Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS POLA KAMPUNG SENTRA TAHU CIBUNTU, BANDUNG

Tri Wahyu Handayani


Arsitektur, FTPA, Universitas Winaya Mukti
triwahyu@unwim.ac.id

Abstrak

Kampung Cibuntu merupakan kampung dengan komunitas pengrajin tahu yang berada di kota
Bandung. Mayoritas warga kampung Cibuntu memiliki pekerjaan di bidang pengrajin tahu
serta hal-hal yang mendukung dalam proses pengelohan serta distribusi tahu, seperti penyedia
gas dan kayu bakar, penyedia biji kedelai, ataupun penjual tahu. Penelitian “Analisis Pola
Kampung Sentra Tahu Cibuntu, Bandung” adalah mengamati permasalahan dalam hal pola
ruang pabrik dan hunian, pengadaan air bersih dan pengolahan limbah tahu, sirkulasi dan
distribusi bahan baku kedelai, hingga tahu jadi. Penelitian juga melakukan studi banding
antara pabrik besar dan industri rumahan yang berbeda dalam beberapa komponen produksi
tahu. Metode penelitian merupakan penelitian kualitatif dan tabulasi perbandingan antara
industri besar dan rumahan. Kesimpulan yang diperoleh berupa temuan dan usulan terutama
dalam hal pengolahan limbah tahu agar tidak mencemari air permukaan dan sungai.
Kata Kunci: pola pemukiman, industri, sentra tahu Cibuntu

Abstract

Kampong Cibuntu is a settlement with a community of tofu craftsmen in the city of Bandung.
The majority of Cibuntu inhabitant have jobs in the field of tofu craftsmen and other things that
support the processing and distribution of tofu, such as providing fuel or firewoods, providing
soybeans, or selling tofu. The research "Analysis of the Patterns of Kampung Tahu Sentra
Cibuntu, Bandung" is to observe problems in terms of the pattern of the factories and
residential space, clean water supply, and tofu waste processing, circulation, and distribution of
soybean raw materials, to tofu. The research also conducted a comparative study between large
factories and home industries that differ in several components of tofu production. The research
method qualitative research and comparative tabulation between large and home industries.
The conclusions obtained are in the form of findings and proposals, especially in terms of
processing tofu waste so as not to pollute surface water and rivers.
Keywords: settlement patterns, industries, Cibuntu tofu centers

I. PENDAHULUAN negara Indonesia dan 6 jiwa berstatus


sebagai warga negara asing. Penduduk pada
Kampung Cibuntu merupakan kampung Cibuntu mendirikan rumah
kampung dengan komunitas pengrajin tahu tinggal pada kawasan seluas kurang lebih
yang berada di kota Bandung. Kampung 46.000 m2. Melihat hal data yang ada maka
tersebut berada pada kelurahan Babakan pada kawasan kampung Cibuntu memiliki
kecamatan Babakan Ciparay kota Bandung. kepadatan penduduk 6 jiwa setiap 1
Kampung Cibuntu terdiri atas 13 RW dan m2(Yananda & Salamah, 2014). Manusia
memiliki jumlah penduduk sebanyak 7.246 memiliki 3 kebutuhan dasar, salah satunya
jiwa yang terdiri dari 7.240 berstatus warga

68
Jurnal Arsitektur Archicentre Universitas Faletehan Tri Wahyu Handayani

adalah rumah atau tempat tinggal (Andiyan Mereka memanfaatkan ruang-ruang sisa
Andiyan,Agus Rachmat, n.d.). yang berada pada tempat tinggal, seperti
halaman belakang ataupun halaman depan
Mayoritas warga kampung Cibuntu
rumah. Sedangkan tempat untuk menjual
memiliki pekerjaan di bidang pengrajin
produksi disiapkan di area yang masih
tahu serta hal-hal yang mendukung dalam
berdekatan dengan rumah tinggal(Widodo,
proses pengelohan serta distribusi tahu,
2016).
seperti penyedia kayu bakar, penyedia biji
kedelai, ataupun penjual tahu. Kota II. METODE
Bandung merupakan kota metropolitan
terbesar di Provinsi Jawa Barat, sekaligus Metode pengumpulan data dalam
menjadi ibu kota provinsi tersebut(A. N. penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode pendekatan kualitatif,
Andiyan, 2021).Dengan maraknya pabrik
pengamatan visual setiap aktivitas dan
tahu yang berdiri pada kawasan kampung
kebutuhan aktivitas tersebut. Penelitian ini
Cibuntu maka pola pembentukan ruang dilakukan untuk menjelaskan pola
yang terjadi pada kampung Cibuntu Kampung Sentra Tahu Cibuntu berdasarkan
memiliki keterkaitan dengan keberadaan kategori pabrik skala besar dan skala rumah
pabrik tahu di kawasan kampung Cibuntu. tangga. Data-data kemudian dianalisis
Hal tersebut dapat dilihat dari maraknya dengan membuat tabel perbandingan
pabrik tahu yang berdiri di area yang (Sugiyono, 2010).
berdekatan dengan jalur utama sirkulasi
kendaraan sementara rumah tinggal berada
pada area belakang dari zona pabrik III. HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut(Eisner et al., 1993). Pabrik tahu yang berada pada
Hal lain yang menjadi salah satu kawasan sentra tahu kampung Cibuntu
keunikan dari kawasan kampung Cibuntu terbagi atas dua kategori. Kedua kategori
adalah terdapatnya pasar pada area-area tersebut terdiri dari; kategori A merupakan
yang berdekatan dengan jalur utama pabrik tahu dengan skala besar dan kategori
sirkulasi. Contohnya pada area yang B merupakan pabrik tahu dengan skala
berdekatan dengan jalan Sudirman dan yang lebih kecil. Pengelompokan pabrik
jalan Terusan Pasir Koja terdapat pasar. tersebut berdasarkan lokasi dan kapasitas
Pasar tersebut merupakan fasilitas yang produksi tahu yang mereka hasilkan.
digunakan oleh warga kampung Cibuntu Kategori A merupakan pabrik tahu
sebagai sarana memasarkan produk tahu yang berada pada jalur utama sirkulasi pada
yang telah mereka olah dan penunjang sentra pabrik tahu tersebut, dan memiliki
kegiatan ekonomi mereka(Hillier & Hanson, kapasitas pengolahan kedelai sebesar 20
1989). karung kedelai dalam sehari. Jika di ubah
dalam bentuk kilogram maka 20 karung
Tidak hanya pabrik-pabrik besar tersebut memiliki bobot sebesar 100
yang berada pada kawasan kampung kg(Kurniawan, 2018).
Cibuntu. Industri tahu yang berskala
industri rumahan pun banyak ditemui pada Kategori pabrik kelas B merupakan
kawasan kampung Cibuntu. Seperti yang pabrik tahu yang berada pada gang-gang
berada pada area RT 04 RW 05 banyak pada kawasan sentra tahu. Untuk klasifikasi
ditemui pabrik yang berskala industri pabrik tahu kelas B memiliki angka
rumahan yang berdiri di antara rumah- pengelolahan kedelai sebesar 13 karung
rumah warga. Para pemilik industri kedelai dalam satu hari. Jika di konversi
rumahan ini mendirikan industri tahu dalam satuan berat 13 karung tersebut
menjadi satu dengan tempat tinggalnya. memiliki bobot 65 kg(Risdiyanto, 2019).

69
Jurnal Arsitektur Archicentre Universitas Faletehan Tri Wahyu Handayani

sekaligus mempengaruhi arsitektur (A.


Andiyan & Aldyanto, 2021).

3.1.1. Lokasi

Klasifikasi A Klasifikasi B
Pabrik tahu tipe B
berada di kawasan
Lokasi pabrik tahu
permukiman
klasifikasi tipe A
penduduk. Pabrik
berada pada jalur
tahu ini cenderung
utama sirkulasi
Gambar 1. Peta Kota Bandung lebih sederhana
kendaraan RW 07.
dalam
Pabrik tahu tipe ini
pengelolahannya.
berada pada kawasan
Lokasi yang berada
Komersil. Hal tersebut
di dalam gang
terlihat di kawasan
terkadang menjadi
tersebut terdapat
sebuah masalah
sebuah pasar dan
tersendiri untuk
jajaran pabrik-pabrik
lingkungannya.
pada RW 07. Lokasi
Karena pabrik tahu
ini merupakan lokasi
menghasilkan
pertama yang
polusi udara yang
dikunjungi oleh
dapat mengganggu
pengunjung karena
kenyamanan warga
lokasi ini merupakan
sekitar. Proses
area yang langsung
distribusi pun
berbatasan dengan
menjadi terganggu
jalan Terusan
karena sulitnya
Pasirkoja.
Gambar 2. Peta Kelurahan Babakan dilewati oleh sarana
untuk membawa
3.1 Pola Ruang Pabrik hasil olahan.
Tata ruang dan konsep interior
mengikuti tren desain masa kini.
Harmonisasi ruangan yang menyatu dengan
ruang luar site menjadi salah satu poin
utama pada konsep arsitektur kontemporer
(Tiaratanto, Excya,Affandi,Kemal,
2021).Pola ruang pabrik dianalisis
berdasarkan lokasi, orientasi pabrik,
integrasi ruang pabrik dengan hunian,
sumber air bersih, sumber perapian,
pembuangan limbah, distribusi kedelai, dan
distribusi tahu jadi. Arsitektur menurut
Rapoport (1969) merupakan ruang tempat
hidup manusia,yang lebih dari hanya
sekedar fisik, namun juga menyangkut pada
3.1.2. Orientasi Pabrik
pranata budaya dasar. Pranata tersebut
kemudian meliputi seperti tata atur Klasifikasi A Klasifikasi B
kehidupan sosial serta juga budaya Pabrik tahu klasifikasi Pabrik tahu
Masyarkat, yang kemudian diwadahi serta A memiliki orientasi klasifikasi B

70
Jurnal Arsitektur Archicentre Universitas Faletehan Tri Wahyu Handayani

bukaan jalur utama memiliki orientasi sebagai area workshop mereka hanya
sirkulasi kendaraan menuju area yang tahu serta penjualan dibatasi oleh pintu
maupun manusia. minim akan tahu. Karena mereka dengan pabrik.
Pabrik klasifikasi A sirkulasi manusia membutuhkan ruang Pabrik diletakan
tidak hanya memiliki maupun sirkulasi workshop dan ruang pada area yang
kegiatan produksi kendaraan. Untuk penjualan yang cukup jarang dilewati
tahu saja pada mengurangi besar untuk memenuhi warga sementara
pabriknya. Mereka gangguan yang kebutuhan pasar. huniannya di
pun menjual hasil dihasilkan oleh Sementara lahan letakan pada area
produksi di pabrik pabrik terhadap yang mereka miliki yang sering dilewati
mereka. Untuk permukiman maka terbatas, maka pabrik warga. Analisis di
mendukung kegiatan mereka meletakan klasifikasi A terbangun lapangan dijumpai,
penjualannya bukaan pabrik pada area atas 2 lantai bangunan. pola susunan ruang
memiliki orientasi yang minim akan hunian dibangun
menuju area sirkulasi aktifitas terlebih dahulu,
kendaraan serta permukiman. selanjutnya
manusia. Pelanggan Pola ruang yang dibangun pabrik
yang hendak terbentuk dari pada tanah sisa
melakukan transaksi susunan ruang pada mereka.
pada pabrik tersebut pabrik klasifikasi B,
menjadi lebih mudah ruang pertama
karena akses menuju adalah ruang hunian
pabrik tersbeut menjadi selanjutnya ruang
mudah karena aktivitas pabrik.
diberikan fasilitas
bukaan menuju pabrik.

3.1.4. Sumber Air Bersih


Salah satu kebutuhan yang paling
fundamental dalam kegiatan pengembangan
dan pengelolaan sumber daya air adalah
3.1.3. Integrasi dengan Hunian ketersediaan air. Air sangat penting bagi
kehidupan dan merupakan faktor utama
Klasifikasi A Klasifikasi B yang sangat dibutuhkan(Andiyan Andiyan,
Pabrik klasifikasi tipe Pabrik klasifikasi 2021).Kualitas tahu ditentukan oleh kualitas
A hunian mereka tipe B hunian air, sehingga limbah menjadi salah satu
terletak pada lantai mereka terletak permasalahan utama dalam sentra tahu
2 bangunan. Lantai 1 pada area depan Cibuntu. Sumber air pada kawasan sentra
mereka gunakan pabrik. Hunian tahu Cibuntu rata-rata menggunakan pompa

71
Jurnal Arsitektur Archicentre Universitas Faletehan Tri Wahyu Handayani

submersible (sible), yaitu pompa khusus air sirkulasi kendaraan dan mereka yang jauh
tanah dalam lebih dari 50 m. Sedangkan manusia. Oleh sebab dari jalur utama
jetpump hanya dapat mencapai kedalaman itu proses pengiriman sirkulasi kendaraan
maksimal 30 m(Isakh et al., 2020). gas menjadi mudah dan manusia.
Sumber air dari pabrik tahu ini juga menuju pabrik mereka. Proses distribusi gas
menjadi sumber air bagi warga sekitarnya. Menggunakan sumber menuju pabrik
Untuk mendapat air bersih warga perapian dari gas mereka akan
diberlakukan tarif tertentu sesuai yang adalah untuk memakan waktu
ditentukan oleh pabrik tahu yang memiliki mempersingkat waktu lama. Sedangkan
sible. Air PAM tidak menjadi pilihan produksi. Berbeda kayu bakar dapat di
karena lebih mahal, sehingga akan dengan kayu bakar. distribusikan
memengaruhi biaya produksi dan harga jual Kayu bakar cenderung menggunakan
tahu(Anida, 2020). memakan waktu gerobak dan dapat
sampai kayu tersebut membawa kayu
terbakar. yang cukup banyak.
Maka dari hal tersebut Gas ketika dibawa
mereka dapat menggunakan
memenuhi kebutuhan gerobak tidak dapat
pasar mereka menampungbanyak.
Pada area di sekitar
mereka, terdapat 47
tempat yang
menyediakan jasa
penjualan kayu
bakar. Mereka juga
Gambar 3. Pompa Submersible
menggunakan gas
3.1.5. Sumber Perapian ketika kayu bakar
sulit ditemui. Rasio
perbandingan
pemakaian mereka
kayu bakar dengan
gas adalah 2:1.

Gambar 4. Peta sebaran pabrik tahu

3.1.6. Pembuangan Limbah

Klasifikasi A Klasifikasi B Limbah yang dihasilkan oleh pabrik


tahu terdiri atas limbah cair serta limbah
Pabrik tahu klasifikasi Pabrik tahu padat. Limbah pada tersebut dihasilkan oleh
A menggunakan klasifikasi B ampas tahu hasil pengolahan kedelai.
sumber perapian dari menggunakan Sementara limbah cair merupakan limbah
gas. Karena lokasi sumber perapian yang dihasil dari proses perendaman tahu.
mereka yang berada dari kayu bakar. Daerah perkotaan cenderung
pada jalur utama Karena lokasi

72
Jurnal Arsitektur Archicentre Universitas Faletehan Tri Wahyu Handayani

mengindikasikan jumlah pendapatan kota. Riol kota tersebut drainase yang


domestik regional bruto (PDRB) yang besar berada di area depan berada di dalam
dibanding dengan Kabupaten/Kota lain, pabrik dengan dimensi perkampungan.
namun hal ini berbeda-beda tergantung lebar riol kota sebesar Dimensi drainase
pada jenis industry (Andiyan, Rachmat, 50 cm serta kedalam tersebut memiliki
2021). 60 cm. Limbah lebar drainase
Untuk pembuangan limbah padat tersebut langsung 20 cm dan
pada pabrik tipe A dijual kembali menuju dialirkan menuju riol kedalaman sebesar
peternak sebagai bahan makanan untuk kota tanpa melalui 30 cm. Drainase
ternak. Proses distribusi limbah padat proses pengolahan tersebut mengalir
tersebut, para peternak akan mengambil limbah cair terlebih menuju riol kota
limbah tahu teersebut di pabrik tahu. dahulu. yang berada di jalur
utama. Pabrik
klasifikasi B
Klasifikasi A Klasifikasi B langsung
mengalirkan
Tempat penyimpanan Tempat limbar cair tersebut
sementara limbah penyimpanan tanpa pengelolahan
padat tersebut pabrik sementara limbah limbah cair terlebih
tahu klasifikasi A ini padat pada pabrik dahulu.
menyediakan bak klasifikasi B
penyimpanan limbah menggunakan
yang berada di area media karung.
depan pabrik. Area Karena keterbatasan
tersebut berdekatan lahan yang tersedia
dengan area drop-off pada pabrik
kendaraan yang hendak klasifikasi B, maka
mengambil limbah pada pabrik B tidak
padat. Dengan hal tersedia bak untuk
tersebut proses penyimpanan
pengambilan padat limbah padat.
akan menjadi mudah. Limbah padat di
masukan kedalam
karung adalah agar
mempermudah
proses pengambilan
limbah.
3.1.7. Distribusi Kedelai
Pada tahap produksi juga
memerlukan bahan baku utama yaitu
kedelai untuk diolah menjadi tahu jadi dan
siap dipasarkan. Penyuplai kedelai pada
umumnya berada dekat dengan kawasan
sentra tahu bahkan pada kawasan sentra
tahu itu sendiri. Penyuplai kedelai juga
merupakan orang yang memiliki stok
kedelai yang cukup banyak dan didapat dari
Limbah cair pabrik Limbah cair pabrik penyuplai kedelai yang lebih besar
klasifikasi A klasifikasi B lagi(Alexander, 1977).
menyalurkan limbah mengalirkan
cairnya menuju riol limbahnya menuju

73
Jurnal Arsitektur Archicentre Universitas Faletehan Tri Wahyu Handayani

3.1.8. Distribusi Tahu Jadi sirkulasi kendaraan maupun jalur sirkulasi


manusia. Sistem infrastruktur merupakan
Pendistribusian tahu jadi dibagi pendukung utama fungsi-fungsi system
menjadi 3 jenis tergantung dari skala pabrik sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan
di sentra tahu Cibuntu. sehari- hari masyarakat. Ketersediaan
infrastruktur perumahan dan permukiman
 Pembeli datang ke pabrik secara luas dan merata ditujukan untuk
Pada pabrik yang terletak di jalur utama dan memenuhi standar pelayanan minimal dan
turut menentukan tingkat kesejahteraan
berskala besar memilik lapak jualan di
masyarakat, serta memberikan dukungan
pabrik, sehingga bisa menjual langsung ke
terhadap pertumbuhan sektor riil(Andiyan,
pembeli. Indra, 2018).
 Produsen distribusi ke pasar
Pendistribusian dari pabrik tahu ke pasar
yang berada disekitar kawasan sentra tahu
Cibuntu, yaitu Pasar Ciroyom, Pasar
Sederhana, dan Pasar Caringin.
Pendistribusian tahu jenis ini dilakukan
oleh pabrik skala besar dan rumahan yang
tidak memiliki tempat untuk menjual tahu
di tempat.
 Distribusi eceran Gambar 5. Peta Zona Pemukiman

Pendistribusian tahu jadi juga ada yang 3.2.1. Aksesibilitas


menggunakan sepeda motor untuk menjual
tahu secara eceran yang dilakukan Sayap Barat Sayap Timur
perorangan dengan cara berkeliling dari Aksesibilitas Aksesibilitas pada
kampung ke kampung. Pendistribusian jenis pemukiman sayap jalur sirkulasi
ini dilakukan untuk menjangkau gang-gang barat berupa jalur pemukiman sayap
kecil agar warga lain dapat menikmati tahu sirkulasi bisa dilewati timur memiliki
Cibuntu. oleh kendaraan roda karakteristik;
dua serta manusia. memiliki perkerasan
Dimensi dari jalur beton finishing
sirkulasi tersebut asplat, dimensi jalur
3.2. Pola Permukiman adalah 80 cm. Jalur aksesbilitas akan
Pemukiman penduduk di RW 07 sirkulasi pada mengecil ketika
kawasan sentra tahu Cibuntu terdiri dari pemukiman sayap jauh dari jalur
pemukiman penduduk sehat serta tidak barat memiliki akses utama sirkulasi rw
sehat. Klasifikasi pemukiman ini langsung menuju jalur 07. Dimensi gang
berdasarkan pada: Material bangunan, sirkulasi utama. berada dekat jalur
intesitas matahari yang masuk ke dalam Perkerasan sirkulasi utama
lingkungan, kelembapan yang hadir dalam aksesibilitas pada memiliki lebar gang
lingkungan tersebut. Untuk memetakan pemukiman sayap sebesar 60 cm
pemukiman penduduk tersebut dilakukan barat merupakan sementara dimensi
pengelompokan zona pada pemukiman perkerasan beton gang jauh dari jalur
yang berada di RW 07 kawasan sentra tahu dengan finishing aspal. sirkulasi utama
Cibuntu. Kedua zona tersebut terdiri atas Dengan hal tersebut memiliki dimensi
zona sayap barat dan zona sayap timur. keadaan aksesibilitas lebar gang sebesar
Pembagian zona tersebut berdasarkan letak pada pemukiman ini 40cm. Selain
pemukiman yang dibatasi oleh jalur utama terlihat rapih. menjadi jalur

74
Jurnal Arsitektur Archicentre Universitas Faletehan Tri Wahyu Handayani

Karakteristik aksesibilitas tersebut dalam keadaan tersebut karena


aksesibilitas dari kegiatan aktifitas kering. Banyak lumut gang yang berada
pemukiman zona barat interaksi sosial yang tumbuh di di pemukiman
adalah dimensinya warga dilakukan drainase. Dugaan sayap timur areanya
semakin mengecil pada jalur bahwa drainase terbatas. Untuk
ketika area tersebut aksesibilitas ini. yang berada pada zona menambah ruang
menjauh dari jalur Pada sisi gang yang pemukiman sayap sirkulasi, drainase
sirkulasi utama. berada pada area barat keadaanya tidak tersebut di tutup
Dimensi gang yang berdekatan dengan mengalir dengan dengan penutup
jauh dari sirkulasi jalur sirkulasi utama Lancar, karena beton. Penutup
utama memiliki lebar berbatasan dengan drainase tersebut beton tersebut tidak
jalur aksesibilitas area hunian warga. lembap. dibuat secara
sebesar 50cm. pemanen, supaya
bisa dibuka bila
dilakukan
maintenance.

3.2.3. Intensitas Cahaya Matahari


Intensitas cahaya berhubungan erat
dengan dimensi jalur sirkulasi atau gang.
3.2.2. Drainase Hal tersebut disebabkan area void memang
berupa jalur sirkulasi atau gang.
Sayap Barat Sayap Timur Untuk intensitas cahaya yang masuk ke
dalam area jalur sirkulasi yang berada pada
Pada area depan rumah Dimensi drainase
jalur utama sirkulasi memiliki tingkat
warga terdapat yang berada pada
pencahayaan yang baik dibandingkan
drainase berfungsi zona pemukiman
sirkulasi yang berada jauh dari jalur
sebagai jalur utilitas sayap timur
sirkulasi utama.
kampung untuk memiliki lebar
mengalirkan air kotor sebesar 20 cm serta
menuju jalur sungai kedalaman 40 cm. Sayap Barat Sayap Timur
kota. Dimensi drainase Posisi jalur drainase Kualitas intensitas Jika dibandingkan
tersebut memiliki lebar tersebut berada cahaya pada
drainase sebesar 20 cm pada area di depan dengan intensitas
pemukiman yang
dan kedalaman 30 cm. hunian, kondisi cahaya yang masuk
berada sepanjang gang
Saat dilakukan drainase tersebut pada zona
terpengaruh oleh
pengamatan, drainase tidak terbuka. Hal dimensi gang di area pemukiman sayap

75
Jurnal Arsitektur Archicentre Universitas Faletehan Tri Wahyu Handayani

tersebut. Hal tersebut barat intensitas material finishing cat. bangunannya tidak
dikarenakan figure cahayanya jauh Bangunan dua lantai sehat. Terlihat dari
ground yang hadir lebih buruk karena tersebut merupakan material bangunan
pada area pemukiman pada dimensi lebar ruang hunian yang digunakan
dalam gang minim gang lebih sempit. seluruhnya. Karena oleh bangunan
ruang void. Ada 54 hunian di sayap barat tersebut.
bangunan hunian bukan pengrajin tahu.
warga di sayap barat. Untuk ruang komersil
Dimensi Gang yang yang ada di ruang
ada di dekat jalur hunian tersebut hanya
sirkulasi utama sebatas warung.
memiliki lebar 80 cm.
Sementara dimensi
lebar gang yang berada
jauh dari pusat
sirkulasi utama pada
RW 07 adalah 50 cm.
Akibatnya intensitas
cahaya yang hadir pada
gang yang berdekatan
dengan jalur sirkulasi
utama memiliki
intensitas cahaya
yang lebih baik
dibandingkan intensitas
cahaya yang berada
pada gang jauh dari
jalur sirkulasi utama.

IV. PENUTUP

3.2.4. Kondisi Rumah Gambar 6. Peta Jalur Utama

Melihat pola pemukiman serta pola


Sayap Barat Sayap Timur pabrik yang terbentuk dalam kawasan RW
Kondisi rumah di Hunian yang berada 07. Dapat disimpulkan bahwa pabrik tahu
sayap barat memiliki jauh dari area mayoritas berdiri pada area jalur utama
karakteristik terdiri sirkulasi utama sirkulasi RW 07. Dampak pertumbuhan
atas 2 lantai bangunan, cenderung penduduk dan peningkatan ekonomi

76
Jurnal Arsitektur Archicentre Universitas Faletehan Tri Wahyu Handayani

niscaya akan meningkatkan permintaan Perubahan yang terjadi pada suatu


akan layanan rumah sakit berkualitas tinggi kawasan fisik memang merupakan suatu
yang mencakup semua sektor keniscayaan, tetapi bila tidak dikendalikan
masyarakat(Andiyan Denny Heriyanto, dengan baik akan menghilangkan ikon
2021). Hal tersebut untuk mempermudah kawasan tersebut (Handayani, 2017).
proses distribusi tahu serta proses Pola pemukiman yang semakin
pembuangan limbah cair. Karena pada jalur jauh dari jalur utama, kondisi ruang hunian
utama sirkulasi terdapat riol kota yang menjadi tidak sehat karena kurangnya
terhubung menuju sungai. intensitas cahaya matahari yang masuk
Untuk pabrik tahu yang berada serta adanya bangunan-bangunan liar yang
pada zona pemukiman warga, mayoritas berdiri di tanah ilegal.
berada pada zona pemukiman sayap timur. Sentra Tahu Cibuntu harus
Pabrik tersebut memengaruhi citra kawasan memiliki pemeliharaan sarana penunjang
pada gang. Pada area tersebut, citra produksi tahu, salah satunya dengan sarana
kawasannya menjadi terlihat kumuh. pembuangan limbah yang baik, tidak hanya
Adanya peralatan-peralatan produksi tahu mengikuti pola sungai. Kondisi ini akan
mengurangi estetika lingkungan, seperti bak menjadi masalah utama dalam produksi
penampung kedelai, gudang kayu, serta bak tahu, karena akan mencemari air permukaan
penampung tahu. Walaupun pabrik tahu dan sungai.
areanya jauh dari aktivitas warga, tidak Penampungan limbah juga harus
sedikit para pemilik pabrik meletakkan disimpan secara benar. Pada kampung
perlengkapan produksi tahu mereka di sentra tahu Cibuntu juga tidak ada tempat
depan ruang hunian. Stakeholder meliputi sampah yang disediakan sehingga warga
proses mengidentifikasi orang, kelompok menggunakan tanah kosong untuk tempat
atau organisasi yang memberikan dampak pembuangan sampah. Hal ini menunjukan
atau terkena dampak oleh pelaksanaan kurangnya peran aktif dari pemerintah kota
proyek(A. Andiyan & Rachmat, 2021). Bandung dalam menyelesaikan masalah
Pada RW 07 memiliki aksesibilitas sampah dan limbah, karena sentra tahu
yang baik karena dimensi jalan yang cukup Cibuntu merupakan salah satu potensi
besar yang dapat memuat hampir 2 mobil ekonomi kota Bandung.
sedangkan akses menuju pabrik tahu yang
ada di dalam gang menggunakan gerobak
untuk mengangkut gas ke jalan yang lebih DAFTAR PUSTAKA
kecil. Jalan juga membuat suplay dari
maupun ke dalam kampung menjadi lebih Alexander, C. (1977). A pattern language:
mudah. Di tepi jalan terdapat selokan kecil towns, buildings, construction. Oxford
yang terhubung langsung pada saluran riol university press.
kota yang langsung menuju sungai utama.
Drainase pada bagian samping jalan Andiyan, Indra, F. (2018). Penataan
juga menjadi sarana pembuangan limbah kawasan kumuh (kewenangan
cair. Pembuangan limbah cair ini secara provinsi) di desa tanjung anom
tidak langsung memberi dampak yang kecamatan mauk kabupaten
kurang baik terhadap lingkungan karena tangerang. Jurnal Arsitektur
dapat mencemari air sehingga air sungai Archicentre.
utama menjadi keruh oleh air limbah tahu.
Andiyan, Rachmat, A. (2021). Analisis
Rumah warga yang berada di jalur
Manfaat Pembangunan Infrastruktur
utama memiliki kelebihan dari segi
Kereta Api Di Pulau Jawa. Jurnal
aksesibilitas dalam pendistribusian berbagai
Pendidikan Dan Teknologi Indonesia,
macam kebutuhan pabrik. Pola tersebut
1(3), 121–129.
terbentuk karena pabrik tahu merupakan
fungsi tambahan dari rumah tinggal warga Andiyan, A., & Aldyanto, I. (2021). Kajian
asli kampung Cibuntu. Arsitektur Pada Massa Bangunan
Masjid Cipaganti. Sang Pencerah:

77
Jurnal Arsitektur Archicentre Universitas Faletehan Tri Wahyu Handayani

Jurnal Ilmiah Universitas Hillier, B., & Hanson, J. (1989). The social
Muhammadiyah Buton, 7(2), 189– logic of space. Cambridge university
199. press.
Andiyan, A. N. (2021). Pendekatan Urban Isakh, I. H., Rossa, J. C., Narendragharini,
Green Building Pada Bangunan K. S., & Putri, K. S. (2020).
Apartemen. RADIAL : Jurnal Kolaborasi dalam Program Inovasi
Peradaban Sains, Rekayasa Dan Pembangunan dan Pemberdayaan
Teknologi, 9(1), 39–52. Kewilayahan di Kelurahan Babakan
Ciparay. Ministrate: Jurnal Birokrasi
Andiyan, A., & Rachmat, A. (2021). Dan Pemerintahan Daerah, 2(2), 87–
Telaahan Kerjasama Pemerintah 98.
Swasta Dalam Pembangunan Bandara
Kertajati Di Jawa Barat. Aksara: Kurniawan, R. (2018). Kebijakan
Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, Pemerintah Kota Bandung Dalam
7(2), 413–424. Upaya Penyediaan Ruang Terbuka
https://doi.org/10.37905/AKSARA.7. Hijau Berdasarkan Perda No. 18
2.413-424.2021 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun
Andiyan Andiyan,Agus Rachmat, Y. kadir. 2011-2031 Pasal 46 Huruf (A) Dan
(n.d.). Post Occupancy Evaluation Huruf (B) Dalam Persfektif Siyasah
(POE) Pada Bangunan Rusun Di Dusturiyah. UIN Sunan Gunung Djati
Prov. Banten (Studi Kasus Bandung.
“Pembangunan Rusun MBR Di Prov.
Banten). Risdiyanto, D. (2019). Implementasi
Peraturan Walikota Bandung Nomor
Andiyan Andiyan, E. B. (2021). Penerapan 436 Tahun 2015 Tentang Pelaksanaan
Konsep Arsitektur Kontemporer pada Program Inovasi Pembangunan Dan
Penataan Cagar Budaya Situ Pemberdayaan Kewilayahan (Studi
Tasikardi. Syntax Literate: Jurnal Pada Kecamatan Kiaracondong Di
Ilmiah Indonesia, 6(6), 2624–2636. Kota Bandung Provinsi Jawa Barat).
http://jurnal.syntaxliterate.co.id/index. Institut Pemerintahan Dalam Negeri.
php/syntax-
literate/article/view/3163/2157 Sugiyono, S. (2010). Metode penelitian
kuantitatif dan kualitatif dan R&D.
Andiyan Denny Heriyanto. (2021). Kajian Alfabeta Bandung.
Kelayakan Lokasi Tapak serta Potensi
Unggulan pada RSUD Dr . P . P Tiaratanto, Excya,Affandi,Kemal, A.
Margetti Saumlaki Kepulauan (2021). Bangunan konvensi dan
Tanimbar. Jurnal Sosial Dan eksibisi bandung. Jurnal Arsitektur
Teknologi, 1(April), 303–318. Archicentre, 126, 1–13.
Anida, A. (2020). Analisis penyerapan Widodo, B. (2016). Strategi Pencitraan
anggaran belanja modal pada Dinas Kota (City Branding) Berbasis
Penataan Ruang Kota Bandung Kearifan Lokal (Studi Kasus di Kota
Tahun Anggaran 2015-2018. UIN Solo, Jawa Tengah dan Kabupaten
Sunan Gunung Djati Bandung. Badung, Bali). Profetik: Jurnal
Komunikasi, 7(2).
Eisner, S., Gallion, A., & Eisner, S. (1993).
The urban pattern. John Wiley & Yananda, M. R., & Salamah, U. (2014).
Sons. Branding tempat: membangun kota,
kabupaten, dan provinsi berbasis
Handayani, T. W. (2017). Peralihan Fungsi identitas. Makna Informasi.
Bangunan Di Koridor Jalan Llre
Martadinata Kota Bandung.
GEOPLANART, 1(1), 45–54.

78

Anda mungkin juga menyukai