Anda di halaman 1dari 9

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

LAB PEMBANGKIT DAN


PENYALURAN STL PENGUJIAN CHARGE CONTROLLER SEMESTER VI

I. Tujuan Percobaan
Mampu melakukan pengujian kerja Charge controller:
a. Tegangan pengisian berlebih (overcharge voltage).
b. load reconnect voltage.
c. Underdischarge voltage.
d. Proteksi hubung singkat.
e. Proteksi kesalahan polaritas.

II. Teori Dasar


Fungsi utama dari charge controller adalah untuk mengatur aliran litrik dari panel
photovoltaic (PV) ke battery. Dalam PV systems yang dilengkapi battery, battery harus
dilindungi dari kondisi overcharging (pengisian berlebih) dan menjaga battery pada
kondisi terisi penuh (fully charged).
Battery bisa mengalami overcharging karena arus listrik yang dihasilkan panel surya
bisa besar, bisa juga kecil tergantung dari penyinaran/ radiasimatahari. Proses pengisian
akan berlangsung selama ada radiasi matahari, tanpa melihat apakah baterai tersebut
sudah terisi penuh atau belum.
Oleh karenany dibutuhkan suatu alat control (controller) untuk memperpanjang usia
battery dari PV. Fungsi terpenting dari controller ini adalah untuk mencegah battery
overcharging. Jika battery selalu dibiarkan dalam kondisi overcharge, maka perkiraan
usia operasinya akan berkurang drastic. Controller dapat merasakan tegangan battery,
ketika tegangan telah cukup tinggi maka controller akan mengurangi atau menghentikan
proses pengisian. Kondisi ini terutama diperlukan untuk battery jenis tertutup dimana kita
tidak dapat mengganti air yang hilang karena overcharging.
Controller juga berfungsi mengatur pengurasan (discharging) listrik dari baterai
pada saat baterai telah kosong. Namun suatu controller tidak begitu dibutuhkan ketika
sumber pengisian battery sangat kecil sedangkan kapasitas battery yang terpasang cukup
besar. Jika modul PV menghasilkan 1.5% dari kapasitas battery atau lebih kecil maka
charge control tidak dibutuhkan.
Berbeda dengan controller pada sistem angin atau air (wind or hydro system), PV
controller dapat membuka rangkaian ketika battery telah penuh (full) tanpa
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN
PENYALURAN STL PENGUJIAN CHARGE CONTROLLER SEMESTER VI

membahayakan modul. Pada umumnya PV controller dapat membuka atau membatasi


rangkaian antara battery dan susunan PV ketika tegangan meningkat dari set point.
Selanjutnya, battery akan menyerap electron yang berlebih dan tegangan kembali
menurun, dan controller kembali ON.
Fungsi Charge Controller pada umumnya:

1. Mengatur transfer energi dari modul PV baterai beban, secara efisien dan
semaksimal mungkin.
2. Mencegah baterai dari overcharge dan underdischarge.
3. Membatasi daerah tegangan kerja baterai.
4. Menjaga/memperpanjang umur baterai.
5. Mencegah beban berlebih dan hubung singkat.
6. Melindungi dari kesalahan polaritas terbalik.
7. Memberikan informasi kondisi sistem pada pemakai.

a. Tegangan Maksimum Pengisian Baterai (Overcharge)


Overcharge adalah suatu pengisian (charging) arus listrik kedalambaterai
(Accu) secara berlebihan. Apabila pengisian dilakukan dengan alat charger yang biasa
dikenal dipasaran, maka pengisian akan berhenti sendiri jika arus dari charging
battery sudah mencapai angka nol (tidak ada arus pengisian lagi), dimana ini berarti
baterai sudah penuh.
Pemutusan arus pengisian baterai dilakukan pada saat baterai telah terisi
penuh. Hal ini dapat dipantau (diketahui) melalui pengukuran tegangan baterai, yaitu
baterai dikatakan penuh jika tegangan baterai (untuks istem 12V) telah mencapai
sekitar antara 13,8 s/d 14,5 V. Baterai akan mengeluarkan gelembung-gelembung gas
jika tegangan baterai telahmencapai sekitar antara 14,5 s/d 15,0 V. Oleh karena itu
apabila tegangan baterai teleh mencapai sekitar 13,8–14,5 V, maka pengisian arus
listriktersebut harus segera diputuskan.
Pemutusan arus pengisian pada umumnya dilakukan secara elektronik oleh alat
atau sistem kontrol charge controller yang secara otomatis akan memutuskan
pengisian arus listrik jika baterai telah mencapai tegangan untuk kondisi penuh
tersebut. Pemutusan arus ini adalah untuk mencegah agar tidak terlalu sering terjadi
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN
PENYALURAN STL PENGUJIAN CHARGE CONTROLLER SEMESTER VI

“gas” pada baterai yang akan menyebabkan penguapan air baterai dan korosi
(karatan) pada grid baterai.

b. Underdischarge
Underdischarge adalah pengurasan (pengeluaran/pelepasan) arusl istrik dari baterai
secara berlebihan sehingga baterai menjadi kosong. Dapat dijelaskan lebih jauh disini
yaitu charge controller pada sistem PLTS,berbeda dengan cut-out yang ada pada
mobil atau motor dimana cut-outt idak mempunyai sistem kontrol untuk memutuskan
pengeluaran arus yangterus menerus apabila baterai telah mencapai kondisi minimum
(kosong). Hal ini dapat dimengerti tentunya karena apabila mobil tersebut hidup,
maka akan selalu terjadi pengisian arus listrik kedalam baterai oleh Dynamo Ampere
sehingga baterai tidak pernah kosong sekalipun baterai dipakai untuk menyalakan
lampu, A/C, tape-radio, dan lain lain.
Dalam sistem PLTS tidak ada Dynamo Ampere dan hanyatergantung dari
radiasi matahari. Apabila baterai tersebut dipakai terusmenerus untuk menyalakan
beban (lampu, tape-radio, dll) terutama padamalam hari, hal ini akan menyebabkan
baterai berangsur-angsur mulai menuju kosong dan apabila tidak ada penambahan
arus listrik kedalam baterai tersebut. Jika pemakaian beban cukup besar dan terus-
menerus atau tidak dibatasi, baterai akan menjadi kosong. Kondisi ini disebut sebagai
underdischarge.
Untuk mencegah terjadinya underdischarge, maka digunakan alat atau sistem
kontrol elektronik pada charge controller yang secara otomatis akan memutuskan atau
menghentikan pengeluaran arus listrik dari baterai tersebut. Hal ini dapat diketahui
dari tegangan baterai, jika tegangan baterai telah mencapai sekitar11,4 s/d 11,7 volt.
Oleh karena itu apabila tegangan baterai telah mencapai sekitar 11,4 – 11,7 volt, maka
penggunaan arus listrik dari baterai harus dihentikan atau hubungan beban ke baterai
harus segera diputuskan. Tegangan ini juga dikenal sebagai load disconnect
voltage,yaitu tegangan dimana beban akan diputus dari sistem. Hal ini adalah untuk
mencegah apabila baterai terlalu sering mencapai kondisi kosong akan menyebabkan
sulfasi baterai sehingga baterai akan cepat menjadi rusak.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN
PENYALURAN STL PENGUJIAN CHARGE CONTROLLER SEMESTER VI

c. Load Reconnect Voltage


Daerah tegangan kerja baterai adalah daerah tegangan dimana system PLTS
masih mampu menyalakan beban. Untuk Sistem tegangan 12 V, makadaerah tegangan
kerja baterai adalah antara 11,4 V-14,5 V. Biasanya dalam pemakaian sehari-hari
harus diusahakan agarpemakaian beban jangan sampai menyebabkan tenganan baterai
mencapai11,4 V, karena apabila mencapai titik tegangan tersebut, beban akan
segeradimatikan secara otomatis. Untuk pemakaian beban sehari-hari sebaiknya lihat
contoh cara pemakaian beban seperti yang disajikan pada perancangan system.
Adapun grafik turun dan naik tegangan baterai terhadap pemakaianbeban dan
pengisian arus listrik melalui panel surya dapat digambarkan seperti gambar berikut.

Gambar 1. Grafik Tegangan Baterai Harian

d. Proteksi Hubung Singkat


Hubung singkat terjadi akibat adanya hubungan langsung antarapolaritas
positif (+) dengan polaritas negatif (-) dari suatu sumber tegangan. Dalam hal ini
terminal positif beban dan terminal negative beban pada charge controller juga
merupakan suatu sumber tegangan yangakan mensuplai daya listrik ke beban.
Kemungkinan hubung singkat tersebut dapat saja terjadi akibatterhubungnya
terminal positif dan negatif beban pada charge controllermelalui suatu benda logam
yang bersifat sebagai konduktor atau mungkinjuga terjadi hubungan langsung antara
kabel positif dengan kebel negative pada kabel yang menuju beban. Pada kondisi
hubung singkat ini terjadi arusyang sangat besar, maka apabila charge controller tidak
dilindungi denganproteksi hubung singkat, tentunya akan terjadi kerusakan pada
komponenelektronik yang ada didalam charge controller tersebut.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN
PENYALURAN STL PENGUJIAN CHARGE CONTROLLER SEMESTER VI

Untuk sistem yang sederhana perlindungan hubung singkat ini dapatdilakukan


dengan menggunakan sikring pengaman (fuse), tetapi untuk sistem yang di dalamnya
terdapat komponen elektronik yang sensitif sekali terhadap pengaruh arus hubung
singkat maka diperlukan suatu rangkaian elektronik khusus yang mampu memberi
perlindungan terhadap terjadinyahubung singkat.
Pada umumnya rangkaian elektronik untuk proteksi hubung singkatini adalah
sama dengan rangkaian elektronik untuk proteksi arus bebanlebih. Untuk charge
controller yang mempunyai kapasitas arus outputmaksimum yang cukup besar,
kejadian hubung singkat harus dihindarisecepat mungkin, karena apabila hubung
singkat ini kejadiannya cukuplama, maka ada kemungkinan komponen elektronik
yang ada didalamcharge controller rusak juga.

e. Proteksi Polaritas
Polaritas terbalik dapat terjadi pada :
- Terbaliknya hubungan antara panel surya dengan charge controller.
- Terbaliknya hubungan antara baterai dengan charge controller.
- Terbaliknya hubungan antara charge controller dengan beban.

Charge controller biasanya mempunyai perlindungan terhadap kerusakan


sebagai akibat terjadinya polaritas terbalik untuk hubunganpanel surya-charge
controller (butir 1) dan polaritas terbalik untukhubungan baterai–charge controller
(butir 2), sedangkan untuk hubungancharge controller–beban, proteksi polaritas
terbaliknya berada padabeban yang bersangkutan.
Perlindungan terhadap polaritas terbalik untuk hubungan panel surya–charge
controller adalah dilakukan dengan memberikan suatu Blocking-Diode, yang
sekaligus merupakan pencegahan arus balik reversecurrent dari baterai menuju panel
surya, sedangkan perlindunganpolaritas terbalik untuk hubungan baterai–charge
controller, harusdilengkapi dengan beberapa tambahan komponen atau
rangkaianelektronik.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN
PENYALURAN STL PENGUJIAN CHARGE CONTROLLER SEMESTER VI

III. Alat dan Bahan


1. Panel surya 1 buah
2. Multimeter 3 buah
3. Charge Controller 1 buah
4. Beban DC atau AC 1 buah
5. Kabel Penghubung secukupnya

IV. Rangkaian Percobaan

+ + A
DC
Ampermeter
Solar Charge
Cell V DC Voltmeter
Controller

- -
+ -

DC
Ampermeter A
DC Voltmeter

Gambar 2. Rangkaian percobaan pengujian charge controller


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN
PENYALURAN STL PENGUJIAN CHARGE CONTROLLER SEMESTER VI

V. Prosedur Percobaan
1. Mempersiapkan alat dan bahan.
2. Merangkai alat dan bahan sesuai gambar percobaan, pilih panel monochrystal
untuk percobaan pertama
3. Memastikan baterai dalam keadaan low atau kosong (< 11,1 V).
4. Melakukan pengisian dengan menyalakan sumber cahaya
5. Melakukan pengukuran dan catat tegangan pada baterai saat lampu DC menyala
dengan sendirinya sebagai load reconnect voltage.
6. Mencatat tegangan maksimum pengisian (overcharge) baterai saat lampu kontrol
baterai pada charge controller berwarna hijau danberkedip.
7. Setelah keadaan maksimum pengisian diperoleh, lakukan pengurasan tegangan
baterai sampai lampu DC padam dengan sendirinya. Catat tegangan pada baterai
sebagai underdischargevoltage/ load disconnect voltage.
8. Mengulangi langkah percobaan 3 – 7 untuk panel polychrystal.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN
PENYALURAN STL PENGUJIAN CHARGE CONTROLLER SEMESTER VI

VI. Keamanan & Keselamatan Kerja (K3)


A. Potensi Bahaya
1. Menyentuh terminal bertegangan dari alat injeksi yang dapat menimbulkan
electric Shock.
2. Hubung singkat karena menginjeksi phase yang sama, hubung singkat,
kebakaran, dan rusaknya peralatan.
3. Kebakaran yang diakibatkan oleh kondisi injeksi tegangan yang melampaui
ketahanan isolasi dari peralatan.

B. Antisipasi
1. Mengikuti petunjuk instruksi manual dan pembimbing.
2. Memeriksa kembali semua rangkaian sebelum memulai mengoperasikan
peralatan praktikum dibawah pengawasan pembimbing.
3. Matikan semua sumber tegangan sebelum membuat atau mengubah koneksi apa
pun.
4. Menggunakan peralatan pelindung seperti safety shoes dan helmet bila
diperlukan.
5. Biasakan diri Anda dengan peralatan keamanan
o MCB

VII. Tabel Hasil Pengukuran

Tipe Polychrystal

Tipe Monochrystal
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN
PENYALURAN STL PENGUJIAN CHARGE CONTROLLER SEMESTER VI

Anda mungkin juga menyukai