Anda di halaman 1dari 4

Penetapan Kriteria Kinerja bagi Setiap Pusat Pertanggungjawaban

Manajemen puncak harus memperoleh jaminan bahwa setiap manajer bertindak sesuai
dengan sasaran perusahaan. Untuk mewujudkan hal ini, harus terdapat kesesuaian antara
sasaran organisasi dengan sasaran manajer secara individual.
Dapat Diukur Atau Tidaknya Kriteria
Tidak semua kinerja dapat diukur secara kuantitatif. Keunggulan produk di pasar,
pemanfaatan sumber daya manusia, kekompakan tim, kepatuhan perusahaan terhadap semua
peraturan kemasyarakatan merupakan ukuran kinerja yang bersifat jangka Panjang dan sulit
untuk diukur secara kuantitatif.
Rentang Waktu Sumber Daya dan Biaya
Sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai sasaran tertentu seringkali memiliki rentang
waktu jangka Panjang untuk menghasilkan manfaat bagi perusahaan.
Bobot Yang Diperhitungkan Atas Kriteria
Manajer yang dinilai kinerjanya akan memiliki kecenderungan untuk mengerahkan usahanya
menuju pencapaian sesuatu yang diberi bobot besar dalam penilaian kinerja.
Pengukuran Kinerja Sesungguhnya
Setelah seorang manajer ditetapkan bagian atau aktivitas yang menjadi daerah wewenangnya
( tahap pertama) dan ditetapkan pula kriteria kinerja dalam menjalankan bagian atau dalam
melaksanakan aktivitasnya ( tahap kedua), langkah berikutnya dalam penilaian kinerja adalah
melakukan pengukuran hasil sesungguhnya bagian atau aktivitas yang menjadi daerah
wewenang manajer tersebut.
Penonjolan dan Tindakan Melanggar Aturan
Penonjolan terjadi dengan cara menonjolkan pesan yang menguntungkan diri pengirim pesan
dan menyembunyikan pesan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Perilaku penonjolan ini
seringkali terjadi jika perusahaan menggunakan kriteria beragam untuk pengukuran kinerja.
Membandingkan Kinerja sesungguhnya dengan Sasaran yang Telah Ditetapkan
Sebelumnya dan Pelaporan dengan Segera Hasilnya
Dalam evaluasi kinerja, hasil pengukuran kinerja secara periodic kemudian dibandingkan
dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Informasi penyimpangan kinerja
sesungguhnya dari sasaran yang telah ditetapkan diumpanbalikkan dalam laporan kinerja
kepada manajer yang bertanggung jawab untuk menunjukkan efisiensi dan efektivitas
kinerjanya.
Laporan kinerja harus memenuhi persyaratan berikut ini untuk menghasilkan perilaku
yang fungsional.
1. Laporan kinerja untuk manajer tingkat bawah harus berisi informasi yang rinci, dan
laporan kinerja untuk manajer tingkat di atasnya harus berisi informasi yang lebih
ringkas. Semakin tinggi jenjang manajer,semakin ringkas isi laporan kinerjanya
2. Laporan kinerja berisi unsur terkendalikan dan unsur tidak terkendalikan dan unsur
tidak terkendalikan yang tidak di sajikan secara terpisah,sehingga manajer yang
bertanggung jawab atas kinerja dapat dimintai pertanggungjawaban atas unsur unsur
yang terkendalikan olehnya
Penentuan Penyebab Operasional dan Keperilakuan Penyimpangan yang Merugikan
Penyimpangan kinerja sesungguhnya dari sasaran yang ditetapkan perlu di analisis untuk
menentukan penyebab terjadinya penyimpangan tersebut, dan dapat direncanakan tindakkan
untuk mengatasinya. Penyimpangan yang merugikan memberikan tanda bahaya dan
memerlukan penyelidikkan lebih lanjut untuk menemukan penyebabnya yang tepat.
Penyimpangan yang menguntungkan juga memerlukan perhatian yang sama dari manajemen
karena mengandung informasi yang banyak manfaatnya. Penyimpangan yang
menguntungkan dapat pula menjelaskan ketidakefisienan di bidang lain
Penegakkan Perilaku dan Tindakkan yang Diinginkan untuk Mencegah Terulangnya
Perilaku yang Tidak Diinginkan
Tahap akhir penilaian kinerja adalah tindakan koreksi untuk menegakkan perilaku yang
diinginkan dan mencegah terulangnya perilaku yang tidak diinginkan. Sasaran yang dicapai
dengan menggunakan perilaku tidak seperti yang diinginkan bukan merupakan tujuan
penilaian kinerja.
UKURAN KERJA
Terdapat tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara
kuantitatif. Ukuran kriteria tunggal (single criterion) adalah ukuran kinerja yang hanya
menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manager. Ukuran kriteria beragam (multiple
criteria) adalah ukuran kinerja yangf menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai
kinerja manajer. Ukuran kriteria gabungan (composite criteria) adalah ukuran kinerja yang
menggunakan berbagai macam ukuran, memperhitungkan bobot masing-masing ukuran, dan
menghitung rata-ratanya sebagai ukuran menyeluruh kinerja manajer.

PERAN INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM


PENILAIAN KINERJA PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
Di bagian ini akan di uraikan peran informasi akuntansi pertanggungjawaban dan masalah
pengukurannya sebagai ukuran kinerja tipe pusat pertanggungjawaban.
PENILAIAN KINERJA PUSAT PENDAPATAN
Informasi akuntansi yang dipakai sebagai ukuran kinerja manajer pusat pendapatan adalah
pendapatan. Masalah akan timbul jika pusat pendapatan mentransfer produk atau jasanya
kepada pusat pertanggungjawaban lain dalam perusahaan.

PENILAIAN KINERJA PUSAT BIAYA


Informasi akuntansi yang dipakai sebagai ukuran kinerja manajer pusat biaya adalah biaya.
Masalah yang timbul dalam penggunaan biaya sebagai ukuran kinerja manajer pusat biaya
adalah:
a. Masalah perilaku biaya
b. Masalah hubungan biaya dengan pusat biaya
c. Masalah jangka waktu
d. Masalah tanggung jawab ganda
Penilaian Kinerja Pusat Laba
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi wewenang untuk
mengendalikan pendapatan dan biaya pusat pertanggungjawaban tersebut. Untuk mengukur
kinerja pusat laba, umumnya digunakan dua ukuran yang menghubungkan laba yang
diperoleh pusat laba dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba
Kembalian Investasi (Return On Investment)
Formula untuk menhitung return on investment adalah sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai