Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Agatha Zellin (1401185)
Charlos Malino (1401186)
Fitriani
(1401106)
Suci puspita sari (1401139)

S1 TEKNIK PERMINYAKAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2016

DAFTAR ISI

Halaman Judul .. i
Daftar
Isi...... ii
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang .......
B. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat..............
1.

Pancasila Sebagai Jati dri Bangsa Indonesia

2.

Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem

3.

Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Bersifat Organis

4.

Susunan Kesatuan yang bersifat Hirarki dan berbentuk Piramidal

5.

Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Saling Mengisi Dan Saling
Mengkualifikasi.
C. Dasar-Dasar Ilmiah Pancasila Sebagai Suatu Kesatuan Sistematis
Dan Logis.
D. Pangetahuan Sistem Filsafat Pancasila dan Perbandingan Dengan
Filsafat Lainnya.
E. Pengertian Sistem dan Unsur-Unsur Sistem Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA iii

PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berhubungan untuk
satu tujuan tertentu,dan saling berkualifikasi yang tidak terpisahkan satu dengan yang
lainnya. Jadi Pancasila pada dasarnya satu bagian/unit-unit yang saling berkaitan satu
sama lain,dan memiliki fungsi serta tugas masing-masing.
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian dan unsurnya saling
berkaitan (singkron), saling berhubungan (konektivitas), dan saling bekerjasama satu sama
lain untuk satu tujuan tertentu dan merupakan keseluruhan yang utuh.
Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu Philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari Bahasa
Yunani yaituPhilosophia, yang terdiri atas dua kata yaitu Philos (cinta) atau Philia
(persahabatan, tertarik kepada) dan Sophos (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan,
keterampilan, intelegensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau
kebenaran (love of wisdom). Orangnya disebut filosof yang dalam bahasa Arab disebut
Failasuf. Dalam artian lain Filsafat adalah pemikiran fundamental dan monumental
manusia untuk mencari kebenaran hakiki (hikmat, kebijaksanaan); karenanya kebenaran
ini diakui sebagai nilai kebenaran terbaik, yang dijadikan pandangan hidup (filsafat hidup,
Weltanschauung). Berbagai tokoh filosof dari berbagai bangsa menemukan dan
merumuskan sistem filsafat sebagai ajaran terbaik mereka; yang dapat berbeda antar ajaran
filosof. Karena itulah berkembang berbagai aliran filsafat: materialisme, idealisme,
spiritualisme; realisme, dan berbagai aliran modern: rasionalisme, humanisme,
individualisme, liberalisme-kapitalisme; marxisme-komunisme; sosialisme dll.
Persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah:
1. Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh Metafisika
2. Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh Epistemologi.
3. Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat.
Faktor timbulnya keinginan manusia untuk berfilsafat adalah:
1. Keheranan, sebagian filsuf berpendapat bahwa adanya kata heran merupakan asal dari
filsafat. Rasa heran itu akan mendorong untuk menyelidiki dan mempelajari.
2. Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran manusia yang akan menuntun
pada kesadaran. Sikap ini sangat berguna untuk menemukan titik pangkal yang
kemudian tidak disangsikan lagi.
3. Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa
dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya.
Kemudian muncul kesadaran akan keterbatasan bahwa diluar yang terbatas pasti ada
sesuatu yang tdak terbatas.

Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti Produk dan filsafat
dalam arti Proses. Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai pandangan hidup.
Disamping itu, dikenal pula filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.
Filsafat dapat di klasifikasikan sebagai berikut:

Filsafat sebagai produk yang mencakup pengertian.


1. Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran dari para filsuf
pada zaman dahulu yang lazimnya merupakan suatu aliran atau sistem filsafat tertentu,
misalnya rasionalisme, materialisme, pragmatisme dan lain sebagainya.
2. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari
aktivitas berfilsafat. Jadi manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari persoalan
yang bersumber pada akal manusia.
Filsafat Sebagai Suatu Proses, yaitu bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses
pemecahan suatu permaslahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang
sesuai dengan objeknya.
Definisi Pancasila:
Pancasila adalah lima sila yang merupakan satu kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur yang
bersumber dari nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang sangat majemuk dan
beragam dalam artian BHINEKA TUNGGAL IKA. Esensi seluruh sila-silanya merupakan
suatu kasatuan. Pancasila berasal dari kepribadian Bangsa Indonesia dan unsur-unsurnya
telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak dahulu. Objek materi filsafat adalah
mempelajari segala hakikat sesuatu baik materal konkrit (manusia,binatang,alam dll) dan
abstak (nilai,ide,moral dan pandangan hidup). Pancasila mempunyai beberapa tujuan
sebagai berikut:
1. Pancasila sebagai Dasar Negara. Pancasila sebagai Dasar Negara atau sering juga
disebut sebagai Dasar Falsafah Negara ataupun sebagai ideologi Negara, hal ini
mengandung pengertian bahwa Pancasila sebagai dasar mengatur penyelenggaraan
pemerintahan. Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara mempunyai fungsi dan
kedudukan sebagai kaidah Negara yang fundamental atau mendasar, sehingga sifatnya
tetap, kuat dan tidak dapat dirubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR/DPR hasil
pemilihan umum.
2. Pancasila sebagai Sumber Hukum Dasar Nasional. Dalam ilmu hukum istilah sumber
hukum berarti sumber nilai-nilai yang menjadi penyebab timbulnya aturan hukum. Jadi
dapat diartikan Pancasila sebagai Sumber hukum dasar nasional, yaitu segala aturan
hukum yang berlaku di negara kita tidak boleh bertentangan dan harus bersumber pada
Pancasila.
3. Pancasila sebagai Pandangan hidup Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai Pandangan
Hidup bangsa atau Way of Life mengandung makna bahwa semua aktifitas kehidupan
bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila daipada Pancasila, karena
Pancasila juga merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari

kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari
kehidupan bangsa Indonesia sendiri.
4. Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai jiwa
bangsa lahir bersamaan adanya Bangsa Indonesia. Jadi Pancasila lahir dari jiwa
kepribadian bangsa Indonesia yang terkristalisasi nilai-nilai yang dimilikinya.
5. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia. Pada saat bangsa Indonesia
bangkit untuk hidup sendiri sebagai bangsa yang merdeka, bangsa Indonesia telah
sepakat untuk menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara. Kesepakatan itu terwujud
pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan disahkannya Pancasila sebagai Dasar Negara
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang mewakili seluruh bangsa
Indonesia.
6. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Pancasila sebagai Ideologi Negara merupakan
tujuan bersama Bangsa Indonesia yang diimplementasikan dalam Pembangunan
Nasional yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan
spiritual berdasarkan Pancasila dalam wadah Negara Kesatuan RI yang merdeka,
berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang
aman, tentram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang
merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
7. Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa. Bangsa Indonesia yang pluralis dan wilayah
Nusantara yang terdiri dari berbagai pulau-pulau, maka sangat tepat apabila Pancasila
dijadikan Pemersatu Bangsa, hal ini dikarenakan Pancasila mempunyai nilai-nilai
umum dan universal sehingga memungkinkan dapat mengakomodir semua
perikehidupan yang berbhineka dan dapat diterima oleh semua pihak.
Intisari Pancasila Sebagai Sistem Filsafat:
Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada paragraf pertama, makna dasar Pancasila
Sebagai Sistem Filsafat adalah dasar mutlak dalam berpikir dan berkarya sesuai dengan
pedoman diatas, tentunya dengan saling mengaitkan antara sila yang satu dengan lainnya.
Misal : Ketika kita mengkaji sila kelima yang intinya tentang kedilan. Maka harus
dikaitkan dengan nilai sila-sila yang lain artinya :
Keadilan yang ber keTuhanan (sila 1)
Keadilan yang berPrikemanusian (sila 2)
Keadilan yang berKesatuan/Nasionalisme,Kekeluargaan (sila 3)
Keadilan yang Demokratis
Dan kesemua sila-sila tersebut saling mencakup,bukan hanya di nilai satu persatu. Semua
unsur (5 sila) tersebut memiliki fungsi/makna dan tugas masing-masing memiliki tujuan
tertentu.
Filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia:
Merupakan kenyataan objektif yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Pancasila

memberi petunjuk mencapai kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa


membedakan suku atau ras.
Filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara:
Yang dimaksud adalah bahwa semua aturan kehidupan hukum kegiatan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara berpedoman pada pancasila. Karena pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum bangsa dan negara republik indonesia.
Orang yang berfikir kefilsafatan ialah orang yang tidak meremehkan terhadap orang yang
lebih rendah derajatnya dan tidak menyepelekan masalah yang kecil, dan selalu berfikiran
positif, kritis, dan berdifat arif bijaksana, universal dan selalu optimis.

B. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Pancasila sebagai suatu sistem filsafat dapat berupa jati diri bangsa Indonesia sebagai
konteksnya, misal pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar
filsafat negara Republik Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia.
1. Pancasila sebagai Jati diri bangsa Indonesia
Pancasila pada hakikatnya merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa
Indonesia sepanjang sejarah, yang berakar dari unsut-unsur kebudayaan luar yang
sesuai sehingga secara keseluruhannya terpadu menadi kebudayaan bangsa Indonesia.
Hal tersebut dapat dilihat dari proses terjadinya Pancasila yaitu melalui suatu proses
yang disebut kausa materialisme karena nilai-nilai Pancasila sudah ada dan hidup sejak
zaman dulu yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, nilai-nilai
Pancasila diungkapkan dan dirumuskan dari sumber nilai utamanya yaitu:
Nlai-nilai yang bersifat fundamental, unicersal, mutlak dan abadi dari Tuhan Yang
Maha Esa yang tercermin dalam inti kesamaan ajaran-ajaran agama dalam kitab
suci.
Nilai-nilai yang bersifat kolektif nasional yang merupakan intisari dari nilai-nilai
yang luhur budaya mastarakat.
2. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai Suatu Sistem
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat.
Pengertian dari sistem itu sebdiri yaitu suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling kerjasama untuk sati tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh.
3. Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Bersifat Organis
Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu keratuan peradaban, dalam arti
setiap sila meruapakan unsur dari kesatuan Pancasila. Ileh karena itu, Pancasila
meruapak suatu ksatuan yang majemuk tunggal, dengan akibat setiap sila tidak dapat

berdiri senrdiri, terlepas dari saila-sila lainnya. Disamping itu, diantara sila satu dengan
yang lain tidak saling bertentangan.
4. Susunan Kesatuan Yang Bersifat Hirarki Dan Berbentuk Piramidal
Hirarki dan Poramidal mempunyai pengertian yang sangat matematis yang digunakan
untuk menggambarkan hubungan sila-sila Pancasila dalam hal urut-urutan luas dan juga
dalam hal isi sifatnya. Susunan sila-sila Pancasila menunjukkan suatu rangkaian
tingkatan luas dan isi sidarnya dari sila-sila sebelumnya. Secara ontologis hakikat
Pancasila mendasarkan setiap silanya pada landasan, yaitu: Tuhan, Manusia, satu,
Rakyat, Adil. Oleh karena itu, hakikat itu harus selalu berkaitan dengan sifat dan
hakikat bangsa Indonesia. Dengan demikianlah sila pertama adalah sifat dan keadaan
negra harus sesuai dengan hakikat Tuhan: sila dedua bersifat dan keadaan negera harus
sesuai dengan hakikat manusia, sila keriga sifat dan keadaan negara harus satu, sila
keempat adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat rakyat, dan sila
kelima adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakiat adil.
5. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Saling Mengisi Dan Saling
Mengkualifikasi.
Kesatuan sila-sila Pancasila yang majemuk tunggal, hirarkis Piramidal juga memiliki
sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi. Hal tersebut dimaksudkan bahwa setiap
sila terkandung nilai keempat sila lainnya, dengan kata lain, dalam setiap sila Pancasila
senantiasa dikualifikasikan oleh keempai sila lainnya. Contoh rumusan kesatuan silasila Pancasila yang mengisi dan saling mengkualifikasi adalah sebagai berikut: SILA
KETUHANAN YANG MAHA ESA ADALAH BERKEMANUSIAAN YANG ADIL
DAN BERADAB, BERPERSATUAN INDONESIA, BERKERAKYATAN YANG
DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN /PERWAKITAN DAN BERKEADILAN SOSIAL BAGI
SELURUH RAKYAT INDONESIA.

C. Dasar-Dasar Ilmiah Pancasila Sebagai Suatu Kesatuan Sistematis Dan Logis


Filsafat Pancasila merupakan refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar
negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok
pengertian secara mendasar dan menyeluruh. Dengan demikian, filsafar Pancasila akan
mengungkapkan konsep-konsep kebenaran yang bukan saja ditujukan pada bangsa
Indonesia, melaikan bagi manusia pada umumnya.
1. Aspek Ontologis
Ontologi menurut Runes, merupakan teori tentang adanya keberadaan atau
eksistensi. Sementara Aristoteles menyebutnya sebagai ilmu yang menyelidiki
hakikat sesuatu dan disamakan artinya dengan metafisika. Kesimpulannya ontologi
merupakan bidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada, sumber yang ada,
jenis ada, dan hakikat ada, termaksud ada alam, manusia, metafisika dan
kesemertaan atau kosmologi.

2. Aspek Epistemologi
Epistemologi merupakan bidang/cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat,
susunan, metode dan validitas ilmu pengetahuan. Pengetahuan manusia sebagai hasil
pengalaman dan pemikiran membentuk budaya, sebagaimana manusi mengerahui
bahwa ia tahu atau mengerahui bahwa sesuatu itu pengetrahuan menjadi
pentelidikan epistemologi. Dalam hal ini, terdapat tiga hal yang menjadi fokus
Pancasila dalam dasar epistemology.
1. Pertama, Pancasila adalah sumber pengrtahuan, yang dimana sumber
pengetahuan ini berasal dari bangsa Indonsia sendiri yang memiliki nilai-nilai
adat, kebudayaan dan religious.
2. Kedua, mengenai susunan Pancasila sebagai sistem pengerahuan yakni isi
Pancasila yang bersifat unversal atau dapat diterjemakan menjadi esensi
Pancasila yang dapat dijadikan tolak ukur dalam bernegara dan sumber tertib
hukum.
3. Ketiga, pandangan Pancasila tentang pengetahuan manusia. Pancasila mengakui
kebenaran yang diperoleh manusia berdsarkan rasa, akal, dan kehendak dan juga
bersumner dari isi rohani seseorang selain Pancasila juga mengakui kebenaran
rasio yang bersumber pada akal manusia dan juga kebenaran berdasarkan intuisi
dan alat indra dan segala bentuk penggunaan fisik dan mental serta jasmani dan
rohani yang ada pada diri manusia.
3.

Aspek Aksiologi
Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaatm oikiran dan ilmu/teori. Menurut Brameld,
aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki:

Tingkah laku moral, yang berwujud etika.


Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan.
Sosio politik yang berwufud ideologi.
Dengan demikian, aksiologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki makna
nilai, sumber nilai, jenis nilai, tingkatan nilai, dan hakikat nilai, termaksud estetika,
etika, ketuhanan dan agama.
D. Pangetahuan Sistem Filsafat Pancasila dan Perbandingan Dengan Filsafat Lainnya
Filsafat Pancasila merupakan refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar
negara dan kenyataan bahwa budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokokpokok pengertian secara mandasar dan menyeluruh. Adapun perbandingan Filsafat
Pancasila dengan Filsafat lainnya yaitu sebagai berikut:
1.

Filsafat Komunisme

Filsafat ini tidak mementingkan adanya hal-hal ketuhanan. Semua hal diatur oeh satu
kelompok yang paling berkuasa. Dalam filsafat ini, semua kebebasan dihapuskan.
Semua hal diatur oleh penguasa tunggal sehingga sumber dari segala sumber hukum
yang berlaku tidak berasal dari suara rakyat, namun dari penguasa tunggal yang ada
dimana filsafat komunis itu berada.
2. Filsafat Liberalisme
Dalam hal ini, semua hal tidak memiliki batasan, sehingga memungkinkan adanya
benturan-benturan dalam masyarakat. Tidak ada yang mengatur tentang
penanggulangan benturan-benturan tersebut,. masyarakat hanya akan menegur bila
merasa teranggu oleh orang lain, namun apabila tidak merasa terganggumaka mereka
cenderung untuk bersikap masa bodoh.
3. Filsafat Individualisme
Filsafat ini lebih cenderung lebih kekehidupan masing-masing orang dimana antara
orang yang saru dengan orang yang lain tidak mempunya ikatan sosial atau dengan
kata lain, mereka berdiri masing-masing. Tidak terdapat kebersamaan, persatuan atau
tujuan bersama.
E. Pengertian Sistem dan Unsur-Unsur Sistem Pancasila
Keseluruhan arti filsafat meliputi berbagai masalah yang dapat dikelompokkan menjadi
dua macam yakni sebagai berikut:
1. Filsafat sebagai Produk yang mencakup pengertian:
Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran dari para filsuf
dari zaman dahulu yang lazimnya merupakan suatu aliran atau system filsafat tertentu
misalnya: nasionalisme, rasionalisme, hedonisme dan lain sebagainya.
2. Filsafat sebagai suatu jenis Masalah yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari
aktivitas berfilsafat. Jadi manusia mencari suatu kebenaran yang bersumber pada akal
manusia.
Filsafat merupakan suatu kumpulan paham yang tidak hanya diyakini, ditekuni dan
dipahami sebagai suatu sistem nilai namun lebih merupakan suatu aktivitas berfilsafat,
suatu proses yang dinamis dengan menggunakan metode tersendiri.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/4968743/Pancasila_sebagai_Sistem_Filsafat
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pendidikan_pancasila/bab2pancasila_sebagai_sistem_filsafat.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/196604251992032ELLY_MALIHAH/Memahami_Pancasila,_Elly_Malihah/MEMAHAMI_PANCASILA.pdf
http://indridjanarko.dosen.narotama.ac.id/files/2011/05/Modul-Pancasila-3-PancasilaSebagai-Sistem-Filsafat.pdf

Anda mungkin juga menyukai