I. Tujuan Percobaan
Mampu melakukan pengujian kerja Charge controller:
a. Tegangan pengisian berlebih (overcharge voltage).
b. load reconnect voltage.
c. Underdischarge voltage.
d. Proteksi hubung singkat.
e. Proteksi kesalahan polaritas.
1. Mengatur transfer energi dari modul PV baterai beban, secara efisien dan
semaksimal mungkin.
2. Mencegah baterai dari overcharge dan underdischarge.
3. Membatasi daerah tegangan kerja baterai.
4. Menjaga/memperpanjang umur baterai.
5. Mencegah beban berlebih dan hubung singkat.
6. Melindungi dari kesalahan polaritas terbalik.
7. Memberikan informasi kondisi sistem pada pemakai.
“gas” pada baterai yang akan menyebabkan penguapan air baterai dan korosi
(karatan) pada grid baterai.
b. Underdischarge
Underdischarge adalah pengurasan (pengeluaran/pelepasan) arusl istrik dari baterai
secara berlebihan sehingga baterai menjadi kosong. Dapat dijelaskan lebih jauh disini
yaitu charge controller pada sistem PLTS,berbeda dengan cut-out yang ada pada
mobil atau motor dimana cut-outt idak mempunyai sistem kontrol untuk memutuskan
pengeluaran arus yangterus menerus apabila baterai telah mencapai kondisi minimum
(kosong). Hal ini dapat dimengerti tentunya karena apabila mobil tersebut hidup,
maka akan selalu terjadi pengisian arus listrik kedalam baterai oleh Dynamo Ampere
sehingga baterai tidak pernah kosong sekalipun baterai dipakai untuk menyalakan
lampu, A/C, tape-radio, dan lain lain.
Dalam sistem PLTS tidak ada Dynamo Ampere dan hanyatergantung dari
radiasi matahari. Apabila baterai tersebut dipakai terusmenerus untuk menyalakan
beban (lampu, tape-radio, dll) terutama padamalam hari, hal ini akan menyebabkan
baterai berangsur-angsur mulai menuju kosong dan apabila tidak ada penambahan
arus listrik kedalam baterai tersebut. Jika pemakaian beban cukup besar dan terus-
menerus atau tidak dibatasi, baterai akan menjadi kosong. Kondisi ini disebut sebagai
underdischarge.
Untuk mencegah terjadinya underdischarge, maka digunakan alat atau sistem
kontrol elektronik pada charge controller yang secara otomatis akan memutuskan atau
menghentikan pengeluaran arus listrik dari baterai tersebut. Hal ini dapat diketahui
dari tegangan baterai, jika tegangan baterai telah mencapai sekitar11,4 s/d 11,7 volt.
Oleh karena itu apabila tegangan baterai telah mencapai sekitar 11,4 – 11,7 volt, maka
penggunaan arus listrik dari baterai harus dihentikan atau hubungan beban ke baterai
harus segera diputuskan. Tegangan ini juga dikenal sebagai load disconnect
voltage,yaitu tegangan dimana beban akan diputus dari sistem. Hal ini adalah untuk
mencegah apabila baterai terlalu sering mencapai kondisi kosong akan menyebabkan
sulfasi baterai sehingga baterai akan cepat menjadi rusak.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN
PENYALURAN STL PENGUJIAN CHARGE CONTROLLER SEMESTER VI
e. Proteksi Polaritas
Polaritas terbalik dapat terjadi pada :
- Terbaliknya hubungan antara panel surya dengan charge controller.
- Terbaliknya hubungan antara baterai dengan charge controller.
- Terbaliknya hubungan antara charge controller dengan beban.
+ + A
DC
Ampermeter
Solar Charge
Cell V DC Voltmeter
Controller
- -
+ -
DC
Ampermeter A
DC Voltmeter
V. Prosedur Percobaan
1. Mempersiapkan alat dan bahan.
2. Merangkai alat dan bahan sesuai gambar percobaan, pilih panel monochrystal
untuk percobaan pertama
3. Memastikan baterai dalam keadaan low atau kosong (< 11,1 V).
4. Melakukan pengisian dengan menyalakan sumber cahaya
5. Melakukan pengukuran dan catat tegangan pada baterai saat lampu DC menyala
dengan sendirinya sebagai load reconnect voltage.
6. Mencatat tegangan maksimum pengisian (overcharge) baterai saat lampu kontrol
baterai pada charge controller berwarna hijau danberkedip.
7. Setelah keadaan maksimum pengisian diperoleh, lakukan pengurasan tegangan
baterai sampai lampu DC padam dengan sendirinya. Catat tegangan pada baterai
sebagai underdischargevoltage/ load disconnect voltage.
8. Mengulangi langkah percobaan 3 – 7 untuk panel polychrystal.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN
PENYALURAN STL PENGUJIAN CHARGE CONTROLLER SEMESTER VI
B. Antisipasi
1. Mengikuti petunjuk instruksi manual dan pembimbing.
2. Memeriksa kembali semua rangkaian sebelum memulai mengoperasikan
peralatan praktikum dibawah pengawasan pembimbing.
3. Matikan semua sumber tegangan sebelum membuat atau mengubah koneksi apa
pun.
4. Menggunakan peralatan pelindung seperti safety shoes dan helmet bila
diperlukan.
5. Biasakan diri Anda dengan peralatan keamanan
o MCB
Tipe Polychrystal
Tipe Monochrystal
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT DAN
PENYALURAN STL PENGUJIAN CHARGE CONTROLLER SEMESTER VI