Anda di halaman 1dari 4

Battery Control Regulator (BCR)

Kenapa Controller kami letakkan pada bagian pertama?


Karena controller adalah komponen Inti, jika pada perangkat komputer maka controller inilah
CPU atau processornya.
Tugas controller mengatur, menyalurkan daya yang teratur dari panel surya, baterai dan beban,
sehingga jika bagi si controller baterai sudah tidak layak lagi mengaliri ke beban maka controller akan
memutuskan aliran ke beban dan controller mengisi baterai lagi, dan banyak lagi bagian controller atau
kemampuan controller yang harus anda perhatikan. Artinya efesiensi pemanfaatan daya baik dari Solar
panel, baterai sangat bergantung dengan controller.
Sistem PLTS kita menjadi efesien atau boros atau mahal? itu kembali ke controller pilihan kita.
Umumnya pada controller ada 3 konektor, 1: input (+ dan -) dari Solar cell, 2: ada konektor Baterai (+
dan -), 3: ada konektor Load (beban) (+ dan ) .
Umumnya semakin mahal yang kita lihat pada harga controller, artinya semakin hemat kita akan
mengeluarkan biaya untuk baterai.
Umumnya juga semakin mahal controller, semakin tidak malu-malu pabrikan tersebut membeberkan
spesifikasi controllernya detil demi detil, dan juga sebaliknya, semakin murah controller semakin malumalu pabrikan tersebut membebebrkan spesifikasi controllernya detil demi detil.

Menghemat sistem solar panel bisa saja, suatu saat nanti solar panel ditambah harusnya tidak
perlu mengganti controller.
Menghemat sistem baterai bisa saja, suatu saat nanti baterai ditambah harusnya tidak perlu
mengganti controller.

Atau jika kita ingin membeli controller yang pas-pasan powernya, bisa juga menjadi pertimbangan kita
yaitu ada beberapa controller yang kami jual, dimana controller tersebut bisa di pararel sampai dengan
256 unit berbarengan!
Contoh umum controller tanpa spesifikasi detil adalah 12/24V 10A, pada bagian mana nilai 10A (ampere)
itu akan berada?
Jika memang pada sistem 12V atau 24V bisa mengaliri arus ke Input dan Output dan Charge (isi) dapat
menghandle pada angka 10A tentulah sangat bagus spesifikasi si Controller, maka sebab itu tanyakanlah
ke penjual.
Spesifikasi umum dari controller yang harus diperhatikan adalah :
1.

Solar cell atau Panel Surya atau PV input-nya pada controller menggunakan sistem 12
volt ? 24 volt ? 48 volt ? atau autovolt dari 12 volt sampai dengan 48 volt ?

Umumnya controller tipe automatis 12/24V bila menggunakan sistem input dari solar panel 12v-20V
maka controller itu juga akan automatis bekerja pada sistem baterai 12v.
Memang ada (sedikit) beberapa controller yang kami jual bisa menghandle tegangan input yang jauh lebih
tinggi dari nilai tegangan baterai sehingga sangat efesien.

2. Berapa watt maksimal daya yang bisa dialirkan dari solar panel ke controller?
Nah bagian ini yang jarang diberikan spesifikasinya oleh controller murah. Anggap saja kita ingin
membeli controller dengan sistem baterai 24V 10A karena kita ingin menghidupkan beberapa lampu
sebesar 200W. Dengan angka 24V dikali 10A = 240Watt, lalu kita berasumsi controller itu mampu
menghandle daya 240W ke lampu tersebut. Setelah dibeli, kita pasang baterai, memang benar, lampulampu dengan total 200w tersebut hidup, dari baterai si controller mengalirkan daya kebeban lampu
sebesar 200W! Tapi setelah dipasangi solar panel yang 1000W sekalipun, controller tersebut hanya
mampu memanfaatkan tegangan dari panel surya sebesar 24V 5A atau 120Watt saja, maka tekorlah
baterai tersebut. Hal ini penting dan jangan sampai salah pilih, sebab jika kita mempunyai PV 24 volt
dengan kemampuan mengaliri arus sebesar 10 Ampere atau total kemampuan PV 240 watt.
Jika kita membeli controller dengan kemampuan 24v 5A maka tentulah arus sebesar 10A dari PV tidak
bisa dimanfaatkan secara optimal. Artinya controller yang kita pilih 24V 5A tersebut hanya mampu
mengisi baterai sebesar 24V 5A.
3. Berapa sistem baterai yang akan dihandle oleh controller tersebut, 12V? 24V? 36V? 48V?
dst
Misalnya banyak controller automatis yang meng-indera tegangan input sekian s/d sekian volt maka
controller akan menetapkan sistem baterainya, anggaplah input 12V s/d 22V untuk sistem 12V, atau input
23V s/d 30V untuk sistem baterai 24V.
Jika ada tegangan baterai yang bisa diset secara manual ATAU sistem baterai 12V saja, 24 saja
dengan range input tegangan yang tinggi, sehingga walaupun sinar surya lagi redup, tegangan input tetap
tinggi dan tetap dapat mengisi baterai (umumnya tipe MPPT controller)
4. Berapa ampere maksimal Arus yang bisa dicharge controller ke baterai?
Hini penting untuk mengetahui berapa Ampere arus maksimal yang bisa diisikan ke baterai adalah
acuan yang harus diperhatikan, misalnya dari baterai melalui controller mampu menghidupkan beban 24V
10A = 240Watt, jika hanya mampu mengisi baterai 24V 5A? maka sebetulnya daya yang aman dipakai
pada 24V 5A = 120Watt, bukan 240 Watt.
5. Berapa watt atau berapa ampere maksimum yang bisa dialiri ke output/beban?
Ada beberapa controller yang tidak menyebutkan secara mendetil mengenai ini, dan seharusnya para
penjual siap memberikannya nilainya jika ditanya konsumen. Hal ini juga sangat penting terutama system
autovolt misalnya pada controller yang banyak dijual dipasaran tipe 12/24V 10A. Pada bagian mana nilai
10 Ampere tersbut ???
Seharusnya jika kita nanti ingin menggunakan sistem baterai 12V dengan beban 120Watt tentulah
harapan kita controller 12/24 10A tersebut mampu mengaliri 12V 10A = 120 watt, dan juga Seharusnya
jika kita nanti ingin menggunakan sistem baterai 12V dengan beban 120Watt tentulah harapan kita
controller 12/24 10A tersebut mampu mengaliri 12V 10A = 120 watt, dan juga jika kita nanti ingin
menggunakan sistem baterai 24V dengan beban 240Watt tentulah harapan kita controller 12/24 10A
tersebut mampu mengaliri 24V 10A = 120 watt. Spesifikasi diatas adalah hal terpenting, untuk fitur-fitur
lain juga dapat kita pertimbangkan misalnya controller tersebut tersedia pengaturan pada berapa Volt
tegangan di batterai akan diputuskan ke beban/load. Atau sering disebut Voltage Adjustment.

Sebab umumnya controller mempunyai setting default yang tidak bisa kita ubah sama sekali, misalnya
mengisi batterai sampai ke tegangan 13.6 volt dan akan menStop pengaliran arus dan tegangan bila
penginderaan controller melihat tegangan batterai tinggal 12 volt.
Padahal umumnya baterai masih bisa dicharge dengan mudah atau masih bisa menghidupkan peralatan
jika tegangan baterai pada angka 10V.
Dengan adanya setting ini, maka kita bisa mempush baterai dengan men-set controller agar memutuskan
jika tegangan baterai pada 10V baru distop.
Fitur lain yang cukup unik juga namun jarang adalah, controller tersebut bisa mengisi baterai melalui
listrik yang tersedia dari PLN atau Genset.
Artinya, jika Panel surya sedang rusak atau hal lain, kita bisa mengisi baterai melalui listrik PLN.
Harap perhatikan umumnya kemampuan isi baterai pada controller dari Listrik (input 220Vac) PLN atau
Genset mempunyai daya yang berbeda, bila kemampuan controller mengisi batt sebesar 60A belum tentu
kemampuan controller mengisi baterai melalui PLN juga 60A, bisa lebih besar atau lebih kecil.
Controller tipe PWM atau MPPT ?

Pertama pastinya PWM lebih murah dan MPPT lebih mahal, baik dibandingkan melalui
spesifikasi yang sama atau sekelas,
atau yang sama tipenya (dari pabrikan yang sama) versi PWM atau MPPT.
MPPT lebih efesien dalam memanfaatkan daya dari PV lebih tinggi 30% daripada PWM.
Dengan perhitungan daya yang sama, MPPT umumnya lebih besar secara fisik.
Input tegangan MPPT umumnya lebih besar daripada sistem baterai.
Input tegangan PWM umumnya lebih tinggi sedikit dari sistem baterai.
PWM
Tegangan PV dan Battery harus sama.
Beroperasi pada tegangan battery, bekerja baik
pada nominal tegangan normal dan saat baterai
hampir penuh.
Penggunaan pada sistem daya yang kecil dimana
hampir tidak diperlukan penggunaan maksimal
pada baterai.
Sistem PV modul dengan tipikal 17-18v hanya
untuk setiap baterai 12V.
Perhitungan PV berdasarkan Ampere (berbasis
perhitungan arus yang dihasilkan saat tegangan
operasi PV pada Tegangan Baterai)

MPPT
Tegangan PV bisa lebih tinggi dari Battery.
Beroperasi diatas tegangan baterai, sehingga
masih bisa mengisi baterai pada kondisi baterai
yang sangat lemah atau nilai tegangan baterai kecil
170W atau lebih tinggi untuk mendapatkan
"boost" waktu baterai lemah.
Biaya lebih rendah jika menggunakan sistem
tegangan PV yang lebih tinggi sehingga lebih
mudah mengisi baterai.
Perhitungan PV berdasarkan watt (berbasis
perhitungan max arus dari controller x tegangan
batterai)

Skenario jika kita memakai PWM Controller dengan max charging 10A dan input V max 20V dan sistem
baterai 12V dan Solar Cell 17V 4A,
maka kita hanya bisa mengisi baterai sebesar 12V 4A saja!
Bagaimana agar controller bisa mencharge sampai 10A?
Solusinya Solar cell 17V 4A dipararel sekaligus 2 atau 3 dengan solar cell yang sama.
Bagaimana jika mendung atau bahkan cuaca lagi sangat gelap ?
Yang terjadi penurunan Ampere yang drastis, bahkan jika pada V drop sampai 11 volt, tentulah baterai
tidak akan penuh.
Skenario jika kita memakai MPPT Controller dengan max charging 10A dan input V max 60V dan sistem
baterai 12V dan Solar Cell 17V 4A,
maka kita hanya bisa mengisi baterai sebesar 12V 4A saja, sama dengan PWM!
Bagaimana agar controller bisa mencharge sampai 10A?
Solusinya Solar cell 17V 4A diserial sekaligus 2 atau 3 dengan solar cell yang sama, maka ampere akan
naik secara drastis dengan tegangan input menjadi 173=51Volt!
Bagaimana jika mendung atau bahkan cuaca lagi sangat gelap ?
Yang terjadi penurunan tegangan dan ampere, namun baterai akan tetap terisi, karena nilai volt masih
diatas batt 12 volt tadi.
Saran saya yang lain pilihlah controller yang setidaknya diatas kemampuan standard dari kebutuhan,
misalnya kita membutuhkan controller dengan kemampuan charge baterai 10A, tidak ada salahnya kita
memilih controller dengan kemampuan max 15A yang umumnya perbedaan harganya tinggal sedikit.
Sebab Controller yang akan menjembatani antara Panel Surya, Baterai, dan Beban, itu sebabnya kami
menyarankan pilihlah controller yang kapasitasnya lebih besar dan lebih baik, sebab jika kita ingin
menambah solar panel atau baterai maka kita tidak perlu lagi mengganti controller.
Pada pilihan PWM atau MPPT, menurut saya jika dananya pas-pasan saya memilih controller pwm tapi
yang berkualitas dari pada memilih controller mppt yang asal-asal-an, yang kita sendiri belum tahu
seberapa persen keakuratan spesifikasi dari yang disebutkan.

Anda mungkin juga menyukai