Anda di halaman 1dari 4

1.

Luka Lecet (Abarsi)

Jenis luka yang pertama dan seringkali dialami oleh banyak orang yaitu luka lecet. Luka ini
biasanya diakibatkan oleh gesekan atau tergores permukaan kasar atau keras. Misalnya saja kaki
kalian tergores jalan di aspal. Meski tergolong luka ringan dan tidak menimbulkan banyak
pendarahan, namun kalian juga harus segera mengatasi luka lecet tersebut untuk mencegah
infeksi.

Adapun cara menangani luka lecet yaitu dengan membersihkan luka dari kotoran terlebih dahulu
menggunakan air yang mengalir dan larutan garam steril. Setelah itu, oleskan antibiotik untuk
membuat luka tetap lembab, dan hindari luka dengan paparan sinar matahari.

2. Luka Memar
Selanjutnya jenis luka yang sering dialami oleh kebanyakan orang yaitu luka memar. Jenis luka
ini memang tidak mengeluarkan darah dan biasanya ditandai dengan warna kebiruan hingga
ungu gelap. Hal ini dapat terjadi lantaran pembuluh darah kecil di balik kulit mengalami
kerusakan akibat menabrak sesuatu atau terpukul benda tumpul. Meski tidak mengeluarkan
darah, luka memar juga sangat sakit apabila jika ditekan.

Cara melakukan penanganan pertama pada luka memar yaitu dengan menempelkan es batu pada
area luka. Hal ini dapat membantu perlambat perdarahan dan mengurangi pembengkakan. Selain
itu, kalian juga bisa memposisikan bagian tubuh yang mengalami memar lebih tinggi dari dada.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi aliran darah ke area yang memar, sehingga meredakan
pembengkakan.

3. Luka Tusuk

Jenis luka yang perlu kalian ketahui selanjutnya yaitu luka tusuk. Luka tusuk sendiri disebabkan
oleh benda tajam dan panjang seperti pisau, paku, atau sejenisnya. Jenis luka yang satu ini
bahkan bisa menembus kulit hingga bagian dalam. Jika tidak ditangani secara tepat, luka tusuk
dapat mengakibatkan tetanus. Terutama jika tertusuk benda yang berkarat segera lakukan
pemeriksaan ke dokter.

Pada luka tusuk yang tidak terlalu parah, kalian bisa mengatasinya dengan segera merendam luka
dalam air hangat dan sabun selama 15 menit. Gosok luka dengan perlahan dan lembut dengan
kain lain untuk menghilangkan kotoran. Jika ada kulit yang terlepas atau terkelupas, sebaiknya
guntinglah kulit tersebut dengan gunting yang steril agar tidak menutupi luka. Lalu, oleskan
salep antibiotik dan perban untuk mengurangi risiko infeksi.

4. Luka Robek (Laserasi)


Selanjutnya, jenis luka dan cara perawatannya yang perlu kalian ketahui yaitu luka robek. Luka
ini masih tergolong goresan ringan. Biasanya, luka ini terjadi ketika seseorang mengalami
kecelakaan. Pada dasarnya, penanganan luka robek pun berbeda-beda tergantung berat ringannya
pendarahan.

Pada beberapa kasus, luka robek memerlukan jahitan oleh dokter, untuk merekatkan kembali
bagian tubuh yang terpisah atau terbuka. Namun, pada kasus yang ringan, kalian bisa
menanganinya dengan menutup luka menggunakan plester. Sebelum menggunakan plester,
pastikan untuk membersihkan supaya tidak ada kotoran yang menempel.
5. Luka Bakar

Banyak dari orang yang juga merasakan luka bakar. Jenis luka ini terjadi akibat adanya
kerusakan pada jaringan kulit yang diakibatkan panas berlebih, bahan kimia, hingga setrum
listrik. Cara penanganan yang tepat untuk luka bakar yaitu dengan dengan mengompres area luka
hingga rasa sakitnya berkurang.

Jika area luka bakar melepuh, ketahuilah bahwa lepuhan itu berisi cairan yang melindungi kulit
dari infeksi. Jika lepuhannya pecah, bersihkan area tersebut dengan air. Lalu, oleskan salep
antibiotik. Tetapi, jika ruam muncul, hentikan penggunaan salep. Jika luka bakar benar-benar
dingin, kalian bisa mengoleskan lotion untuk mencegah pengeringan. Kemudian perban luka
bakar dengan perban kasa steril.

6. Luka Bernanah
Luka bernanah apabila tidak ditangani secara tepat hal tersebut bisa membuatnya semakin parah.
Untuk itulah kalian harus benar-benar merawat luka bernanah. Jika ukurannya masih kecil,
kalian bisa mengompresnya menggunakan air hangat supaya cepat kering. Setelah itu, jaga luka
supaya tetap dalam kondisi kering, oleskan salep antiseptik, dan hindari untuk tidak
mengeluarkan nanah secara paksa.

Advertisement

7. Luka Koyak (Avulsi)


Luka koyak merupakan robeknya sebagian kulit dan jaringan di bawahnya. Biasanya, luka ini
terjadi karena tembakan, ledakan, kecelakaan berat hingga perkelahian. Darah yang keluar akibat
luka jenis ini biasanya cepat dan banyak, sehingga perlu penanganan medis segera. Untuk
melakukan penanganan, kalian bisa menekan pada area kulit yang terluka menggunakan kain
bersih atau kasa steril untuk mencegah darah mengalir terus menerus.
Jenis-jenis perban luka
Agar perawatan luka berlangsung efektif, maka Anda harus menyesuaikan jenis perban luka
yang diapakai dengan jenis luka yang dialami. Beberapa jenis perban luka yang dapat digunakan
meliputi:

1. Perban rol atau perban gulung (roller bandage)

Perban rol adalah jenis perban yang bermanfaat menopang anggota tubuh yang terluka dan dapat
berfungsi untuk mengurangi pembengkakan, mempertahankan tekanan pada luka agar
perdarahan bisa berhenti, dan menahan pembalut di tempatnya.

Jenis perban ini paling sering dipakai pada area persendian seperti lutut, pergelangan kaki, siku,
dan pergelangan tangan. Secara umum, ada tiga jenis perban rol, yaitu:

 Perban dari bahan tenunan terbuka atau open weave: Ini adalah jenis perban rol yang
memungkinkan sirkulasi udara berjalan lancar tanpa memberikan tekanan pada luka. Jenis
perban ini tidak bisa menopang sendi.
 Perban elastis: Jenis perban luka ini bersifat elastis dan dapat membentuk bagian tubuh yang
dilindunginya. Perban elastis juga dapat digunakan untuk mengamankan balutan luka serta
dapat mendukung penyembuhan cedera jaringan lunak seperti misalnya keseleo.
 Perban krep: Perban luka yang bisa digunakan untuk memberikan dukungan kuat pada sendi
yang terluka.

2. Perban berbentuk tabung (tubular bandage)

Tubular bandage adalah perban berbentuk tabung yang terbuat dari kain tanpa jahitan. Perban
tubular kasa dapat digunakan untuk menahan pembalut pada jari tangan atau kaki. Perban tubular
elastis dapat digunakan pada sendi yang cedera, seperti misalnya pergelangan kaki, siku atau
lutut.

Perban jenis ini bisa menunjang sendi yang cedera dan menahan kasa steril yang menutup luka.
Namun, tidak bisa menghentikan perdarahan.

Agar perban lebih pas dengan area cedera yang ingin ditutup, perban luka mungkin perlu
dipotong terlebih dahulu menjadi ukuran yang lebih kecil.

3. Perban segitiga

Perban segitiga atau triangular bandages dapat digunakan untuk menutup luka besar serta
sebagai penopang tangan maupun kaki yang cedera. Anda juga bisa menggunakan perban
segitiga untuk mengamankan balutan tetap pada tempatnya.

Perban segitiga dapat disangkutkan mengelilingi bahu ataupun leher untuk membantu menopang
lengan yang cedera.

4. Perban kasa

Berbeda dari perban lain yang biasanya dipakai untuk mentup luka yang telah diberi kasa, perban
kasa bisa dipakai langsung untuk menutupi luka. Biasanya, perban ini dipakai untuk luka
berukuran sedang hingga besar.

Perban kasa terbuat dari kapas yang tebal sehingga steril dan aman untuk menutup luka terbuka.
Agar perban ini tidak bergeser saat dipakai, Anda mungkin perlu menggunakan plester atau
perban rol tambahan untuk menahan perban kasa agar tetap di tempatnya.

5. Perban plester

Perban perekat atau plester luka adalah jenis pembalut luka kecil yang tersedia dalam berbagai
bentuk dan ukuran. Jenis perban ini sudah mengandung perekat sehingga dapat menempel pada
kulit tanpa perlu ada penutup tambahan.
Pastikan luka dapat tertutup oleh perban dan jangan sampai terkena bagian perekatnya.

6. Pembalut non-adherent

Perban non-adherent adalah jenis pembalut steril yang sangat ringan dan digunakan untuk
menutup serta membantu penyembuhan pada luka kecil. Sebagian besar bagian dari pembalut ini
memiliki permukaan yang tidak lengket.

Umumnya perban luka non-adherent ditutup pada satu atau kedua sisi dengan film plastik yang
memiliki banyak lubang. Ini memungkinkan cairan melewati lapisan penyerap, sehingga
menjaga luka tetap kering.

7. Film dressing

Film dressing merupakan salah satu jenis perban luka modern pertama. Jenis pembalut ini
transparan, fleksibel dan bisa merekat dengan baik di kulit. Perban ini tidak dapat menyerap
cairan, tetapi bisa menjaga luka tetap kering dengan jaga membiarkan cairan yang ada di luka
menguap dengan baik.

Jenis perban ini hanya bisa dipakai untuk luka ringan yang tidak mengeluarkan banyak cairan
seperti darah atau bahkan nanah.

Cara pakai perban luka yang benar


Memasang perban luka harus dilakukan dengan telaten dan hati-hati agar luka dapat tertutup
dengan baik. Berikut ini beberapa hal umum yang harus diperhatikan dalam memasang perban
luka:

 Pastikan posisi sudah nyaman


 Jika Anda memasang perban untuk orang lain, tempatkan diri Anda pada sisi di mana luka
berada.
 Pastikan bagian tubuh yang terluka telah ditopang pada posisinya dengan baik dan luka sudah
dibersihkan saat perban dipasangkan.
 Gunakan perban luka dengan ukuran yang tepat sesuai dengan area luka dan bagian tubuh yang
akan dipasangi perban.
 Untuk memudahkan memeriksa sirkulasi, hindari menutupi jari tangan atau kaki saat membalut
anggota tubuh.
 Pastikan perban terpasang kuat tetapi tidak kencang. Kencangkan bagian ujung perban agar
tidak lepas dengan melipat dan mengikat simpul. Selain mengikatnya, Anda dapat menggunakan
peniti, selotip, atau klip perban. Apabila jenis perban yang dipakai bisa sudah memiliki perekat
sendiri, pastikan area yang lengket tidak mengenai luka.
 Pastikan sirkulasi darah berjalan baik dengan menekan kuku atau bagian kulit sampai pucat dan
lepaskan. Jika warnanya tidak segera kembali, maka bisa jadi perban terlalu kencang dan harus
sedikit dikendurkan.
- Periksa sirkulasi setiap 10 menit setelah memasang perban dengan cara di atas, karena
anggota badan yang terluka dapat membengkak dan mungkin mengganggu sirkulasi darah.

Anda mungkin juga menyukai