Anda di halaman 1dari 2

RANGKUMAN DARI PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

NOMOR PER-03/ PJ/ 2022 TENTANG FAKTUR PAJAK

Mulai 1 September 2022, aturan baru faktur pajak diberlakukan. Direktorat Jenderal Pajak telah
menerbitkan aturan baru perihal penerbitan faktur pajak. Adapun aturan baru yang dimaksud adalah
Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-11/PJ/2022 yang mana aturan ini menggantikan PER-03/PJ/2022
yang sebelumnya telah mengatur faktur pajak. 
Ada beberapa isi peraturan yang direvisi dalam peraturan dan perubahan tersebut. Kebijakan ini
diketahui telah ditetapkan pada 4 Agustus 2022 dan berlaku mulai 1 September 2022. Alasan dari
dibuatnya kebijakan baru ini agar dapat memberikan kemudahan bagi para Pengusaha Kena Pajak
dalam membuat faktur pajaknya. 
Ada beberapa perubahan dalam peraturan sebelumnya, yakni PER-03/PJ/2022 yang kini menjadi
PER-11/PJ/2022.

 Perihal ketentuan pencantuman nama, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan alamat
Pengusaha Kena Pajak (PKP) pembeli dalam faktur pajak.
Dalam aturan baru Pasal 6 ayat (6) PER-11/PJ/2022 dikatakan bahwa, “Dalam hal PKP melakukan
penyerahan BKP dan/atau JKP kepada pembeli yang melakukan pemusatan PPN, tapi BKP atau JKP
diserahkan ke tempat PPN terutang yang dipusatkan berada di kawasan tertentu dan mendapatkan
fasilitas PPN tidak dipungut, serta penyerahan BKP atau JKP yang dimaksud merupakan penyerahan
yang mendapatkan fasilitas tidak dipungut, maka:

 Nama dan NPWP PKP pembeli yang dicantumkan dalam faktur pajak adalah nama dan
NPWP tempat dilakukannya pemusatan PPN terutang.
 Alamat yang dicantumkan adalah alamat tempat PPN terutang yang dipusatkan yang
menerima BKP/JKP di kawasan tertentu yang mendapatkan fasilitas PPN tidak dipungut.
Kawasan tertentu yang mendapatkan fasilitas PPN atau PPN dan PPnBM tidak dipungut di atas
adalah kawasan penimbunan berikat, kawasan ekonomi khusus, dan kawasan tertentu lain di dalam
daerah pabean yang mendapat fasilitas tersebut.
Selain perubahan di atas, ada pula perubahan dalam PER-11/PJ/2022 yang mencoba mempersempit
pemberlakuan kawasan pada Pasal 6 PER-03/PJ/2022. Sebelum perubahan, aturan penulisan alamat
yang dipusatkan tidak memandang lokasi cabang. Akan tetapi, setelah adanya perubahan yang
menegaskan bahwa ketentuan tersebut hanya berlaku di kawasan tertentu yang telah dijelaskan
sebelumnya.
Dalam artian, apabila lokasi cabang tidak berada pada kawasan tertentu, maka PKP tidak
mendapatkan fasilitasnya. Jadi, apabila kriteria pasal 6 ayat (6) terpenuhi, maka nama dan NPWP
PKP pembeli yang dicantumkan dalam faktur pajak adalah nama dan NPWP pusat. sedangkan amat
yang dicantumkan ialah alamat cabang yang terletak di kawasan tertentu tersebut.
Selain perubahan yang dijabarkan di atas, ada pula perubahan lain: 
1. Pada pasal 37 PER-03/PJ/2022 mengalami penambahan menjadi: 
 PPN yang tertera dalam faktur pajak atau dokumen tertentu yang kedudukannya
dipersamakan dengan faktur pajak, sebagaimana diatur dalam UU PPN, merupakan pajak
masukan yang dapat dikreditkan oleh PKP pembeli BKP atau penerima JKP sepanjan
memenuhi ketentuan pengkreditan pajak masukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan. 
2. Pada pasal 38A PER-03/PJ/2022 mengalami perubahan menjadi:
 Pada saat peraturan Direktur Jenderal ini berlaku, maka faktur pajak yang dibuat sejak 1 April
2022 sampai sebelum aturan baru berlaku, bagi penyerahan kepada pembeli BKP/penerima
JKP yang melakukan pemusatan PPN, namun BKP/JKP dikirim/diserahkan ke tempat PPN
terutang dipusatkan di kawasan tertentu atau di luar kawasan tertentu, maka faktur pajak
dianggap memenuhi kriteria pengisian keterangan berupa identitas pembeli BKP atau
penerima JKP. 

Anda mungkin juga menyukai