Anda di halaman 1dari 9

“PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA

SURYA”

by : Petronela Irmina Kolo, S.Pd


KOMPONEN UTAMA PLTS
Komponen – komponen utama yang
membangun suatu PLTS, yaitu :
1. Panel Surya
2. Solar Charger Controller (SCC)
3. Baterai
4. Inverter
5. Beban
2. Solar Charger Controller ( SCC)
 SCC atau Solar Charge Controller atau pengontrol pengisian daya
surya.

 SCC adalah komponen PLTS yang digunakan mengontrol dan


mencegah pengisian energi baterai yang berlebihan dengan membatasi
jumlah dan laju pengisian daya ke baterai.

 Komponen ini bekerja dengan cara mengatur tegangan dan arus


pengisian menyesuaikan daya yang tersedia dari panel surya,
sekaligus menampilkan informasi yang berisi status pengisian baterai.

Beberapa fungsi Solar Charge Controller pada rangkaian sistem


pembangkit listrik tenaga surya, diantaranya:
 Mengubah arus DC bertegangan tinggi dari panel surya menjadi arus
bertegangan rendah menyesuaikan dengan kapasitas baterai, seperti
menjadi tegangan 48 VDC.
 Mengurangi arus pengisian ke baterai saat status baterai sudah
penuh, cara kerja ini dimaksudkan untuk melindungi baterai dari
pengisian berlebih. Baterai yang dicas terus menerus walaupun
sudah penuh bisa mengakibatkan munculnya gas dan bahkan
ledakan.
 Menampilkan informasi tegangan, arus, besaran energi dari panel
surya, dan energi yang dikirim ke baterai.
JENIS-JENIS SCC

1. SCC Pulse Width Modulation (PWM)


2. SCC Maximum Power Point Tracking (MPPT)
1. SCC Pulse Width Modulation (PWM)

SCC PWM adalah alat yang berfungsi mengendalikan keberlangsungan


pengisian baterai. PWM merupakan singkatan dari Pulse Width Modulation.
Ketika Acuumulator / baterai mendekati penuh, SCC dengan sistem PWM step
by step menurunkan jumlah daya yang masuk ke Accumulator/batery untuk
mengurangi kejenuhan pada Accumulator/batery tersebut.

Kelebihan:
 SCC sistem PWM harganya lebih murah
 PWM cocok untuk PLTS rumahan yang dibangun dalam skala kecil
dengan suhu panel surya sedang hingga tinggi (45°C dan 75°C)
 Umurnya biasanya lebih lama karena lebih sedikit komponen yang dapat
rusak

Kekurangan:
 Untuk menggunakan PWM, panel surya dan baterai harus berada pada
tegangan yang sama
 Kapasitas SCC sistem PWM biasanya terbatas pada kisaran 50 sampai
sekitar 60 ampere.
 Efisiensi hanya sekitar 75%, ketika cuaca mendung tegangan keluaran
Controller PWM akan mengikuti panel surya. Jika panel surya 24v
menggunakan baterai 12v maka kelebihan tegangan pengisian akan
terbuang
2. SCC Maximum Power Point Tracking (MPPT)

SCC MPPT adalah alat yang berfungsi menelusuri kekuatan maksimum yang
dapat dihasilkan panel surya dan mengontrol pengisian baterai.
MPPT adalah singkatan dari Maximum Power Point Tracking yang merupakan
sistem elektronik yang bekerja untuk melacak keberadaan titik daya maksimum
yang diproduksi panel surya. SCC jenis MPPT terdiri atas perangkat elektronik
yang tidak hanya berfungsi sebagai pengatur pengisian baterai namun juga bisa
mengoptimalkan kinerja antara panel surya dengan bank baterai.

Kelebihan :
 Panel surya dan baterai tidak harus punya tegangan yang sama, bahkan
bisa menggunakan panel surya dengan tegangan lebih tinggi daripada
tegangan baterai
 Lebih cepat mengisi baterai meski kapasitas baterai masih rendah atau
cuaca sedang mendung dengan mengubah kelebihan tegangan menjadi
arus
 Menghasilkan tegangan yang dapat menyesuaikan kebutuhan baterai dan
beban
 Controller MPPT bisa bekerja maksimal meski suhu sel surya di bawah
45°C atau di atas 75°C.
 Efisiensi lebih dari 90% untuk mengecas baterai

Kelemahan :
 Harga Contoller MPPT lebih mahal daripada PWM
 Umur biasanya lebih pendek karena lebih banyak komponen
Contoh Prinsip Kerja PWM & MPPT
Misalnya :

Sebuah panel surya dengan spesifikasi Imp 10 Ampere dan Vmp 24 Volt menunjukkan bahwa kapasitas daya panel ini yaitu
240 Watt didapat dari 10A x 24V. Agar dapat menghasilkan kapasitas daya sebesar 240W maka panel surya harus beroperasi
pada tegangan 24 Volt dengan arus 10 Ampere. Listrik dari panel surya kemudian digunakan untuk mengecas baterai
bertegangan 12 Volt
• Permasalahan timbul ketika baterai yang dicas punya tegangan dibawah tegangan panel surya, untuk itu diperlukan SCC yang
bisa mengubah tegangan panel surya agar sama dengan tegangan baterai.
• Jika tegangan baterai 12V dan panel surya 24 Volt, maka tegangan operasi panel surya akan diturunkan dari 24 Volt menjadi
12V. Reduksi tegangan tersebut membuat kinerja panel surya tidak lagi 240 Watt melainkan outputnya menjadi 120 Watt
(12V x 10A).
• Apabila menggunakan PWM maka separuh tegangan sebesar 120 Watt akan hilang, untuk menghindari kerugian semacam ini
maka diperlukan MPPT agar daya 240 Watt dari panel surya tetap bisa digunakan secara maksimal. MPPT memakai algoritma
untuk mencari titik daya maksimum dan mempertahankan kinerja titik tersebut.
• Dapat disimpulkan SCC sistem MPPT mampu melakukan konversi tegangan output DC dari Solar Cell/Panel Surya yg lebih
tinggi ke tegangan lebih rendah yang diperlukan Accumulator/Batery. Dalam proses pengisian ini, sistem kerja MPPT akan
melakukan peningkatan Arus DC yang menuju Accumulator/Batery. Dengan SCC sistem MPPT, maka kestabilan tetap terjaga
sebesar 24 Volt, sehingga daya yang didapat dari Panel Surya / Solar Cell / Photo Voltaic tetap 240 Watt. SCC sistem MPPT ini
kemudian melakukan konversi tegangan dari 24 Volt menjadi 12 Volt untuk menyesuaikan dengan tegangan
Accumulator/Batery.
• SCC MPPT tidak membuang tegangan yang tidak terpakai melainkan mengubahnya menjadi arus pengisian, makin naik
tegangan pengisian maka arus pengisian juga akan ikut naik. Kelebihan inilah yang menjadi pembeda utama dengan SCC
PWM.
• Dengan demikian arus yang masuk ke Accumulator/Batery menjadi 20 Ampere (240 Watt / 12 Volt). Jadi arus yang menuju
Accumulator/batery adalah 20 A dan bukan lagi 10 A seperti yang dihasilkan oleh SCC jenis PWM.
• Demikian perbedaan SCC MPTT dan PWN, pastikan pilihan controller untuk sistem tenaga surya di rumah Anda sudah sesuai
dan efisien.
KESALAHAN UMUM SAAT MENGGUNAKAN SOLAR
CHARGE CONTROLLER (SCC)

• Jangan hubungkan beban AC ke pengontrol pengisian daya.


Hanya beban DC yang harus dihubungkan ke keluaran
pengontrol pengisian daya.
• Peralatan elektronik tegangan rendah tertentu harus
dihubungkan langsung ke baterai.
• Solar Charge Controller (SCC) harus selalu dipasang di dekat
baterai karena pengukuran yang tepat dari tegangan baterai
adalah bagian penting dari fungsi Solar Charge Controller
(SCC).
“SEKIAN &
TERIMAKASIH”

Anda mungkin juga menyukai