Tugas 2 Ekonomi Perkotaan - Muhammad Khairunnas
Tugas 2 Ekonomi Perkotaan - Muhammad Khairunnas
No Tugas Tutorial
1 Jelaskan mengapa ketika kemampuan sebuah perekonomian untuk
menghasilkan barang dan jasa final meningkat, maka perekonomian tersebut
dikatakan mengalami pertumbuhan?
2. Istilah skala ekonomi mengacu pada hubungan antara biaya rata-rata per unit waktu dengan skala
perusahaan. Skala ekonomi riil memberikan keuntungan bersih (net again) bagi masyarakat,
karena skala ekonomi ini menghasilkan output tertentu diproduksi dengan jumlah input lebih
sedikit. Dilain pihak, skala ekonomi finansial (pecuniary), tidak tergantung pada efisiensi operasi.
Hal ini sering merupakan hasil dari pemanfaatan kekuatan monopoli maupun kekuatan
monopsoni (pembeli tunggal) untuk menekan perusahaan lain. Perilaku ini mengakibatkan
pendistribusian kembali laba dari suatu perusahaan kepada perusahaan lainnya. Jadi, skala
ekonomi financial tidak dapat dianggap sebagai suatu perbaikan dalam kesejahteraan ataupun
efisiensi masyarakat luas. Tentu saja perusahaan yang menikmati skala ekonomi ini dapat
meningkatkan keuntungannya. Tetapi keuntungan perusahaan ini bisa menjadi kerugian bagi
perusahaan laiinya sehingga mixed blessing dari ekonomi secara keseluruhan.
3. Struktur hirarki pusat kegiatan atau kota-kota dapat ditentukan dengan menggunakan ukuran
jumlah penduduk, tingkat kegiatan ekonomi, tersedianya kelengkapan fasilitas pelayanan sosial
ekonomi, serta kemakmuran dan kemampuan berkembangnya. Pada umumnya kota-kota besar
mempunyai jumlah penduduk yang lebih banyak, fasilitas sosial ekonomi lebih lengkap, variasi
jumlah dan jenis lapangan pekerjaan, serta tingkat kemakmuran penduduknya yang lebih baik
dibandingkan dengan kota-kota kecil. Struktur hirarkis pusat kegiatan atau kota-kota tersebut
dipahami sebagai hubungan fungsional terutama dalam pemenuhan kebutuhan di antara masing-
masing wilayah. Kota satelit atau wilayah yang berada di sekitar kota mempunyai keterhubungan
dan ketergantungan yang erat dengan wilayah pusat, begitu juga sebaliknya. Kota atau wilayah
pusat memiliki keterhubungan dan ketergantungan yang erat dengan daerah hinterland-nya.
Beberapa studi mengenai struktur ruang kota menunjukkan tidak selamanya hubungan antara
pusat dan hinterland berlangsung secara simetris. Dalam kurun waktu tertentu hubungan tersebut
akan menciptakan ketergantungan terhadap wilayah lain, yang umumnya cenderung mengarah
pada polarisasi atau mengutupnya arus ke pusat. Pada konteks ini perencanaan struktur ruang
menjadi penting untuk dilakukan. Rencana struktur ruang akan menggambarkan susunan hirarki
pusat-pusat pelayanan wilayah (orde kota), yang dilengkapi dengan model keterkaitan antara
sistem pusat pertumbuhan dan wilayah hinterlandnya. Selain itu, juga menggambarkan model
kebutuhan infrastruktur jaringan transportasi yang menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan
maupun pusat pertumbuhan dengan wilayah hinterland-nya.