Anda di halaman 1dari 27

KAMPANI : DESA YANG DITINGGALKAN DAN DIHUNI KEMBALI,

1974-2021

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebangai Salah Satu Syarat untuk Mengikuti ujian Seminar Proposal
Penelitian Pada Jurusan Ilmu Sejarah

OLEH

RAHMATIA BOLE
N1C117077

FAKULTAS ILMU BUDAYA


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing I dan Pembimbing

II untuk dipertanggung jawabkan dihadapan Panitia Ujian Seminar Proposal

Penelitian pada Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu

Oleo Kendari.

Judul Penelitian : Kampani: Desa Yang Ditinggalkan Dan Dihuni Kembali,

1974-2021

Nama : Rahmatia Bole

NIM : N1C117077

Jurusan : Ilmu Sejarah

Kendari September 2021

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. La Ode Ali Basri S.Pd., M.Si Drs.H. Hayari, M.Hum


NIP. 19741019 200501 1 001 NIP. 19670108 199311 1 001

Mengetahui :

Ketua Jurusan Ilmu Sejarah

Dra. Aswati M.,M.Hum


NIP. 19621022 199003 2 002

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis

panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat-Nyalah sehingga penulis mampu

menyelesaikan proposal penelitian ini yeng berjudul “Kampani: Desa yang

ditinggalkan dan dihuni kembali, 1974-2021. Proposal ini di susun untuk

memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti seminar proposal penelitian pada

jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo.

Perjalanan panjang telah penulis lalui dalam rangka perampungan

penulisan proposal peneletian ini. Banyak hambatan yang di hadapi dalam

penyusunan proposal penelitian ini, serta masih terdapat banyak kesalahan dan

kekurangan sehingga penulis mengharapkan semua pihak untuk menilai dan

memberikan kritik serta saran yang bersifat membangun dan dapat menjadikan

bahan evaluasi bagi penulis. Akhir kata semoga proposal penelitian ini dapat

memberikan manfaat bagi yang membutuhkan.

Kendari September 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii

KATA PENGANTAR.................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

RENCANA DRAFT SKRIPSI ...................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................. 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah........................................................ 4

C. Tujuan Penelitian............................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian........................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A.Kerangka Konseptual........................................................................ 7

1. Konsep Desa................................................................................. 7

2. Konsep Perubahan Sosial Budaya Pedesaan ............................... 9

B. Kerangka Teoritis............................................................................. 11

1. Teori Tantangan dan Jawaban .................................................... 11

C. Tinjauan Historiografi...................................................................... 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................... 15

B. Jenisdan Pendekatan Penelitian........................................................ 15

C. Sumber Penelitian............................................................................ 16

iv
D. Metode Penelitian............................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan

memenuhi kebutuhannya sendiri. Jadi orang pada umumnya akan hidup

berdampingan dengan orang yang berbeda. Pada dasarnya, orang akan mencari

tempat yang terlindungi dan nyaman untuk ditinggali. Permukiman ini dapat

berupa pemukiman metropolitan atau pemukiman pedesaan.

Permukiman sangat dipengaruhi oleh penghuni permukiman yang

sebenarnya. Misalnya, pembangunan penduduk yang cepat akan menghasilkan

pembangunan swasta yang lebih penting. Meskipun demikian, jika perkembangan

penduduk berkurang, wilayah tempat pemukiman itu ditemukan mungkin akan

sepi oleh penduduk. Ada beberapa faktor yang bisa membuat suatu kawasan sepi

penghuninya, salah satunya adalah unsur normal.

Di Indonesia, ada beberapa daerah yang sepi penghuninya karena faktor

normal. Seperti Kota Marubun Raya, Lokal Raya, Aturan Simalungun. Kota

Marubun Raya sepi oleh penghuninya karena longsoran salju yang melanda kota

tersebut. Pembenaran lain mengapa itu sepi adalah hasil dari pembangunan jalan

lain yang jauh dari lingkungan. Jalan baru itu jauh dari pemukiman tetapi dekat

dengan ladang orang. Karena akses jalan yang dekat dengan persawahan dan

merupakan jalur penghubung antar kota, banyak penghuni Kota Marubun Raya

memutuskan untuk meninggalkan kotanya dan mulai nyaman dengan kawasan

sawah (Saragih, 2016: 3).

1
2

Selain Kota Maribun Raya, satu kota lagi di Kabupaten Jawa Barat juga

mengalami hal yang sama ketika penghuninya meninggalkan kota. Kejadian

tersebut terjadi di Dusun Tarikolot, Kota Sidamukti, Lokal Majalengka. Penduduk

meninggalkan kota mereka atas nasihat pemerintah ekologis dengan alasan bahwa

wilayah tempat tinggal mereka adalah wilayah yang cenderung longsor karena

berada di bagian bawah lereng. Sampai sekarang, pada tahun 2006 ada peristiwa

bencana di dekatnya, jadi spesialis terbuka meminta penghuninya untuk

menghindari kota karena rasa takut akan longsoran deras lainnya. Penduduk

secara sah meninggalkan kota mereka sejak 2012, sekitar 200 rumah telah

ditinggalkan oleh penduduk (Rachmawati 2021).

Ada juga episode di Sulawesi Tenggara di mana penduduk meninggalkan

kota mereka. Peristiwa itu terjadi di Kota Kansoro, Daerah Lawa, Rezim Muna

pada tahun 1974. Kota Kansoro (sekarang Kota Kampani) adalah kota yang

sebagian besar penduduknya adalah Suku Muna. Kelompok masyarakat ini telah

lama hidup dan menghasilkan uang di kota, tetapi sejak wabah (kolera) yang

melanda daerah setempat dan membuat banyak orang meninggal, otoritas publik

mendorong penduduknya untuk melewati kota dan pindah ke kota lain. Penduduk

Kota Kansoro (sekarang Kota Kampani) pindah ke Kota Lafinde (sekarang Dewa

Wuna) dan Kota Lindo. Karena mereka telah ditinggalkan cukup lama dan tidak

memiliki pemilik, penghuni kota Lindo mulai mengambil kendali atas ruang dan

mengubahnya menjadi manor. Meskipun demikian, setelah beberapa waktu

banyak individu mulai menetap dan tinggal di sana.


3

Pada tahun 1996, Bantuan Sosial mendirikan pemukiman Exkusta di

dekatnya. Dimana penyelesaiannya dilakukan sebagaimana mestinya bagi warga

yang terpinggirkan yang sakit, ditambah dengan 25 orang dari berbagai daerah

yang dijamin oleh Bantuan Sosial. Namun, dalam jangka panjang dan bantuan

otoritas publik untuk daerah setempat mulai berkurang, banyak orang memilih

untuk meninggalkan daerah itu dan menjual tanah yang baru-baru ini mereka

gunakan untuk jaringan lingkungan di sekitar ruang. Sejak banyak individu mulai

menetap di sana, banyak perintis daerah setempat telah mengusulkan

pembangunan.

Pada tahun 1999, perintis wilayah setempat mengusulkan perluasan Kota

Lindo, di mana wilayah yang sebelumnya melibatkan penghuni Kota Kansoro

diambil alih oleh Kota Lindo. Perkembangan kota lain di dekatnya karena

pemekaran disebut Kota Kamani. Perluasan dilakukan dengan alasan bahwa

individu-individu tertentu tinggal jauh dari fokus pemerintah kota dan sulit untuk

menawarkan jenis bantuan sejauh organisasi, sehingga daerah mengusulkan

pembangunan di dekatnya. Tidak hanya itu, pembangunan dilakukan mengingat

padatnya penduduk di kota-kota sekitarnya dan memiliki potensi SDM yang

memadai serta memiliki aset keuangan yang besar.

Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan diatas merupakan latar

belakang pemikiran yang mendorong sehingga penulis memilih judul “ Kampani:

Desa Yang ditinggalkan dan dihuni Kembali 1974-2021”. Alasan penulis tertarik

meneliti tetang Desa Kampani karena ingin mengetahui sekaligus menambah

wawasan khususnya mengenai kehidupan masyarakat Desa Kampani sebelum di


4

tinggalkan oleh penduduknya dan kehidupan masyarakat setelah desa tersebut

dihuni kembali seperti perkembangan infrastruktur dan perkembangan sosial

ekonomi masyarakat.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Faktor apakah yang melatar belakangi warga Desa Kampani meninggalkan

daerah tersebut 1974-1996 ?

b. Faktor apa sajakah yang menyebabkan warga menetap kembali di desa

Kampani 1999-sekarang ?

2. Batasan Masalah

a. Batasan Temporal (Waktu)

Batasan temporal penelitian ini ialah Tahun 1974-2021.Tahun 1974

ditetapkan sebagai awal kajian, karena pada tahun tersebut awal mula

ditinggalkanya Desa Kansoro(Desa kampani Sekarang) tahun 2021 sebagai akhir

dari penelitian ini.

b. Batasan Spasial (Tempat)

Batasan Spasial penelitian ini dilakukan di Desa Kampani, Desa Lindo

dan Desa Wuna Kabupaten Muna Barat Sebagai tempat penelitian ini. Karena

desa tersebut tempat warga/keturunan penduduk Desa Kansoro sebelumnya (Desa

Kampani Sekarang) tinggal dan menetap.

c. Batasan Tematis
5

Batasan tematis yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1) Faktor yang melatar belakangi warga desa Kampani meninggalkan daerah

tersebut 1974-1996.

2) Faktor yang menyebabkan warga menetap kembali di desa Kampani 1999-

sekarang.

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan dan batasan masalah yang telah dikemukakan di

atas maka tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu :

1. Untuk mendeskripsikan latar belakang warga desa Kampani meninggalkan

daerah tersebut 1974-1996.

2. Untuk menjelaskan penyebab warga menetap kembali di desa Kampani 1999-

sekarang.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai

bahan referensi akademik untuk menambah wawasan pengetahuan dalam bidang

Ilmu Sejarah khususnya sejarah desa.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi bahan

masukan dalam rangka pengembangan pengkajian dan penulisan serta sebagai


6

bahan pengetahuan kepada masyarakat terkait sejarahDesa Kampaniyang ada di

Kecamatan Wadaga Kabupaten Muna Barat khususnya masyarakat setempat.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Konseptual

1. Konsep Desa

Secara etimologis kota berasal dari bahasa Sansekerta, deca yang berarti

negara, negara atau asal. Ide kota mengisyaratkan adanya hubungan yang lebih

luas, baik secara lingkungan, moneter maupun sosiologis. Dalam pengaturan ini,

gagasan tentang kota mengandung kepentingan utama 'ikatan sosial tergantung

pada area di mana individu-individu ruang itu tinggal di wilayah tertentu dengan

kehadiran yang tidak salah lagi' Ikatan sosial kedua tergantung pada tingkat

pekerjaan (panggilan) di mana koneksi antara individu tidak terlalu tahan lama,

namun memiliki kekuatan kolaborasi. tinggi pada waktu yang acak. Ketiga ikatan

sosial tersebut dirangkai bergantung pada organisasi informal (person to person

communication) sebagai penghargaan tambahan dari modal sosial (social capital)

dengan menitikberatkan pada kerjasama pada kemajuan daerah setempat (Selfi,

2018:15).

Dalam Rujukan Kata Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah kota dicirikan

secara kolektif oleh rumah-rumah di luar kota yang merupakan kesatuan kota dari

desa yang jauh, istilah kota selalu dikaitkan dengan dua penggambaran mendasar.

Secara sosiologis, kota adalah wilayah lokal dalam geologi tertentu yang mereka

kenal baik satu sama lain, dengan cara hidup yang agak homogen dan banyak

bergantung pada alam. Akibatnya, ada tiga komponen utama, yaitu populasi

spesifik, tanah dan struktur.

7
8

Yang dimaksud dengan kota dalam Undang-Undang RI Tahun 2014

tentang kota adalah bahwa kota adalah kesatuan wilayah hukum yang memiliki

batas wilayah yang mempunyai kedudukan untuk mengarahkan dan mengawasi

pemerintahan, kepentingan daerah lingkungan, hak permulaan dan hak

konvensional yang dipersepsikan dan diperhatikan dalam pengaturan kewenangan

umum Negara Kesatuan Republik Indonesia. . Kota-kota memiliki batas-batas

regional tertentu dan memiliki kekuatan yang sah, dan dipimpin oleh seorang

kepala kota. Kota juga bisa dianggap sebagai hasil perpaduan dari aktivitas

sekelompok orang dan keadaan mereka saat ini. Akibat dari perpaduan tersebut

adalah suatu struktur atau penampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh

komponen-komponen fisiografis, sosial, finansial, politik dan sosial yang saling

berhubungan antara komponen-komponen tersebut dan lebih jauh lagi

hubungannya dengan wilayah yang berbeda.

Menurut Widjaja (2010), kota adalah unit wilayah lokal yang sah yang

memiliki desain unik yang bergantung pada hak awal yang luar biasa. Sementara

itu, menurut Suriadiningrat, belum bisa dipastikan kapan kota itu dimulai.

Menurut sosiologi, manusia adalah makhluk sosial yang dalam setiap kasus hidup

dengan orang yang berbeda. Di mana pun dia berada, dia berhubungan langsung

satu sama lain, sengaja atau tidak, orang-orang secara konsisten mengikuti,

memupuk, dan membina hubungan antara orang-orang. Dalam struktur karya ini,

orang-orang tinggal masing-masing di tempat yang dapat mengatasi masalah

mereka, komponen kondisi dan pengaruh iklim di mana rumah khas diadakan,
9

mungkin di pegunungan, jauh di pedalaman, di kaki gunung. gunung dan yang

mengejutkan di pantai (Fitriani, 2018: 8).

2. Konsep Perubahan Sosial Budaya Pedesaan

Perubahan adalah siklus konstan yang terjadi di setiap masyarakat umum.

Perubahan di arena publik bisa tentang hal-hal yang bersahabat, contoh perilaku,

asosiasi sosial, desain yayasan daerah, kekuatan dan otoritas dan hubungan sosial.

Perubahan sosial adalah interaksi sosial yang terjadi di arena publik, yang

menggabungkan semua bagian dari keberadaan dan pemikiran manusia. Hurton

dan Chase (1980) perubahan sosial adalah penyesuaian desain sosial dan

hubungan sosial masyarakat. (Sapto 2011).

Dalam kerangka sosial, masyarakat terus berubah, tidak ada masyarakat umum

yang tidak berubah bahkan pada tingkat terkecil, masyarakat umum yang sarat

dengan orang akan terus berubah. Kemajuan ini dapat berubah dari perubahan

kecil menjadi perubahan signifikan pada latihan dan perilaku manusia. Perubahan

dapat mencakup perspektif yang sangat terbatas, misalnya perilaku dan mentalitas

ke sudut pandang yang luas, misalnya tingkat struktur wilayah lokal yang akan

mempengaruhi perbaikan masyarakat di kemudian hari (Lisnawati, 2017).

Perubahan sosial juga terjadi di jaringan pedesaan, meskipun perkembangan

ini terjadi secara bertahap dan perkembangannya tidak akan menjadi sesuatu yang

sangat mirip mulai dari satu daerah lalu ke daerah berikutnya. Kelompok

masyarakat provinsi pada dasarnya masih dibatasi oleh nilai-nilai dan standar-

standar yang membuat mereka hidup dalam kesepakatan dan menjaga kerukunan

dan kekeluargaan. Terjadinya perubahan sosial akan menimbulkan dampak baik


10

dampak positif maupun dampak buruk di mata masyarakat, ada faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya perubahan sosial, yaitu:

a. Perubahan sosial yang berasal dari daerah itu sendiri. Pertama, perubahan

populasi, misalnya dalam kehidupan individu, harus menghadapi kolaborasi

dan sosialisasi sosial, kedua kondisi ini mungkin dapat menyesuaikan

pandangan dan tingkat informasi di wilayah lokal yang akan mendorong

jalannya perubahan sosial. Kedua, bentrokan di mata publik, misalnya kontras

di arena publik seperti kualitas aktual, kepentingan penilaian, status

keuangan, kebangsaan, agama dapat secara teratur memicu pertengkaran yang

dapat mendorong perubahan sosial.

b. Perubahan sosial yang berasal dari luar daerah setempat. Pertama-tama,

perubahan yang teratur, seperti tingkat populasi yang tidak dapat disangkal di

suatu pemukiman, akan semakin tinggi pula tekanan terhadap alam. Ilustrasi

perubahan ramah tamah yang biasa terjadi adalah saat lahan pertanian

terkuras untuk membangun rumah. Kedua, dampak budaya, misalnya adanya

relasi sosial yang ada dalam kehidupan individu, membuat budaya yang satu

bertemu dengan budaya yang lain sehingga berkumpulnya kedua masyarakat

tersebut memiliki berbagai landasan sehingga menjadi faktor perubahan

sosial-sosial. Ketiga, peristiwa bencana, peristiwa bencana dapat menjadi

penyebab perubahan sosial mengingat peristiwa bencana di masyarakat

umum akan mengubah semua jenis konstruksi dan kerangka kehidupan yang

tertata. (Kurniawan 2021).


11

B. Kerangka Teoritis

1. Teori Tantangan dan Jawaban

Orang-orang dalam aktivitas publik menghadapi banyak kesulitan. Setiap

kesulitan ini pasti akan menimbulkan reaksi, baik positif maupun negatif, seperti

yang dikatakan oleh Arnold J. Toynbee yang mengejutkan sejarah dunia dengan

makalahnya: An Investigation of History terdiri dari dua belas jilid tebal.

Hipotesis Toynbee bergantung pada penelitian berbagai masyarakat di planet ini,

yang berpendapat bahwa budaya akan menciptakan dan mencapai puncak dan

kemudian pada akhirnya menghasilkan sesuatu yang cemerlang.

Arnold J. Toynbee telah menyajikan sejarah sejauh hipotesis tantangan dan

reaksi. Berdasarkan hipotesis ini, budaya dapat muncul dalam pandangan tangan

dan reaksi di antara orang-orang dan faktor lingkungan mereka yang teratur,

seperti halnya perkembangan dan kemajuan budaya oleh beberapa pemilik sosial.

Terlebih lagi, menurut Arnold J. Toynbee, kesulitan dan reaksi muncul karena

kausalitas pemikiran, pembicaraan, dan perkembangan. Toynbee berpusat di

sekitar bagian sosial-mental dari perubahan sosial. Sebelum menggambarkan

perpecahan dalam kumpulan masyarakat, ia awalnya meneliti perpecahan dalam

semangat masyarakat. Divisi tersebut tercermin dalam jiwa tunggal, setiap divisi

memiliki orang-orang inovatifnya sendiri yang bereaksi terhadap tantangan

(Rabbani 2017).

Hipotesis ini diidentikkan dengan penjelajahan “Kampani: Towns Deserted

and Reinhabited 1974-2021”, dimana ujian (tantangan) yang dialami penghuninya

adalah Kobaran Kolera yang menyerang daerah setempat dengan alasan peristiwa
12

tersebut membuat banyak orang menendang ember sehingga reaksi terhadap ujian

mereka memilih untuk lulus di kota dan pindah ke kota lain.

C. Tinjauan Historiografi

Berkaitan dengan penelitian ini “ Kampani: Desa yang ditinggalkan dan

dihuni kembali 1974-2021” telah ada penelitian sebelunya yang di jadikansebagai

acuan dasar atau referensi seperti penelitian yang di lakukan oleh Barri Art

Saragih (2016) dalam penelitianya yang berjudul “Desa Marubun Raya Yang

Ditinggalkan 1981-2001” dalam penelitianya menyimpulkan bahwa Desa

Marubun Raya merupakan daerah dimana tempat bermukim masyarakat

Simalungun yang bermigrasi dari beberapa daerah di simalungun. Kondisi sosial

Desa Marubun Raya masi asri membuat masyarakat menjadi nyaman dan suasana

kehidupan masyarakat di sana masi sederhana karena masi minimnya sarana dan

prasarana. Kondisi ini mengalami perubahan ketika masyarakat mulai pindah pada

tahun 1981 karena dibukanya jalan baru dan terjadinya bencana alam dengan

longsornya. Sehingga masyarakat memutuskan untuk pindah dan meninggalkan

desa tersebut.

Penelitian lainnya yang turut menjadi acuan yaitu penelitian yang di

lakukan oleh Fitriani (2018) tentang “ Sejarah Desa Matahora Kecamatan Wangi-

wangi Selatan Kabupaten Wakatobi Tahun 1987-2017)”. Dalam penelusurannya,

ia menduga bahwa penataan Kota Matahora dilatarbelakangi oleh keinginan

daerah setempat untuk mengasingkan diri dari pemerintah kota Wangka untuk

mewujudkan pemerataan pemerintahan yang dirasakan oleh warga Wangka

Timur. administrasi arsip yang dibutuhkan oleh daerah setempat. Perkembangan


13

Kota Matahora terjadi karena kerinduan daerah setempat untuk memimpin

pemerintahannya sendiri yang dimulai oleh daerah setempat kota Matahora

dengan mengadakan musyawarah agar Wangka Timur menjadi kota Matahora

yang layak untuk pemekaran provinsi.

Selanjutnya penelitian Deniarti (2017) dengan judul “Sejarah Desa Waode

Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara” yang menduga awal

mula nama kota Waode Buri diambil dari nama Van Nook Burg, Panglima

Angkatan Bersenjata Belanda yang harus berlabuh di tepi Laut Mataoleo karena

tidak berusaha masuk ke Kulisusu Sound karena untuk diserang oleh La Tribute

Gure (Raja Jin) dengan tentaranya. Berhubung warga sekitar menganggap sulit

menyebut nama Van Nook Bung, agar lebih mudah diucapkan, mereka

memanggilnya Waode Buri. Jalannya penataan Kota Waode Buri pada tahun 1964

diselaraskan dengan perkembangan sub-lokal kulisusu, Kabupaten Muna, Daerah

Sulawesi Tenggara yang pada awal penataannya terdiri dari tujuh kota, yaitu Kota

Lipu, Kota Bangkudu, Kota Lemo, Kota Waode Buri, Kota Kotawo, Kota Waode

Kalowo dan Desa Waode Buri. Kamboja. Jadi Waode Buri Town adalah kota

utama atau kota yang paling mapan di sub-wilayah Kulisusu Utara, Buton Utara.

Dari ketiga penelitian yang serupa yang menjadi acuan atau referensi

dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor yang melatar belakangi

warga desa meninggalkan desanya karena disebebkan oleh faktordari alam

misanya bencana alam itu sendiri dan juga atas keinginan dari masyarakatnya

untuk hidup lebih baik dengan meninggalkan daerah mereka dan menetap di

daerah yang sarana dan parasarananya lebih baik dari sebelumnya. Adapun
14

persamaan penelitian tersebut dengan penelitian Penulis yaitu sama-sama

mengkaji tentang sejarah desa. Sedangkan yang menjadi pembeda dari penelitian

tersebut dan penelitian Penulis selain dari aspek temporal, spasial, dan tematis

juga dapat dilihat dari tema yang diangkat dari masing-masing peneliti.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah Desa Kampani, Desa

Lindo dan Desa Wuna/Lafinde sebagai tempat tinggal warga/keturunan dari

masyarakat Desa Kansoro (Desa Kampani Sekarang). Selain itu penelitian ini juga

akan dilakukan perpustakaan Daerah dan Arsip, Perpustakaan FIB dan FKIP.

Sedangkan waktu penelitian ini akan dilakukan pada bulan Oktober sampai

Desember 2021 secara bertahap mulai dari pengumpulan sumber sampai

penyusunan hasil penelitian. Alasan peneliti memilih lokasi atau wilayah

penelitian di desa tersebut karena ada permasalahan-permasalahan yang belum

terjawab didalam penelitian ini misalnya kenapa penduduk Desa Kampani

memilih meninggalkan desanya dan pindah di desa lain serta faktor apa yang

menyebabkan sehingga penduduk desa menghuni kembali daerah tersebut setelah

lama ditinggalkan. Selain itu alasan lain karena peneliti barasal dari lokasi tempat

penelitian sehingga memudahkan untuk mencari informasi terkait dengan masalah

tersebut.

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Eksplorasi semacam ini jelas merupakan penelitian sejarah kota yang

subjektif, khususnya pencipta akan menggambarkan informasi dan realitas yang

diperoleh berdasarkan bahan data atau penemuan dari objek yang diteliti di

lapangan atau daerah penelitian. Metodologi yang digunakan adalah metodologi

multidimensi, yaitu metodologi yang memanfaatkan bantuan gagasan dan

15
16

hipotesis dari berbagai bagian sosiologi untuk membedah peristiwa-peristiwa

sebelumnya. Menurut Sartono Kartodirdjo, sejarah tidak hanya berarti

menceritakan kejadian-kejadian sebelumnya, tetapi juga menjelaskan mengapa,

sudut pandang alamnya, perspektif sosial-sosialnya dan sudut pandang berbeda

yang diidentikkan dengan peristiwa-peristiwa sejarah.

C. Sumber Data Penelitian

Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Sumber tertulis, yaitu sumber yang diperoleh dalam bentuk dokumen baik

dalam bentuk arsip, buku, skripsi, laporan hasil penelitian dari Perpustakaan

dan Kearsipan Daerah Sulawesi Tenggara, Perpustakaan Universitas Halu

Oleo, Kantor Desa Kampani dan Kantor Kecematan Wadaga Kabupaten

Muna Barat.

2. Sumber lisan, yaitu sumber yang didapat dalam bentuk lisan melalui hasil

wawancara warga/keturunan dari penduduk Desa Kansoro Sebelumnya yang

ada di Desa Lindo dan Desa Wuna serta aparat pemerintah setempat dan

tokoh masyarakat yang banyak mengetahuai tentang latar belakang

ditinggalkanya desa Kansoro ( Desa Kampani sekarang).

3. Sumber visual, yaitu sumber yang diperoleh melalui hasil pemantauan secara

langsung mengenai sarana dan prasarana Desa Kampani Kecamatan Wadaga

Kabupaten Muna Barat

D. Metoda Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian sejarah yang

dikemukakan oleh Kuntowijoyo (1995 : 89) yang terdiri dari lima tahapan yaitu :
17

1) Pemilihan topic, 2) Heuristik sumber, 3) Verifikasi sumber, 4) Interpretasi

sumber dan 5) Historiografi.

1. Pemilihan Topik

Dalam pemilihan topik penulis memilih topik yang ada kaitanya dengan

sejarah sebab penelitian ini adalah penelitian sejarah. Adapun topik yang dipilih

berdasarkan pertimbangan dua hal yaitu:

a. Kedekatan Emosional

Artinya dalam melakukan penelitian penulis melihat beberapa hal

misalnya tempatnya yang mudah dijangkau, sumber-sumber yang diperlukan

mudah didapat baik berupa dokumen tertulis dan sumber lisan yang di peroleh

dari informan.Selain itu juga karena Penulis berasal dari daerah tempat penelitian

ini.

b. Kedekatan Intelektual

Penelitian ini tentang penelitan sejarah desa dengan Topik “Kampani:

Desa Yang Ditinggalkan Dan Dihuni Kembali 1974-2021”. Adapun konsep yang

digunakan dalam penelitian yaitu konsep desa dan konsep perubahan sosial

budaya pedesaan. Sedangkan teori yang digunakan yaitu teori tantangan dan

jawaban. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian

sejarah yang dikemukakan oleh Kuntowijoyo (1995: 89) yang terdiri dari lima

tahap yaitu: pemilihan topik, heuristik sumber, verifikasi sumber, interpretasi

sumber dan historiografi.


18

2. Heuristik Sumber

Heuristik merupakan suatu proses pengumpulan sumber sejarah sebanyak-

banyaknya. Penelitian tentang Kampani: Desa yang ditinggalkan dan dihuni

kembali, 1974-2021menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Studi dokumen, yakni teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengkaji dokumen dan arsip yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

b. Studi kepustakaan, yakni teknik pengumpulan data dari berbagai sumber

tertulis melalui penelaahan berbagai literatur seperti buku-buku sejarah,

skripsi,tesis, dan laporan hasil peneltian yang dapat mendukung penelitian ini.

4. Observasi (pengamatan), yakni teknik pengumpulan data melalui hasil

pemantauan secara langsung pada masalah yang diteliti, yaitu tentang sarana

dan prasarana Desa Kampani Kecamatan Wadaga Kabupaten Muna Barat.

5. Interview (wawancara) yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

melakukan hasil wawancara dengan beberapa orang informan yang banyak

mengetahui tentang Desa Kampani yang ditinggalkan dan dihuni kembali.

3. Verifikasi Sumber

Pada tahap ini, ilmuwan menganalisis legitimasi dan kebenaran sumber,

terutama sumber yang keaslian dan validitasnya masih dipertanyakan. Analisis

sumber bermaksud untuk memilih atau menyalurkan (menguji) informasi kronik

ke dalam realitas otentik. Untuk menemukan kebenaran (validitas) dan

kepercayaan (realitas) dari informasi yang dikumpulkan, para analis mengarahkan

penyelidikan analisis otentik, baik analisis luar maupun analisis ke dalam.


19

a. Analisis luar, yaitu analisis khusus yang dilakukan untuk memutuskan

keaslian sumber yang diperoleh dengan mengkonfirmasi atau menguji

bagian-bagian dari sumber otentik. Dengan menelusuri sumber-sumber

tersusun yang ada hubungannya dengan latar belakang sejarah Desa Kamani,

Kecamatan Wadaga, Kabupaten Muna Barat. Dengan menganalisis sifat luar

untuk memperoleh informasi yang lebih tepat. Mengenai sifat-sifat yang

disinggung dalam surat atau catatan, hal-hal yang harus diperiksa adalah

kertas, tinta, gaya penulisan, bahasa, kalimat, artikulasi, kata-kata, huruf dan

semua penampilan luarnya sehingga dapat diketahui keabsahannya. Selain

arsip yang tersusun, analisis dari luar juga berlaku untuk mata air item dengan

sumber lisan.

b. Analisis ke dalam, yaitu analisis khusus yang dilakukan untuk menentukan

keabsahan substansi dari sumber-sumber yang dapat diverifikasi. Analis

mencoba data yang diberikan untuk situasi ini sehubungan dengan latar

belakang sejarah Desa Kamani yang sepi penghuninya dan kembali dihuni.

4. Interpretasi Sumber

Setelah melakukan penelitian data melalui uji outentisitas dan uji

kredibilitas, maka data tersebut diinterpretasi atau ditafsirkan dengan mengacu

pada konsep yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Pada bagian ini,

outentisitas dan kredibilitas sumber data yang didapatkan melalui kritik

selanjutnya, dihubungkan dengan data yang satu dengan data yang lain sehingga

didapatkan fakta sejarah yang dapat dipercaya kebenarannya secara ilmiah yang

dapat dilakukan sebagai berikut:


20

a. Analisis, yaitu proses penguraian sumber-sumber data berdasarkan fakta yang

telah lolos dari tahap kritik dan telah diinterpretasi sehingga dapat diperoleh

kebenaran sesuai kenyataan yang terjadi.

b. Sintesis, yaitu proses menyatukan beberapa data yang terkumpul yang

dianggap saling berhubungan dan relevan dengan penelitian yang di kaji.

5. Historiografi

Historiografi atau penulisan sejarah yang relevan dengan topik penelitian

ini merupakan bagian akhir dari seluruh rangkaian penelitian sejarah.Pada bagian

ini, Penulis menyusun kisah dengan memperhatikan aspek kronologis dan

sistematis.Penyajian penulis dalam bentuk penulisan sejarah ini mempunyai tiga

bagian yaitu, pengantar, hasil penelitian dan simpulan hasil penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

A. Buku
Abdulgani, Ruslan. 1967. Pengantar Ilmu Sejarah Bandung : Prapantja
Anonim.2014. Peraturan Pemerintah Republlik Indonesia Nomor.43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa.Jakarta : Kemendagri
Burke, Peter. 2011. Sejarah dan Teori Sosial. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor
Hadara Ali. 2012. Prosedur Penelitian dan Penulisan Sejarah Panduan untuk
Mahasiswa SI.Bahan Ajar Pada Jurusan/prodi Pendidikan Sejarah dan
Ilmu Sejarah FKIP dan FIB UHO Kendari.
Helius Sjamsuddinn. 2016. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak
Kartodirjo, Sartono. 2002. Teori Sejarah dan Masalah Historiografi. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
.2019pendekatan ilmu social dalam metodologi sejarah.
Yogyakarta: Ombak, 2019.
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta : Tiara wacana

.2003 Metodologi sejarah. Jakarta: Tiara Wacana.

Poerwadarminta, W.J.S 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai


Pustaka
Sjamsuddin, Helius. Metodologi sejarah. Yogyakarta: Ombak, 2019.
Sapto, Agus Sjafari. Kadung. 2011. Perubahan Sosial. Jakarta : FISIP Untirta,

Sugiyono.Metodepenelitian Kuatitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,


2019.
Widjaja, Haw. 2010. Otonomi Desa. Jakarta : Rajawali Pers

B. Jurnal

Dewi, Kartika. 2018 "Sejarah Desa Talaga Besar Kecamatan Talaga Raya
Kabupaten Buton Tengah tahun 1977-2017." Jurnal Penelitian pendidikan
Sejarah. Kendari : FKIP UHO

Jumriatin.2017 "Sejarah Desa Taipa Kecamatan lemba kabupaten Konawe Utara


Tahun 1978-2017." Jurnal Pendidikan Sejarah. Kendari : FKIP UHO

21
22

Karfila. 2019 ."Sejarah Desa Laiba Kecamatan Parigi Kabupaten Muna 1978-
2017." Jurnal Pendidikan Seajarah. Kendai : FKIP UHO
Lasut, Melindah. 2015. "Sejarah Desa Sarani Matani Kecamatan Tombariri 1945-
2014." jurnal Skripsi. Kendari : FKIP UHO
C. Skripsi
Deniarti. 2017 Sejarah Desa Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten
Buton Utara : 1964-2016. Skripsi.Kendari : FIB UHO
Fitriani.2018. Sejarah Desa Matahora Kecamatan Wang-Wangi Selatan
Kabupaten Wakatobi tahin 1987-2017.Skripsi. Kendari: FKIP UHO
Mahdi, Muhammad Masyhur.2018 Sejarah Desa Barangka Kecamatan Barangka
Kabupaten Muna barat tahun 1968-2017.Skripsi.Kendari : FKIP UHO
Marwan, Asrayanti. 2019 Sejarah Desa Sambeani Kecamatan Abuki Kabupaten
Konawe tahun 1968-2017.Skripsi.Kendari : FKIP UHO
Saragih, B. A. (2016). Desa Marubun Raya yang Ditinggalkan 1981-2001. "
skripsi. Sumatra Utara : Departemen Sejarah USU

Selfi, Wa Ode. 2018 Sejarah Desa Madampi Kecamatan Lawa Kabupaten Muna
Barat tahun 1999-2017.skripsi.Kendari : FKIP UHO
Timu, Lisnawi. 2017 Sejarah Desa Lembo Kecamatan Kontu Kowuna kabupaten
Muna Barat tahun 1984-2015.Skripsi. Kendari: FKIP UHO
D. Web Site
Kurniawan, Andre. Penyebab Perubahan Sosial pada Masyarakat, Baik secara
Internal maupun Eksternal. Februari 25, 2021.
https://www.merdeka.com/jabar/penyebab-perubahan-sosial-pada-
masyarakat-baik-secara-internal-maupun-eksternal-kln.html (accessed
September 22, 2021).
Rabbani, Aletheia. Arnold Toynbee. Teori Tantangan dan Tanggapan. Mei 9,
2017.https://www.sosiologi79.com/2017/09/arnold-toynbee-teori
tantangan-dan.htm (accessed September 21, 2021).

Rachmawati. "Desa Mati" di Majalengka, Ditinggalkan Warga Sejak Tahun 2012


karena Rawan Bencana. Agustus 1, 2021.
https://regional.kompas.com/read/2021/08/01/063000878/-desa-mati-di-
majalengka-ditinggalkan-warga-sejak-tahun-2012-karena-rawan?page=all
(accessed September 22, 2021).

Anda mungkin juga menyukai