Oleh :
Yolandita Angga Reza
22224251006
Filsafat Ilmu
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022/2023
1. Pendahuluan
Budaya adalah produk dari pikiran manusia dan kekuatan manusia, dan
tumbuh dan berkembang secara kumulatif, sadar dan terarah. Kebudayaan sangat
penting bagi suatu bangsa, artinya kebudayaan suatu bangsa melengkapi taraf
hidupnya. Budaya diturunkan dari generasi ke generasi, dan adat istiadat serta
tradisi merupakan faktor penting. Pulau Jawa memiliki banyak warisan budaya
yang diwariskan secara turun-temurun, bisa berupa candi, tempat ibadah, arca, dan
bangunan lainnya, namun reruntuhan merupakan hasil dari adat dan konvensi.
Tradisi berupa ritual seperti upacara kematian, upacara sedekah di laut, dan upacara
keagamaan.
seremonial yang tidak semua orang melakukannya dan hanya diminati oleh
kalangan tertentu saja. Namun hal ini menarik. Sebab, sedekah sudah menjadi
milik umum masyarakat Jawa, terutama yang tinggal di pesisir. Sedekah laut bagi
masyarakat awam adalah memberikan sesuatu kepada air laut atau sungai yang
mengalir ke laut. Ritual sedekah laut juga dilakukan di Laut Selatan dengan
dengan nama Kanjeng Ratu Kidul (Nyi Roro Kidul). Kepercayaan akan keberadaan
Kanjeng Ratu Kidul tidak hanya dimiliki oleh masyarakat nelayan, tetapi juga oleh
masyarakat umum.
setahun sekali, yaitu pada bulan Sura (penanggalan Jawa) bertepatan dengan
Kliwon pada hari Selasa atau Kliwon pada hari Jum'at pada bulan tersebut. Secara
1
umum tujuan dari ritual ini adalah untuk berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas rejeki yang dilimpahkan kepada mereka dan berdoa untuk keselamatan
para nelayan dan keluarganya agar pekerjaan mereka sehari-hari sebagai nelayan
tidak terganggu dan mendapatkan banyak ikan. Awalnya pemberian dari hasil laut
sebenarnya dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas berkah hasil menjala ikan
kepada penguasa Ratu Kidul, namun kemudian menjadi lebih sadar dalam amalan
Upacara Sedekah Laut merupakan adat atau tradisi yang sangat erat
kaitannya dengan masyarakat Cilacap dan merupakan salah satu daya tarik atau
wisata budaya yang selalu dilakukan dan digunakan oleh masyarakat nelayan
2. Kajian Pustaka
masyarakat dan budaya adalah simbol, dan semiotika mempelajari sistem, aturan,
dan konvensi yang memungkinkan simbol-simbol ini memiliki makna. Ada dua
Secara etimologis, semiotika berasal dari kata Yunani simeon, yang berarti “tanda”.
berbagai objek, peristiwa lintas budaya, sebagai simbol. Van Zoest (dalam Sobur,
2
2001, hlm. 96) mendefinisikan semiotika sebagai “ilmu tanda (sign) dan segala
Universitas Harvard dan mengajar logika dan filsafat di Universitas Johns Hopskin
dan Universitas Harvard. Semiotika adalah metode ilmiah atau analitis untuk
menemukan jalan kita di dunia ini, di antara dan dengan orang-orang. Semiotika,
tidak dapat disamakan dengan berkomunikasi. Bagi Charles Sanders Peirce, prinsip
dasar sifat tanda adalah representatif dan interpretatif. Keterwakilan tanda berarti
tergantung pada pengguna dan penerima. Ada tiga bidang studi dalam semiotika,
yaitu:
a. tanda tangan itu sendiri. Sebuah studi tentang simbol yang berbeda, perbedaan
b. Mempelajari sistem atau kode yang mencakup bagaimana kode yang berbeda
3
Teori semiotika Charles Sanders Peirce sering disebut sebagai “Grand
struktur. Charles Sanders Peirce dikenal dengan model triadik dan konsep
1. Representamen adalah bentuk yang diterima oleh tanda atau berfungsi sebagai
tanda.
2. Objek terkait dengan simbol. Apa yang diwakili oleh representasi yang terkait
dengan bentuk.
3. Penafsir adalah tanda mental dari objek yang diacu oleh tanda itu.
Dalam mengkaji objek, melihat segala sesuatu dari tiga konsep trikotomi,
1. Sign (Representamen) merupakan bentuk fisik atau segala sesuatu yang dapat
diserap pancaindra dan mengacu pada sesuatu, trikotomi pertama dibagi menjadi
tiga.
a. Qualisign adalah tanda yang secara alami menjadi tanda. Misalnya, sifat
b. Sinsign adalah tanda yang benar-benar menjadi tanda karena bentuk atau
4
c. Legisign adalah tanda yang merupakan tanda menurut aturan, dan konvensi
yang diterima secara umum. Karena bahasa adalah kode, semua tanda bahasa
adalah legisign, dan setiap legisign mengandung sinsign, yang kedua diikuti oleh
a. Ikon adalah simbol yang menyerupai objek yang diwakilinya atau memiliki
kesamaan atau karakteristik yang sama dengan apa yang dilambangkan oleh simbol
foto, dll.
b Indeks adalah tanda yang bergantung pada keberadaan representasi, atau dalam
terminologi Pierce adalah suatu secondness. Oleh karena itu, indeks adalah tanda
c. Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan antara tanda dan denotasinya
ditentukan oleh aturan yang diterima secara umum atau dengan kesepakatan
bersama.
a. Rheme, lambang yang dimaknai terlebih dahulu dan bersajak, makna lambang
b. Decisign (tanda keturunan), ketika ada hubungan yang benar antara simbol dan
interpretasinya.
5
3. Metode Penelitian
bagaimana fenomena dipelajari, metode apa yang digunakan dalam penelitian, dan
oleh konteks yang berbeda sebagai bentuk konstruksi dari realitas tersebut. Realitas
yang dijadikan objek penelitian adalah tindakan sosial para aktor sosial. Paradigma
tersebut, kami ingin mengetahui bagaimana hal itu terkandung dalam matriks, dan
yang diteliti yaitu kajian semiotika sedekah laut di pantai Teluk Penyu Cilacap
6
kualitatif cenderung lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono,
fenomena dengan cara mengumpulkan data secara detail. Kajian ini bersifat
deskriptif, karena hanya menjelaskan makna denotatif dan konotatif dari setiap
tanda yang ada, serta mitos dan ideologi yang terkandung di dalamnya.
tumbuh pada masa pemerintahan Raja Aji Pramosa dari Kediri. Tak hanya
warnanya, bentuknya juga memiliki makna vertikal. Bunga Wijaya Kusuma terdiri
dari tiga warna (merah, hijau dan kuning), memiliki 5 (lima) kelopak dan mahkota
berjumlah tujuh (7 buah), serta memiliki arti tersendiri bagi pemimpinnya. Warna
merah mahkota menandakan kekuatan untuk membentuk sel-sel baru dalam tubuh
manusia. Warna kuning memiliki arti sebagai pengganti sel-sel tubuh manusia.
Ketiga warna tersebut dicampurkan sehingga menghasilkan warna yang pucat dan
cerah, dan saat bunga ini mekar menjadi warna yang pucat dan cerah yang konon
Dengan kata lain, rambut mewakili suku dan etnis. Kulit melambangkan suatu
7
agama atau kepercayaan. Darah melambangkan golongan. Otot mewakili posisi
Sifat unsur tersebut berdiri tegak, tidak panas, tidak luntur terkena hujan dan
terik matahari, tidak tergoyahkan gelombang dan badai, sehingga raja atau kepala
negara tidak tenggelam dalam tiga (tiga) ) yaitu singgasana, kekayaan. dan
kembang Wijaya Kusuma, maka setiap kali seorang raja naik tahta, Susuhunan di
Makam lain yang juga dikunjungi adalah Pura Kyai Ageng Wanakusuma di
Gilirangan dan Pura Kyai Khasan Besari di Gumelem (Banjarnegara). Selain ziarah
atau nyekar, mereka melakukan tahlilan dan memberi sedekah kepada fakir miskin.
Malam berikutnya, kami bermalam dengan bertapa di Masjid Sela, sebuah gua di
juga dilakukan pada masa pemerintahan Susuhunan Pakubuwono XI, ketika Sunan
8
Bahkan adat leluhur ini sudah dilakukan jauh sebelum itu.
tanggal 7 Juli 1677 saat melakukan perjalanan ke Batavia saat Trunojoyo dikejar.
melainkan dengan ilmu gaib melalui meditasi. Sebelumnya, di dekat pulau Karang
Bandung, para utusan raja melakukan upacara "membawa" (sedekah dari laut) ke
tengah laut, sebelum dipetik, pohon itu terlebih dahulu dibungkus dari abu ke atas.
yang harum. Kemudian bunga itu jatuh dengan sendirinya ke dalam kendaga yang
telah disiapkan. Selain itu, bunga tersebut dibawa ke Kraton oleh utusan untuk
dengan beberapa ritual, konon bunga itu dibuat salad dan dimakan oleh calon raja,
dan dengan demikian raja dianggap sah dan bisa mewariskan tahta untuk anak
sedekah di laut yang dilakukan oleh masyarakat nelayan pantai selatan setiap bulan
9
sesajen ke Laut Selatan pada hari Jumat Kliwon , tahun Sura 1875. Sejak saat itu,
ada kebiasaan membuat larung sesajen ke laut atau disebut juga dengan upacara
adat sedekah di laut yang masih menjadi adat atau tradisi hingga saat ini, rutin
setahun sekali pada hari selasa kliwon atau jumat kliwon bulan muharram. Bahkan,
sejak tahun 1983, upacara sedekah di laut telah ditetapkan sebagai tujuan wisata
3. 2. Persiapan Upacara
sedekah laut ini panjang dan sangat rumit. Memang sesaji untuk prosesi itu
beberapa wilayah Pesisir Selatan hampir sama. Berikut adalah hal-hal yang perlu
4. 2. 1. Persiapan Peralatan
(1) Perahu tempel, yaitu perahu dengan mesin tempel, yang nantinya digunakan
(2) Ancak, terbuat dari setengah anyaman bambu persegi panjang. Alat ini biasa
10
(3) Jodhang, terbuat dari kayu segi empat; tempat ini sering digunakan untuk
(4) Tampah/tambir, alat ini berbentuk lingkaran dari anyaman bambu dan
(5) Pengaron, alat ini terbuat dari tanah liat, digunakan untuk mengaduk nasi.
(6) Takir, yaitu terbuat dari daun pisang dengan janur atau daun lontar yang masih
untuk
sesaji.
(7) Ceketong, terbuat dari kaca yang digunakan untuk piring dan sendok makan dan
menciduknya.
4. 2. 2. Persiapan Sesaji
Masyarakat nelayan juga harus menyiapkan sesajian untuk prosesi sedekah laut
(1) sesajian untuk Kanjeng Ratu Kidul yang nantinya akan berlabuh atau dikirim
ke laut;
(2) bunga telon, yaitu bunga berbagai jenis, seperti mawar, melati, kantil, kenanga,
(3) alat kecantikan khusus wanita, antara lain bedak, sisir, parfum, pensil alis, dan
(4) pakaian wanita letak, termasuk kemeja kain, celana pendek, bra dan kebaya,
(5) jenang, jenis jenang, ada yang merah, putih, hitam, batangan, dll;
11
(6) jajanan pasar, yaitu jajanan kecil seperti kacang tanah, lempeng, slondok, dll,
(7) Udhuk atau nasi asin, nasi yang dimasak dengan santan, garam, dll. dan setelah
(9) ayam ingkung, ayam jantan utuh dengan kaki dan sayap diikat menjadi satu
(10) pisang sanggan, pisang yang dipilih sebagai pisang raja kualitas nomor satu
yaitu pisang yang benar-benar tua, tidak lembek, jumlahnya harus genap;
(11) pisang raja pulut, ini merupakan gabungan dan sesisir pisang raja dan sesisir
pulut;
(12) lauk pauk, antara lain kacang goreng, kerupuk, kedelai, emping, dll. ;
nyekar atau ziarah ke pantai Karang Bandung (Pulau Majethi) yang terletak di timur
kepala adat, dan kemudian banyak kelompok nelayan dan masyarakat berdoa
kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk musim penangkapan ikan agar berjalan
dengan baik dan penangkapan ikan yang aman. Selain upacara nyekar, peserta ritual
juga mengambil air suci atau keramat di sekitar pulau Majethi yang menurut
12
Rangkaian kegiatan sedekah tradisional di laut diawali dengan ziarah ke
tumpeng. Acara tirakata diisi dengan pembacaan uraian dan pembacaan uraian
sedekah di laut. Prosesi upacara diawali dengan laporan tumenggung kepada patih,
dilanjutkan dengan mengangkut joli dari Pantai Teluk Penyu ke Laut Selatan,
(Anonim, 1999).
Prosesi Nyekar atau ziarah dimulai satu hari sebelum Acara Sedekah.
Artinya, Pon Senin atau Kamis Wage berlangsung dari pukul 07.00 WIB hingga
sore hari, dilanjutkan dengan acara 'Malam Tirakatan' atau pengajian di Anjungan
Kabupaten Cilacap mulai pukul 19.00 malam. Puncak acara Jum'at Kliwon atau
Selasa Kliwon adalah 'Upacara Iring-iringan Jolen Tunggul' yang berangkat dari
dengan kostum nelayan tradisional Cilacap dan diiringi oleh Jolen Jolen. Setibanya
di Pantai Teluk Penyu, sesaji dibawa ke perahu nelayan yang dihias dengan
warnawarni dan dilarung ke pulau kecil bernama Pulau Majeti atau dibuang ke laut.
Pertunjukan adat yang sering ditampilkan pada saat upacara sedekah antara
lain jaipong (calung banyumasan), lenggeran, kuda lumping dan wayang kulit.
kabupaten maupun di desa atau kecamatan nelayan masing-masing. Saat ini mulai
13
berkembang tidak hanya pertunjukan seni pertunjukan tradisional, tetapi juga
penyanyi terkenal seperti lagu pop, campur sari, dan ndangdut (Anonim, 2001).
Menurut Novianti (2007), fungsi dan makna ritual adat mencakup empat
dimensi: budaya, agama, ekonomi dan sastra baik bagi pencetus ritual maupun
masyarakat. Aspek budaya ritual sedekah laut di Cilacap bagi pelaku dan
Nyekar berziarah ke Pantai Bandung Karang (Pulau Majethi) satu hari sebelum
bersedekah.
Dari aspek agama, sedekah di pesisir selatan Cilacap memiliki makna religi.
(spiritual), dan upacara sedekah laut dilakukan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
agar para nelayan tidak menemui banyak kendala saat melaut dengan permohonan
atau doa. Tangkapan yang melimpah dan memberikan keamanan. Itu juga sebagai
tanda apresiasi masyarakat nelayan atas hasil tangkapan beberapa tahun lalu yang
dipersembahkan kepada Ratu Pantai Selatan (Nyi Roro Kidul) yang dianggap
sebagai permohonan izin kepada penguasa Pantai Selatan, yang timbul secara
bersamaan dari motif, dorongan, harapan dan keprihatinan. Ada beberapa jenis
sesajen yang dianggap pantas bagi penerima sesaji (sesajen), karena tanpa
14
pemberian masyarakat tidak ada rasa ketidakberdayaan atau prestasi (hasil yang
maksimal). Suatu cara persembahan yang dilakukan dalam suatu proses ritual
berupa ucapan, tindakan, dan lain-lain, untuk mencapai suatu tujuan (harapan,
malapetaka). Dalam hal ini, upacara sedekah dianggap sebagai permintaan dan doa.
Harapan dan realita religi inilah yang digunakan dalam upacara sedekah
Tuhan Yang Maha Esa melalui Kanjeng Ratu Kidul sang penjaga Laut Selatan,
demi keselamatan dan penghasilan mereka dari menangkap ikan di Segoro Kidul
Makna atau simbol sesaji yang digunakan pada upacara sedekah laut,
digunakan terdiri dari empat lapisan, lapisan pertama disebut heneng yang
dunia, adat istiadat, tata cara, ritual (upacara, budaya, dan spiritualitas
berupa nasi yang sama dari sudut yang berbeda, disebut juga Torekat. Artinya,
sama dari semua sudut pandang, tetapi bentuknya semakin lama semakin kecil
dan disebut esensi. Tingkat keempat disebut hanni. Artinya, bagian atas
tumpeng sebagai titik atau tumpuan yang berarti lebih dekat kepada Tuhan
15
Yang Maha Esa yang merupakan bagian atas penguasa atau makrifat. Makna
Esa atau purwa madya wasena jagad saisine, atau alam semesta dan segala
isinya.
(2) Pisang Sanggan berarti raja atau ratu berada atau tidak lagi berada di atas
rakyat dalam struktur sosial. Pisang Raja pulut dimaksudkan sebagai upaya
umat untuk menjaga kelekatan, sebagaimana hubungan antara raja dan rakyat
tetap lekat selamanya. Pisang Raja Setangkep atau dua sisir berarti hidup atau
menyebarkan rasa yang enak aroma yang baik yang memiliki makna
(3) Bubur atau jenang palang atau bubur/jenang abang-putih, atau merah-putih
diberi silang atau palang adalah supaya masyarakat ngentak, atau tidak ada
ibu atau Kama Ratih, bubur putih sebagai penghormatan kepada Bapak
persembahan kepada saudara atau kakang kawah adi ari-ari. Nasi ameng,
bermakna supaya mendapat keselamatan dari Tuhan Yang Maha Esa, dan nasi
SAW.
16
(4) Ayam ingkung (utuh), ayam jantan muda yang baik tidak pernah diadu, tidak
(6) Pakaian wanita diikat pada alat-alat kecantikan dan cemara (cermin, sisir,
wanita. Ini tentang menghormati wanita. Semua ini ditujukan kepada Kanjeng
(7) Bunga atau kembang atau dahan yang melambangkan permintaan wewangian,
berupa bunga telon (mawar, melati, kanthil) dan bunga setaman (bunga
katakata yang indah dan baik. Bunga melati sebagai lumantar kedaling lathi,
atau bibir terucap melalui bibir. Bunga kantil, atau sekantil mugi-mugi tansah
kuanthil-kanthil wonten salebeting nala, semoga selalu melekat dalam hati dan
(8) Jajanan pasar terdiri dari berbagai jenis makanan. Yaitu jajanan dari pasar atau
diperjualbelikan di pasar. Ini berarti wong urip pindane wong lunga pasar bali
pasar untuk membeli kebutuhan hidup dan kembali kepada Tuhan Yang Maha
17
(9) Minuman atau wedang berupa wedang goyang, wedang salam, wedang jeruk,
wedang kopi pahit dan wedang tawa. Wedang Goyang berupa bunga kelapa
(manggar), gula manis dan air jernih, agar hati tidak gundah, selalu tenteram;
Wedang salam berupa daun salam, gula batu dan air yang memiliki makna
untuk keamanan dan keselamatan; wedang jeruk dalam bentuk air jeruk bayi
dan gula batu, agar selalu diberi petunjuk; Wedang kopi pahit melambangkan
keabadian atau umur panjang; sedangkan tawa berupa air tawar dan daun tawa
(10) Kemenyan dan wewangian adalah perantara atau mediator antara tubuh dan
jiwa.
(11) Kepala kerbau atau sapi atau kepala kambing sebagai lambang kebodohan
untuk dikuburkan, dikubur atau dihalau jauh ke laut, artinya kita sebagai
manusia harus membuang sifat kebodohan dan belajar untuk menjadi cerdas.
(12) Tebu wulung atau hitam melambangkan rasa manis atau kebahagiaan abadi
dalam hidup.
(13) Cikal atau pohon kelapa yang baru tumbuh merupakan awal atau permulaan
yang baik.
Pentingnya sedekah laut dari segi ekonomi tidak dapat dipisahkan dari unsur
pariwisata. Hajat Laut merupakan salah satu agenda tahunan yang dilaksanakan di
kawasan Pantai Selatan Cilacap. Oleh karena itu, pengelola pariwisata berusaha
mengemas tradisi ini dengan cara yang lebih menarik dan memanfaatkannya
18
meningkat. Untuk mengantisipasi hal tersebut, upaya sedang dilakukan untuk lebih
meningkatkan kegiatan ini sebagai salah satu kemungkinan wisata tahunan Cilacap
5. Kesimpulan
tradisi atau adat yang dilakukan masyarakat nelayan Cilacap setahun sekali,
bertepatan dengan hari Selasa Kliwon atau Jum'at Kliwon setiap bulan Suro
(penanggalan Jawa). Ini adalah acara tradisional dengan makna religius untuk
berterima kasih dari para nelayan atas hasil tangkapan mereka dan berdoa untuk
keselamatan dan hasil tangkapan yang melimpah di tahun berikutnya. Ritual adat
19