PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Seminar Proposal
Penelitian Pada Jurusan Ilmu Sejarah
OLEH
SULIANTI
N1C1 17 085
i
2021
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
:Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Jurusan Ilmu Sejarah
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah..................................................... 4
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 6
iv
RENCANA DRAFT SKRIPSI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
ABSTRAK
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
RENCANA DRAFT SKRIPSI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan dan Batasan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
v
A. Waktu dan Tempat Penelitian
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian
C. Jenis dan Sumber Data
D. Metode Penelitian
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Kondisi Geografis
B. Kondisi Demografis
C. Kondisi Sosial dan Budaya
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR INFORMAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
sebagai lahan pertanian serta hampir 50% dari total angkatan kerja masih
kehidupan manusia. Karena inilah yang menjadi dasar penyedia sandang, papan
dan pangan dalam menjalankan kehidupan. Selain itu Indonesia, sektor pertanian
akivitas pertaniannya. Hal ini terlihat banyaknya petani yang sudah meninggalkan
sektor pertanian.
Seiring dengan meningkatnya pemanfaatan teknologi dalam sektor
pertanian, maka semakin meningkat pula produksi yang dihasilkan oleh petani.
Hal ini menunjukan bahwa petani semakin rasional di dalam proses penggarapan
Kemajuan yang cepat di bidang ekonomi dan sosial diharapkan terjadi sebagai
Salah satu modernisasi pertanian yang saat ini banyak dirasakan oleh
tangan (hand tractor) yang digunakan pada saat petani mengolah sawah, mesin
menggiling padi menjadi beras, penyemprot hama guna memberantas hama dan
penyakit tanaman padi dan teknologi lainnya yang kesemuanya ini sangat
dirasakan oleh masyarakat petani. Sehingga petani dapat bekerja lebih praktis,
hemat dan produktivitas yang meningkat dari pada sebelum adanya modernisasi
pertanian.
adalah bermata pencaharian sebagai petani khususnya pada petani sawah. Di Desa
Duriasi terdapat lahan permukiman 35 Ha, selain itu terdapat lahan perkebunan 44
2
Ha dan lahan pertanian sawah 68 Ha terdapat sekitar 201 petani sawah, sehingga
pada sektor pertanian atau usaha pertanian yang meliputi padi sawah, perkebunan,
kebutuhan sehari-hari.
misalnya dalam mengolah sawah dahulu hanya menggunakan pacul atau luku
sekarang petani sawah menggunakan traktor tangan (hand tractor), dahulu petani
tanaman, sekarang petani sawah beralih ketanaman benih langsung adalah tidak
melakukan tanaman pindah tetapi benih ditabur secara langsung, kemudian dahulu
petani belum mengenal pupuk dan obat-obatan tanaman, sekarang ini untuk
meningkatkan produksi hasil panen petani telah menggunakan pupuk dan obat-
obatan, dahulu petani hanya mengharapkan air hujan dalam mengairi sawahnya
sekarang ini dengan adanya pompa air, petani tidak lagi mengalami kesulitan
dalam mengairi sawahnya, dan yang paling mencolok adalah dahulu petani dalam
memanen padi menggunakan sabit biasa kemudian bergerigi, sekarang ini petani
tangkainya yang tentunya akan mendukung petani untuk lebih mudah, cepat dan
3
Masyarakat di Desa Duriasi mulai mengenal dan menggunakan teknologi
pertanian ini sebagai bentuk dari modernisasi pertanian yakni sekitar tahun 1991,
mekanis ini berdampak terhadap kondisi sosial dan ekonomi. Berdasarkan asumsi
pemikiran ini maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang
1. Rumusan Masalah
Wonggeduku?
2. Batasan Masalah
ditetapkan sebagai awal kajian, karena pada tahun tersebut awal mula
4
aktivitas masyarakat Desa Duriasi dalam bertani sawah dengan
hingga saat ini untuk melihat kondisi sosial ekonomi petani sawah setelah
c. Batasan Tematis
sebagai berikut:
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka yang
5
2) Untuk mendeskripsikan dampak modernisasi teknologi pertanian terhadap
Wonggeduku.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
sejarah, dan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang akan
2. Manfaat Praktis
berikut:
baik.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Konseptual
1. Konsep Petani Sawah
Petani adalah seseorang yang bergerak dibidang pertanian, utamanya dengan
cara melakukan pengelolaan tanah dan air dengan tujuan untuk menumbuhkan dan
memelihara tanaman dan hewan, dengan harapan memperoleh hasil dari tanaman
dan hewan tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang
dibentuk atas dasar kepentingan, kondisi lingkungan (sosial ekonomi sumber daya)
Petani sawah adalah seorang yang bekerja mengolah alam memeliki pola
sendiri yang berbeda dari cara kerja perekonomian kapitalis yang cenderung
dilakukan dilahan yang basah dan memerlukan banyak air baik sawah irigasi,
sawah lebak sawah tadah hujan maupun sawah pasang surut. Dengan mengikuti
irama alam pula aktivitas kesibukan kerja petani sawah pun berbeda dengan
kesibukan kerja pada pabrik-pabrik di kota besar. Pada petani sawah, mereka
terbiasa bekerja keras hanya pada masa-masa tertentu, dan mengalami kelonggaran
bekerja pada masa-masa yang lain dalam lingkaran pertanian. Hanya saja, pada
masa-masa tertentu tenaga sendiri biasanya juga tidak cukup untuk menyelesaikan
Setiap orang bisa menjadi petani asalkan mempunyai sebidang tanah atau
petani tanah harus mencangkul atau mengolah sendiri tanah miliknya, tapi bisa
diterapkan, berarti pemilik tanah itu telah memberi pekerjaan kepada orang lain
walau hasilnya tidak banyak apabila bermaksud mengolah sendiri, kita tentu harus
benar-benar bisa membagi waktu tetapi kemungkinan akan kesulitan jika tanahnya
yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri,
kebutuhan hidup dengan menggunakan alat yang bersifat tradisional dan modern.
a. Sawah Irigasi
dilakukan secara teratur dan optimal serta tidak tergantung kepada curah
hujan. Jadi, sistem pengairan ini dilakukan menggunakan sistem irigasi yang
airnya bersumber dari waduk atau bendungan. Itulah sebabnya kenapa disebut
8
ini sangat cocok dari segi musim, karena untuk menanam padi kita tidak
c. Sawah Lebak
Sawah lebak adalah sawah yang berada dikiri dan kanan sungai-sungai
besar. Namun jenis sawah ini sekarang sudah jarang sekali karna mengingat
resiko sangat besar dan sangat rentan terhadap banjir (Koentjaraningrat, 1982:
23)
perubahan yang disebabkan oleh berbagai faktor baik dari dalam maupun luar
hidupnya atau generasinya sebagai mahluk sosial. Secara umum perubahan sosial
dapat diartikan sebagai perbedaan keadaan yang berarti dalam unsur masyarakat
proses perkembangan unsur sosial budaya dari waktu ke waktu yang membawa
9
Perubahan sosial merupakan segala perubahan yang ada pada lembaga
juga tidak lepas dari perkembangan ekonomi masyarakat yang dimana diketahui
bahwa Sosiologi ekonomi merupakan study yang mempelajari cara orang atau
perubahan sosial sebagai suatu variasi dan cara-cara hidup yang telah di terima,
10
maupun berupa gagasan-gagasan menyebar kemasyarakat, dikenal, diakui, dan
yang sangat luas dan dapat meliputi seluruh manusia yang terjadi atas berbagai
kelompok baik kelompok besar maupun kelompok kecil atau tergantung jumlah
sesuatu yang wajar dan timbul dari pergaulan manusia dimana perubahan
b. Perubahan Ekonomi
11
memasuki sektor informal sebagai suatu strategi untuk meningkatkan pendapatan
sumber daya produksi yang ada dan terkadang pada sumber daya utama seperti
lingkungan tempat tinggal, lingkungan keluarga, dan hal lain yang terkait dengan
masyarakat dapat dikatakan baik jika kebutuhan dasar masyarakat itu telah
ekonomi merupakan keadaan pekerjaan yang di tinjau dari segi ekonomi seperti
penghasilan atau upah yang di terima, permodalan dan investasi sedangkan aspek
12
Mendukung pendapatan tersebut diatas, Soetomo (1995: 117) mengemukakan
pula bahwa dari konsep ekonomi, masalah kemiskinan sangat erat hubungannya
pula untuk untuk mengukur konsep kemiskinan padat dilihat dari konsep hidup
(level of living) misalnya dapat dilihat dari sudut pandang faktor pendidikan,
Revolusi hijau atau revolusi agraria adalah suatu perubahan cara bercocok
hijau adalah revolusi produksi biji-bijian dari penemuan ilmiah berupa benih
unggul baru dari varietas gandum, padi, jagung yang membawa dampak
13
kesadaran akan kebutuhan penduduk yang meningkat dengan pesat, tingkat
produksi pertanian yang masih sangat rendah, dan karena produksi pertanian
pertanian yaitu dengan menerapkan teknologi tepat guna ( panca usaha Tani)
mengubah lahan tandus menjadi lahan yang dapat ditanami, membuka hutan, dan
pada suatu lahan pertanian melalui sistem tumpang sari. Usaha ini
teknologi lebih maju atau modern. Revolusi hijau juga mendapatkan kritik dari
pihak pihak yang mempunyai kesadaran akan kelestarian lingkungan karena telah
bahwa kerusakan tersebut bukan karena revolusi industri tapi karena akses dalam
14
penggunaan teknologi yang tidak memandang kaidah-kaidah yang sudah
karena Revolusi Hijau tetapi karena ekses dalam penggunaan teknologi yang
swasembada pada akhir pelita I), maka dibentuklah organisasi Bimas tingkat
dilatarbelakangi mitos bahwa beras adalah komoditas strategis baik ditinjau dari
Hijau. Revolusi Hijau atau program Bimas meskipun memakan waktu yang
15
relatif lama kurang lebih 20 tahun, telah berhasil mengubah sikap para petani,
khususnya para petani sub sektor pangan, dari “anti” teknologi ke sikap yang
pangan secara tetap. Di samping itu Revolusi Hijau juga telah menyebabkan
Hijau hanyalah menguntungkan petani yang memiliki tanah lebih dari setengah
pedesaan.
B. Kerangka Teoritis
Keberhasilan pembangunan yang diterapkan pada negara-negara di Eropa ini
dikelompokkan dalam satu teori besar, dan dikenal sebagai teori Modernisasi
Asumsi dasar dari teori modernisasi mencakup: (1) Bertolak dari dua kutub
16
masyarakat tradisional (masyarakat negara-negara berkembang); (2) Peranan negara-
negara maju sangat dominan dan dianggap positif, yaitu dengan menularkan nilai-
internal; (3) Resep pembangunan yang ditawarkan bisa berlaku untuk siapa, kapan
Satu hal yang menonjol dari teori modernisasi ini adalah, modernisasi seolah-
olah tidak memberikan celah terhadap unsur luar yang dianggap modern sebagai
sumber kegagalan, namun lebih menekankan sebagai akibat dari dalam masyarakat
itu sendiri. Asumsi ini ternyata banyak menimbulkan komentar dari berbagai pihak,
baru yang dikenal sebagai teori Modernisasi Baru (Suwarsono, 1991: 58-61).
modernisasi pertanian yang terjadi dan kondisi sosial ekonomi petani sawah di Desa
Wonggeduku.
C. Tinjauan Historiografi
17
Terkait penelitian terdahulu, penelitian ini yang berjudul “Modernisasi
Pertanian dan Kondisi Sosial Ekonomi Petani Sawah di Desa Duriasi Kecamatan
terdahulu yang sudah ada. Beberpa penelitian yang terkait dengan penelitian ini
diantaranya.
Penelitian ini mengkaji tentang perubahan sosial kehidupan petani padi sawah dan
proyek migas yang sedang pesat dilakukan di Kabupaten Banggai telah membawa
perubahan kegiatan sosial petani sawah di wilayah ini. Perubahan tersebut salah
satunya dapat dilihat dari kecenderungan petani untuk mencari pekerjaan di luar
usaha tani padi sawah. Hal ini menyebabkan berkurangnya suplai tenaga kerja di
terutama di empat kecamatan wilayah studi kenaikan upah buruh mencapai 10-20%.
Selain kenaikan upah, terbukanya peluang bekerja di proyek migas dan menjadi
penambang emas telah mengurangi suplai tenaga kerja di usaha padi sawah terutama
untuk pekerjaan yang belum bisa digantikan oleh mekanisasi seperti menanam dan
panen.
18
penelitian menujukan bahwa latar belakang terjadinya hubungan kerja pemilik sawah
tidak mampu lagi bekerja sibuk dengan pekerjaan lain dan untuk membantu petani
kerja pada prinsipnya, didasarkan pada pengertian bahwa, kehidupan sosial adalah
dengan baik. Pada prinsipnya didasarkan pada pengertian bahwa kehidupan social
sebagai salah satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam melaksakan suatu pekerjaan.
Pola hubungan kerja yang terjadi diantara mereka terlihat dalam bentuk usaha sesuai
dengan peran masing-masing. Pola hubungan kerja yang terjadi melahirkan dua aspek
yang saling menguntungkan diantara mereka, yaitu aspek sosial dan aspek ekonomi.
Hubungan kerja antar petani pemilik dan penggarap terlihat dalam bentuk usaha.
pekerjaannya guna mendapatkan hasil yang lebih baik. Pemilik sebagai pemilik
sawah mengaharapkan hasil dari sawahnya yang dikerjakan oleh petani penggarap.
Jadi dalam hal ini ada hubungan saling ketergantungan yang menguntungkan kedua
belah pihak. Pendapatan dari hasil sawah yang bervariasi. Hal ini di pengaruhi oleh
luas lahan yang digarap serta hasil kerjaan yang lain. Pendapatan dari hasil
19
Dilihat dari jumlah hasil panen yang begitu minim dan harga penjualan padi yang
begitu rendah, serta perlengkapan untuk menggarap sawah yang sangat besar
biayanya.
Kabupaten Bone, untuk mengetahui gambaran perubahan sosial ekonomi dari petani
Bone, dan untuk mengetahui dampak perubahan dari petani sawah menjadi petani
Bone, meliputi rasa tidak puas dengan cara bertani sawah, kesadaran akan bertani
sawah bukan lagi cara yang paling aman dalam bertani, karena permintaan dan
penawaran dari pabrik gula, disebabkan oleh diterimanya informasi atau masukan
dari luar, misalnya penyuluhan pertanian untuk menanam tebu demi memenuhi
kebutuhan keluarga, gambaran perubahan sosial ekonomi dari petani sawah menjadi
perubahan pola pikir, munculnya usaha tani modern, kondisi perumahan terus
menerus diperbaiki, dan dampak perubahan sosiial ekonomi petani sawah menjadi
petani tebu di Desa Batulappa Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone, meliputi pola
20
hidup yaitu pola konsumsi, kesehatan dan penggunaan teknologi seperti laptop dan
Jember Jawa Timur”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perubahan sosial
ekonomi petani terhadap konversi hutan menjadi agroforestri berbasis kopi. Hasil
perubahan sosial ekonomi pada petani, perubahan sosial ekonomi yang terjadi yaitu
timbulnya kerjasama antara petani dengan Perhutani terkait dengan pengelolaan lahan
konversi hutan menjadi agroforestri berbasis kopi dan sharing setiap satu tahun
sekali, adanya peningkatan ekonomi petani yang dijadikan sebagai modal perawatan
pendukung jaminan perkreditan bagi petani untuk melakukan peminjaman modal, dan
tersedianya tabungan untuk biaya pendidikan anak serta masa depan anak petani.
Richi Romel Sembel Martha M. Sendow Welson M. Wangke Jean F.J. Timban
(2015) penelitian ini berjudul “Perubahan Sosial Pada Petani Kelapa (Studi kasus
Petani Kelapa di Desa Senduk, Kecamatan Tombariri)” Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahu terjadinya perubahan sosial dalam kehidupan petani kelapa
perubahan sosial dalam bentuk tatanan sosial telah pergeseran. Dalam hal ini
21
masyarakat petani kelapa di Desa Senduk. Demikian juga, telah terjadi perubahan
gaya hidup masyarakat, masyarakat desa lebih cenderung untuk menerapkan gaya
interaksi sosial langsung dan juga petani mulai meninggalkan tradisi yang
penyempitan luas lahan pertanian akibat terjadinya alih fungsi penggunaan dari lahan
tulisan ini yakni sistem kehidupan bertani masyarakat, namun terdapat beberapa
penelitian, metode yang digunakan, teori yang digunakan dan lokasi penelitianya.
Kabupaten Konawe.
BAB III
METODE PENELITIAN
22
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini akan dilakukan di Desa Duriasi Kecamatan
Wonggeduku Kabupaten Konawe pada bulan Januari sampai Maret tahun 2022.
Alasan pemilihan lokasi tersebut karena di Desa Duriasi tersebut banyak masyarakat
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian
informasi atau temuan dari objek yang diteliti dilapangan atau lokasi penelitian.
menggunakan bantuan konsep-konsep dan teori-teori dari berbagai cabang ilmu sosial
Penelitian ini akan menggunakan sumber data primer, sekunder, dan tersier.
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian tanpa
ekonomi petani sawah. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui sumber
yang telah tersedia seperti gambaran umum lo kasi penelitian. Data ini diperoleh dari
dokumen dan arsip dari pemerintah desa/kelurahan yang menjadi lokasi penelitian.
23
Data tersier adalah data penunjang dari data primer dan sekunder. Data ini diperoleh
melalui kamus, ensiklopedia, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan perubahan
D. Metode Penelitian
dikemukakan oleh Kuntowijoyo (1995: 89) yang meliputi lima tahapan yaitu : 1)
5) historiografi.
1. Pemilihan Topik
Pemilihan topik penulis memilih topik yang ada kaitanya dengan sejarah
sebab penelitian ini adalah penelitian sejarah. Topik yang dipilih berdasarkan
a. Kedekatan Emosional
didapat baik berupa dokumen tertulis dan sumber lisan yang di peroleh dari
informan.
b. Kedekatan Intelektual
ini, maka telah dilakukan pengayaan terhadap beberapa konsep dan teori
yang relevan seperti konsep petani sawah, perubahan sosial ekonomi dan
24
pengayaan terhadap metodologi penelitian sejarah yang dikemukakan oleh
Kuntowijoyo (1995: 89) yang terdiri dari lima tahap yaitu: pemilihan topik,
2. Heuristik Sumber
berikut:
1. Sumber Tertulis
Sumber tertulis yaitu data yang diperoleh dalam bentuk arsip, buku-buku,
skripsi serta laporan hasil penelitian yang relevan. Adapun sumber tersebut
2. Sumber Lisan
Sumber lisan yaitu data yang diperoleh melalui studi lisan atau hasil
3. Sumber Artefak
25
Sumber artefak yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan berupa
3. Verifikasi Sumber
disinggung dalam surat atau catatan, hal-hal yang harus diperiksa adalah
kertas, tinta, gaya penulisan, bahasa, kalimat, artikulasi, kata-kata, huruf dan
26
mencoba data yang diberikan untuk situasi ini sehubungan dengan latar
Wonggeduku.
4. Interpretasi Sumber
pada konsep yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Pada bagian ini,
selanjutnya, dihubungkan dengan data yang satu dengan data yang lain sehingga
didapatkan fakta sejarah yang dapat dipercaya kebenarannya secara ilmiah yang
telah melewati proses tahap kritik dan telah diinterpretasi sehingga dapat
5. Historiografi
ini merupakan bagian akhir dari seluruh rangkaian penelitian sejarah. Pada bagian
sistematis. Penyajian penulis dalam bentuk penulisan sejarah ini mempunyai tiga
27
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Badan Pusat Statistik. 2020. Konawe dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten
Konawe.
Suharto, Edi. 2008. Kebijakan Sosial sebagai Kebijakan Publik. Peran Pembangunan
Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial dalam Mewujudkan Negara
Kesejahteraan (welfare state) di Indonesia. Bandung: Alfabeta
Sukirno, Sadomo. 1987. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: LP3ES.
Theresia, Aprilia. Krisnha S. Andini, Prima GP. Nugraha dan Totok Mardikanto.
2014. Pembangunan Berbasis Masyarakat. Acuan Bagi Praktisi, Akademisi
dan pemerhati Pengembangan Masyarakat. Bandung: Alfabeta.
Yoddang. 2005. Dari Sistem Tebang Bakar ke Peremajaan Kembali: Revolusi Hijau
di Dataran Tinggi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
B. Jurnal
1. Annisa, Rizki., Muhammad Shulhan Hadi., dan Abdul Hafiz. 2019.
“Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Kopi di Desa Jurit Baru
Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur Tahun 1999-2015”. Jurnal
Ilmu Sejarah dan Pendidikan. 3 (2).
29
Lathifah, Af’idatul., dan Lydia Christianti. 2019. “Perubahan Sosial-Ekonomi
Masyarakat Petani di Sekitar Pelabuhan Perikanan Pantai Sadeng Gunung
Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta”. Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi.
Yodfiatfinda. 2015. Perubahan Sosial Petani Padi Sawah Terhadap Tenaga Kerja
Pertanian Di Kabupaten Banggai. Jurnal Kesejahteraan Sosial. 2 (1), 43-
50.
Zahro, Munailatis., Sri Subekti., dan Lenny Widjayanthi. 2017. “Perubahan Sosial
Ekonomi Petani Agroforestri Berbasis Kopi di Kabupaten Jember Jawa
Timur”. Jurnal Kebijakan Dan Manajemen Publik. 5 (2), 159-168.
C. Skripsi
Blongkod, Kristiana. 2018. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Cabe
Rawit di Desa Pinontoyonga Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo
Utara. Skripsi. Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Gorontalo.
Nurman, Andi. 2014. Perubahan Sosial Ekonomi Dari Petani Sawah Menjadi Petani
Tebu Di Desa Batulappa Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone. Skripsi.
Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar.
Undang-Undang:
Republik Indonesia. Permentan Nomor 73 Tahun 2007 tentang Pedoman Pembinaan
Kelembagaan pertanian.
Website:
30
Van, Arsten. Pengertian Petani. Diakses 20 Oktober 2021. http://
www.tokomesin.com/pengertian.pertanian. html.
31