Anda di halaman 1dari 6

Bab III

Daftar Alat kerja


Peralatan yang digunakan dalam uji observasi ini yaitu :
1. APD Lengkap
2. Ampere meter
3. Volt meter
4. Kamera

Bab IV
Kajian Teori

Pembangkit listrik tenaga surya terbagi menjadi on Grid dan off grid. Perbedaan mendasar
dari kedua tipe jenis itu yaitu untuj PLTS on grid terhubung ke jaringan, sedangkan off grid
tidak. Sistem ini membutuhkan baterai untuk menyimpan energy listrik yang dihasilkan di
siang hari untuk memenuhi kebutuhan listrik di malam hari. Komponen utama dalam PLTS
off grid ini yaitu modul surya, solar charge controller, inverter, dan baterai

1. Sel Surya

merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem PLTS. Komponen ini berfungsi
sebagai 'pemanen energi matahari'. Sel surya berfungsi untuk mengubah energi surya
menjadi energi listrik. Fenomena fisika dari sel surya sangat mirip dengan dioda klasik
(fenomena pn junction). Ketika sel surya atau biasa disebut
dengan photovoltaic (PV) menyerap cahaya matahari, energi foton yang diserap kemudian
dipindahkan ke sistem proton-elektron bahan, membentuk pembawa muatan yang
dipisahkan oleh sambungan. Pembawa muatan dapat berupa pasangan elektron-ion pada
cairan elektrolit atau pasangan elektron-hole pada bahan semikonduktor padat. Sisa daya
foton yang tidak digunakan pembawa muatan akan menjadi panas dan hilang ke lingkungan.
2. Steel Support
Cara untuk emasang kerangka modul surya yang baik
- Gunakan baja anti karat di tempat dengan kelembaban tinggi dan kandungan garam
tinggi
- Disarankan untuk memberi jarak antar rangka modul fotovaltik minimum sebesar 20
mm untuk meningkatkan sirkulasi udara dan mengantisipasi pemuaian
- Secara teratur periksa kondisi baut angkt. Baut harus terpasang erat dan bebas dari
korosi
- Selalu periksa kualitas beton dan lakukan tindakan pencegahan bila diperlukan.

3. Solar Charge Controller

adalah peralatan elektronik yang digunakan untuk mengatur banyak sedikitnya arus searah
yang masuk ke baterai dan juga mengambil arus dari baterai ke beban. Selain itu, Solar

Halaman 4 dari 18
Charge Controller juga berfungsi mencegah baterai dari overcharge dan kelebihan tegangan
dari modul surya. Kelebihan voltase pada baterai akan mengurangi umur baterai. Charge
controller menerapkan teknologi pulse width modulation (PWM) untuk mengatur fungsi
pengisian baterai dan pembebasan arus dari baterai ke beban.
4. Baterai

Berfungsi untuk menyimpan daya yang dihasilkan oleh panel surya yang tidak segera
digunakan oleh beban. Daya yang disimpan dapat digunakan saat periode radiasi matahari
rendah atau pada malam hari. Baterai menyimpan listrik dalam bentuk daya kimia. Baterai
memiliki dua tujuan penting dalam sistem PLTS, yaitu untuk memberikan daya listrik kepada
sistem ketika daya tidak disediakan oleh panel surya serta untuk menyimpan kelebihan daya
yang dihasilkan oleh panel surya
5. Inverter

Sistem tenaga surya mengubah radiasi surya menjadi arus listrik searah (DC). Inverter
dibutuhkan untuk mengubah arus searah menjadi arus bolak-balik (AC), jika beban
membutuhkan arus listrik bolak-balik. Tegangan masukan DC pada inverter adalah tegangan
yang sama dengan tegangan baterai dan tegangan keluaran panel surya. Tegangan masukan
DC pada inverter biasanya disebut dengan tegangan sistem yang bernilai 12 V, 24 V atau 48
V. Tegangan yang lebih tinggi akan membutuhkan arus listrik yang lebih rendah. Hal ini
mampu mengurangi kehilangan daya pada kabel
6. Combiner box

Fungsi utama adalah untuk menggabungkan string fotovoltaik modul agar mendapatkan
arus keluaran fotovoltaik yang lebih tinggi. Masing-masing string modul fotovoltaik
dihubungkan pada busbar yang sama dan dilindungi secara elektrik maupun mekanis
didalam selungkup pelindung (Enclosure)
7. Panel AC & DC Box

Box DC dan AC harus aman dari tegangan sentuh jika terjadi gangguan. Hal ini dapat
dilakukan dengan pembumian selungkup. Tindakan pengamanan tambahan tambahan
seperti tanda dan label peringatan harus ditempel untuk meningkatkan kesadaran akan
adanya tegangan berbahaya pada sistem

Bab V
Langkah kerja
Uji observasi ini dilakukan secara umu, menggunakan visual untuk melihat langsung
komponen PLTS apakah sesuai standar.
1. Persiapan
a. Melakukan briefing dan persiapan kerja
b. Memastikan prosedur keselamatan ketenagalistrikan (K2) telah dipenuhi

Halaman 5 dari 18
c. Memastikan sudah menggunakan APD dengan benar dan memenuhi standar.
APD harus mencakup sedikitnya perlengkapan sebagai berikut :
- Helm keselamatan
- Rompi keselamatan
- Sarung tangan kain
- Sepatu pelindung

2. Prosedur pemeriksaan
a. Pemeriksaan modul surya
b. Pemeriksaan steel support
c. Pemeriksaan solar charge controller
d. Pemeriksaan baterai
e. Pemeriksaan combiner box
f. Pemeriksaan inverter
g. Pemeriksaan AC Panel box
h. Pemeriksaan DC Panel box

3. Data hasil Observasi


Pemeriksaan Modul Surya, Kerangka Modul Surya

Kondisi lembar insulasi bagian belakang Adanya pohon disekitar modul surya
yang baik. Tidak ada gelembung dan harus diantisipasi sebelum menutupi
tidak terkelupas. Kabel DC dari modul modul surya agar mencegah terjadinya
surya yang menggantung sebaiknya hotspot. Kemiringan modul surya yang
dipasang cable tray agar tahan terhadap dibuat 100 agar terjadi mekanisme
gerakan mekanis akibat angin. pembersihan dengan air hujan.

Halaman 6 dari 18
Solar charge controller yang tersusun Pemasangan kabel solar charge controller
rapi dan sama rata diberi penomoran tersusun rapi menggunakan cable tray
sesuai jumlah modul surya memudahkan pelacakan saat ada kendala

Combiner box yang berisi pemutus Ruang baterai cukup luas tetapi butuh
masih dalam kondisi yang baik, kabel sirkulasi udara tambahan seperti exhaust
tidak ada yang terkelupas fan. Terminal kabel baterai yang ditutupi
cable duct agar terhindar dari potensi
bahaya tersengat listrik.

2 unit inverter dengan kapasitas 850 VA Panel distribsi AC dan DC menggunakan


dan 1100 VA enclosure dengan kaca transparan untuk
melihat jika ada sakelar on/off

Halaman 7 dari 18
Pemeriksaan arus DC melalui Tang Pemeriksaan Tegangan pada bacterial
Ampere pada pada baterai menggunakan volt meter

BAB VI

Kesimpulan dan Saran


6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, PLTS off-grid di lingkungan PT Lisna Abdi
Prima sudah ter-install dengan baik. Prosedur keselamatan ketenagalistrikan (K2) juga sudah
diimplementasikan dengan baik pada instalasi PLTS tersebut seperti menyediakan APD,
sistem pengkabelan yang tertutup (di dalam cable tray) dan grounding yang cukup baik.

6.2. Saran
Debu yang menumpuk pada ruang baterai, dalam jangka panjang akan mengurangi kinerja
baterai dan menimbulkan resiko toxic gas. Dapat dilakukan perbaikan pada filter ventilasi
untuk mengurangi jumlah debu yang masuk. Exhaust fan juga dapat diganti dengan AC
untuk mencegah debu masuk melalui sirkulasi udara.

Halaman 8 dari 18
Halaman 9 dari 18

Anda mungkin juga menyukai