Anda di halaman 1dari 7

PASCA KEMERDAKAAN

Agresi Belanda 1 pada 21 juli 1947 Agresi belanda ke 2, pada 19 desember 1948 Pengakuan
kedaulatan bangsa Indonesia oleh belanda pada 27 desember 1949 dari Republik Indonesia
serikat menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia
 NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA = 17 Agustus 1950
 Undang Undang Dasar sementara (1950)
 Pemilu Pertama 1955
 Badan Konstiuante dan DPR

PANCASILA MASA ORDE LAMA


Dekrit Presiden soekarno 5 juli 1959, berate
1. Pembubaram konstituante
2. UUD Kembali berlaku
3. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat sementara

Pancasila dijadikan Ideologi Negara. Pancasila sebagai satu kesatuan faham dalam doktrin
Manipol/USDEK. Manipol singkatan dari Manifesto Politik. Manipol merupakan penjelasan
resmi dari Dektrit Presiden 5 Juli 1959, Inti sari dari Manipol adalah Usdek. Usdek adalah
singkatan dari kata-kata UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi
Terpimpin dan kepribadian Indonesia.
Terjadi beberapa penyelewengan terhadap UUD 1945. Antara lain, Soekarno diangkat
sebagai Presiden Seumur Hidup melalui TAP No III/MPRS/1960.
Pertentangan antar pihak begitu keras, seperti yang terjadi antara tokoh dengan perwira
Angkatan Darat (AD) sejumlah perwira AD yang dikenal dengan peristiwa Gerakan 30
September
Peristiwa G30S PKI menimbulkan peralihan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto.
Surat Perintah dari Presiden Soekarno kepada Letnan Jendral Soeharto, kemudian hari
terkenal dengan nama SUPERSEMAR (Surat Perintah Sebelas Maret). Surat itu intinya berisi
perintah presiden kepada Soeharto agar “mengambil langkah-langkah pengaman untuk
menyelamatkan keadaan”

PANCASILA ERA ORDE BARU


Pidato Presiden Suharto pada peringatan hari lahirnya Pancasila 1 Juni 1967 mengatakan
“Pancasila makin banyak mengalami ujian zaman dan makin bulet tekad kita untuk
mempertahankan Pancasila”
Pada tanggal 6 April 1968 Presiden Suharto mengeluarkan Intruksi Presiden no. 12 tahun
1968 yang menjadi panduan mengucapkan Pancasila sebagai dasar negaara (sama dengan
yang ada di Pembukaan UUD 45)
Sidang Umum 1978 menghasilkan TAP No. II/MPR/1978 tentang Pedoman, Penghayatan,
dan Pengalaman Pancasila (Ekaprasetia Pancakarsa). Presiden Soeharto kemudian
mengeluarkan Inpres No. 11/1978 yang berisi penataran bagi Pegawai Negeri Republik
Indonesia. Dikeluarkan juga keppres No. 10/1979 tentang pembentukan BP-7 Pancasila juga
dijadikan satu-satunya asas bagi orsospol (tercantum dalam UU No. 3/1985 ttg. Parpol dan
Golkar) dan bagi ormas (tercantum dalam UU No. 8/1985 ttg. Ormas).

PANCASILA ERA REFORMASI


Pancasila yang seharusnya sebagai nilai, dasar moral etik bagi negara dan apparat, pelaksana
negara, dalam kenyataannya digunakan sebagai alat legitimasi politik. Puncak dari keasaan
tersebut ditandai dengan hancurnya ekonomi nasional
Orde Baru tumbang kemudian muncul Fobia terhadap Pancasila

Dampak Negatif Reformasi


 Bidang SOSIAL : kehilangan kendali dan terjadi konflik yang melehmkan sendi-sendi
persatuan dan kesatuan.
 Bidang BUDAYA: kesadaran akan budaya bangsa luntur dan timbul disorientasi
kepribadian bangsa ditandai rusaknya moral generasi muda
 Bidang EKONOMI : ketimpangan di berbagai sector dan munculnya cengkeraman
modal asing
 Bidang POLITIK: hanya tertuju pada kepentingan kelompok atau golongan
Semakin memudarnya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara membuat
khawatir berbagai lapisan elemen masyarakat
Usai simposium peringatan hari lahir istilah Pancasila yang diselenggarakan FISIP-UI pada
tanggal 31 MEI 2016, juga membentuk Tim Pengkajian Pancasila di Perguruan Tinggi UU
Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR RI, DPR RI, DPD RI, DPRD RI, lembaga negara MPR
RI

4 PILAR KEBANGSAAN
1. PANCASILA
2. UUD 1945
3. NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
4. BHINEKA TUNGGAL IKA

Usaha mensosialisasikan Kembali Pancasila maka ditetapkan Tap MPR pasal 2 Nomor
12 tahun 2012 tentang pembentukan peraturan perundang undangan bahwa “Pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum negara”.
Reformasi kearah terwujudnya masyarakat bangsa yang sejahtera tidak cukup hanya
dengan mengembangkan dan membesarkan kebencian, mengorbankan sikap, dan kondisi
konflik para elit politik, melainkan dengan segala kemampuan intelektual
Banyak yang berpersepsi bahwa reformasi dewasa ini di artikan sebagai kebebasan
memilih ideologi di negara Indonesia. Penafsiran yang bersangka ragam terhadap
Pancasila sebagai filsafat negara menimbulkan krisis ideologi.
Sesuai dengan Undang Undang No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, bahwa
perguruan tinggi memiliki otonomi dalam menyusun kurikulum, Mengacu pada TUJUAN
PENDIDIKAN TINGGI, yaitu menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
yang maha esa dan berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri terampil,
kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT


FILSAFAT
•Falsafah (Arab)
• Philosophy (Inggris)
• Philosophia (Latin)
• Philosophie (Jerman, 
Belanda , Prancis)

Secara Etimologi: ”Philosophia”“PHILE”: CINTA dan SOPHIA: KEBIJAKSANAAN


FILSAFAT: “CINTA KEBIJAKSANAAN” yaitu mencari kebijaksanaan hidup yang
nantinya bisa menjadi konsep yang bermanfaat bagi peradapan manusia (hasrat atau
keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati)

Beberapa pengertian filsafat berdasarkan watak dan fungsinya


sebagaimana yang dikemukakan Titus, Smith & Nolan sebagai berikut:
1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang
biasanya diterima secara tidak kritis. (arti informal)
2. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap
yang sangat dijunjung tinggi. (arti formal)
3. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. (arti komprehensif).
4. Filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep.
(arti analisis linguistik).
5. Filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung mendapat perhatian manusia
dan dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. (arti aktual-fundamental).

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT


Pertama; dalam sidang BPUPKI, 1 Juni 1945, Soekarno memberi judul pidatonya dengan
nama Philosofische Grondslag daripada Indonesia Merdeka. Pancasila sebagai sistem filsafat
merupakan hasil perenungan yang mendalam dari para tokoh kenegaraan Indonesia. Hasil
perenungan itu semula dimaksudkan untuk merumuskan dasar negara yang akan merdeka.
Kedua, Pancasila sebagai Weltanschauung, artinya nilai-nilai Pancasila itu merupakan
sesuatu yang telah ada dan berkembang di dalam masyarakat Indonesia, yang kemudian
disepakati sebagai dasar filsafat negara (Philosophische Grondslag). Ajaran tentang nilai,
makna, dan tujuan hidup manusia yang terpatri dalam Weltanschauung itu menyebar dalam
berbagai pemikiran dan kebudayaan Bangsa Indonesia. ).
Istilah Philosphische Grondslag dan
Weltanschauung merupakan dua istilah yang sarat dengan nilai-nilai filosofis. Driyarkara
membedakan antara filsafat dan Weltanschauung. Filsafat lebih bersifat teoritis dan abstrak,
yaitu cara berpikir dan memandang realita dengan sedalam-dalamnya untuk memperoleh
kebenaran. Weltanschauung lebih mengacu pada pandangan hidup yang bersifat praktis

Beberapa ciri berpikir kefilsafatan meliputi:


1. Sistem filsafat harus bersifat koheren, artinya berhubungan satu sama lain secara
runtut, tidak mengandung pernyataan yang saling bertentangan di dalamnya.
2. Sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal dan gejala
yang terdapat dalam kehidupan manusia.
3. Sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan mendalam
yang sampai ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan aspek yang sangat
fundamental
4. Sistem filsafat bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil perenungan sebagai
praanggapan yang menjadi titik awal yang menjadi pola dasar berdasarkan penalaran
logis, serta pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu.Pancasila sebagai sistem filsafat
telah memenuhi ciri-ciri berpikir kefilsafatan
Pancasila merupakan sistem filsafat
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang kemudian dirumuskn menjadi dasar filsafat
negara yang mewarnai seluruh peraturan hukum yang berlaku” mengacu pada arti
komprehensif atau menyeluruh, yaitu seluruh peraturan yang berlaku di Indonesia harus
mendasarkan diri pada Pancasila. Dengan demikian, Pancasila merupakan suatu sistem
mendasar dan fundamental karena mendasari seluruh kebijakan penyelenggaraan negara.
Ketika suatu sistem bersifat mendasar dan fundamental, maka sistem tersebut dapat
dinamakan sebagai sistem filsafat.
Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian sila dan setiap silanya pada hakikatnya merupakan
suatu azas sendiri, fungsi sendiri-sendiri, namun secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang sistematis.
1. Pancasila sebagai Jati diri Bangsa
Kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, Dasar
falsafah negara Republik Indonesia, ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukanlah
berdiri secara sendiri-sendiri, tetapi jika dikelompokkan maka akan kembali pada dua
kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu dasar filsafat negara dan pandangan hidup
bangsa. Pancasila pada hakekatnya merupakan sistem nulai (value system) yang
merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa Indonesia sepanjang
sejarah yang berakar dari unsur-unsur kebudayaan luar yang sesuai, sehingga secara
keseluruhan terpadu menjadi kebudayaan bangsa Indonesia.
Nilai-nilai tersebut merupakan buah hasil pemikiran-pemikiran dan gagasan-gagasan
dassar bangsa Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik, nilai nilai yang
mendukung tata kehidupan sosial dan tata kehidupan kerohanian bangsa yang
memberi corak, watak dan ciri masyarakat bangsa Indonesia yang membedakan
denegan masyarakat dan bangsa lainnya.Sumber utama nilai :
 Nilai-nilai yang bersifat fondamental, universal, mutlak dan abadi dari Tuhan
yang maha esa.
 Nilai-nilai yang bersifat kolektif nasional yang merupakan intisari dari nilai-
nilai yang luhur.

2. Susunan sila-sila pancasila bersifat organis


•Masing-masing sila-sila Pancasila merupakan azas peradaban.
•Sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan dan keutuhan, yaitu setiap sila
merupakan unsur (bagian yang mutlak) dari pancasila maka Pancasila merupakan
suatu kesatuan yang majemuk tunggal.
Sila-sila Pancasila merupakan penjelmaan hakikat manusia monopluralis yang
merupakan kesatuanorganis, maka sila-sila Pancasila juga memiliki kesatuan yang
organis pula.

3. Susunan pancasila bersifat herarkis dan berbentuk piramida


Susunan Pancasila adalah herarkis dan mempunyai bentuk piramidal dan dilihat dari
inti isinya, urutan lima sila Pancasila menunjukkan suatu rangkaian urutan dalam luas
pengertian (kuantitas)dan ini pengertian (kualitas). Sila yang berada di belakang
merupakan pengkhususan dari nilai-nilai yang ada di depannya.
Susunan herarkis piramidal menempatkan sila Ketuhanan yang maha esa sebagai
basis dari Kemanusiaan, Persatuan Indonesia, Kerakyatan dan Keadilan sosial,
sehinggga setiap sila dijiwai dan diliputi sila-sila di depannya dan menjiwai dan
meliputi sila-sila di belakangnya

LANDASAN FILSAFAT PANCASILA


Pengertian filsafat Pancasila secara umum adalah hasil berpikir atau pemikiran yang sedalam-
dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai kenyataan ,
norma-norma dan nilai-nilai yang benar, adil dan bijaksana, dan paling sesuai dengan
kehidupan dan kepribadian bangsa Indonesia (Ujang Chandra, 2017, 95).
Pancasila sebagai 
genetivus-objektivus,
artinya nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai objek yang dicari landasan filosofisnya
berdasarkan sistem-sistem dan cabang-cabang filsafat yang berkembang di Barat.
Pancasila sebagai 
genetivus-subjectivus, artinya nilai-nilai Pancasila dipergunakan untuk mengkritisi
berbagai aliran filsafat yang berkembang, baik untuk menemukan hal-hal yang sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila maupun untuk melihat nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila
Pancasila sebagai Genetivus Subjectivus memerlukan landasan pijak filosofis yang kuat yang
mencakup tiga dimensi, yaitu:
1. LANDASAN ONTOLOGIS
Ontologi menurut Aritoteles merupakan cabang filsafat yang membahas tentang
hakikat segala yang ada secara umum sehingga dapat dibedakan dengan disiplin ilmu-
ilmu yang membahas sesuatu secara khusus. Ontologi membahas tentang hakikat
yang paling dalam dari sesuatu yang ada, yaitu unsur yang paling umum dan bersifat
abstrak, disebut juga dengan istilah substansi
Ontologi menurut pandangan Bakker
adalah ilmu yang paling universal karena objeknya meliputi segala-galanya menurut
segala bagiannya (ekstensif) dan menurut segala aspeknya (intensif)
Stephen W. Littlejohn dan Karen A Foss
dalam Theories of Human Communication menegaskan bahwa ontologi merupakan
sebuah filosofi yang berhadapan dengan sifat makhluk hidup. Setidaknya, ada empat
masalah mendasar dalam asumsi ontologis ketika dikaitkan dengan masalah sosial,
yaitu:
 Pada tingkatan apa manusia membuat pilihan-pilihan yang nyata?
 Apakah perilaku manusia sebaiknya dipahami dalam bentuk keadaan atau
sifat?;
 Apakah pengalaman manusia semata-mata individual atau sosial?;
 pada tingkatan apakah komunikasi sosial menjadi kontekstual Keempat
masalah ontologis tersebut diterapkan ke dalam Pancasila sebagai sistem
filsafat

2. LANDASAN EPISTIMOLOGI
Istilah tersebut terkait dengan sarana dan sumber pengetahuan (knowledge).
Epistemologi adalah cabang filsafat pengetahuan yang membahas tentang sifat dasar
pengetahuan, kemungkinan,lingkup, dan dasar umum pengetahuan (Bahm, 1995: 5).
Epistemologi terkait dengan pengetahuan , berhubungan dengan sesuatu yang paling
sederhana dan paling mendasar.
Ada dua pendapat yang berkembang dan saling berseberangan dalam wacana
epistemologi, yaitu rasionalisme dan empirisisme.
•Kaum Rasionalisme berpandangan bahwa akal merupakan satu-satunya sarana dan
sumber dalam memperoleh pengetahuan sehingga pengetahuan bersifat a priori
•Kaum Empirisisme berpandangan bahwa pengalaman inderawi (empiris) merupakan
sarana dan sumber pengetahuan sehingga pengetahuan bersifat a posteriori.
Landasan epistemologis Pancasila artinya nilai-nilai Pancasila digali dari pengalaman
(empiris) bangsa Indonesia, kemudian disintesiskan menjadi sebuah pandangan yang
komprehensif tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

3. LANDASAN AKSIOLOGIS PANCASILA


Aksiologi dalam bahasa Inggris “axiology”, dari bahasa Yunani “axio” (layak),
pantas), dan logos (ilmu). Dalam kamus filsafat“
1. Merupakan analisa niilai-nilai …….
2. Suatu studi yang menyangkut teori umum tentang nilai atau studi yang menyangkut
segala yang bernilai.
3. Ssuatu filosofis tentang hakikat nilai-nilai”.
Littlejohn and Foss mengatakan bahwa aksiologi merupakan cabang filosofi yang
berhubungan dengan penelitian tentang nilai-nilai.

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia mengandung berbagai dimensi kehidupan


manusia, seperti spiritualitas, kemanusiaan, solidaritas, musyawarah, dan keadilan. Kelima
sila tersebut mengandung dimensi nilai yang “tidak terukur” sehingga ukuran “ilmiah”
positivistik atas kelima sila tersebut sama halnya dengan mematikan denyut nadi kehidupan
atau memekanisasikan Pancasila. Pancasila justru merupakan sumber nilai yang memberi
aspirasi bagi rakyat Indonesia untuk memahami hidup berbangsa dan bernegara secara utuh.

Anda mungkin juga menyukai