SKRIPSI
Oleh :
DEVI SEPRIANI
NIM 0801162006
SKRIPSI
Oleh :
DEVI SEPRIANI
NIM 0801162006
ii
HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
TERHADAP WORKPLACE INJURY PEKERJA BAGIAN
PRODUKSI PT. SOCFIN INDONESIA TANAH GAMBUS
Devi Sepriani
0801162006
Abstrak
Workplace Injury sama dengan kecelakaan kerja, dimana penyebab
terjadinya dikarenakan pekerjaan atau keadaan lingkungan kerja disuatu
perusahaan yang tidak tertata. Pada umumnya, kecelakaan kerja dapat terjadi
karena dua faktor yaitu faktor mekanis dan lingkungan serta faktor manusia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan hubungan penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) terhadap workplace injury pekerja bagian produksi PT.
Socfin Indonesia Tanah Gambus. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional, teknik pengambilan sampel
yang digunakan yaitu total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 83 orang.
Alat atau instrument yang digunakan yaitu kuesioner. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat adanya hubungan antara penggunaan APD dengan
workplace injury dengan diperoleh p value 0,003. Kesimpulan dari penelitian ini
terdapat adanya hubungan antara penggunaan APD dengan workplace injury.
Oleh karena itu, peneliti menyarankan bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan
pengawasan terkait penggunaan APD pada pekerja, dan disarankan pula bagi
pekerja untuk menggunakan APD selama bekerja demi menjaga keselamatan.
Kata Kunci : Workplace Injury, Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
iii
RELATIONSHIP OF THE USE OF PERSONAL PROTECTIVE
EQUIPMENT TO WORKPLACE INJURY WORKERS PRODUCTION
DEPARTMENT PT. SOCFIN INDONESIA TANAH GAMBUS
Devi Sepriani
0801162006
Abstract
Workplace Injury is the same as a work accident, where the cause is due
to work or the state of the work environment in an unorganized company. In
general, work accidents can occur due to two factors, namely mechanical and
environmental factors as well as human factors. The purpose of this study is to
find the relationship of the use of Personal Protective Equipment (PPE) to
workplace injury workers in the production department of PT. Socfin Indonesia
Tanah Gambus. The type of research used is quantitative research with cross
sectional design, sampling techniques used that is total sampling with the number
of samples as many as 83 people. The tool or instrument used is a questionnaire.
The results showed that there is a relationship between the use of PPE and
workplace injury with obtained p value 0.003. The conclusion of this study there
is a relationship between the use of PPE and workplace injury. Therefore,
researchers advise companies to further increase supervision regarding the use of
PPE in workers, and it is also recommended for workers to use PPE during work
in order to maintain safety.
Keywords: Workplace Injury, The Use of Personal Protective Equipment (PPE)
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
NIM : 0801162006
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Program Studi
Kesehatan Masyarakat FKM UIN Sumatera Utara Medan.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Program Studi
Kesehatan Masyarakat FKM UIN Sumatera Utara Medan.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Program Studi Kesehatan Masyarakat
FKM UIN Sumatera Utara Medan.
Devi Sepriani
NIM. 0801162006
v
HALAMAN PERSETUJUAN
vi
HALAMAN PENGESAHAN
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI
NIM : 0801162006
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
No.Hp : 0895601986425
Email : Seprianidevii@gmail.com
IDENTITAS ORANGTUA
Ayah : Al-Azhar
Ibu : Sari
RIWAYAT PENDIDIKAN
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat,
prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara. Tak lupa pula kita haturkan shalawat berangkaikan
salam kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kelak kita merupakan umatnya
yang mendapatkan syafaatnya dihari Kiamat. Aamiin aamiin yaa rabbal alamiin.
ix
7. PT. Socfin Indonesia Tanah Gambus karena telah memberikan izin
penelitian dan seluruh responden dalam penelitian ini karena telah
bersedia meluangkan waktu untuk mengisi lembar kuesioner .
8. Kepada yang tersayang dan terkasih, kedua orang tua saya Ayahanda
Al-Azhar dan Ibunda Sari, saya ucapkan terima kasih yang sedalam-
dalamnya dan setulusnya karena telah memberikan dukungan,
semangat, dan doa yang tak putus-putusnya kepada penulis selama
proses penulisan dan penyusunan skripsi ini. Tak ada balasan yang
dapat saya berikan atas rasa sayang dan cinta kedua orang tua saya
selain doa yang tulus, semoga Allah selalu memberikan nikmat dan
karunia-Nya, aamiin.
9. Kepada saudara-saudara saya tercinta, Kakak Afni Mediarti S.Ak, dan
Adik-adik Amelia Putri dan Putri Zahara yang selalu memberikan
semangat dan doa terbaiknya kepada penulis.
10. Kepada keluarga besarku yang lain, Bunda dan keluarga, Uncu dan
keluarga serta yang lainnya terimakasih karena memberikan semangat
kepada saya selama menyelesaikan penulisan skripsi ini.
11. Team Menuju Sukses dan Halal, Kak Feby Anggita Nasution, SKM,
Ratna Dewi, Mila Sari Wahyuni, Bebby Alfiera, Tania Ulfa, Nurul
Aini, Dirayati Annisa, dan Fany Khalafi Lubis, terimakasih atas
semangat, sharing and caring serta motivasi dan memberikan solusi
terbaiknya selama proses penulisan skripsi ini.
12. Teman-teman Ciwai K3, Haura Zhafira Tambunan, SKM, Singki
Nadia Sinaga, SKM, Sri Wahyuni, SKM dan Rina Khairuna, SKM,
terimakasih atas banyak hal karena telah menemani penulis selama
menjalani masa studi peminatan dan telah memberikan bantuan, solusi,
serta semangat kepada penulis.
13. Mas Fahmi Baiquni, S.Psi, MPH dan Bang Rizky Adinda Ridwan,
SKM terimakasih telah membantu dan memberikan saran terbaiknya
kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.
x
14. Teman-teman Goes to Sun, Fandi Ahmad, Nabila Firuzia, Imam
Ahmad, Widya Syahfitri, Rizna Hayati dan Mardiyah, terimakasih atas
semangat yang telah diberikan.
15. Teman-teman sedari masa SMA, Citra Nabila, Wahyudi Maherza,
Nanda Siska, dan Widya Nita, terimakasih atas semangat yang
diberikan.
16. Teman-teman seperjuangan di FKM terkhusus IKM A 2016 yang telah
memberikan banyak cerita indah dan menemani penulis di masa awal
perkuliahan hingga terpisah oleh peminatan.
17. Teman-teman seperjuangan di Peminatan K3, terimakasih telah
memberikan warna kepada penulis selama menjalani masa studi di
peminatan.
18. Kepada seluruh pihak lainnya yang terlibat dan membantu penulis
yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
xii
2.3 Alat Pelindung Diri (APD) ................................................................... 15
2.3.1 Pengertian Alat Pelindung Diri (APD) ....................................... 15
2.3.2 Ketentuan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) .................. 16
2.3.3 Jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD) ...................................... 18
2.3.4 Jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang Digunakan oleh
Pekerja Bagian Produksi ............................................................. 25
2.3.5 Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) .......................................................................................... 28
2.4 Kajian Integrasi Keislaman ................................................................... 28
2.4.1 Konsep Kecelakaan Kerja dalam Islam ...................................... 28
2.4.2 Konsep Alat Pelindung Diri (APD) dalam Islam......................... 30
2.4.3 Maqashid Syariah ......................................................................... 33
2.5 Kerangka Teori...................................................................................... 35
2.6 Kerangka Konsep ................................................................................... 36
2.7 Hipotesa Penelitian................................................................................. 37
BAB 3 METODE PENELITIAN .............................................................. 38
3.1 Jenis dan Desain Penelitian .................................................................... 38
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 38
3.3 Populasi dan Sampel .............................................................................. 38
3.3.1 Populasi ........................................................................................ 38
3.3.2 Sampel.......................................................................................... 38
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ....................................................... 38
3.4 Variabel Penelitian ................................................................................. 39
3.5 Definisi Operasional............................................................................... 39
3.6 Aspek Pengukuran ................................................................................. 40
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................. 41
3.8 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 43
3.8.1 Jenis Data ..................................................................................... 43
3.8.2 Alat atau Instrumen Penelitian ..................................................... 44
3.8.3 Prosedur Pengumpulan Data ........................................................ 44
3.9 Analisis Data .......................................................................................... 44
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 46
xiii
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................................ 46
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ......................................................... 46
4.1.2 Letak Geografis ........................................................................... 47
4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan ............................................................ 47
4.1.4 Struktur Organisasi PT Socfin Indonesia Tanah Gambus ........... 48
4.1.5 Proses Pengolahan Kelapa Sawit ................................................. 50
4.2 Karateristik Responden .......................................................................... 53
4.2.1 Usia .............................................................................................. 53
4.2.2 Pendidikan ................................................................................... 53
4.2.3 Masa Kerja ................................................................................... 54
4.3 Hasil Penelitian ...................................................................................... 54
4.3.1 Analisis Univariat ........................................................................ 54
4.3.2 Analisis Bivariat .......................................................................... 56
4.4 Pembahasan ............................................................................................ 57
4.4.1 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ..................................... 57
4.4.2 Workplace Injury ......................................................................... 58
4.4.3 Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan
Workplace Injury........................................................................ 59
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 65
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 65
5.2 Saran ....................................................................................................... 65
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Keselamatan kerja merupakan hal utama dan hal penting yang perlu
utama untuk pencegahan kecelakaan kerja, kecacatan, cidera dan kematian akibat
dari kecelakaan kerja. Dengan disediakannnya kondisi lingkungan kerja yang baik
oleh perusahaan, maka pekerja dapat melakukan pekerjaan nya dengan aman dan
selamat. Pekerja yang merasa aman dan selamat saat bekerja dapat mendorong
tercapainya hasil kerja yang lebih baik dan meningkatkan produktivitas pekerja
serta terhindar dari kejadian yang tidak di inginkan. Namun, hal ini dapat tercapai
secara maksimal apabila perusahaan dan pekerja mampu bekerja sama untuk
mencapainya.
inginkan di tempat kerja atau terjadinya kecelakaan kerja, yaitu faktor manusia,
dan juga sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja atau disebut dengan
Pasal 3 yang berisi tentang keselamatan kerja yang dimana berisi tentang aturan
mengenai kewajiban bagi setiap tempat kerja untuk menerapkan SMK3 termasuk
Pelindung Diri (APD) juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor
manusia, kondisi Alat Pelindung Diri (APD) dan kenyamanan. Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) yang tepat dapat mengurangi terjadinya kecelakaan kerja
(Anggi, 2015).
1
2
yang ringan ataupun risiko kecelakaan yang berat. Penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD) bisa menjadi salah satu langkah awal untuk mecegah terjadinya
dampak yang parah akibat kecelakaan. Kecelakaan ditempat kerja sebenarnya bisa
diprediksi apakah akan terjadi atau tidak, dengan kata lain jika kita mengamati
serta peduli dengan lingkungan sekitar maka kita dapat mengidentifikasi risiko
kecelakaan apa yang mungkin terjadi serta bisa melakukan tindakan pencegahan
dua hal, yaitu tindakan manusia yang tidak aman (unsafe action) dan lingkungan
diharapkan, dikatakan tidak terduga karena dalam peristiwa itu tidak terdapat usur
manusia itu sendiri. Umat muslim diwajibkan untuk menjaga diri dan orang
jalan Allah, mencegah dirinya dari hal yang menyebabkan kecelakaan dan
selamat, senantiasa mengikuti aturan yang ada serta perbuatan lainnya yang bisa
dikatakan berhasil apabila dapat menekan angka kecekalaan kerja. Secara global
2,3 juta kematian setahun dapat disebabkan oleh cedera akibat kerja atau penyakit
yang berhubungan dengan pekerjaan, dan jutaan lainnya menderita cedera dan
penyakit terkait pekerjaan yang tidak fatal. Menurut perkiraan ILO (International
Labour Organization) setiap tahun lebih dari 2,3 juta kematian ditempat kerja
akibat dari cedera dan Penyakit Akibat Kerja (PAK). Lebih dari 350.000 kematian
disebabkan oleh kecelakaan fatal dan hampir 2 juta kematian yang disebabkan
oleh penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Selain itu, lebih dari 313 juta
pekerja yang terlibat dalam kecelakaan kerja non fatal yang menyebabkan luka
serius dan absen dari pekerjaan. ILO juga memperkirakan bahwa 160 juta kasus
non fatal penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan terjadi setiap tahun (ILO,
2015)
mengalami peningatan dari tahun 2013 yaitu sebanyak 9,2%. Bagian tubuh yang
terkena cedera lebih banyak pada anggota gerak bawah dengan jumlah 67,9%
dibandingkan bagian tubuh lainnya dan cedera tersebut menyebabkan bekas luka
hal serta saling berkaitan dan dapat menyebabkan kerugian berupa kecacatan,
penyakit akibat kerja (PAK) dan dapat menyebabkan kematian. Angka kecelakaan
sebanyak 2.796 kasus, dimana diperkirakan terjadi sekitar 15 kasus setiap harinya
4
(Pekuwali, 2017). Kasus kecelakaan kerja dapat ditekan jumlahnya apabila adanya
Industri pabrik kelapa sawit (PKS) tersebar luas di Sumatera Utara, baik
milik Pemerintah ataupun Swasta. Sumatera Utara juga dikenal dengan salah satu
daerah terbesar penghasil kelapa sawit. PT. Socfin Indonesia Tanah Gambus
merupakan bagian dari PT. Socfin Indonesia (SOCFINDO) yang bergerak dalam
perkebunan kelapa sawit. PT. Socfin Indonesia Tanah Gambus yang berada di
desa Gambus Kec. Limapuluh Kabupaten Batubara ini dibangun pada tahun 1978.
ton/jam dan memiliki luas lahan kelapa sawit sebesar 3.373 ha. Pabrik kelapa
sawit ini mengolah minyak CPO (Crude Palm Oil) menjadi 3 jenis bahan jadi. PT.
lingkungan dan sosial. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Socfin
Socfin Indonesia Tanah Gambus ini membagi tenaga kerjanya menjadi 9 divisi
yang memiliki jumlah yang berbeda. Untuk divisi pabrik atau dibagian
terdiri dari 83 orang karyawan, 25 orang pegawai dan 4 orang staff. Jam kerja
karyawan dibagian produksi terbagi menjadi dua shift, shift pagi dan shift
malam, yang masing-masing shift memiliki waktu istirahat sebanyak 1 jam atau
Diri (APD) bagi para pekerja nya. Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan
5
setiap stasiun memiliki kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) yang berbeda.
didapatkan hasil bahwa perusahaan telah menyediakan Alat Pelindung Diri (APD)
sesuai dengan kebutuhan para karyawan. Namun kenyataan nya masih banyak
karyawan yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap,
sebagian besar hanya menggunakan helm dan sarung tangan dibeberapa stasiun,
untuk Alat Pelindung Diri (APD) lainnya tidak digunakan dengan alasan
bagian produksi terdiri dari pelindung kepala (helm), pelindung mata dan muka,
pelindung telinga, sepatu safety, sarung tangan, masker, kacamata dan pakaian
pelindung.
mereka telah bekerja di PT. Socfin Indonesia Tanah Gambus selama 9 – 24 tahun,
dan selama itu pula mereka tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) secara
pekerjaan, padahal Alat Pelindung Diri (APD) merupakan poin penting dan utama
sebab jika menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap dan sesuai
6
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan hal kecil yang harus
apakah penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ada hubungannya atau tidak
1. 2 Rumusan Masalah
workplace injury pekerja bagian produksi PT. Socfin Indonesia Tanah Gambus?
1. 3 Tujuan Penelitian
workplace injury pekerja bagian produksi PT. Socfin Indonesia Tanah Gambus.
bagian produksi.
1. 4 Manfaat Penelitian
bagi perusahaan yaitu PT. Socfin Indonesia Tanah Gambu, sehingga bisa
LANDASAN TEORITIS
kecelakaan kerja. Workplace injury atau cedera ditempat kerja adalah suatu
kejadian patah, retak, dan lain sebagainya yang diakibatkan oleh kecelakaan.
Cedera akibat pekerjaan, penyakit dan kematian di tempat kerja adalah masalah
yang penting. Bagian tubuh yang dapat terkena cedera dan sakit yaitu:
b. Leher.
c. Bahu, punggung.
kecelakaan kerja. Selain itu juga untuk membantu dalam mencegah terjadinya
oleh pekerjaan atau keadaan lingkungan kerja disuatu perusahaan yang tidak
tertata. Penyebab atau potensi bahaya yang ada seringkali diabaikan oleh
8
9
aman, namun tetap saja pekerja tersebut melakukannya. Dari data statistik
diperoleh bahwa sebesar 85% penyebab kecelakaan adalah karena faktor manusia
(Suma'mur, 2009).
dan pengangkat, terjatuh dilantai dan tertimpa benda dari atas, dan lain
sebagainya. Adapun dari faktor manusia adalah tindakan tidak aman manusia
a. Teknis
b. Manusia
a. Internal
b. Eksternal
pemeliharaan mesin yang tidak baik, tata letak ruang yang kurang
keselamatan pekerja.
Penyebab lainnya yaitu sikap yang tidak aman (unsafe action) dan kondisi
yang tidak aman (unsafe condition). Faktor sikap yang tidak aman (unsafe action)
dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti tidak seimbangnya fisik tenaga kerja
bekerja secara berlebihan atau melebihi jam kerja yang ada. Sedangkan faktor
11
kondisi yang tidak aman (unsafe condition) disebabkan oleh berbagai hal yaitu
ditempat kerja yang tidak sesuai standar, pencahayaan dan kebisingan yang
selama satu hari atau lebih. Hari terjadinya kecelakaan kerja tersebut
karyawan tidak bisa masuk kerja karena cedera, selain hari terjadinya
kehilangan 220 hari kerja dimulai dari hari kejadian kecelakaan kerja
tersebut.
12
memberikan pertolongan.
bagian dari perilaku. Perilaku adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan
aspek yang ada dilingkungan sekitarnya. Perilaku secara umum yaitu segala
perbuatan ataupun tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup. Perilaku juga
dapat diartikan sebagai suatu aksi ataupun reaksi suatu organisme terhadap
lingkungannya, hal ini berarti perilaku dapat terwujud karena ada sesuatu yang
2018).
gerakan, tanggapan dan jawaban yang dilakukan oleh seseorang seperti berpikir,
belajar dari pengalaman sebelumnya dan dipelajari melalui proses penguatan dan
pengkondisian.
diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung, perilaku ini hanya
banyak teori yang menjelaskan mengenai perilaku manusia dimana dalam teori
tersebut menjelaskan bagaimana suatu perilaku itu dapat terbentuk dan faktor
terbentuk karena adanya rangsangan atau biasa disebut stimulus, namun pada
perilaku, salah satunya yaitu adanya niat untuk berperilaku dari suatu individu.
Niat itupun tidak akan muncul tanpa adanya determinan yang memengaruhi
(Mahyarni, 2013).
manusia yang dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu faktor perilaku (behavior
causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior causes). Adapun faktor yang
akan dibahas dalam penelitian ini yaitu faktor perilaku yang dibentuk oleh 3
faktor, yaitu :
sebagainya.
15
perilaku. Faktor penguat ini terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
dimaksudkan dengan Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang
sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya ditempat kerja. Alat Pelindung
Diri (APD) adalah kelengkapan wajib yang harus digunakan saat bekerja sesuai
dengan bahaya dan risiko kerja guna menjaga keselamatan pekerja dan orang lain
menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi pekerjanya, dimana Alat Pelindung
Diri (APD) tersebut haruslah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan
secara keseluruhan, Alat Pelindung Diri (APD) yang tersedia harus sesuai dengan
bahaya yang ada di perusahaan, terbuat dari material yang tahan terhadap bahaya
melindungi tubuh dari bahaya pekerjaan yang bisa menyebabkan penyakit akibat
kerja dan juga kecelakaan akibat kerja, sehingga penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) tidak hanya bermanfaat bagi pekerja itu sendiri tetapi juga memberikan
manfaat bagi orang disekelilingnya. Alat Pelindung Diri (APD) akan memberikan
perlindungan yang cukup bagi pekerja apabila Alat Pelindung Diri (APD) yang
disediakan sudah sesuai dan dipilih secara tepat dan juga selalu digunakan oleh
pekerja. Perusahaan wajib menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) dan pekerja
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang akan digunakan oleh pekerja
haruslah dipilih dengan baik serta disesuaikan dengan potensi bahaya yang ada di
tempat kerja. Adapun ketentuan terkait Alat Pelindung Diri (APD) yang akan
sering kali membuat para pekerja merasa tidak nyaman, merasa bahwa
17
pemakainya.
bentuk dan bahan dari Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan
tidak sesuai.
disesuaikan dengan kondisi dan risiko bahaya yang ada ditempat kerja.
Diri (APD) :
benar.
pemakainya.
(APD).
tempat kerja yang memiliki risiko bahaya tidak hanya berlaku untuk pekerja,
tetapi untuk pihak manapun dan siapapun yang akan memasuki tempat kerja
a. Pelindung Kepala
melindungi kepala dari benturan, terkena benda tajam atau benda keras
yang meluncur dari atas, terjatuh, dan terantuk. Jenis alat pelindung
kepala terdiri dai helm pengaman (safety helmet), tudung kepala atau
Sumber : Pusdiklat K3
Alat pelindung mata dan muka adalah alat yang berfungsi untuk
atau pukulan benda keras dan benda tajam. Jenis alat pelindung mata
tameng atau pelindung muka (face shied), masker selam, tameng muka
Sumber : Safetysign.co.id
20
c. Pelindung Telinga
Jenis alat pelindung telinga yaitu penyumbat telinga (ear plug) dan
Penyumbat telinga (ear plug) dapat terbuat dari kapas, plastik, karet
insert-type ear plug yang hanya menyumbat telinga bagian luar saja
telinga.
Sumber : Safetysign.co.id
Penutup telinga (ear muff) terdiri dari dua buah tutup telinga dan
Jika digunakan dalam waktu yang lama, maka efektivitas nya dapat
Sumber : Safetysign.co.id
d. Pelindung Pernapasan
organ pernapasan dengan cara menyalurkan udara bersih dan sehat atau
debu, kabut, uap, asap, gas dan lain sebagainya. Jenis alat pelindung
Sumber : Safetysign.co.id
22
e. Pelindung Tangan
Alat pelindung tangan atau sarung tangan adalah alat yang berfungsi
untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu
pukulan dan tergores, terinfeksi virus dan bakter dan lain sebagainya.
Jenis alat pelindung tangan yaitu sarung tangan yang terbuat dari
logam, kain berpelapis, kain kanvas, karet dan sarung tangan yang
Sumber : Pusdiklat K3
f. Pelindung Kaki
Alat pelindung kaki adalah alat yang berfungsi untuk melindungi kaki
dari tertimpa atau terbentur dengan benda yang berat, tertusuk benda
tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang
dengan lingkungan tempat kerja yang basah ataupun licin dan lain
sebagainya.
23
Sumber : Pusdiklat K3
g. Pakaian Pelindung
ataupun seluruh badan pekerja dari bahaya yang ada ditempat kerja,
meliputi temperatur yang panas dan dingin yang ekstrrim, pajanan api
logam panas, uap panas, tergores, benturan dengan mesin, peralatan dan
Sumber : Safetysign.co.id
agar tidak masuk ketempat yang mempunyai potensi jatuh atau menjaga
pekerja untuk berada pada posisi kerja yang di inginkan dalam keadaan
24
sehingga jatuh tidak membentur lantai dasar. Jenis alat pelindung jatuh
koneksi (lanyard), tali pengaman (safety rope), alat penjepit tali (rope
Sumber : Safetysign.co.id
i. Pelampung
2.3.4 Jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan oleh Pekerja bagian
Produksi
berupa tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit atau biasa
disebut CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit. Dimulai dari stasiun
yang layak untuk diolah mana yang tidak lalu tandan buah segar tersebut
masuk kedalam stasiun perebusan setelah itu lanjut ke stasiun penebah lalu
itu stasiun pemurnian minyak lalu lanjut ke stasiun pengolahan biji lalu
Alat Pelindung Diri (APD) yang berbeda sesuai dengan yang dibutuhkan
jenis alat pelindung kepala antara lain topi pelindung yang biasa
pengaman rambut.
b. Sarung tangan
tangan dari panas yang ada maka pekerja bagian pengolahan harus
memakai sarung tangan yang tahan panas. Fungsi dari adanya sarung
tangan ini adalah untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari
Pekerja di pabrik PT. Socfin Indonesia Tanah Gambus juga ada yang
lainnya.
d. Sepatu safety
melindungi mereka dari potensi bahaya yang ada ditempat kerja, sebab
lantai ditempat mereka bekerja terasa licin, sehingga jika sepatu yang
digunakan bukan sepatu safety dan tidak sesuai standar, maka dapat
terjadi hal yang tidak di inginkan dan menghambat pekerjaan. Selain itu
27
e. Kacamata
lainnya.
f. Masker
menjadi sesak.
g. Pelindung telinga
cukup tinggi.
h. Pakaian Pelindung
ataupun seluruh badan pekerja dari bahaya yang ada ditempat kerja,
meliputi temperatur yang panas dan dingin yang ekstrrim, pajanan api
logam panas, uap panas, tergores, benturan dengan mesin, peralatan dan
(APD) pada pekerja yaitu usia, sifat pekerjaan, komunikasi, pengalaman kerja,
beban kerja, shift kerja, lingkungan kerja, persepsi, komunikasi dan manajemen
(Setyawati, 2008). Selain beberapa faktor tersebut, ada juga faktor lainnya yang
tidak mencelakakan diri sendiri ataupun orang lain. Dalam Islam ada istilah At-
dalam segala hal, yang dimaksud ihsan yaitu berbuat kebaikan dengan
Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik”. Siapapun yang dicintai oleh
29
meremehkannya.
سنُ ٓو ۟ا ۛ إِنه ه
َٱَّلل ِ َْةوأَح ۟ ُٱَّلل َو ََل ت ُ ْلق
َ وا ِبأ َ ْيدِي ُك ْم إِلَى ٱلت ه ْهلُك ِ س ِبي ِل ه ۟ َُوأَن ِفق
َ وا فِى
ِ ْب ٱ ْل ُمح
ِِ َسنِين ُّ يُ ِح
Artinya :
(diri sendiri) kedalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah.
berbuat baik kepada sesama, janganlah kita menjatuhkan diri kita ataupun orang
lain kedalam kebinasaan, seperti sengaja bertindak gegabah ataupun ceroboh dan
mengakibatkan diri kita terkena kecelakaan kerja yang dari perbuatan ceroboh kita
itu juga bisa membahayakan orang lain. Bersikap amanlah kita agar diri kita
menjaga diri sendiri dan orang lain dari bahaya guna menghindari hal-hal yang
dan orang lain, hal itu berlaku pula dalam pekerjaan, jika seorang pekerja tidak
kesanggupannya...”
Maksud dari potongan ayat diatas adalah Allah hanya akan membebani
manusia melewati batas kemampuan kita dan melakukan segala sesuatu termasuk
pekerjaan dengan berlebihan, karena hal itu hanya akan memberikan dampak
kerugian bagi kita, hanya akan membuat kita mengalami hal yang tidak di
2.4.2 Konsep Alat Pelindung Diri (APD) dalam Islam (Keselamatan Kerja)
dalam Islam juga menjelaskan tentang perbuatan yang selamat seperti dalam
istilah Salamat/Sihhat atau sama dengan yang biasa kita kenal dengan istilah
Salam/Salim memiliki makna sama yaitu selamat dan damai. Dalam konteks ini
penggunaan alat pelindung diri mengarah pada perilaku selamat yang artinya
memberikan perlindungan kepada diri agar dapat terhindar dari hal-hal yang dapat
hal yang penting dan kata Salam memiliki makna yang begitu dalam yaitu ad-do’a
yang berarti do’a keselamatan dari segala sesuatu yang membahayakan karena
orang-orang yang senantiasa menjaga dirinya dari segala hal yang merugikan
ataupun membehayakan.
kehidupan telah diatur oleh Allah, dan apapun yang dilakukan oleh manusia
senantiasa diawasi oleh Allah SWT. Bekerjalah kita dengan jujur, bertanggung
berperilaku baik dan tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri ataupun orang
lain. Salah satunya berperilaku aman dalam bekerja, seperti menggunakan APD,
sebab dengan menggunakan APD kita bisa melindungi diri kita dari kerugian
menjaga keselamatan, seperti firman Allah dalam QS. Ali-Imran ayat 174 yang
pertolongan kepada Allah akan terhindar dari segala bencana dan mendapatkan
َُّللا
َّللا َۗو ه ْ سو ٌء َوات ه َبعُوا ِر
ِ ض َوا ه ُ س ُه ْم
ْ س ْ ََّللا َوف
َ ض ٍّل لَ ْم َي ْم ِ فَا ْنقَلَبُوا ِب ِن ْع َم ٍّة ِمنَ ه
يم ْ َذُو ف
ٍّ ض ٍّل ع َِظ
Artinya :
“Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari
Semua bencana dan musibah merupakan rencana Allah dan hanya kepada-Nya lah
kita berlindung dan meminta pertolongan. Dan Allah telah menguatkan diri kita
dengan adanya perlindungan diri sehingga kita bisa terhindar dari kecelakaan dan
berbagai penyakit akibat kerja, oleh karena itulah ketika melakukan pekerjaan
sangat penting menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) agar kita bisa terhindar
dari risiko bahaya yang ada ditempat kerja. Hal ini sesuai dengan fungsi Alat
Pelindung Diri (APD) dalam maqashid syariah sebagai hifdzun an-nafs dan
hifdzun maal dimana hifdzun an-nafs adalah menjaga keselamatan dan keshatan
pekerja ditempat kerja, sedangkan hifdzun maal adalah menjaga keutuhan fasilitas
banyak pekerja yang tidak menggunakan APD secara lengkap yang sesuai dengan
kebutuhan mereka dengan kata lain para pekerja di perusahaan tersebut hanya
33
menggunakan APD sekedarnya saja, padahal ada risiko bahaya yang akan
merugikan mereka nantinya. Dari hal ini bisa dilihat bahwasannya perusahaan
pekerja secara keseluruhan, sebab masih banyak pekerja yang tidak patuh karena
diutamakan, hal ini perlu diterapkan dalam kehidupan termasuk dalam hal
pekerjaan. Kita diwajibkan menjaga diri dan lingkungan kita dari kerusakan,
sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri ataupun
orang lain dan menghindari kita dari kebinasaan ataupun hal yang celaka.
dilakukan dengan aman agar dapat melindungi diri kita dari risiko yang mungkin
dapat terjadi. Janganlah kita berbuat dzalim dan merugikan orang lain, senantiasa
berbuat baiklah pada diri sendiri dan juga orang lain. Perbuatan yang dilakukan
dengan sengaja dan menyebabkan orang lain celaka adalah suatu hal yang sangat
tidak baik dan menyebabkan banyak kerugian baik bagi diri sendiri ataupun orang
Salah satu konsep penting yang menjadi pokok bahasan dalam Islam
adalah konsep Maqhasid Syariah. Adapun konsep Maqhasid Syariah adalah untuk
atau bisa dikatakan untuk menarik manfaat dan menolak mudarat. (Musolli,
2018).
Maqashid syariah terdiri dari dua kata yaitu maqhasid dan syariah. Kata
maqhasid merupakan bentuk jama’ dari kata maqshad yang berarti maksud dan
tujuan yang hendak dicapai dari suatu penetapan hukum (Jaya, 1996).
merupakan kebutuhan dasar yang harus terpenuhi oleh seluruh masyarakat. Suatu
atau bisa dikatakan kebutuhan tersebut adalah suatu keharusan, dimana jika suatu
kebutuhan tersebut tidak dicapai maka akan mengancam kehidupan. (Sari, 2014).
keselamatan kerja tersebut. Disinilah peran penting dan tanggung jawab dari suatu
perusahaan, yaitu menjamin keselamatan para pekerja dari jenis bahaya apapun
dan memberikan lingkungan kerja yang sesuai dengan standart operasional serta
kemaslahatan hamba sebagai ‘illat (sebab terjadinya peristiwa) dan yang kedua
35
hamba hanya dapat tercapai setelah diterapkannya syariat (Al-qurán, sunnah ijma’
injury dapat terjadi oleh banyak sebab dan saling berkaitan, dimana hal ini sesuai
dengan teori multiple causation yang menyatakan bahwa suatu kecelakaan dapat
diteliti, penyebab ini mewakili perbuatan manusia, kondisi atau situasi yang tidak
Kurangnya
pendidikan atau
pengetahuan
Bekerja melebihi
jam kerja
Tidak seimbangnya
fisik tenaga kerja
(cacat)
Workplace Injury
Tidak
menggunakan APD
Pencahayaan/kebisi
ngan yang berlebih
Lingkungan kerja
yang tidak aman
Peralatan/mesin
yang sudah tidak
layak
36
workplace injury dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada disekitar kita yaitu
lingkungan kerja yang tidak aman, peralatan/mesin yang sudah tidak layak, tidak
pengetahuan, bekerja melebihi jam kerja, beban kerja yang berlebih, tidak
Dari beberapa faktor tersebut peneliti mengambil fokus terkait penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) dimana seperti yang terdapat pada pembahasan sebelumnya
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan poin utama dan hal yang mendasar
didalam dunia kerja yang perlu diperhatikan sedari mulai bekerja sampai dengan
Pelindung Diri (APD) dan variabel terikatnya adalah kejadian workplace injury.
pengaruh atau hubungan dengan kejadian workplace injury pada pekerja di PT.
kejadian workplace injury pada pekerja bagian produksi di PT. Socfin Indonesia
Tanah Gambus.
BAB 3
METODE PENELITIAN
dan variabel dependent diteliti pada waktu yang bersamaan untuk mengetahui
apakah ada hubungan antara penggunaan APD dengan kejadian workplace injury
Utara 21255. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2019 - April
2021.
3.3. 1 Populasi
atau pengolahan.
3.3. 2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu sampling jenuh atau total sampling
total sampling.
38
39
3. 4 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yang akan dikaji yaitu
injury di perusahaan.
3. 5 Definisi Operasional
pembaca dalam memahami istilah yang digunakan didalam penelitian ini. Adapun
menyebabkan
pekerja
mengalami
cidera.
Keterangan :
sampai dengan selesai bekerja, dimana APD yang digunakan sudah sesuai
SNI.
- Tidak menggunakan APD adalah tidak menggunakan APD dari saat mulai
3. 6 Aspek Pengukuran
berikut :
sebagai berikut :
skor ≥ 17,5.
dengan dua pilihan jawaban, jika menjawab “pernah” diberi skor 1 dan
jika menjawab “tidak pernah” diberi skor 0. Hasil ukur pada variable ini
kecelakaan kerja.
ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Dalam hal ini yang
atau tidak (Hastono, 2016). Dalam penelitian ini, uji validitas kuesioner
42
apabila hasil rhitung> dari rtabel, dan sebaliknya jika hasil rhitung< dari rtabel
(APD)
yang memiliki nilai rhitung> dari rtabel dan dinyatakan valid. Sedangkan
pertanyaan pertama memiliki hasil yang tidak valid sebab tidak dapat
satu kali terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang sama.
measure (ukur ulang) dan one shot (diukur sekali saja). Pada penelitian
Alpha
Crombach Alpa lebih besar daripada nilai rtabel sehingga dapat dinyatakan
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Dimana data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari PT. Socfin
terdiri dari beberapa pertanyaan yang nantinya akan diberikan dan dijawab oleh
responden.
dahulu kepada responden apakah bersedia atau tidak, lalu responden diberikan
pertanyaan dari kuesioner yang nantinya akan mereka jawab dan peneliti
melakukan sedikit wawancara kepada responden terkait dengan hal yang akan
diteliti, setelah itu pengolahan dan analisis data dilakukan ketika data yang
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisi univariat dan
analisis bivariat.
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
antara kedua variabel yang akan diteliti, yaitu variabel bebas dan variabel
pertama kali di Sungai Liput Provinsi Aceh dan dilanjut pada tahun 1923
berdasarkan akta notaris Williem Leo No.45 tanggal 7 Desember 1930, nama
di daerah Sumatera yang juga meliputi Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh
Timur.
pada tahun 1984 usaha patungan antara Perkebunan Sumatera Utara dan
dengan PT. Socfin Indonesia. Berkat kerjasama tersebut pada tahun 1984
dalam negeri khususnya wilayah Sumatera Utara dan Aceh. Perkebunan telah
46
47
dibangun oleh PT. Socfin Indonesia pada Tahun 1978 dan terletak di
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Tanah Gambus adapun kantor pusat dari PT.
Socfin Indonesia terletak di Jalan K.L. Yos Sudarso No. 106, Medan 20115,
Sawit (PKS) Tanah Gambus yang terletak di daerah yang sama. PKS Tanah
Gambus dibangun diatas tanah seluas 59.447, 4 m2. Kapasitas pabrik tersebut
Jarak penghubung :
perkebunan kelapa sawit dan karet kelas dunia yang efisien dalam produksi
dan memberikan keuntungan kepada para stakeholder. Adapun misi dari PT.
pemegang saham.
4. Menjadi tempat kerja pilihan bagi karyawan, serta aman dan sehat.
oleh Manager yang memiliki wewenang dan tanggung jawab atas segala
organisasi PT. Socfin Indonesia Tanah Gambus dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
Manager
49
Tekniker I POM
Tekniker I POM
Produksi Boiler Transport Operator Bengkel Bengkel Bengkel Bengkel Mandor Harian/
Motor Listrik Umum CC MKS
Rumah
Transport
Workshop Mandor
IKS
Kamar Water
Mesin Treatment
Operator
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Socfin Indonesia (SOCFINDO) Tanah Gambus.
50
Pada tahapan yang pertama ini, Tandan Buah Segar (TBS) yang telah
Pabrik. Saat truk tiba dipabrik, truk tersebut menuju ke stasiun penimbangan
yang kemudian hasil timbangan tersebut dicatat secara manual maupun digital.
Truk pengangkut TBS sewaktu menaiki lantai jembatan timbang harus secara
Proses sortasi TBS dilakukan di lantai atau peron loading ramp. Sortasi
TBS merupakan proses pemilahan untuk mengetahui mutu dari tandan sawit
yang dipanen, sortasi ini dilakukan dengan kriteria panen yang terdiri dari
beberapa fraksi yaitu jika saat sortasi ditemukan adanya buah yang mentah,
busuk dan sakit maka akan dikenakan denda sesuai dengan afdeling tempat
panen TBS tersebut. Dari proses sortasi ini diketahui hasil dan kualitas produk
pabrik.
3. Loading Ramp
ramp yang kemudian TBS tersebut di isi kedalam lori hingga mencapai
kapasitas lori yaitu 2,5 ton TBS/lori agar kapasitas pengolahan terpenuhi.
4. Sterillizer
digunakan untuk merebus TBS dengan uap (steam). Jenis steam yang
digunakan adalah saturated steam (uap basah) yang memiliki suhu 120-140⁰.
Pada proses ini TBS yang sudah masuk kedalam lori kemudian melalui
ke stasiun pemipilan, dimana pada stasiun ini TBS yang telah direbus melalui
proses pemisahan antara buah dengan tandannya. Buah yang terlepas dari
diteruskan oleh empty bunch conveyor yang kemudian diangkut oleh truk
6. Stasiun Kempa
Brondolan (biji) yang telah terlepas dari tandan nya kemudian masuk
digester sudah penuh lanjut diproses guna untuk mengambil atau memisahkan
7. Stasiun Pemurnian
stasiun pemurnian, dimana pada stasiun ini minyak yang telah terpisah dari
minyak dari sampah ataupun kotoran. Setelah itu, minyak diproses didalam
crude oil tank. Didalam crude oil tank minyak kembali melalui proses
sebelumnya.
8. Stasiun Kernel
Pada stasiun ini, fiber dan nut hasil dari proses pengepressan
dipisahkan, yang kemudian fiber digunakan untuk bahan bakar boiler dan nut
lanjut ke tahapan selanjutnya. Selain itu pada stasiun ini terjadi juga proses
pemisahan antara cangkang dan inti sawit (kernel), cangkang tersebut dapat
digunakan sebagai bahan bakar boiler dan dapat juga diperjual belikan,
Stasiun ketel uap atau biasa disebut dengan boiler merupakan stasiun
yang digunakan untuk mendidihkan air hingga menjadi uap. Boiler sebagai
penghasil uap di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dianggap sebagai jantung pabrik,
hal ini disebabkan karena uap yang dihasilkan oleh boiler merupakan sumber
yang diperlukan oleh pabrik. Oleh sebab itu, kestabilan tekanan uap pada
boiler merupakan faktor yang sangat penting dan mutlak untuk keberhasilan
proses pengolahan.
boiler. Water treatment diperlukan pabrik karena air yang digunakan untuk
proses pengolahan dan air untuk boiler harus memenuhi standart. Pada proses
53
water treatment ini air diolah ataupun diproses untuk mengurangi dan
menghilangkan kotoran yang terdapat didalam air sehingga air tersebut dapat
4.2.1 Usia
Usia Frekuensi %
35-40 8 9,6%
41-46 29 34,9%
47-52 34 41,0%
53-58 12 14,5%
Total 83 100%
paling banyak pada usia 47-52 tahun yaitu sebanyak 34 orang (41,0%) dan
distribusi responden yang paling rendah pada usia 35-40 tahun yaitu sebanyak
8 orang (9,6%).
4.2.2 Pendidikan
Pendidikan Frekuensi %
SMP 8 9,6%
SMA 75 90,4%
Total 83 100%
SMA.
2-6 4 4,8%
7-11 10 12,0%
12-16 25 30,1%
17-21 24 28,9%
22-26 14 16,9%
27-31 4 4,8%
32-36 2 2,4%
Total 83 100%
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa distribusi terbanyak terdapat pada
masa kerja 12-16 tahun (30,1%) dan distribusi terendah terdapat pada masa
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa lebih banyak pekerja yang tidak
b. Workplace Injury
dialami oleh pekerja yaitu terpleset dengan jumlah 37 orang (44,6%), disusul
injury). Adapun hubungan antar variable tersebut dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Workplace Injury
Tabel 4.7
Tabulasi Silang Penggunaan APD dengan Workplace Injury
Workplace Injury Total
Penggunaan Pernah Tidak p OR (CI
APD Pernah value 95%)
N % N % F %
Menggunakan 7 21,2% 26 78,8% 33 100%
2,231
Tidak 0,003
40 80,0% 10 20,0% 50 100% (0,583-
Menggunakan
8,541)
Total 47 56,6% 36 43,4% 83 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pekerja yang
sebesar 0,003 dan nilai odds ratio sebesar 2,231 (95% CI 0,583 – 8,541).
57
4.4 Pembahasan
Alat pelindung diri (APD) sangat dibutuhkan oleh para pekerja untuk
yang ada. Menurut (Soeripto, 2008) Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat
yang dipakai oleh para pekerja yang secara langsung berguna untuk
mencegah diri dari kecelakaan yang disebabkan oleh berbagai faktor yang ada
Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan juga berbeda tergantung pada
kegiatan ataupun aktivitas yang dilakukan dan jenis bahaya yang ada
memelihara dan menyimpan Alat Pelindung Diri (APD) agar tidak cepat
rusak. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) harus diperhatikan oleh pekerja,
sebab jika tidak, efek dari risiko yang ada dilingkungan kerja bisa
Pelindung Diri (APD) ketika bekerja. Berbagai alasan digunakan oleh pekerja
agar bisa tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) ketika bekerja. Hal
mengenai fungsi dari Alat Pelindung Diri (APD) itu sendiri, sehingga
Pelindung Diri (APD) ketika bekerja adalah sesuatu yang wajar untuk
sendiri ataupun pekerja lainnya yang berada dilingkungan kerja yang sama.
kepada pekerja dan mampu menciptakan lingkungan kerja yang aman dan
bahwa lebih banyak pekerja yang mengalami workplace injury daripada yang
tidak. Dilihat dari jenis workplace injury yang terjadi, para pekerja
berbahaya atau radiasi dan terbentur (tergores, terpotong, tertutusuk). Hal ini
dapat terjadi karena disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari pekerjanya
Workplace Injury
dengan workplace injury dilakukan uji chi square sehingga dapat diketahui
0,003 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara Alat Pelindung Diri
(APD) dengan workplace injury dan nilai OR sebesar 2,231 yang berarti
bahwa pekerja yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) 2,231
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Hasil penelitian ini sejalan dengan
Diri (APD) dengan kecelakaan kerja karena diperoleh p value sebesar 0,000.
Pelindung Diti (APD) dengan Kecelakaan Kerja di PT. Global Permai Abadi
dengan kecelakaan kerja karena diperoleh p value sebesar 0,001. Selain itu,
penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Riska
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan berbagai macam alasan dan
bekerja.
yang minim mengenai penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) maka akan
semakin merasa malas untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) ketika
bekerja, hal ini juga harus menjadi perhatian perusahaan agar memberikan
lainnya. Padahal pekerja yang melakukan hal ini beresiko terkena bahaya
yang ada dilingkungan kerja. Selain itu, pada stasiun kamar mesin, pekerja
Pada tabel usia juga dapat dilihat bahwa keseluruhan respoden masih
2020). Hal ini membuktikan bahwa workplace injury yang terjadi di tempat
injury bisa terjadi pada siapa saja jika bekerja secara tidak aman.
62
Dalam ajaran agama Islam, sangat dianjurkan untuk kita agar tidak
melakukan hal yang bisa merugikan diri sendiri ataupun orang lain. Hal ini
Artinya :
Tidak boleh berbuat mudharat dan hal yang menimbulkan mudharat” (H.R
Ibnu Majah).
diri sendiri ataupun bagi orang lain, sehingga bisa lebih mengutamakan
keselamatan diri dan orang lain dalam melakukan berbagai kegiatan ataupun
pekerjaan. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bisa menjadi salah satu
hal yang dapat dilakukan oleh pekerja agar terhindar dari mudharat.
merasa terganggu, ada juga pekerja yang tidak menggunakan sepatu yang
sesuai dengan standar yang seharusnya karena merasakan sakit pada kaki
ketika digunakan, padahal Alat Pelindung Diri (APD) yang disediakan oleh
perusahaan sudah sesuai dengan standar dan sudah sesuai dengan yang
63
injury seperti terpleset, terjatuh, terpapar bahan berbahaya atau radiasi dan
terjadinya workplace injury, hal ini sejalan dengan penggunaan sepatu safety
dimana sepatu ini di desain khusus sesuai dengan kebutuhan, yang jika tidak
melakukan pekerjaan nya jika tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
pekerja yang menggunakan sepatu yang tidak safety, hal ini akan berbahaya
baik bagi pekerja ataupun orang disekitarnya, namun hal ini dapat terwujud
jika adanya kerjasama yang baik antara perusahaan dengan pekerja, sehingga
kejadian workplace injury yang terjadi sehingga dapat dianalisa dan dapat
pencegahan bisa dilakukan secara maksimal jika adanya kerjasama yang baik
antara perusahaan dan pekerja. Selain itu, perusahaan juga bisa lebih
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Bagi Perusahaan
65
66
dan selama berada dilingkungan kerja. Hal ini perlu dilakukan oleh
tidak di inginkan.
2. Bagi Pekerja
Diri (APD).
berupa sepatu safety bagi para pekerja agar terlindungi dari lingkungan
kerja dengan permukaan yang licin, dan bahaya lainnya yang tidak di
inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
(n.d.). Australia: Queensland Mines and Quarries Safety Performance and Health Report.
Anggi, V. (2015). Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap dengan Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) pada Pekerja di Unit Kerja Produksi Pengecoran Logam.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Burtanto. (2015). Panduan Praktis Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk Industri.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Codemo, R. (2020). Workplace Injury : What to Do if You Are Injured on The Job.
https://www.legalzoom.com/articles/workplace-injury-what-to-do-if-you-are-
injured-on-the-job.
Hastono, S. P. (2016). Analisis Data pada Bidang Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.
ILO. (2015). World Day for Safety and Health at Work. ILO.
Mahyarni. (2013). Theory of Reasoned Action and Theory of Planned Behavior (Sebuah
Kajian Historis Tentang Perilaku). Jurnal EL-RIYASAH, 13-23.
Musolli. (2018). Maqhasid Syariah : Kajian Teoritis dan Aplikatif Pada Isu-Isu
Kontemporer. At-Turas, Volume V, No.1, Januari-Juni 2018, 62.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Pekuwali, D. (2017). Angka Kecelakaan Kerja Sumbagut. Medan: Medan Bisnis Daily.
67
68
Redjeki, S. (2016). Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber
Daya Manusia Kesehatan.
Suma'mur. (2009). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV. Haji
Masagung.
Suma'mur. (2014). Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Bandung: Sagung Seto.
LAMPIRAN
70
Lampiran 1
Kuisioner Penelitian
Karakteristik Responden
Nama :
Usia :
Masa Kerja :
Pendidikan :
I. Workplace Injury
1. Apakah anda pernah mengalami kejadian workplace injury/cedera
di tempat kerja? (PT. Socfin Indonesia Tanah Gambus)
a. Pernah
b. Tidak pernah
Tabel dibawah ini berisi jenis workplace injury/cedera ditempat
kerja.ْBerilahْtandaْ(√)ْpadaْworkplace injury/cedera yang pernah
anda alami, sekecil apapun yang pernah anda alami tetap
dianggap sebagai workplace injury/cedera.
NO Jenis Workplace Injury/Cedera PERNAH TIDAK
(1) PERNAH
(0)
1. Terjatuh
2. Terpleset
3. Terjepit peralatan kerja
4. Tertimpa benda dari atas
5. Terpapar bhan-bahan berbahaya atau radiasi
6. Terbentur (tergores, terpotong, tertusuk)
71
Lampiran 2
Lampiran 3
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.738 7
Item Statistics
Mean Std. N
Deviation
PerusahaanMemberikanAPDyangLengkap 4.00 .000 20
MenggunakanAPDYangLengkap 3.40 .754 20
PernahDiTegurTidakMenggunakanAPD 3.35 .745 20
PemberianSanksiTidakMenggunakanAPDLengkap 3.80 .523 20
PernahMelepasAPD 3.40 .598 20
MerasaTidakNyamanMenggunakanAPDLengkap 1.45 .510 20
PernahMenggunakanAPDYangRusak 1.40 .503 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted Variance if Total Alpha if
Item Deleted Correlation Item Deleted
PerusahaanMemberik
16.80 6.168 .000 .759
anAPDyangLengkap
MenggunakanAPDY
17.40 3.832 .599 .668
angLengkap
PernahDiTegurTidak
17.45 3.524 .747 .617
MenggunakanAPD
76
PemberianSanksiTida
kMenggunakanAPD 17.00 5.263 .263 .745
Lengkap
PernahMelepasAPD 17.40 4.253 .631 .661
MerasaTidakNyaman
MenggunakanAPDLe 19.35 5.292 .262 .745
ngkap
PernahMenggunakan
19.40 4.779 .517 .694
APDYangRusak
Scale Statistics
Mean Variance Std. N of
Deviation Items
20.80 6.168 2.484 7
Usia
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
35-40 8 9.6 9.6 9.6
41-46 29 34.9 34.9 44.6
Valid 47-51 34 41.0 41.0 85.5
52-57 12 14.5 14.5 100.0
Total 83 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
SMP 8 9.6 9.6 9.6
Valid SMA/MA/SMK 75 90.4 90.4 100.0
Total 83 100.0 100.0
Masa_Kerja
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2-6 4 4.8 4.8 4.8
7-11 10 12.0 12.0 16.9
Valid
12-16 25 30.1 30.1 47.0
17-21 24 28.9 28.9 75.9
76
Penggunaan__APD
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak
50 60.2 60.2 60.2
menggunakan
Valid
Menggunakan 33 39.8 39.8 100.0
Total 83 100.0 100.0
Workplace_Injury
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak
36 43.4 43.4 43.4
Pernah
Valid
Pernah 47 56.6 56.6 100.0
Total 83 100.0 100.0
terjatuh
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
tidak
76 91.6 91.6 91.6
pernah
Valid
pernah 7 8.4 8.4 100.0
Total 83 100.0 100.0
terpleset
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
tidak
46 55.4 55.4 55.4
pernah
Valid
pernah 37 44.6 44.6 100.0
Total 83 100.0 100.0
78
terjepit_peralatan_kerja
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
tidak
Valid 83 100.0 100.0 100.0
pernah
tertimpa_benda
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
tidak
Valid 83 100.0 100.0 100.0
pernah
terpapar_bahan_berbahaya_atau_radiasi
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
tidak
81 97.6 97.6 97.6
pernah
Valid
pernah 2 2.4 2.4 100.0
Total 83 100.0 100.0
terbentur_Tergores_terpotong_tertusuk
Frequency Percent Valid Cumulative Percent
Percent
tidak
82 98.8 98.8 98.8
pernah
Valid
pernah 1 1.2 1.2 100.0
Total 83 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-
9.884a 1 .002
Square
Continuity
8.538 1 .003
Correctionb
Likelihood Ratio 10.067 1 .002
Fisher's Exact Test .002 .002
Linear-by-Linear
9.765 1 .002
Association
N of Valid Cases 83
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
16,92.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Penggunaan__APD 2.231 .583 8.541
(Tidak Menggunakan / Menggunakan)
For cohort Workplace_Injury = Tidak 1.821 .712 4.656
Pernah
For cohort Workplace_Injury = Pernah .816 .539 1.236
80
N of Valid Cases 83
81
Lampiran 4
DOKUMENTASI PENELITIAN