perubahan kearah inovasi atau perbaikan, implementasi dapat berlangsung terus
menerus sepanjang waktu. Proses implementasi setidaknya ada tiga tahapan atau langkah
yang harus dilaksanakan yaitu: tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Daring/e-learning
E-learning merupakan singkatan dari “e” yang berarti “elektronik” dan “learning” yang
berarti “pembelajaran”. E-learning merupakan pembelajaran yang berbasis media elektronik.
Adapun menurut Sukmadinata (2012:206-207) e pada e-learning tidak hanya singkatan dari
elektronik saja, akan tetapi merupakan singkatan dari experience (pengalaman, extended
(perpanjangan), dan expended (perluasan).
Effendi dan Hartono (2005:6) menjelaskan bahwa e-learning merupakan semua kegiatan
yang menggunakan media komputer dan atau internet. Chandrawati (2010) menyatakan
bahwa, e-learning (electronik learning) merupakan proses pembelajaran jarak jauh dengan
menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses pembelajaran dengan teknologi. Brown dan
Feasey (Darmawan, 2012:26) juga menjelaskan bahwa e-learning merupakan kegiatan
pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (internet, LAN, WAN) sebagai metode
penyampaian, interaksi, dan fasilitas serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar.
Sejalan dengan Rusman, Kurniawan & Riyana (2012:263) yang menyatakan bahwa
pembelajaran berbasis web merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan
media situs (website) yang bisa di akses melalui jaringan internet. Pembelajaran berbasis web
atau yang dikenal juga “web based learning” merupakan salah satu jenis penerapan dari
pembelajaran elektronik (e-learning).
Menurut Romli (2012:34) Pengertian media daring secara umum adalah segala jenis atau
format media yang hanya bisa diakses melalui internet berisikan teks, foto, video dan suara,
sebagai sarana komunikasi secara daring, sedangkan pengertian khusus media daring
dimaknai sebagai sebuah media dalam konteks komunikasi massa.
Menurut Munir (2009:171-172) manfaat e-learning dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari
sudut peserta didik dan guru:
1) Sudut peserta didik
a) Belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran
tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya.
b) Mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers) untuk mempelajari
materi yang tidak dapat diajarkan oleh orang tuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di
bidang komputer.
c) Merasa phobia dengan sekolah atau peserta didik yang di rawat di rumah sakit maupun di
rumah, yang putus sekolah tapi berniat melanjutkan pendidikannya, maupun peserta didik
yang berada di berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri, dan
d) Tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.
2) Guru
a) Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan yang menjadi tanggung jawabnya
sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi.
b) Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena
waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak.
c) Mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru juga dapat mengetahui kapan
peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama suatu topik dipelajari, serta
berapa kali topik tertentu dipelajari ulang.
d) Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari
topik tertentu, dan
e) Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.
Selain itu, manfaat e-learning dengan penggunaan internet, khususnya dalam pembelajaran
jarak jauh antara lain:
1) Guru dan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat melalui fasilitas internet
tanpa dibatasi oleh tempat, jarak dan waktu. Secara regular atau kapan saja kegiatan
berkomunikasi bisa dilaksanakan.
2) Guru dan siswa dapat menggunakan materi pembelajaran yang ruang lingkup (scope) dan
urutan (sekuensnya) sudah sistematis terjadwal melalui internet.
3) Dengan e-learning dapat menjelaskan materi pembelajaran yang sulit dan rumit menjadi
mudah dan sederhana. Selain itu, materi pembelajaran dapat disimpan dikomputer, sehingga
siswa dapat mempelajari kembali atau mengulang materi pembelajaran yang telah
dipelajarinya setiap saat dan dimana saja sesuai dengan keperluannya.
4) Mempermudah dan mempercepat mengakses atau memperoleh banyak informasi yang
berkaitan dengan materi pembelajaran yang dipelajarinya dari berbagai sumber informasi
dengan melakukan akses di internet.
5) Internet dapat dijadikan media untuk melakukan diskusi antara guru dengan siswa, baik
untuk seorang pembelajar, atau dalam jumlah pembelajar terbatas, bahkan massal.
6) Peran siswa menjadi lebih aktif mempelajari materi pembelajaran, memperoleh ilmu
pengetahuan atau informasi secara mandiri, tidak mengandalkan pemberian dari guru,
disesuaikan pula dengan keinginan dan minatnya terhadap materi pembelajaran.
7) Relatif lebih efisien dari segi waktu, tempat dan biaya.
8) Bagi pembelajar yang sudah bekerja dan sibuk dengan kegiatannya sehingga tidak
mempunyai waktu untuk datang ke suatu lembaga pendidikan maka dapat mengakses internet
kapanpun sesuai dengan waktu luangnya.
9) Dari segi biaya, penyediaan layanan internet lebih kecil biayanya dibanding harus
membangun ruangan atau kelas pada lembaga pendidikan sekaligus memeliharanya, serta
menggaji para pegawainya.
10) Memberikan pengalaman yang menarik dan bermakna bagi siswa karena dapat
berinteraksi langsung, sehingga pemahaman terhadap materi akan lebih bermakna pula
(meaning full), mudah dipahami, diingat dan mudah pula untuk diungkapkan.
11) Kerja sama dalam komunitas online yang memudahkan dalam transfer informasi dan
melakukan suatu komunikasi sehingga tidak akan kekurangan sumber atau materi
pembelajaran.
12) Administrasi dan pengurusan terpusat sehingga memudahkan dalam melakukan akses
atau dalam operasionalnya.
13) Membuat pusat perhatian dalam pembelajaran.
Ada beberapa fungsi dan keunggulan yang bisa didapatkan dari Google Classroom
dalam pemanfaatannya sebagai Learning Management System (LMS), yaitu :
 Proses setting pembuatan kelas yang cepat dan nyaman
Proses pembuatan kelas pada Google Classroom sangat cepat dan nyaman
jika dibandingkan harus menginstall LMS lokal atau mendaftarkan ke provider
LMS. Guru hanya tinggal mengakses aplikasi Google Classroom dan bisa
memulai membagikan tugas-tugas dan bahan ajar. Pengajar dapat
menambahkan daftar siswa atau berbagi kode unik yang memungkinkan
akses ke kelas pada Google Classroom. Interface Google Classroom lebih
sederhana dan mudah untuk digunakan (user friendly), sehingga akan ideal
digunakan bagi setiap pengajar dengan tingkat pengalaman eLearning yang
beragam.
 Hemat dan efisiensi waktu
Peserta kelas atau siswa tidak lagi harus mendownload tugas yang diberikan
guru. Guru membuat dan mendistribusikan dokumen untuk peserta didik
mereka secara online serta juga dapat menentukan peringkat, memberikan
umpan balik  untuk semua tugas dan melakukan penilaian menggunakan
aplikasi Google Classroom. Dengan demikian, ada potensi untuk
penghematan waktu dari kedua belah pihak baik peserta didik maupun
gurunya. Semuanya dilakukan secara paperless (bebas kertas), sehingga
tidak ada waktu yang terbuang untuk mendistribusikan dokumen fisik dan
peserta didik dapat menyelesaikan tugas mereka dengan tepat secara online,
sehingga lebih mudah bagi mereka untuk memenuhi deadline waktu yang
diberikan dan belajar secara online dapat disesuaikan dengan jadwal sehari-
hari mereka.
 Mampu meningkatkan kerjasama dan komunikasi 
Salah satu manfaat paling penting dari menggunakan Google Classroom
adalah kolaborasi online yang efisien. Guru dapat mengirimkan
pemberitahuan ke peserta atau siswa mereka untuk memulai diskusi online
atau memberitahu mereka tentang kegiatan pembelajaran online tertentu. Di
sisi lain, peserta didik memiliki kesempatan untuk memberikan umpan balik
kepada rekan-rekan mereka dengan mengunggah postingan langsung ke
dalam diskusi di Google Classroom.
 
Dengan demikian, jika mereka membutuhkan bantuan karena kesulitan
memahami suatu tugas atau ingin mempelajari lebih lanjut tentang topik
tertentu, mereka bisa mendapatkan masukan langsung disaat yang
bersamaan dari teman sekelas virtual mereka. Pada dasarnya, Google
Classroom berfungsi untuk meningkatkan aspek pembelajaran sosial
pendidikan online yang memungkinkan siswa untuk mendapatkan
keuntungan dari pengalaman dan keterampilan rekan belajar mereka.
 
Penyimpanan data yang terpusat
Hanya pada satu tempat yakni Google Classroom, semua pembelajaran
berada dalam satu lokasi terpusat. Siswa dapat melihat semua tugas-tugas
mereka dalam folder tertentu, guru dapat menyimpan bahan eLearning dan
kegiatan untuk tahun ajaran secara cloud dan semua peringkat atau nilai
dapat dilihat dalam aplikasi.  Kedua belah pihak tidak perlu khawatir
mengenai dokumen atau penilaian yang hilang, karena semuanya tersimpan
dalam LMS yang gratis ini.
 Berbagi sumber daya yang efisien, praktis dan cepat
Fasilitator atau guru online dan pelatih memiliki kemampuan untuk berbagi
informasi dan sumber daya  online dengan peserta mereka secara langsung
langsung. Dibandingkan harus memperbarui kursus eLearning atau mengirim
email individu untuk setiap siswa, cukup dengan mengakses aplikasi Google
Classroom, guru dapat mendistribusikan link ke sumber daya online dan
materi eLearning tambahan yang dapat menguntungkan siswa mereka. Cara
ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh update tepat
waktu yang berhubungan dengan pelajaran saat ini, sehingga mereka dapat
lebih memahami materi dan akses peralatan multimedia yang dapat
meningkatkan pengalaman eLearning mereka.
Fitur- fitur Google Classroom

Google Classroom mempunyai banyak kemudahan seperti Google Drive, Google


Docs, Sheets and Slides, dan Gmail yang akan membantu lembaga pendidikan
untuk lebih mudah dalam mengajar tanpa materi fisik seperti kelas, papan tulis dan
alat tulis. Berikut beberapa fitur- fitur yang sangat menunjang pembelajaran online ini
:
 Tugas (Assignments)
Setiap tugas yang diunduh akan disimpan dan dinilai pada rangkain aplikasi
produktivitas Google yang telah memunkinkan kolaborasi online ini. Daripada
hanya  berbagi dokumen yang berada di Google Drive siswa dengan guru, file
di-host di Drive siswa dan kemudian dikirim untuk dinilai. Guru dapat memilih
file sebagai templat sehingga setiap siswa dapat mengedit salinan mereka
sendiri dan kemudian kembali untuk mendapatkan nilai sehingga semua
siswa bisa melihat, menyalin, atau mengedit dokumen yang sama. Siswa juga
dapat memilih untuk melampirkan dokumen tambahan dari Drive mereka ke
tugas.
 Penilaian (Grading)
Google Classroom mendukung banyak cara penilaian yang berbeda. Guru
memiliki opsi untuk memantau kemajuan setiap siswa pada tugas di mana
mereka dapat membuat komentar dan mengedit. Tugas yang diubah dapat
dinilai oleh guru dan dikembalikan dengan komentar untuk memungkinkan
siswa merevisi tugas dan dikembalikan. Setelah dinilai, tugas hanya dapat
diedit oleh guru kecuali guru mengembalikan tugas.
 Komunikasi yang lancar
Pengumuman dapat diposting oleh guru ke aliran kelas yang dapat
dikomentari oleh siswa yang memungkinkan komunikasi dua arah antara guru
dan siswa. Siswa juga dapat memposting ke kelas tetapi tidak akan setinggi
prioritas sebagai pengumuman oleh guru dan dapat dimoderasi. Berbagai
jenis media dari produk Google seperti video YouTube dan file Google Drive
dapat dilampirkan ke pengumuman dan pos untuk berbagi konten. Gmail juga
menyediakan opsi email bagi guru untuk mengirim email ke satu atau lebih
siswa di antarmuka Google Classroom. Kelas dapat diakses di web atau
melalui aplikasi seluler Kelas Android dan iOS
 Laporan Orisinalitas
Laporan orisinalitas diperkenalkan pada Januari 2020 yang memungkinkan
pendidik dan siswa untuk melihat bagian dan bagian dari karya yang diajukan
yang berisi kata-kata yang persis atau mirip dengan yang dari sumber lain.
Untuk siswa, ini menyoroti bahan sumber dan tanda kutip yang hilang untuk
membantu siswa dalam meningkatkan tulisan mereka. Guru juga dapat
melihat laporan orisinalitas, memungkinkan mereka untuk memverifikasi
integritas akademik dari karya siswa yang disampaikan. Di G Suite for
Education (gratis), guru dapat mengaktifkan laporan orisinalitas untuk 3 tugas.
Pembatasan ini dicabut pada Google Apps for Education (berbayar).
 Arsip pembelajaran
Ruang Kelas memungkinkan instruktur untuk mengarsipkan kursus pada
akhir semester atau tahun. Ketika sebuah kursus diarsipkan, maka akan
dihapus dari beranda dan ditempatkan di area Kelas Arsip untuk membantu
para guru mengatur kelas mereka saat ini. Saat sebuah kursus diarsipkan,
guru dan siswa dapat melihatnya, tetapi tidak akan dapat mengubahnya
hingga dipulihkan.
 Aplikasi seluler
Aplikasi seluler Google Classroom, diperkenalkan pada Januari 2015,
tersedia untuk perangkat iOS dan Android. Aplikasi memungkinkan pengguna
mengambil foto dan melampirkannya ke tugas mereka, berbagi file dari
aplikasi lain, dan mendukung akses offline.
 Keamanan Pribadi
Berbeda dengan layanan konsumen Google, Google Classroom, sebagai
bagian dari G Suite for Education, tidak menampilkan iklan apa pun dalam
antarmuka untuk siswa, dosen, dan guru, dan data pengguna tidak dipindai
atau digunakan untuk tujuan periklanan.

Anda mungkin juga menyukai