Anda di halaman 1dari 2

SISTEM INFORMASI APOTEK

Menurut Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009, Apotek adalah sarana pelayanan
kefarmasian oleh apoteker. Pelayanan kefarmasian adalah suatu mengumpulkan dokumen-
dokumen yang pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan
sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien. Pekerjaan kefarmasian yang dilakukan meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat,
obat tradisional dan kosmetik
Menurut Leitch (2011:93) Sistem infromasi adalah suatu sistem yang terdapat di dalam
sebuah organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolah transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat managerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan. Berdasarkan pengertian sistem informasi diatas,
maka dapat diartikan bahwa sistem informasi apotek merupakan suatu aplikasi (baik berbasis
dekstop, berbasis web maupun berbasi android) dirancang atau dibangun dengan tujuan untuk
mencatat atau mengelola transaksi penjualan dan pembelian obat harian, mengelola data obat,
mengelola data return pembelian obat, mengelola obat expired dan direturn ke Suplier, mengelola
data Supplier, mengelola data member, mengelola data karyawan dan laporan keuangan yang
dibutuhkan.
Pengelolaan obat dirancang untuk mengetahui kategori obat (Obat keras, obat bebas, obat
bebas terbatas, narkotika), nama obat, deskripsi obat, harga obat, stok obat. Kategori digunakan
untuk mengetahui obat yang bisa dijual bebas, dan harus resep dokter. Nama-nama obat harus
sesuai dengan kategori obat, dengan adanya kategori obat maka bagian penjualan mengetahui
mana obat yang harus dijual dengan resep atau dijual boleh tanpa resep dokter. Deskripsi obat
digunakan untuk mengetahui kegunaan obat, kandungan obat beserta dosis.
Data member dirancang untuk mengetahui identitas member atau pelanggan untuk
memudahkan apotek dalam bertransaksi dan berinteraksi. Dengan adanya data member kita bisa
mengetahui pelanggan mana yang sering atau loyal membeli di apotek, dengan begitu pemilik
apotek bisa memberikan diskon ataupun potongan harga bagi pelanggan yang sering atau loyal
membeli obat dengan tujuan agar pelanggan puas dan dapat meningkatkan pembeliannya.
Data penjualan dirancang untuk melayani transaksi harian penjualan obat, setiap transaksi
harus di entri secara realtime. Penjualan obat dilakukan oleh karyawan, sehingga owner atau
manajer bisa mengetahui karyawan atau bagian mana yang melakukan penjualan obat terbesar dan
terendah. Dengan mengetahui hal tersebut owner bisa mengevaluasi perkembangan apotek. Dari
penjualan obat juga bisa diketahui obat mana yang laku atau terjual diatas rata-rata dan obat mana
yang laku dibawah rata-rata, yang digunakan untuk mengevaluasi obat apa yang harus dibeli dalam
jumlah besar maupun sedikit.
Data expired dirancang untuk mengetahui masa kadaluarsa obat, sehingga obat yang
sudah masuk masa expired bisa dikembalikan atau direturn kepada suplier.
Data return dirancang untuk mengetahui berapa obat yang direturn. Obat direturn bukan
hanya karena obat tersebut expired tapi juga bisa karena obat tersebut kurang laku. Maka dengan
adanya data return pemilik atau owner bisa mengetahui obat mana yang terlaris dan obat yang
kurang laku.
Data Supplier dirancang untuk mengetahui identitas supplier sehingga memudahkan
apotek untuk berinteraksi dalam pembelian obat. Dalam data supplier bisa diketahui siapa saja yang
tidak terlibat dalam pembelian, sehingga supplier bisa dipertimbangkan untuk dihapus dari data
supplier.

Anda mungkin juga menyukai