Anda di halaman 1dari 12

1

MODUL PERKULIAHAN

Fisika Listrik

Induksi Magnetik
Bagian-3

Abstrak Sub-CPMK

Modul ini menjelaskan bahwa CPMK 5


medan magnetik menginduksi Mahasiswa mampu menjelaskan dan
arus listrik, hal ini akan terjadi menghitung menerapkan hukum Faraday
jika medan magnetik yang dan Henry
menginduksi arus listrik
tersebut berubah.

Induksi Magnetik

14.1 Generator dan Motor


Sebagian besar energi listrik yang digunakan sekarang dihasilkan oleh generator listrik
dalam bentuk arus bolak-balik (ac). Generator sederhana untuk arus bolak-balik
merupakan kumparan yang berputar dalam medan magnetik seragam seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 14-1. Ujung-ujung kumparan dihubungkan dengan cincin yang
disebut cincin selip yang berputar dengan kumparannya. Kontak listrik dibuat dengan
kumparan oleh sikat grafit yang diam yang berkontak dengan cincin ini. Apabila garis yang
tegak lurus terhadap bidang kumparan membuat sudut  dengan medan magnetik seragam
B, seperti yang ditunjukkan pada gambar ini, fluks magnetik yang melalui kumparan
adalah [3]
φm =NBA cosθ (14-1)
dengan N merupakan jumlah lilitan dalam kumparan dan A merupakan luas kumparan.
Apabila kumparan diputar secara mekanis, fluks yang melaluinya akan berubah dan ggl
akan diinduksi dalam kumparan sesuai dengan hukum Faraday. Jika sudut sama dengan ,
sudut pada saat t setelahnya diberikan oleh
θ=ωt+δ
dengan  merupakan frekuensi sudut putaran. Dengan mensubstitusikan pernyataan ini
untuk  ke dalam Persamaan 14-1, kita peroleh
φm =NBA cos ( ωt+ δ ) =NBA cos (2 π ft +δ )

Gambar 14-1: (a) Generator ac. Kumparan yang


berputar dengan frekuensi sudut konstan  dalam
medan magnetik B membangkitkan ggl sinusoidal.
Energi dari air terjun atau turbin uap digunakan
untuk memutar kumparan untuk menghasilkan
energi listrik. Ggl diberikan ke rangkaian luar oleh
sikat yang berkontak dengan cincinnya. (b) Pada
saat ini, arah normal pada bidang kumparan
membuat sudut  dengan medan magnetik dan
fluks sama dengan BA sin . [4]

Ggl dalam kumparan akan sama dengan


dφm d
ε =− =−NBA cos ( ωt+ δ ) =+ NBA ω sin ( ωt +δ )
dt dt (14-2)

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


2 Dr. Dian Widi Astuti S.T., M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Ini dapat ditulis sebagai
ε =ε maks sin ( ωt +δ ) (14-3)
dengan
ε maks =NBA ω (14-4)
merupakan nilai maksimum ggl-nya. Dengan demikian kita dapat menghasilkan ggl
sinusoidal dalam suatu kumparan dengan memutar kumparan tersebut dengan frekuensi
konstan dalam suatu medan magnetik. Dalam sumber ggl ini, energi mekanis biasanya
berasal dari air terjun atau turbin uap. Walaupun generator sebenarnya lebih rumit,
generator itu bekerja berdasarkan prinsip yang sama bahwa ggl bolak-balik dihasilkan
dalam kumparan yang berputar dalam medan magnetik, dan generator itu didesain agar ggl
yang dihasilkannya berupa sinusoidal. [3]

Gambar 14-2: Apabila arus bolak-balik disalurkan ke kumparan Gambar 14-1, kumparan tersebut menjadi
sebuah motor. Begitu kumparan berputar, ggl induksi akan dibangkitkan, yang membatasi arusnya. [4]

Kumparan yang sama dalam medan magnetik yang dapat digunakan untuk
membangkitkan ggl bolak-balik dapat juga digunakan sebagai motor. Sebagai ganti
memutar kumparan secara mekanis untuk membangkitkan ggl, kita beri arus bolak-balik ke
kumparan dari pembangkit arus bolak-balik lain seperti yang ditunjukkan pada Gambar 14-
2. Kita telah memperlajari pada modul 8 bahwa suatu simpal arus dalam medan magnetik
akan mengalami momen-gaya yang cenderung untuk memutar simpal tersebut sedemikian
rupa sehingga momen magnetiknya menuju ke arah B dan bidang simpal tegak lurus
terhadap B. Jika arus searah disalurkan ke kumparan dalam Gambar 14-2, momen gaya
pada kumparan akan berubah arah apabila kumparannya berputar melampaui kedudukan
setimbangnya, yang ketika itu bidang kumparan berada dalam keadaan tegak dalam
gambar tadi. Kumparan dengan demikian akan berosilasi pada posisi kesetimbangan ini,
yang terjadi ketika posisi bidangnya tegak seperti pada gambar. Akan tetapi, apabila arah
arus diubah persis ketika kumparan melewati kedudukan tegaknya, momen-gaya tidak

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 Dr. Dian Widi Astuti S.T., M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
merubah arah tetapi terus memutar kumparan dalam arah yang sama. Karena kumparan ini
berputar dalam medan magnetik, ggl induksi akan dibangkitkan yang cenderung melawan
ggl yang menyalurkan arusnya. Ketika motor ini pertama kali diputar, tidak ada ggl induksi
dan arusnya sangat besar, yang hanya dibatasi oleh tahanan dalam rangkaiannya. Begitu
motor mulai berputar, ggl induksi meningkat dan arus turun. [3]

Contoh 1:
Angker dinamo pada generator ac 60 Hz berputar dalam medan magnet 0,15 T. Jika luas
permukaan kumparan 2,0  10-2 m2, berapa jumlah lilitan yang harus dimiliki kumparan

jika keluarannya memiliki nilai puncak


ε 0 =170 V? [1]
Jawab:

Dari Persamaan 14-4 kita lihat bahwa ggl maksimum adalah


ε maks =NBA ω. Karena

ω=2 πf =( 6 , 28 ) ( 60 det −1 ) =377 det−1 , kita dapatkan


ε0 170
N= = =150
BA ω ( 0 ,15 ) ( 2,0×10−2 )( 377 det−1 ) lilitan

Contoh 2:
Kumparan dengan 250 lilitan memiliki luas 3 cm2. Jika kumparan itu berputar dalam

medan magnetik 0,4 T pada 60 Hz, berapakah


ε maks ? [3]

Jawab:
Dari Persamaan 14-4, kita peroleh

ε maks =NBA ω=NBA ( 2 πf ) =( 250 ) ( 0,4 ) ( 3×10−4 ) ( 2 π ) ( 60 )


=11, 3 V

Contoh 3:
Lilitan angker suatu motor dc memiliki hambatan 5,0 . Motor dihubungkan pada sumber
120 V, dan ketika motor mencapai kecepatan penuh melawan beban normalnya, ggl
perlawanannya adalah 108 V. Hitung (a) kuat arus yang masuk ke motor pada saat motor
baru mulai berputar, dan (b) kuat arus pada motor ketika ia mencapai kecepatan penuhnya.
[1]
Jawab:

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 Dr. Dian Widi Astuti S.T., M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
(a) Mula-mula, motor tidak berputar (atau berputar sangat lambat), sehingga tidak
terjadi ggl perlawanan terinduksi. Jadi, dari hukum Ohm, kuat arusnya adalah
V 120 V
I= = =24 A
R 5,0 Ω
(b) Pada kecepatan penuhnya, ggl perlawanan menjadi sumber ggl yang melawan
sumber tegangan luar. Kita gambarkan ggl perlawanan ini sebagai baterai dalam
rangkaian yang ekivalen pada Gambar 14-3. Dalam keadaan ini, hukum Ohm (atau
hukum Kirchhoff) menghasilkan
120 V-108 V =I (5,0 Ω)
Jadi,
I=12/5,0=2,4 A
Contoh ini menggambarkan kenyataan bahwa arus menjadi sangat tinggi pada saat
motor baru berputar. Inilah sebabnya lampu di rumah berkedip jika motor lemari es
(atau motor-motor besar yang lain) baru mulai berputar. Arus awal yang besar ini
menyebabkan tegangan stop kontak menurun (instalasi listrik pada rumah memiliki
hambatan, sehingga terjadi penurunan tegangan pada saat terjadi penarikan arus
yang besar)

Gambar 14-3: Rangkaian sebuah motor


menunjukkan ggl perlawanan terinduksi. [2]

Contoh 4:
Gulungan motor dc memiliki tahanan 1,5 . Apabila motor ini dihubungkan pada tegangan
40 V dan berputar pada kecepatan penuh, arus dalam gulungannya 2,0 A. (a) Berapakah
ggl induksi apabila motor itu berputar pada kecepatan penuh? (b) Berapakah arus awal
dalam gulungannya pada saat pertama kali dihidupkan apabila ggl induksi diabaikan? [3]

Jawab:
(a) Potensial jatuh pada gulungannya ialah

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


5 Dr. Dian Widi Astuti S.T., M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
V =IR=( 2,0 )( 1,5 )=3 V
Karena potensial jatuh total pada motor 40 V, ggl induksi sama dengan
40 V - 3 V =37 V
(b) Apabila motor pertama kali dihidupkan, ggl induksinya dapat diabaikan. Karena
potensial jatuh pada motor masih 40 V, arusnya ialah
40 V
I= =26,7 A
1,5 Ω

14.2 Induktansi

Fluks magnetik yang melalui suatu rangkaian dapat dihubungkan dengan arus dalam
rangkaian tersebut dan arus di rangkaian lain yang di dekatnya. (Kita akan menganggap
bahwa tidak ada magnet permanen di sekitarnya). Perhatikan suatu kumparan yang
menyalurkan arus I. Arus ini menghasilkan medan magnetik yang dapat, pada dasarnya
dihitung dari hukum Biot-Savart. Karena medan magnetik pada setiap titik di sekitar
kumparan sebanding dengan I, fluks magnetik yang melalui kumparan juga sebanding
dengan I: [3]
φm =LI [Definisi induktansi diri] (14-5)
dengan L merupakan konstanta yang disebut induktansi diri kumparan tersebut.
Induktansi diri tegak lurus terhadap bentuk geometrik kumparannya. Satuan SI induktansi
ialah henry (H). Dari Persamaan 14-5, kita lihat bahwa satuan induktansi sama dengan
satuan fluks, weber, dibagi dengan satuan arus, ampere:
Wb T⋅m2
1 H =1 =1
A A
Pada dasarnya, induktansi diri sembarang kumparan dapat dihitung dengan mengambil

arus I, mencari fluks


φm , dan menggunakan L=φ m /I . Pada praktek sebenarnya,
perhitungan ini sangat sulit. Akan tetapi, terdapat satu kasus, bahwa pada solenoid yang
digulung rapat, induktansi diri dapat dihitung secara langsung. Medan magnetik di dalam
solenoid yang digulung rapat dengan panjang l yang menyalurkan arus I diberikan oleh
Persamaan 9-10:
B=μ0 nI

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


6 Dr. Dian Widi Astuti S.T., M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dengan n=N /ℓ merupakan jumlah lilitan per panjang satuan. Jika solenoidanya memiliki
luas penampang A, fluks yang melalui N lilitan sama dengan
2
φm =NBA=nℓ BA=μ 0 n AℓI
Seperti yang diharapkan, fluks itu sebanding dengan arus I. Konstanta kesebandingan ini
adalah induktansi diri:
φm
L= =μ0 n2 A l
I [Induktansi diri solenoid] (14-6)
Induktansi diri sebanding dengan kuadrat jumlah lilitan per panjang satuan n dan volume A
l . Dengan demikian, seperti kapasitansi, induktansi diri hanya bergantung pada faktor-

faktor geometrik. Dari dimensi Persamaan 14-6, kita dapat lihat bahwa
μ0 dinyatakan
dalam henry per meter: [3]
−7
μ0 =4 π ×10 H/m

Contoh 5:
Carilah induktansi diri solenoid yang panjangnya 10 cm, luas 5 cm2, dan 100 lilitan. [3]
Jawab:
Kita dapat menghitung induktansi diri dalam henry dari persamaan 14-6 jika kita
memasukkan seluruh besarnya dalam satuan SI. Dengan menggunakan l = 0,1 m,
−7
m2, n = N/l = ( 100 lilitan/0,1 m )=1000 lilitan/m, dan μ0 =4 π ×10
−4
A=5×10 H/m,
kita peroleh
2
L=μ0 n2 Aℓ=( 4 π×10−7 H /m)( 10 3 lilitan/m ) ( 5×10−4 m2 ) ( 0,1 m )
=6 , 28×10−5 H
Apabila arus dalam rangkaian berubah, fluks magnetik akibat arus juga berubah,
sehingga ggl akan diinduksi dalam rangkaiannya. Karena induktansi diri suatu rangkaian
konstan, perubahan fluks dihubungkan dengan perubahan arus oleh
dφm d ( LI ) dI
= =L
dt dt dt
Menurut hukum Faraday, kita peroleh
dφm dI
ε =− =−L
dt dt (14-7)
Dengan demikian, ggl induktansi diri sebanding dengan laju perubahan arusnya.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


7 Dr. Dian Widi Astuti S.T., M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Induktansi Bersama
Apabila dua rangkaian atau lebih berdekatan satu sama lain, seperti pada Gambar 14-4,
fluks magnetik yang melalui satu rangkaian tidak saja bergantung pada arus dalam
rangkaian bersangkutan tetapi bergantung juga pada arus dalam rangkaian yang ada di

dekatnya. Misalkan I 1 merupakan arus dalam rangkaian 1 di sebelah kiri pada Gambar 14-

4 dan I 2 merupakan arus pada rangkaian 2 di sebelah kanan. Medan magnetik pada suatu

titik P memiliki komponen medan akibat I 1 dan sebagian lagi akibat I 2 . Kedua medan ini
sebanding dengan arus yang menghasilkannya. Oleh sebab itu, kita dapat menulis fluks

yang melalui rangkaian 2,


φm2 , sebagai penjumlahan dua komponen, satu sebanding

dengan arus I 1 dan yang lain sebanding dengan arus I 2 : [3]


φm 2 =L2 I 2 +M 12 I 1 (14-8a)

dengan L2 merupakan induktansi diri rangkaian 2 dan M 12 disebut induktansi bersama


kedua rangkaian tersebut. Induktansi bersama bergantung pada susunan geometrik kedua
rangkaian. Misalnya, jika rangkaiannya terpisah jauh, fluks yang melalui rangkaian 2

akibat arus I 1 akan kecil dan induktansi bersama akan kecil. Suatu persamaan yang serupa
dengan Persamaan 14-8a dapat ditulis untuk fluks yang melalui rangkaian 1:
φm 1 =L1 I 1 +M 21 I 2 (14-8b)

dengan L1 merupakan induktansi diri rangkaian 1.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


8 Dr. Dian Widi Astuti S.T., M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
I
Gambar 14-4: Dua rangkaian yang berdekatan. Medan magnetik di titik P sebagaian akibat 1 dan sebagian
I
lagi akibat 2 . Fluks yang melalui salah satu rangkaian merupakan penjumlahan kedua suku tersebut, satu
I I
sebanding dengan 1 dan yang satu lagi sebanding dengan 2 . [4]

Gambar 14-5: (a) Solenoid panjang dan kecil di dalam


solenoid kedua yang panjangnya sama. Arus dalam setiap
solenoid menghasilkan fluks magnetik dalam solenoid lain.
(b) Kumparan Tesla yang menggambarkan geometri kawat
dalam bagian (a). [4]

Gambar 14-5 menunjukkan suatu solenoid panjang, ramping, yang digulung rapat
di dalam solenoid yang digulung rapat lain yang panjangnya sama tetapi dengan jari-jari
yang lebih besar. Untuk keadaan ini kita sebenarnya dapat menghitung induktansi bersama
kedua solenoid. Misalkan l merupakan panjang kedua solenoid, dan misalkan solenoid-
dalam memiliki N1 lilitan dan jari-jari r1 dan solenoid-luar memiliki N2 lilitan dan jari-jari
r2. Pertama kali kita akan menghitung induktansi bersama M12 dengan menganggap bahwa

solenoid-dalam menyalurkan arus I1 dan memperoleh fluks magnetik


φm2 akibat arus yang
melalui solenoid-luar ini. Medan magnetik akibat arus dalam solenoid-dalam di ruang
solenoid dan memiliki besar [3]
B 1=μ 0 n1 I 1 (14-9)
Di luar solenoid-dalam, medan magnetiknya nol. Fluks yang melalui solenoid luar akibat
medan magnetik ini sama dengan
φm 2 =N 2 B1 ( πr 21 )=n2 ℓB 1 ( πr 12 )=μ0 n2 n1 ℓ ( πr 21 ) I 1

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


9 Dr. Dian Widi Astuti S.T., M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Perhatikan bahwa luasan yang digunakan untuk menghitung fluks yang melalui solenoid
2 2
luar bukanlah luasan solenoid tersebut, r 2 , tetapi merupakan luasan solenoid dalam, r 1 ,

karena tidak ada medan magnetik di luar solenoid-dalam tersebut. Induksi bersama M 12
dengan demikian sama dengan
φm 2
M 12= =μ0 n2 n1 ℓπr21
I1 (14-10)

Kita sekarang menghitung M 21 dengan menemukan fluks magnetik yang melalui

solenoid-dalam akibat I 2 dalam solenoid luar. Apabila solenoid-luar menyalurkan arus I 2 ,

terdapat medan magnetik seragam B 2 di dalam solenoid tersebut yang diberikan oleh

Persamaan 14-9 dengan I 2 menggantikan I 1 dan n2 menggantikan n1 : [3]


B 2=μ 0 n2 I 2
Fluks magnetik yang melalui solenoid-dalam sama dengan
φm 1 =N 1 B2 ( πr 21 )=n1 ℓB 2 ( πr 21 )=μ 0 n1 n 2 ℓ ( πr 21 ) I 2
2
Luas yang digunakan di sini juga πr 1 karena luasan ini merupakan luas penampang
solenoid-dalamnya, dan fluks magnetik akan seragam, di manapun di dalam solenoid

tersebut. Induktansi bersama M 21 sama dengan


φm 1
M 21= =μ0 n1 n2 ℓ ( πr 21 )
I2 (14-11)

Perhatikan bahwa Persamaan 14-10 dan 14-12 adalah sama; dengan kata lain, M 21=M 12 .
Dapat dibuktikan bahwa ini merupakan hasil yang umum. Oleh sebab itu, kita akan
menghilangkan tikalas untuk induksi bersama dan hanya menuliskan M.

14.3 Latihan Soal

1. Pada laju berapakah arus dalam solenoid dalam Contoh 5 berubah untuk
menginduksi ggl 20 V? (Jawab: 3,18  105 A/det)
2. Kumparan dengan lilitan memiliki luas 4 cm 2. Kumparan ini berputar dalam medan
magnetik 0,5 T. (a) Berapakah frekuensinya untuk dapat membangkitkan ggl
maksimum 10 V? (b) Jika kumparan itu berputar pada 60 Hz, berapakah ggl
maksimumnya?

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


10 Dr. Dian Widi Astuti S.T., M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
3. Dalam medan magnetik yang berapa kuatkah seharusnya kumparan pada Soal 2
berputar untuk membangkitkan ggl maksimum 110 V pada 60 H?
4. Kumparan persegi panjang dengan sisi 2 cm dan 1,5 cm memiliki 300 lilitan dan
berputar dalam medan magnetik 4000 G. (a) Berapakah ggl maksimum yang
dibangkitkan apabila kumparan itu berputar pada 60 Hz? (b) Berapakah
frekuensinya untuk membangkitkan ggl maksumum 110 V?
5. Kumparan pada soal 4 berputar pada 60 Hz dalam medan magnetik B. Berapakah
nilai B agar ggl maksimum yang dibangkitkan 24 V?
6. Sebuah kumparan terdiri atas 450 lilitan, berdiameter 10,0 cm berputar dengan
kecepatan 60 putaran/detik di dalam medan magnet seragam berkekuatan 0,75 T.
Berapa tegangan keluaran rms generator tersebut? Apa yang akan Anda lakukan
terhadap frekuensi putaran untuk melipatduakan tegangan rms keluaran?
7. Kumparan dengan induktansi diri 8,0 H menyalurkan arus 3 A yang berubah pada
laju 200 A/detik. Carilah (a) fluks magnetik yang melalui kumparan dan (b) ggl
induksi dalam kumparannya.
8. Kumparan dengan induktansi diri L menyalurkan arus I, yang diberikan oleh
I=I 0 sin 2 π ft . Carilah grafik fluks φm dan ggl induktansi diri sebagai fungsi

waktu.
9. Solenoida memiliki panjang 25 cm, jari-jari 1 cm, dan 400 lilitan serta menyalurkan
arus 3 A. Carilah (a) B pada sumbu di pusat solenoidanya; (b) fluks yang melalui
solenoida, dengan mengganggap B seragam; (c) induktansi diri solenoida; dan (d)
ggl induksi dalam solenoida apabila arusnya berubah pada laju 150 A/detik.
10. Dua solenoida yang berjari-jari 2 cm dan 5 cm memiliki sumbu yang sama.
Solenoida ini masing-masing panjangnya 25 cm dan memiliki 300 dan 1000 lilitan.
Carilah induktansi bersamanya.

Daftar Pustaka

Dauglas C Giancoli. (2016). Physics Principles With Applications Global Edition. Jilid 1.
7th ed. NY. Pearson.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


11 Dr. Dian Widi Astuti S.T., M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Hugh D. Young, Roger A Freedman. (2016) University Physics with Modern Physics. 14th
Edition. NY-Pearson
Raymond A. Serway, John W. Jewett Jr, (2017). Physics for Scientists and Engineers with
Modern Physics. 10th Edition. USA-Cangage
Robert Hawkes, Javed Iqbal, Firas Mansour, Marina Milner-Bolotin, and Peter Williams
(2018). Physics for scientists and engineers : an interactive approach-Nelson Canada

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


12 Dr. Dian Widi Astuti S.T., M.T
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai