Anda di halaman 1dari 170

[• i-'i^PLISTAKAAN FTf^'P Vl\

HA3t A.ir5/3Ef.J.
TGL. TB<!MA
srxi oil o£>
TUGAS AKHIR NO. JUDL'L
I NO. !NV.
MUSEUM DIRGANTARA MAND4fe2»^==^^^
Karakteristik Pesawat Tempur sebagai gagasan ekspresi visual perancangan

• • ••*•*". —•' U > - —J*

*=: -_7=" - -r -.
_ _ •• -- •

«** J2- ^m».

SL- *— ——S-5-t.

?,^~ js s r

Disusun Oleh:
Nama: Agung Setiawan
No Mhs: 98512204

JURUSAN ARSfTEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SiPIL DAN PERENCANAAN
UNiVERSiTAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2005
LEMBAR PENGESAHAN

MUSEUM DIRGANTARA MANDALA

Karakteristik Pesawat Tempur Sebagai Gagasan Ekspresi Visual Bangunan

Disusun oleh:

Nama : Agung Setiawan

No. Mhs. : 98512204

Yogyakarta, Maret 2005

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Ir. Etik Mufida, M.Eng.

Mengetahui

Ketua Jurusan
Abstraksi

Museum Dirgantara merupakan bangunan berperan sebagai sarana


penunjang penyampaian informasi kedirgantaraan kepada masyarakat selain
peran museum sebagai sarana rekreasi. Penyampaian informasi
kedirgantaraan menjadi terhambat akibat museum itu sendiri kurang
menarik minat masyarakat sehingga fungsi museum kurang optimal.
Dalam Tugas Akhir ini menampilkan museum yang menarik minat
menjadi bahasan utama dalam permasaiahan khusus yang hams
diselesaikan. dari bahasan menarik minat dapat dianalisa berbagai hal yang
dapat menarik minat antara lain: Bentuk, Iokasi, koieksi, program museum,
dan kenyamanan. Dari hal-hal tersebut Bentuk menjadi hal yang pokok
cialam upaya menarik minat masyarakat. Hal kedua adalah pemilihan Iokasi
yang strategis mudah dalam pencapaian. Hal ketiga adalah dengan
mengekspos benda-benda koleksi. Hal keempat adalah program-program
museum yang menarik generasi muda. Dan hai kelima adalah kenyamanan
gerak, visual, thermal.
Jadi penekanan bangunan museum ini adalah pengolahan bentuk
dengan mentranformasikan bentuk pesawat tempur ke fasad bangunan.
Bentuk pesawat dipilih sebagai identitas bangunan dan bangunan
monumental. Adapun aspek pendukung yang dibahas adalah:
• pengolahan ruang dalam yang rekreatif (melihat, memegang,
melakukan).
• Sruktur bangunan sebagai elemen utama dalam mencapai bentuk

111
KATA PENGANTAR

Assaiamualaikum Wr. Wb.

Terima kasih kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan ralimat, karunia
keadilan dan kebesarannya kepada kita. Shalawat dan salam kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini
masih terdapat banyak kekurangan, dan saya sangat menantikan kritik dan saran yang
membangun. Dalam penulisan kerja praktek ini penulis banyak mendapatkan bantuan,
saran, dan dorongan dari berbagai pihak. Semoga di waktu yang akan datang dapat
menjadi iebih baik dan Semoga kelak hasil karya ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca semua. Amin

Wassaiamuaiaikum Wr. Wb.

Jogjakarta, Maret 2005

AgufTg Setiawan

IV
UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan bantuan saran
dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menghaturkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Ir. Revianto Budi S. M. Arch, sebagai ketua jurusan Teknik Arsitektur
Universitas Islam Indonesia.

2. Ibu Ir. Erik Mufida M. Eng, Sebagaidosen pembimbing Tugas Akhir ini.
3. Bapak Ir. H. Ahmad Saefudin M. MT, Sebagai dosen penguji.
4. Bapak Kolonel Joko Purnomo selaku Kepala Museum DirgantaraMandala
5. Bapak Sodikin selaku Kepala Perpustakaan Museum DirgantaraMandala
6. Simbok, Bapak, Adik-adikku, keluarga besar Mbah Jarwo, Paklik dan Bulik
Sastro.

7. Sahabat-sahabatku Manual Crew (Agus rumah singgah, Cristian sekolah


sepak bola, Yudi Rehahilitasi Narkoba, Yulia Resort Suku Naga, Pak Kapten
Andi Resort Wedi Ciut, Mas Renol Gelanggang O.R., Gogon Gonich
Perpustakaan, KangRizal Masjid "suasana")

8. Saliabat-sahabatku Computer Crew (Bony R.S. Paru, Agung Resort, Kang


Udin)
9. Sahabat karibku Arsitek 98 Herbayu Aji, Edeet, koko, Nandar, Ipung, Firdhos,
Aan, Monank dsb.

10. Sahabat-sahabatku KKN SL-75 Bedog II (Rizal SipiL Herry Farmasi, Soleh
Mesin, Asdian Elektro, Yaliya Manajemen, HendraSipil, Abror T.I., Suci T.I.,
Chiah Farmasi, Yatie Statistik, Tyas Akutansi, Trie Hukum).
11. Sahabat-sahabatku pemuda 16 "Proyek Maket 2005"
10 Saliabat-saliabatku Pemuda Sorobayan "Karnaval Crew".

11 Sahabat-sahabatku Ex Ijtihad and Bhaskara Kota Gede.


12 Sahabat-sahabatku Genk Sarno dan Genk Omlo

13 Sahabat-sahabatku Karyawan perakitan Timbangan

Semoga Allah SWTmembalas keiklasan dan kebaikannya . Amin


DAFTARISI

JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN if
ABSTRAK m
KATA PENGANTAR jv
UCAPAN TERIMA KASIH v
DAFTAR ISI vi_x
DAFTAR GAMBAR xj_xv
DAFTAR DIAGRAM xvi
DAFTAR TABEL XYii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Batasan Pengertian Judul


1.1.1. Museum I
1.1.1.1. Tugas dan Fungsi Museum 2
1.1.2. Dirgantara
1.1.2.1. Pengertian Dirgantara 3
1.1.2.2. Ruang Lingkup Dirgantara 3
1.2. Latar Belakang
1.2.1. Kota Yogyakarta sebagai Kota Wisata, Pendidikan dan
Perdagangan 4
1.2.2. Peran PentingMuseum Pesawat di Yogyakarta 4
1.2.3. Bandar Udara dan Akademi Angkatan udara sebagai
pendukung Keberadaan Museum Dirgantara 4
1.2.3.1. Tinjauan Sejarah 5
1.2.4. PermasalahanMuseum Dirgantara di Yogyakarta 5
1.3. Permasalahan

1.3.1. Permasalahan Umum

1.3.2. Permasalahan Khusus 8


1.4. Tujuan dan Sasaran

VI
1.4.1. Tujuan
1.4.2. Sasaran
1.5. Batasan dan Lingkup Pembahasan
1.5.1. Batasan Pembahasan

1.6. Metoda Mencari Data dan Pembahasan 9


1.6.1. Metoda Mencari Data
1.6.2. Metoda Pembahasan
1.7. Sistematika Penulisan
1.8. Keaslian Penulisan iq
1.9. Pola Pikir }}

BAB II. TINJAUANUMUM MUSEUM DIRGANTARA


2.1. Sejarah Dirgantara 12
2.1.1. Sejarah Pesawat Tempur 13
2.1.2. Sejarah Bentuk Pesawat tempur 13
2.1.2.1. Tahun 1904-1915 ]4
2.1.2.2. Tahun (1914-1918) Perang Duma I 14
2.1.2.3. Tahun (1939-1945) Era Perang Dunia II 15
2.1.2.5. Tahun (1980-sekarang) 15
2.2. Studi Kasus pada Museum-Museum Aerospace yang ada
2.2.1. RAF Museum Hendon United Kingdom 16
2.2.2. San Diego Aerospace Museum 20
2.2.3. American Air Museum 23
2.2.4. California Aerospace Museum 26
2.2.5. Contoh Lay out pasawat pada Aerospace museum 31
2.2.5.1. Sculpture pada Aerospace museum 37
2.2.6. Sirkulasi pada Aerospace museum 38
2.2.6.1. Pola sirkulasi pada Aerospace museum 40
2.2.7. Metode perbandingan berdasar studi kasus 42
2.2.7.1. Dari segi fungsi 42
2.2.7.1. Dari segi Estetika 43

vn
BAB Itt ANALISIS PERMASALAHAN
3.1. Analisis Museum Dirgantara yang menarik minat
3.1.1. AspekFungsi
3.1.1.1. Rekreatif 44
3.1.1.2. Edukatif 56
3.1.2. Aspek Estetika
3.1.2.1. Analisis bentuk bangunan 57
3.1.2.1.1. Petunjuk Teknis bentuk bangunan
Museum Dirgantara 53
3.1.2.1.2. Analisis bangunan Museum Dirgantara 59
3.1.2.2. Karakteristik pesawat tempur sebagai gagasan
citra visual bangunan ^q
3.1.2.2.1. Karakteristik yang ditranformasikan dalam
bentuk dan penampilan bangunan.. 63
3.1.2.2.1.1. Aerodinamis 53
3.1.2.2.1.2. Manuver 54
3.1.2.3. Referensi gambar pesawat tempur 66
3.1.2.3.1. Sketsa bentuk yang mengacu pada
pesawat tempur 59
3.1.2.4. Suasana dirgantara pada ruang dalam 75
3.1.2.4.1. Lay out pesawat 75
3.1.2.4.2. Ukuran, Skala, Proporsi 75
3.1.2.4.3. Material, tekstur, warna bahan 77
3.1.2.4.4. Pencahayaan 7g
3.1.2.4.5. RuangDiorama 79
3.1.2.4.5.1. Standar teknis Ruang Diorama
pada Museum ABRJ Satria
Mandala Jakarta 80
3.2. Analisisa Ruang
3.2.1. Analisis Pelaku Kegiatan gJ
3.2.2. Alur kegiatan pengunjung pelaku studi 82

vin
3.2.3. Alur pengujung bertujuan rekreasi 83
3.2.4. ALur pengujung bertujuan tertentu 83
3.2.5 Struktur orgamsasi pengelola 34
3.2.6. Alur kegiatan pengelola g5
3.2.7. Organisasi Ruang 87
3.2.8. Analisis Jenis Ruang 00
3.2.8.1. Identiflkasi Ruang gg
3.2.8.2. Analisis Besaran Ruang 93
3.2.8.3. Obyek Materi Koleksi pada Museum TNI AU
Dirgantara Mandala Yogyakarta 94
3.2.8.4. Perhitungan Besaran Ruang 95
3.2.9. Sirkulasi

3.2.9.1. Pola Sirkulasi Pengunjung \qj


3.2.9.2. Penerapan Sistem Sirkulasi yang rekreatif 108

3.3. Analisis Site

3.3.1. Analisis penenman Lokasi m


3.3.2. KonsepLokasi ij2
3.3.3. RencanaTapak ,i3
3.3.3.1. Potensi Site 113
3.3.3.2. View dari tapak jj4
3.3.3.3. Iklim 115
3.3.4. Ploting bentuk I16
3.3.4. l.Sketsa bentuk jj7
3.3.4.2. Ploting bentuk pada site 120
3.3.4.3. Sketsa perspektifgubahan bentuk 121
3.3.4.4. View dari Ring Road ke bangunan 122
3.3.5. Zoning j2t
3.3.5.1. Zoning Basement J23
3.3.5.2. Zoning Denahlantai I J25
3.3.5.3. Zoning Denahlantai 2 12g

IX
BAB IV. LAPORAN PERANCANGAN

4.1. Konsep Perancangan Museum Dirgantara yang Menarik Minat 129


4.1.1. Konsep Bentuk J29
4.1.2. Konsep Fungsi ]32
4.1.2.1. BendaKoleksi ]32
4.1.2.2. Sirkulasi jg-
4.1.3. Konsep Struktur I3g

DAFTAR PUSTAKA
140
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Interior Museum Dirgantara Mandala 7


Gambar2 Balon udara 22
Gambar 3 Pesawat Iayang 22
Gambar 4 Pesawat Bleriot IX 23
Gambar 5 Pesawat Fokker DR 1 14
Gambar 6 Pesawat De haviland Mosqoito ]4
Gambar 7 Pesawat MIG 15 Fagot 25
Gambar 8 Pesawat F-18 Hornet 25
Gambar 9 PerspektifRAF Hendon Museum 26
Gambar 10 Site plan RAF Hendon Museum 16
Gambar 11 Display pesawat RAF Hendon Museum J7
Gambar 12 Lay Out pesawat RAF Hendon Museum 13
Gambar 13 Fasad RAF Hendon Museum 29
Gambar 14 Perpektifmata burung San Diego Aerospace Museum 20
Gambar 15 Entrance pada San Diego Aerospace Museum 20
Gambar 16 Display pesawat pada San Diego Aerospace Museum 21
Gambar 17 Lay Out pesawat pada San Diego Aerospace Museum 22
Gambar 18 Fasad American Air museum 23
Gambar 19 Display pesawat American Air museum 23
Gambar 20 Lay Out pesawat American Air museum 24
Gambar 21 Interior American Air museum 25
Gambar 22 Fasad California aerospace Museum 26
Gambar 23 Discovery Room California aerospace Museum 26
Gambar 24 Interior lantai 3California aerospace Museum 27
Gambar 25 Interior lantai 4California aerospace Museum 27
Gambar 26 Potongan melintang California aerospace Museum 28
Gambar 27 Eksterior California aerospace Museum 29
Gambar 28 Lay Out pesawat RAF Hendon Museum 31

xi
Gambar 29 Lay Out pesawat pada San Diego Aerospace Museum 32
Gambar 30 Lay Out pesawat American Air museum 33
Gambar 31 Display pesawat American Air museum 34
Gambar 32 Display pesawat American Air museum 35
Gambar 33 Lay Out pesawat Palm Spring Aerospace Museum 35
Gambar 34 Ruang serbaguna Palm Spring Aerospace Museum 36
Gambar 35 Sclupture California Aerospace Museum 37
Gambar 36 Sclupture San Diego Aerospace Museum 37,
Gambar 37 Sclupture Jugoslav Aerospace museum 37
Gambar 38 Sirkulasi dengan menurunkan obyek amatan 33
Gambar 39 Sirkulasi dengan mengangkat obyek amatan 33
Gambar 40 Sirkulasi dengan mendatarkan obyek amatan 39
Gambar 41 Sirkulasi dengan memperlebar area amatan 39
Gambar 42 Pola sirkulasi linier San Diego Aerospace Museum 40
Gambar 43 Pola sirkulasi bebas pada S. Udvar Hazy Aerospace Museum 40
Gambar 44 Pola sirkulasi linier dengan menurunkan obyek amatan 41
Gambar 45 Pola sirkulasi bebas dengan mendatarkan obyek amatan 41
Gambar 46 Kenyamanan Visual 44
Gambar 47 Standarjarak pengamatan obyek 2D 45
Gambar 48 Standarjarak pengamatan optimal 45
Gambar 49 Standar kenyamanan visual obyek 3D 46
Gambar 50 Sudut kenyamanan pandang 46
Gambar 51 Pesawat Tupoiev 16 Badger 47
Gambar 52 Kenyamanan pandang pada ekor pesawat 47
Gambar 53 Kenyamanan pandang pada moncong pesawat 47
Gambar 54 Pencahayaan aiami 48
Gambar 55 Pencahayaan dengan lampu spot 4g
Gambar 56 Hasil pencahayaan dengan lampu spot 43
Gambar 57 Pencahayaan dengan lampu Omny 49
Gambar 58 Hasil pencahayaan dengan lampu Omny 49
Gambar 59 Pencahayaan dengan lampu Direct 49

xn
Gambar 60 Hasil pencahayaan dengan lampu Direct 49
Gambar 61 Standar ketinggian tempat duduk 5q
Gambar 62 Standar kenyamanan pandang pada Ruang Audio Visual 50
Gambar 63 Lay Out pesawat 52
Gambar 64 Simulasi pesawat tempur 52
Gambar 65 Souvenir shop 52
Gambar 66 Lay Out obyek pamer pada San Diego A. M 53
Gambar 67 Sirkulasi mengelilingi obyek pamer 53
Gambar 68 Sirkulasi khusus pada benda pamer berukuran besar 54
Gambar 69 Pencahayaan buatan dengan lampu spot 54
Gambar 70 Penggunaan lampu Omny 55
Gambar 71 Penggunaan lampu Direct 55
Gambar 72 Alat Simulator Pesawat Tempur 56
Gambar 73 Gedung Opera House Sydney 57
Gambar 74 Manuver Kulbit pesawat Sukhoi 27 Flanker TNI-AU 60
Gambar 75 Manuver Kobra pesawat Sukhoi 27 Flanker TNI-AU 6J
Gambar 76 Pesawat F-18 Hornet 61
Gambar 77 Bentuk pesawat tempur MIG 15 Fagot 62
Gambar 78 Studi bentuk aerodinamis 63
Gambar 79 Analisa bidang manuver 64
Gambar 80 Improvisasi bidang manuver 65
Gambar 81 Aplikasi bidang manuver 65
Gambar 82 Pesawat tempur F-18 Hornet 66
Gambar 83 Pesawat tempur MIG 29 Fulcrum 66
Gambar 84 Pesawat tempur Sukhoi 27 Flanker TNI-AU 67
Gambar 85 Pesawat tempur MIG 29 Fuicrum 68
Gambar 86 Moncong pesawat Sukhoi 27 Flanker TNI-AU 68
Gambar 87 Studi bentuk 69
Gambar 88 Sketsa bentuk 70
Gambar 89 Alternatif bentuk 1 7}
Gambar 90 Kombinasi bentuk 72

xm
Gambar 91 Altematifbentuk 2 73
Gambar 92 Altematifbentuk 3 74
Gambar 93 Lay-out pesawat padaPalm spring Aerospace Museum 75
Gambar 94 Lay-out pesawat pada U. H. AerospaceMuseum 75
Gambar 95 Skema potongan California aerospace Museum 76
Gambar 96 Potongandari interior California aerospace Museum 76
Gambar 97 Interior American Air Museum 77
Gambar 98 Potongandari interior Californiaaerospace Museum 77
Gambar 99 Pencahayaan Museum 78
Gambar 100 Pencahayaan dari American Air Museum 78
Gambar 101 Suasana pada ruang diorama 79
Gambar 102 Suasana pada ruang diorama 79
Gambar 103 Potongan StandarteknisRuangDiorama 80
Gambar 104 Skema Denah Ruang Diorama 80
Gambar 105 Mesin pesawat jet 96
Gambar 106 Rudai SA-2 Guideline 97
Gambar 107 Pesawat A6m5 Zerosen 97
Gambar 108 PesawatP-51 Mustang 98
Gambar 109 Pesawat B-25 Michell 98
Gambar 110 Pesawat C-47 Dakota 99
Gambar 111 Pesawat MIG 15 Fagot 99
Gambar 112 Pesawat MIG 21 Fish Bed 100
Gambar 113 Pesawat Tupolev 16Badger 101
Gambar 114 Sirkulasi koridorke ruang 108
Gambar 115 Sirkulasi yang tidak monoton 108
Gambar 116 Sirkulasi Linier 109
Gambar 117 Open space sebagai pengarah sirkulasi 109
Gambar 118 Sirkulasi luar bangunan HO
Gambar 119 Sistem pedestrian HO
Gambar 120 Site terpilih 112
Gambar 121 Potensi Site 113

xiv
Gambar 122 Viewdari Tapak 114
Gambar 123 Iklim 115
Gambar 124 Pemanfaatan sinar matahari 115
Gambar 125 Ploting bentuk pada site U6
Gambar 126 Sketsabentuk U7
Gambar 127 Sketsa perspektifgubahan bentuk 121
Gambar 128 View dariRing Roadke bangunan 122
Gambar 129 Zoning Basement 123
Gambar 130 Gagasan Basement 124
Gambar 131 ZoningLantai 1 125
Gambar 132 Gagasan Denah lantai 1 126
Gambar 134 Zoning Lantai 2 127
Gambar 135 Gagasan Denah lantai 2 128
Gambar 136 Bentukaerodinamis 130
Gambar 137 Fasad bangunan 132
Gambar 138 Kesan melayang bangunan 131
Gambar 139 Mengekspos benda koleksi 132
Gambar 140 Asumsi tinggi langit-iangit 132
Gambar 141 Sky Lightpada bangunan 133
Gambar 142 Lantaimezzanin 134
Gambar 143 Lay Out obyekpamer 134
Gambar 144 Lay out dan Sirkulasi 135
Gambar 145 Kolom Silindris 136
Gambar 146 Jarakantar kolom 136
Gambar 147 Truk suplay 137
Gambar 148 Struktur cangkang 138
Gambar 149 StrukturPlengkung 139
Gambar 150 Struktur Platlipat 139
Gambar 151 Semi Basement 141
Gambar 152 Sistem kaca 142
Gambar 153 Spider Sistem 143

xv
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Pola pilar , 11

Diagram 2 Alur kegiatan pelaku studi 145

Diagram 3 Alur kegiatan rekreasi 83


Diagram 4 Alur pengunjungbertujuan tertentu 83
Diagram 5 Strukturorganisasi pengelola 84
Diagram 6 Alur kegiatan pengelola g(,
Diagram 7 Organisasi ruang pada Museum Dirgantara 87
Diagram 8 Pola sirkulasi Gambar 107

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Metode perbandingan dari segi fungsi 42


Tabel 2 Metode perbandingan dari segi Estetika 43
Tabel 3 Analisa jenis ruang 89
Tabel 4 Tabel 4. Identifikasiruang 83
Tabel 5 Obyek materi koleksi Museum Dirgantara Mandala 94
Tabel 6 Perhitungan besaran ruang 95-106

xvn
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Batasan pengertian judul


1.1.1. Museum

Istilah museum berasal dari bahasa Yunani mouseion, yang artinya


sebuah gedung pemujaan para muse, yakni sembilan dari penguasa dan
pelindung ilmu dan seni mitologi Yunani. selain sebagai tempat pemujaan
mouseion juga merupakan tempat tempat untuk mempelajari berbagai ilmu,
pada perkembangan selanjutnya mouseion berubah fungsi sebagai tempat
mempelajari ilmu dan seni.
Museum yang dikenal di Indonesia berasal dari ruang khasanah milik
raja-raja dan bangsawan, yang berisi bermacam-macam benda seni, alat
perang, dan ruang khasanah seperti ini pada jamanrenaissance. Museum yang
berasal dari ruang khasanah ini kemudian berkembang menjadi suatu lembaga.
dalam kamus Oxford, museum berasal dari kata Mosa, yang berarti ruang atau
tempat untuk menyimpan benda-benda.
Sedangkan dalam definisi kata museum yang dianggap aktuii dan
resmi adalah definisi yang digunakan oleh International Council of Museum
( ICOM ), suatu badan yang berada di dalam lingkungan UNESCO, definisi
tersebut terdapat dalam anggaran dasar ICOM pasal 2 yang berbunyi:
"Museum adalah suatu balwn yang tetap diusahakan untuk kepentingan
umum, dengan tujuan memelihara, menyelidiki, dan memperbanyak pada
umumnya khususnya memamerkan kepada khalayak ramai, guna penikmatan
dan pendidikan atau kumpulan benda-benda yang berharga bagi kebudayaan
mtsalkan, koleksi barang-barang keseman, sejarah ilmiah dan teknologi,
kebun raya dan kebun binatang, akuarmm, perpustakaan umum dan lembaga-
lembaga arsip untuk umum yang mempunyai ruang ruang yang tetap, akan
dianggap sebagai museum."
Definisi museum menurut pedoman penyeienggaraan dan pengelolaan
museum, adalah badan/lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan,
melayani masyarakat dan terbuka untuk umum, yang memperoleh dan
merawat, menghubungkan dan memamerkan untuk studi pendidikan,
kesenian, barang-barang pembuktianmanusia dan lingkungannya.
Dari berbagai definisi dapat disimpulkan bahwa museum ialah suatu
bangunanyang dikelola oleh suatu institusi atau lembaga non provit, terbuka
untuk umum, bersifat permanent, dan memiliki jadwal yang tetap untuk
melayani masyarakat dalam membantu memahami sejarah masa lalu, masa
kini, dan mengeksplorasi masa depan dengan mengumpulkan, memelihara,
meneliti, memamerkan, dan mengkomunikasikan melalui benda-benda dan
ide-ide yang mendukung.
Peran museum dalampembahasan ini yanglebih utama adalah sebagai
bangunan (kontek arsitektural). sedangkan untuk peran lainnya dijadikan
bahan pertimbangan dalam hal proses perancangan bangunan museum.

1.1.1.1 Tugas dan Fungsi Museum


Museum bertugas mengumpulkan, merawat, mencatat,
meneliti, memamerkan, dan menerbitkan hasil penelitian dan
pengetahuan kepada masyarakat luas, berusaha untuk menarik minat
masyarakat untuk menggunakan dan memkmati berbagai macam
fasilitas dan obyek yang dimiliki sehingga museum menjadi tempat
yang aksesibel.
Fungsi adalah:
1. Pusat dokumentasi dan penelitian ilmiah.
2. pusat penyaluran ilmu untuk umum.
3. Obyek pariwisata dan rekreasi.
4. Pusat perkenalan teknologi antar daerah dan antar bangsa.
5. Media pembinaan pendidikan.
6. konservasi dan preservasi.
7. Cermin sejarah manusia, alam, dan kebudayaan.
8. Media untuk bertakwa dan bersyukurkepada Tuhan Yang Maha Esa.
1.1.2 Dirgantara
1.1.2.1 Pengertian Dirgantara
Menurut kamus umum bahasa Indonesia kata dirgantara dalam
bahasa sansekerta yang berarti udara, awang-awang. sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah: (ruang) angkasa, ruang antar planet,
antariksa.

Menurut Ensiklopedia Indonesia Dirgantara adalah ruangan


yang membentang di sekeliling bumi, terdiri atas ruang udara atau ruang
angkasa untuk penerbangan dalam udara atau atmosper (dalam bahasa
Inggris: aeronautics) serta ruang antariksa atau ruang angkasa luar (dalam
bahasa inggris: astronautics)
Dari berbagai definisi yang ada maka dibuat suatu rumusan
yang tertuang dalam konsepsi kedirgantaraan Indonesia yang dikeluarkan
oleh Markas Besar TNI AU pada tahun 1993 dimana definisi dirgantara
dibagi menjadi dua yaitu:
1. Pengertian secara makro
Ruang yang terbentang luas tiada batas (suatu kontinum
yang adinfinitum), serta terdapat di dan pada hakekatnya
merupakan unsure dasar (basic element) dari alam semesta.
2. Dari sudut pandang manusia sebagai penghuni bumi
Ruang yang ada di sekeliling dan melingkupi bumi.
meninggi dan meluas secara ad-infinitium mulai dari
permukaan bumi, terdiri atas ruang udara dan antariksa.

1.1.2.2. Ruang Lingkup Dirgantara


Berdasar berbagai pengertian dan rumusan mengenai
dirgantara maka ruang lingkup dirgantara adalah segala kegiatan
yang menyangkut penerbangan dalam ruang udara dan antariksa .
1.2. Latar Belakang
1.2.1. Kota Yogyakarta Sebagai Kota Wisata, Pendidikan, dan Perdagangan
Kota Yogyakarta merupakan salah satu provinsi dari 32 provinsi
yang ada di Indonesia saat ini, terletak di bagian tengah pulau Jawa dengan
posisi 7° 33' - 8° 15' Lintang Selatan dan 110" 5' - 110° 50' Bujur Timur.
Provinsi DIY yang memiliki luasan sebesar 3.185,81 km2 atausebesar 0,17 %
dari seluruli luasan wilayah negara Indonesia sebenarnya termasuk provinsi
yang terkecil di pulau Jawa.

Meskipun berada di dalam provinsi terkecil di pulau Jawa kota


Yogyakarta telah dikenal sebagai kota pendidikan, wisata budaya,
perdagangan dan jasa. Ketiga sektor ini merupakan 3 sektor kunci yang terus
dikembangkan dan dari ketiga sektor inilah yang memberikan konstribusi
terhadap pendapatan daerah terbesar kepada kota Yogyakarta.
Kota Yogyakarta memang sudali dikenal sebagai suatu daerah yang
potensial akan sektor pendidikan dan pariwisata. Dengan banyaknya sekolah-
sekolah dan Perguruan Tinggi berkualitas serta tempat-tempat wisata memikat
yang akan membuat para pengunjung yang akan menetap atau tidak terus saja
berdatangan ke provinsi ini untuk menuntut ilmu atau hanya sekedar beriibur
dan berekreasi.

Menilik khusus pada sektor pariwisata ternyata banyak faktor yang


saling berkait yang akhirnya berpengaruh terhadap sektor perdagangan dan
wisata itu sendiri. Dengan adanya tempat-tempat wisata di kota Yogyakarta
tentunya menjadi lahan yang potensial untuk sekaligus dijadikan sebagai
tempat untuk berdagang karena tempat-tempat wisata menjadi tujuan para
wisatawan untuk beriibur, berekeasi dan berbelanja barang-barang yang
menjadi produk unggulan daerah setempat.
1.2.2. Peran Penting Museum Pesawat di Yogyakarta
Fungsi museum disini tidak hanya sebagai tempat untuk menyimpan
pesawat- pesawat bersejarah saja yang isinya tetap dan sangat tidak menarik
pengunjung. lebih dari itu museum sebagai pusat edukatif yang rekreatifyang
mempunyai banyak materi pendukung penerbangan yang dipamerkan seperti
planetarium, simulasi penerbangan, detail pesawat, aeromodeling, miniature,
origami serta informasi - informasi mengenai pesawat.
Pesawat bisa menjadikan sebuah daya tarik untuk menarik para
wisatawan bilamana kita melihat dari latar belakang sejarah akan fungsi
pesawat tersebut yang sangat banyak jasanya lebih-lebih sebuah pesawat yang
ikut andil dalam perjuangan melawan penjajah. Dari sekian banyak jenis
pesawat mulai dari jenis pesawat angkut, pesawat tempur, pesawat aerobatik
dan pesawat rekayasa bisa dijadikan sebagai obyek pengenalan dan
pembelajaran bagi masyarakat tentang teknologi penerbangan.

1.2.3. Bandar Udara Dan Akademi Angkatan Udara Sebagai Pendukung


keberadaan museum dirgantara
1.2.3.1. Tinjauan sejarah

Keberadaan Bandar Udara Adisucipto Dan Akademi Angkatan Udara


di Daerah Istimewa Yogyakarta menjadikan potensial untuk mengembangkan
wawasan kedirgantaraan. Kita tentunya mengetahui keberadaan sebuah
bandara yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta tidak akan lepas dari
perjuangan seorang tokoh dirgantara yaitu Adisucipto yang merupakan salah
satu pahlawan dirgantara yang gugur dalam pertempuran melawan kaum
penjajah dan karena jasa-jasanya maka sebuah bandara yang berada di
Yogyakarta dinamakan Bandara Adisucipto.
Akademi Angkatan Udara yang digunakan untuk menggembleng
calon-calon perwira TNI AU membutuhkan sarana pendukung yang
diperlukan dalam pengenalan berbagai teknologi pesawat tempur mulai dari
perkembangan teknologi proprler sampai mesin jet membutuhkan wadah yang
informatif.
1.2.4. Permasalahan Museum Dirgantara di Yogyakarta

Permuseuman di Indonesia pada saat ini mengalami banyak kendala


klasik, artinya museum di Indonesia kecenderungan kurang menarik dan
kurang memasyarakat. Akibamya masyarakat enggan untuk mengunjungi
museum, hal ini disebabkan sistem informasi, pengelola dan manajemen
belum bisa menarik, dan kurangnya kegiatan-kegiatan serta fasilitas dalam
museum.

Museum Dirgantara Yogyakarta yang sudah ada ternyata tidak


didesain khusus sebagai museum, pada mulanya museum ini adalah pabrik
gula pada jaman Belanda yang direhab dan mulai pemanfaatan tanggal 29 Juli
1984.

Alasan-alasan membuat Museum Dirgantara adalah:


• Lokasi

Lokasi museum sekarang terlalu masuk ke dalam kawasan TNI AU


membuat museum ini sangat ekslusif sehingga kurang menarik minat
masyarakat apalagi kesan militeristik di lingkungan museum. Adanya
sistem kontrol kawasan menimbulkan keengganan masyarakat untuk
datang ke museum
• Fungsi dan Ruang
Fungsi-fungsi yang terbentuk mengikuti bangunan yang sudah ada
sehingga fungsi - fungsi tersebut kurang optimal bisa dilihat pada ruang
lay out pesawat yang kurang tertata, bertumpuk sayap dengan sayap.
• Koleksi

Pada tahun 2005 akan bertambah lagi koleksi-koleksi pesawat yang


membutuhkan area bangunan yang luas padahal kapasitas museum sudah
maksimal

• Sirkulasi

Sirkulasi linier yang diterapkan pada ruangan memudahkan pengunjung


dalam menikmati koleksi tetapi sirkulasi luar bangunan yang belum
terkonsep melelahkan pengunjung dalam menikmati obyek di luar
bangunan.
1 Lay out
Penataan pada ruang pesawat terkesan kacau kurang tertata, pesawat yang
berdimensi besar berbaur dengan pesawat-pesawat kecil area Alutsista
masih berbaur dengan pesawat
Kenyamanan

a. Kenyamanan thermal yang kurang diperhatikan pada penghawaan


alami material atap seng mengakibatkan udara siang hari terasa
panas dan gerah. bukaan-bukaan keluar bangunan juga tidak ada
sehingga obyek visual hanya pada benda-benda koleksi. aspek
pencahayaan yang mengandalkan pencahayaan buatan pada ruang
pamer kurang sehingga obyek kurang jelas.
b. Kenyamanan visual kurang memperhatikan jarak pandang ideal
karena keterbatasan area bangunan kejenuhan timbul akibat dari
sudut pandang yang monoton.
c. Kenyamanan gerak pengunjung hanya pada batas sirkulasi
didepan obyek pamer sehingga penikmatan obyek pamer hanya
terbatas.

Konsep

Konsep yang ditekankan pada museum ini adalah pendidikan dan


pengenalan dunia penerbangan pada masyarakat sedang konsep rekreatif
kurang diperhatikan

Gambar 1. Interior Museum Dirgantara Mandala


Sumber: www . Taste of jogja . com
1.3. Permasalahan

1.3.1. Permasalahan Umum

1. Bagaimana memberikan wadah yang representatif bagi pesawat-


pesawat yang sudah tidak layak terbang sebagai sarana pendidikan
yang informatif

2. Bagaimana bangunan Musium Dirgantara dapat dijadikan sebagai


salah satu tempat wisata yang rekreatif: melihat, menyentuh,
mengalami/ merasakan.

1.3.2. Permasalahan Khusus

Bagaimanana menampilkan sebuah museum yang menarik minat


masvarakat.

1.4. Tujuan dan Sasaran


1.4.1. Tujuan

Merumuskan landasan konsepsual perencaaan dan perancangan Museum


Dirgantara yang menarik minat masyarakat sesuai dengan aspek edukatif dan
rekreatif dengan penekanan pada citra visual bangunan dengan mengambil
gagasan dari karakter sebuah pesawat tempur.

1.4.2. Sasaran

menghasilkan konsep penampilan bangunan yang menarik minat


masyarakat melalui pendekatan dan eksplorasi karakter pesawat tempur yang
diterapkan pada citra bentuk dan penampilan bangunan museum dengan
pertimbangan aspek edukatif dan rekreatif. Dengan pengolahan bentuk fasad
yang mempertimbangkan: site, building envelope, struktur, material, dan
sebagainya.
1.5. Batasan dan Lingkup Pembahasan
1.5.1. Batasan Pembahasan

Pembahasan dibatasi pada masalah-masalali dalam lingkup Arsitektur


dengan penekanan pada aspek penampilan bangunan yang menghasilkan
konsep perencanaan dan perancangan museum dirgantara meliputi:
1. pembahasan mengenai konsep site
2. pembahasan mengenai konsep bentuk dan penampilan bangunan yang
berkesan karakter pesawat tempur berdasar pada bangunan monumental.
3. pembahasan mengenai konsep Museum Dirgantara yang menarik minat
masyarakat dari segi fungsi: tata ruang, kenyamanan, struktur, dan
material bahan.

1.6. Metoda mencari data dan pembahasan


1.6.1. Metoda mencari data
1. studi observasi

mencari data-data di lapangan yang diperlukan sebagai bahan pembahasan


dimulai dari analisa sampai masalah yang lebih khusus dengan
mengidentifikasikan segala permasalahan dan pemecahannya
2. studi literatur

untuk mendapatkan pengertian awal serta gambar permasalahan dengan cara


mencari berbagai informasi yang berhubungan dengan obyek perencanaan dan
perancangan melalui media cetakmaupun elektronik
3. Studi banding dengan Museum Dirgantara yang sudah ada
Mempelajari berbagai konsep perancangan Museum Dirgantara sebagai dasar
perbandingan
1.6.2. Metoda pembahasan
Metoda yang digunakan dalam pembahasan ini adalah menganalisa
bangunan bangunan museum yang sudah ada kemudian melakukan analisa
untuk mendapatkan kesimpulan sebagai dasar dalam menyusun konsep
perencanaan dan perancangan.
1.7. Sistematika Penulisan

1. Membahas pengertian judul, latar belakang, pennasalahan dengan


studi kasus pada museum dirgantara, tujuan, sasaran, lingkup
pembahasan, metode dan sistematika serta pola pikir.
2. Membahas tentang pra rancangan yang berupa studi tentang sejarah
dan karakteristik pesawat tempur dan studi kasus dengan museum
Dirgantara Mandala maupun dengan museum-museum yang lain
dianalisa dan diidentifikasi tentang pennasalahan pokok.
3. hasil analisa dari identifikasi pennasalahan pokok, menentukan konsep
konsep bentuk, Fasad, penampilan yang menarik dari bangunan
museum sebagai pennasalahan pokok dan analisa fungsi-fungsi yang
menimbulkan ketertarikan masyarakat.
4. menganalisa berbagai hal tentang konsep-konsep antara lain: jenis dan
pelaku kegiatan, kebutuhan ruang, organisasi ruang, sirkulasi, tapak
lokasi yang kemudian diramuskan dalam konsep.

1.8. Kcaslian Penulisan

Tugas Akhir yang menjadi bahan pembanding dan referensi penulisan adalah
1. Adhitya Rakhmatulah ( Arsitektur UII 95340018 )
Judul: Museum Penerbangan di Surakarta
Penekanan pada karakter ruang pamer dalam dan luar yang rekreatif
2. Dodi Morlin (Arsitektur UII 98512014)
Judul: Museum Senjata Jogjakarta
Penekanan Pada Transfonnasi pada jenis senjata sebagai citra
bangunan
3. Indriati Hapsari ( Arsitektur UAJY 990109842 )
Judul : Museum Dirgantara Yogyakarta
Penekanan pada Building Material
Tugas Akhir ini lebih mengarah pada konsep perencanaan dan
perancangan museum dirgantara dengan mengutamakan penampilan bangunan
berdasar pada unsur rekreatif dan edukatif.

10
1.9. Pola Pikir

Latar belakang
Kurang menariknya bangunan museum
Mendukung Bandar udara dan AKABRI udara
Lambatnya penguasaanteknologi maju
Studi kasus pada museum Dirgantara Mandala

Identifikasi masala h
Bagaimana perancangan bangunan yang menarik minat
masyarakat
Bagaimana menampilkan citra pesawat tempur melalui
eksplorasi karakteristikpesawat

Analisa bentuk dan penampilan bangunan


Tinjauan sejarah dirgantara dan pesawat tempur eksplorasi
karakteristik pesawat (aerodinamis, manuver, bentuk massa)
yang dituangkan dalam gagasan bentuk, penampilan, dan citra
analisa kegiatan yang rekreatif dan edukatif
analisa bentuk (form dari studi kasus)

Analisa Tata Ruang


Jenis dan pelaku kegiatan, kebutuhan ruang, besaran dan
persyaratan ruang, tata ruang luar
Tapak lokasi dan pertimbangan

Konsep perancangan
Konsep citra penampilan bangunan, konsep kegiatan museum
rekreatif dan edukatif, organisasi, besaran, kebutuhan, dan
persyaratan ruang, konsep struktur,konseptapak

Diagram 1. Pola pikir


Sumber: pemikiran

II
BAB II

Tinjauan Umum Museum Dirgantara

Sejarah Dirgantara
Perkembangan teknologi penerbangan dimulai dari era balon udara,
terbang layang, kapal udara, pesawat terbang, pesawat jet, helicopter, hingga
terciptannya pesawat supersonik yang kecepatannya melebihi kecepatan suara

Gambar 2. Balon udara


Sumber: luthvaart museum

Pada akhir tahun 1700-an orang mencoba terbang dengan balon udara,
berdasarkan prinsip kantong kertas yang diisi udara panas Mongolfiere
bersaudara dari perancis menjelang akhir abad 18 membuat balon udara yang
pertama dan berhasil diterbangkan pada tanggal 27 Agustus 1783.

Gambar 3. Pesawat terbang layang


Sumber: luthvaart museum

Pada awal tahun 1800-an pesawat terbang layang pertama dibuat, dengan
menggunakan sayap dengan prinsip dari segi angkat dan hambatan udara
sehingga pesawat dapat terbang. Pada tahun 1902 Wright bersaudara (Orville
dan Wilbur) berhasil terbang dengan pesawat terbang bermesin di Kitty Hawk

12
California USA pesawat inilah yang menjadi cikal bakal dunia penerbangan di
dunia.

2.1.1. Sejarah Pesawat Tempur


Sejak pertama kali ditemukan, pesawat terbang lebih banyak dipakai
untuk kegiatan sipil dan pemecahan rekor atau untuk memenuhi tantangan
para penyelenggara lomba balap udara yang berlangsung marak. namun
perang mengalihfungsikan peran pesawat menjadi senjata yang mematikan
Fase awal perkembangan pesawat tempur ditandai dengan tembak
menembak di udara oleh sejumlah penerbang militer yang menyandang
senapan atau pistol kala terbang. Terkadang mereka pun melemparkan bom -
bom dari dalam kokpit demi menjalankan misi pemboman. mengejar fungsi
yang strategis perkembangan pesawat tempur menjadi pesat dilihat dari
performance yang dari tahun ke tahun menjadi sarat dengan teknologi maju
yang berkembang pada jamannya.
Pesawat tempur dapat dibedakan atas pesawat penyerang, pesawat
pemburu sergap, dan pesawat pengebom jadi fungsi yang membedakan peran
pesawat. seiring perkembangan teknologi yang pesat sebuah pesawat tempur
dapat berperan multi fungsi baik sebagai penyerang, penyergap, maupun
pengebom.

2.1.2 Sejarah Bentuk Pesawat Tempur


2.1.2.1. Tahun 1904-1914

i/«*^f^

Gambar 4. Bleriot IX
Sumber: Luthvaart museum

13
Konsep awal dari pesawat tempur beroda dari pesawat intai terbang
tanpa persenjataan, tugas mereka mengamati pergerakan musuh atau
mengoreksi hasil tembakan artileri kawan. Bentuk pesawat masih sederhana
karena belum terkonsep sebagai pesawat tempur. Bahan struktur pesawat
memakai logam sebagai rangka, plat alumunium sebagai pembungkus badan
dan kabel baja sebagai penguat.
2.1.2.2. Tahun ( 1914 - 1918 ) perang dunia I

Gambar 5. FokkerDrl (Sumber: Luthvaart museum)


Perancangan pesawat sudah didesain untuk bertempur pemasangan
senapan yang disinkron dengan mesin, struktur dengan rangka besi dan
penutup metal, serta desainsayap untuk menunjang aerodinamika pesawat.
2.1.2.3. Tahun ( 1939-1945 ) era perang dunia II

Gambar 6. De Haviland Mosqoito (Sumber: www rafhendon org/html)


Pesawat tempur berkembang pesat bentuk sudah mengalami
perkembangan terutama pada material bahan struktur pesawat, desain
rancangan, satu sayap (monoplane), kokpit terlindung, daya dorong pesawat,
dan persenjataan lebih berat.

14
2.1.2.4. Tahun ( 1945 -1975 ) pasca perang dunia II

Gambar 7. MIG 15 Fagot (sumber : www ramenskovye profiles/html)

Benmk pesawat didesain agar mengalirkan angin dengan baik, bahan


struktur baja ringan, pembungkus badan metal, perubahan mesin propeller ke
mesin turbojet, sistem persenjataan roket, perangkat elektronik yang semakin
maju, menandai era menembus batas kecepatan suara.
2.1.2.5. Tahun 1980 - sekarang

Gambar 8. F-18 Hornet. (Sumber: Mc Donnel Douglas)

Menjelang dekade 80-an bentuk mengalami perkembangan pesat


hidung pesawat lancip, sayap delta, box penangkap angin serta daya dorong
yang lebih cepat. berbagai teknologi maju diaplikasikan pada pesawat tempur
pada era ini misal pada F-18 Hornet buatan pabrik Mc Donnel Douglas
Amerika Serikat.

15
Studi kasus pada museum-museum aerospace yang ada
RAF Museum Hendon United Kingdom

KK.i-YW: l^v;lV:;''i;v-r^

Gambar 9. Tampak perspektif


Sumber: www. RAF Museum org. UK/ Hendon

Bangunan museum ini menempati pada hangar bekas pangkalan udara


RAF (Royal air force) dengan memfungsikan bangunan lama dengan
penambahan-penambahan baru untuk mendukung fungsi museum. Museum
ini menyimpan berbagai koleksi tentang RAF mulai dari pesawat tempur,
dokumen sejarah, foto-foto, persenjataan, seragam dan Iain-lain.

Gambar 10 Site plan RAF Museum


Sumber: www. RAF Museum org. UK/ Hendon.

Perancangan bangunan yang berkonsep adaptive re-use diterapkan


pada bangunan ini dengan pelestarian bangunan lama dan memfungsikan
dengan fungsi baru. Hangar pesawat yang dilestarikan tetap dipertahankan
dengan penambahan bangunan baru.

16
Museum ini memiliki 15 ruang pamer yaitu:
1. Aircraft Hall, Hall terbentuk dengan dua hangar seluas 12.000 meter
persegi. Aircraft Hall menampung 60 pesawat yang disusun
berdasarkan dimensi dan disusun berdasarkan kronologi.

WMy
v^\X^>
Display pesawat padagaleri 1
Sumber: Riko Agusti Putra Pengembangan Museum Dirgantara
Mandala Yogyakarta. Universitas Widya Mataram Yogyakarta Tahun
2001

2. Galen 1( 1879 - 1912 ) Menyajikan sejarah awal penerbangan mulai


dari mitos - mitos klasik hingga masa Wright bersaudara.
3. Galeri 2(1912 - 1914) Galeri ini merupakan reproduksi dari bengkel
kerja Royal Flying Corps dan Royal Naval Air Service ( TNAS). isi
materi antara lain replica manusia, seragam, mesin, perkakas, dan
diorama dengan tema Royal Aircraft Factory bersama 11 model
pesawat.

4. Galen 3 (1914 - 1918). Materi yang disajikan peralatan navigasi,


mesin, bom. perlengkapan telekomunikasi udara, seragam dan kisah
terbentuknya The Woman s Royal Air Force (WRAF).
5. Galeri 4mempakan ruang pamer yang khusus untuk menghormati Ugh
HMontague Tren Chard, perintis berdirinya RAF.
6. Galeri 5merupakan ruang pamer untuk menghormati jasa-jasa anggota
Stafangkatan udara. Isi materi antara lain matel, tanda jasa, foto - foto
dan badge.

17
7. Galeri 6 menyajikan informasi mengenai mereka yang memenangkan
penghargaan berupaVictoria Cross dan George Cross.
8. Galeri 7 (1917-1939). Isi materi adalah matra udara sebelum perang
dunia II antara lain: mesin Rolls-Roycedan beberapa pesawat yang
pernah beroperasi ke luar negeri.
9. Galeri 8 (erang Dunia I). Galeri ini menyajikan kisah tentang perang
dunia I serta pesawat dan periengkapan serangan udara.
10. Galeri 9 (Perang Dunia II). Galeri ini menyajikan informasi mengenai
keterlibatan Inggris dalam Perang Dunia II, khususnya angkatan
udara. 1

11. Galeri 10 (Pasca Perang). Galeri ini menyajikan usaha membuat


pesawat jet jenis baru, kuri pesawat standar otomatis, periengkapan
udaradarurat, pakaian penerbang baru.
12. Galeri 11 menyajikan informasi mengenai RAF modern, pertahanan
udara, pesawat militer, serta ilustrasi kekuatan, keragaman dan inovasi
dari Angkatan Udara Inggris.
13. Bioskop dan Teater. Pemutaran film dengan ikhtisar cerita mengenai
Perang Dunia II. Selain itu dalam kondisi tertentu dipakai untuk
pertemuan dan kuliah.

14. Hendon Room. Ruang pamer ini menceritakan Hendon dimana


Museum RAF berdiri.

15. Art Galeri merupakan ruang pamer khusus yang menampilkan


berbagai karya seni dari seniman terkenal.

Gambar 12. Lay out pesawat


Sumber: www RAF museum org.UK/Hendon
Display pada ruang pamer:
adanya batas antara pengunjung dengan obyek pamer
sirkulasi pengunjung mengelilingi obyek pamer.
Pencahayaan dari atas obyek.

Gambar 13. Fasad dari RAF Museum Hendon


Sumber: www. RAF museum org. UK / Hendon

Analisa pada RAF Museum Hendon

• Bangunan dibagi antara Fasad bangunan mengekspos


hangar yang bersejarah kolom dan balok secara
dengan bangunan baru. berirama.
Menerapkan konsep Elemen kaca sebagai penutup
adaptive re-use. dinding yang dominan.
»Bentuk denah persegi Atap plat dakt lengkung
panjang.
mengambil dari bentuk hangar
1Atap limasan diterapkan sehingga ada kesatuan irama
pada bangunan baru. antara fasad hangar lama dengan
bangunan baru.

19
2.2.2. San Diego Aerospace Museum

Gambar 14. Perspektif mata burung dari San Diego Aerospace Museum
Sumber: www. San diego aero space museum. Org/-6k

Gedung ini dibangun oleh Ford Motor Compagnie pada tahun 1935
digunakan untuk penjualan dan pameran mobil Ford .perawatan gedung
sangat mahal sehingga Ford menyumbangkan gedung ke kota San Diego,
dan digunakan oleh National Guard and the Red Cross selama Perang
Dunia II.

Setelah perang gedung ini termasuk dalam daftar National Register


of Historic Places dan Dewan Kota mendesainnya sebagai San Diego
Aerospace Museum.

Bangunan ini didesain oleh Walter Dorwin Teague yang


menerapkan gaya arsitektur "StreamlinedModeme". Setiap detil dan garis
dikerjakan secara hati-hati untuk mengungkapkan industri arsitektur
modern.

Gambar 15. Entrance pada San Diego Aerospace Museum


Sumber: www. San diego aerospace museum. Org/-6k

20
Gambar 16. Display pada San Diego Aerospace museum
Sumber: www. San diego aerospace museum. Org/-6k

Ruangan pada museum terdiri dari:


1. Main floor terdiri atas: Court yard, museum strore
(Rotunda) theater, forum, museum exibit area, Publik
Restroom

2. Mezzanine area terdiri atas: Library dan Archives,


Administratif office, Education office.

3. Basement Floor terdiri atas: Shop, Restoration, photo


laboratorium, dan Storage.
4. Parkir terbuka yang berdaya tampung 527 mobil.

Penataan pesawat dari denah basement San Diego Aerospace


Museum berdasar dari sejarah awal pesawat terbang dibuat sampai era
pesawat jet. sedang pesawat - pesawat berbadan lebar diletakkan di
luar ruangan dan ditengah ruangan.

21
Lay out pada ruang pameran

Gambar 17. Lay out pesawat pada San Diego Aerospace Museum
Sumber: www. San diego aero space museum. Org/-6k

Analisa pada bangunan San Diego Aerospace

Bentuk dan Penampilan Fasad

• Bentuk masa bulat • Fasad bangunan terdiri dari


dengan open space di dinding-dinding massif dengan
tengah sebagai area sedikit bukaan. Sedang bukaan-
terbuka area ini bukaan menghadap ke open space
berfungsi dalam di tengah ruangan. Dinding massif
pencahayaan dan diterapkan sesuai konsep
penghawaan alami juga "Streamlined modeme ".

sebagai penghubung • Elemen kaca digunakan untuk


dari fungsi-fungsi yang penanda entrance sehingga cahaya
ada ruangan dapat menembus keluar.
• Gedung ini sebagai • Atap datar (plat dakt)
pencerminan dari desain dikombinasikan dengan fiberglass
dan teknologi pada abad yang berfungsi sebagai
30-an yang nengadopsi pencahayaan alami.
gaya "Streamlined
modeme "

22
2.2.3. American Air Museum

Gambar 18. Tampak perspektif American Air Museum


Sumber: www. Fosterands partner.com

American Air Museum di Inggris didirikan untuk mengenang 30.000


pahlawan Amerika yang gugur di Inggris selama perang dunia II. Bangunan
ini adalah sebuah contoh bangunan berarsitektur kontemporer di Inggris
yang mempunyai koleksi unik dan bersejarah. Di dalamnya terdapat B-17
Flying fortress yang digantung pada langit-langit. Mengingatkan orang akan
pemboman besar-besaran atas Jerman Nazi.

Gambar 19. Display pesawat pada American Air museum


Sumber: www. Fosterands partner.com

23
Bangunan dengan bentang 295 ft dan tinggi 61ft terdiri satu lantai
memiliki lebih dari 20 pesawat militer Amerika Serikat, termasuk B-52
Bomber yang memiliki bentang sayap 185 ft. Museum ini dirancang oleh
Foster and Partner pada tahun 1997 atas permintaan dari The Imperial War
Museum, museum ini menyimpan koleksi-koleksi pesawat militer,
persenjataan, dokumentasi, dan periengkapan lainnya. mulai dari era perang
dunia I sampai sekarang.

Gambar 20. Lay out dalam museum


Sumber: www. Duxford. Iwm. Org. UK./

Konep perancangan museum ini mengacu pada pesawat B-52 Bomber


yang mempunyai rentang sayap 16 meter,
• bentuk elips menjadi dominan, bentuk ini mengacu pada
bentuk hidung pesawat tersebut.
• Model bangunan yang melengkung seperti hanggar
memudahkan akses pesawat jika mengalami restorasi.
• Konsep pintu hangar berbahan kaca mempunyai maksud
ketika ada pesawat akan take of maupun landing dapat
melihat koleksi museum dari landasan pacu yang ada di
depan museum.

24
Gambar 21. Sirkulasi pada American Air Museum
Sumber: www. Duxford. Iwm. Org. UK./

Analisa pada bangunan American Air Museum.

Bentuk mengacu Entrance yang tersembunyi dan


pada hidung dan tersamar dengant penutup tanah
sayap pesawat B-52 yang ditinggikan seakan akan
Bentuk lengkung bangunan masuk ke dalam tanah.
setengah elips Elemen kaca sebagai penutup pada
membentuk cankang bagian belakang bangunan.
yang melindungi Berfungsi untuk memperlihatkan
sesuatu di dalamnya koleksi di dalamnya tanpa masuk
Akses benda koleksi bangunan.
dari belakang dilihat Elemen cangkang dari struktur
dari bentuk yang beton bertulang yang bertekstur
membuka ke kasar.

belakang.

25
2.2.4. California Aerospace Museum

»%t

Gambar 22. Eksterior California Aerospace Museum


Sumber: California Scien Center

California Aerospace Museum dirancang oleh Frank O. Gehry, dan


selesai dibangun pada tahun 1984. Museum ini dibagi dalam 5 tema yaitu:
Air and Aircraft, Human in space, Mission to The Planet, Stars and
Telescopes, Discovery Room. Sedangkan bangunan Aerospace Museum
terdiri dari 4 lantai yaitu:
a. Lantai 1

Terdapat Discovery Room, yang merupakan tempat permainan kreatif


bagi pengunjung untuk mengenai dirgantara, pengunjung dapat
merasakan menjadi seorang astronot lengkap dengan pakaiannya.

Gambar 23. Interior Discoveri room


Sumber: California Scien Center

26
Lantai 2

Merupakan area yang memamerkan benda-benda 2 dimensi seperti


foto-foto sejarah, lukisan, dan benda-benda 3 dimensi berukuran kecil.
Lantai 3

Terdapat 3 tema pameran yaim: Star and Teleskope, Mission to The


Planet, Air andAircraft, pengunjung dapat merasakan berada di dalam
cockpit helicopter Bell-47 dan melakukan eksperimen menggunakan
Wind Tunnel, dan juga terdapat beberapa koleksi seperti: F-20 Tiger
Shark, Lilienthal Glider, Northrop T-38 Talon, Velie Monocoupe,
General electric J-47 Jet Engines

Gambar 24. interior lantai 3 (Sumber: California Scienc Center)

d. Lantai 4

Memiliki tema Pameran Human in Space. Di dalam area ini


pengunjung dapat masuk ke dalam pesawat ruang angkasa Mercury
MR-2 dan Gemini 11 Spacecapsules

Gambar 25. Interior Lantai 4 (Sumber; California scienc Center)

27
00
Bentuk masa pada California Aerospace Museum
Bentuk masa bangunan merupakan komposisi dari bentuk prisma segi
empat yang mengalami penambahan dan pengurangan, disebabkan
oleh beberapa faktor yaim: orientasi pada bentuk hanggar, unsur
pencahayaan, serta ukuran benda koleksi.

&
1-3 -5

Gambar 27. Eksterior California aerospace museum


Sumber: California Science Center

29
Gambar 28. Suasana lingkungan Califomia Aerospace Museum
Sumber: California Science Center

Bentuk dan penampilan Fasad

Modifikasi dari bentuk Komposisi bentuk kotak


kotak yang mengalami yang tidak beraturan
pengurangan untuk keseluruhan membentuk
memberikan kesan dinamis sudut siku-siku terhadap
dan tidak monoton oleh lantai

bentuk kotak murni. Bidang-bidang datar


Bentuk prisma segi tiga yang masif dengan
berfungsi untuk bahan beton dan bidang
memberikan pencahayaan datar yang transparan
ke dalam ruangan berbahan kaca/plat metal
Bentuk kotak mengacu yang tidak bertekstur
pada bentuk hangar
Bola sebagai penyeimbang
dari bentuk-bentuk kotak
yang ada

30
2.2.5. Contoh Lay Out pesawat pada Aerospace Museum
o Lay out pada Hendon RAF Museum

Gambar 29. Lay out pada Hendon RAF Museum


Sumber: www. RAF Museum org. UK/ Hendon

31
o Lay Outpada San Diego Aerospace Museum

Gambar 30. Lay out pada San Diego Aerospace Museum


Sumber: Sandiego aero space museum.

32
o Lay Out pada American Air Museum

v • y - . ' jp .aw,.?--*; j,

A'i

&?<**'
\

£&*
^t

Gambar 31. Display pesawat pada American Air museum


Sumber: www. Fosterands partner.com

1. Spad S-13 (r. s)


2. Boeing Stearman PT-17 (s)
3. North American AT-6D Texan (s)
4. Consolidated B-24M Liberator
5. North American P-51D Mustang ir)
6. Douglas C-47 Skvtrain (s)
7. Boeing B-l 7G Flving Fortress
8. Republic P-47 Thunderbolt
9. Grumman TBM-3 Avenger (s)
10 • Boeing B-29A Superfortress
11 • North American B-25.1 Mitchell fs)
12.• Lockheed SR-71A Blackbird
13.• Boeing B-52D Stratoforlress
14.. Lockheed U2-C fs)
15. North American F-100D Super Sabre is)
16. Bell UH-1 Huey
17. McDonnell Douglas F-4J Phantom II
18. General Dynamics F-l I 1F
19. Fairchild Republic A-10 Thunderbolt II fs)
20. Dodge T214-WC54 Ambulance
21. Ford M718 MUTT Ambulance

33
Gambar 32. Display pesawat pada American Air museum
Sumber: www. Fosterands partner.com

34
o Lay Out pada Palm Spring Aerospace Museum

Gambar 33. Lay out pada Palm Spring Aerospace Museum


Sumber: Palm Spring Aerospace Museum

35
^m- w-^ M I - She tsBBBB

«Sgfer

Gambar 34 Ruang serbaguna pada Palm Spring Aerospace Museum


dumber: Palm Spring Aerospace Museum

36
2.2.5.1. Sculpture pada Aerospace Museum

Gambar 35. Sclupture pada California Aerospace Mweum


dumber: California Science Center

Gambar 36. Sclupture pada ada SanDiegoATospTemS


number: San diego aerospace museum.

Gambar 37. Sclupture pada Jugoslav Aerospace Museum


Sumber: Jugoslav aerospace museum.

37
2.2.6. Sirkulasi pada bangunan Aerospace Museum
1. Menurunkan obyek amatan,
Pengamatan pada obyek lebih menyeluruh, mempercepat arus tegak, dan
seakan memberi keleluasaan. Memberi kenyamanan sudut pandang ideal
pada pesawat berbadan besar

Gambar 38. Sirkulasi dengan menurunkan obyek amatan


Sumber: www. Fosterands partner.com

2. Mengangkat obyek amatan


Menghambat laju pergerakan, memberi daya tarik obyek dan seakan
memberi keleluasaan gerak. kelemahan teknik ini pada obyek bagian atas
pesawat yang kurang tertangkap pandangan mata pengamat.

Gambar 39. Sirkulasi dengan mengangkat obyek amatan


Sumber: SanDiego Aerospace museum

38
3. Mendatarkan obyek amatan
Mengesankan keterangan kontrol pergerakan tinggi, pergerakan lama dan
lam bat.

Gambar 40. Sirkulasi dengan mendatarkan obyek amatan


Sumber: www. RAF Museum org. UK/ Hendon

4. Memperlebar area amatan

Mengesankan keleluasaan gerak, lapang, dan santai menghambat arus

penikmatan obyek secara seksama.

* *t—<*•%&&&*%

Gambar 41. Sirkulasi dengan memperlebar obyek amatan


Sumber: Steven Udvar Hazy Aerospace Museum

39
2.2.6.1. Pola sirkulasi pada Museum Dirgantara
1. Sirkulasi linier

Pada San Diego Aerospace Museum sirkulasi pada bangunan adalah linier
terarah sedangkan pada area pamer bebas berdasar obyek pamer

Gambar 42. Sirkulasi linier pada SanDiego Aerospace museum


Sumber: SanDiego Aerospace museum

2. Sirkulasi bebas

Pada Udvar Hazy Aerospace Museum diterapkan sirkulasi bebas


pengunjung bebas menikmati obyek amatan yang dipilih lay out pesawat
berbaur dari beragam tipe

Gambar 43. Sirkulasi bebas pada Steven Udvar Hazy Aerospace Museum
Sumber: Steven Udvar Hazy Aerospace Museum

40
3. Sirkulasi linier dan bebas

Pada American Air Museum diterapkan sirkulasi ini untuk menghindari


terbentuknya orientasi yang membingungkan pada sirkulasi bebas maka
sirkulasi linier terarah adalah tepat unmk masalah tersebut.

Gambar 44. Sirkulasi linier dengan menurunkan obyek amatan


Sumber: www. Fosterands partner.com

Gambar 45. Sirkulasi bebas dengan mendatarkan obyek amatan


Sumber: www. Fosterands partner.com

41
2.2.7. Metode perbandingan Museum Dirgantara berdasarkan studi kasus

2.2.7.1. Dari segi fungsi

No Museum Konsep Museum Lay out pesawat Sirkulasi

Hendon RAF Preservasi pada Dengan teknik Linier, terarah dan


Museum hanggar bersejarah sekuen mayoritas sirkulasi memutar
dengan pemanfaatan pesawat diletakkan di pada benda pamer
kembali lantai dengan dengan batas level
pembatas dan warna lantai -
San Diego Pemanfaatan kembali Klasifikasi berdasar Linier, sirkuiasi
Aerospace dengan beberapa Tahun pembuatan lay bebas di antara
Museum perubahan dan out diletakkan pada benda pamer
penerapan unsur pod obyek besar
edukatif diletakkan pada open
space
American Air Wadah representatif Benda pamer Linier terarah pada
Museum yang mengekspos diletakkan dilantai sirkulasi khusus
benda pamer pada dan digantung dan bebas pada
area landing pesawat dengan metode area pamer
dimensi pesawat
California Konsep edukatif dan Digantung dan Linier terarah satu
Aerospace rekreatif yang diletakkan pada pod entrance dan satu
Museum memberi uansa

dirgantara pada
pengunjung
— > —— L

label 2. Metode perbandingan dari segi fungsi


Sumber: pemikiran
Kesimpulan dari studi kasus

Konsep edukatif dan rekreatif bersifat mutlak pada Museum


Dirgantara

Ukuran benda koleksi dan kenyamanan pandang menjadi tolak


ukur pada fungsi ruang pamer pesawat.
Bangunan dapat berupa bangunan konservasi dengan
pemanfaatan kembaii yaitu pada Hendon RAF Museum, San
Diego Aerospace Museum maupun bangunan baru bersifat
monumental.

Lay out obyek pamer utama yaitu pesawat terbang adalah


prioritas yang utama.
Sirkulasi ideal adalah linier terarah dan mengeiilingi obyek
pamer pesawat.

42
2.2.7.2. Dari segi estetika

No Museum Bentuk masa Penampilan Fasad

l Hendon RAF Bentuk denah persegi Bangunan dibagi mengekspos kolom


Museum panjang terdiri atas antara hangar yang dan balok. elemen
beberapa masa. bersejarah dengan kaca sebagai penutup
bangunan baru. dinding yang
dominan.

2 San Diego Bentuk masa tunggal, Gaya "Streamlined" dinding-dinding


Aerospace bulat dengan open diterapkan pada massif dan elemen
Museum space di tengah penampilan kaca diterapkan
sebagai area terbuka sesuai konsep
"Streamlined "

3 American Air Masa tunggal, Bentuk iengkung Elemen cangkang


Museum Bentuk bangunan setengah elips beton yang bertekstur
mengikuti fungsi membentuk cankang kasar dan kaca
sebagai penutup.

4 California Masa tunggal Modifikasi dari Bidang-bidang datar


Aerospace Fungsi mengikuti bentuk kotak untuk yang masif dengan
Museum bentuk bangunan memberikan kesan bahan beton dan
dinamis dan tidak bidang datar yang
monoton oleh bentuk transparan berbahan
kotak murni. kaca/plat metal yang
tidak bertekstur
label 3. Metode perbandingan dari segi Lsterika
Sumber: pemikiran

Kesimpulan dari studi kasus

Pada umumnya bentuk bangunan museum dirgantara masih


berorientasi pada hanggar hal ini karena hangar adalah bentuk
ideal dari rumah pesawat
Pemasangan sculpture pesawat pada entrance museum untuk
memberi identitas bangunan dan menambah daya tarik.
Konsep karakteristik pesawat (Streamline) diterapkan pada
fasad bangunan yaitu pada San Diego Aerospace Museum dan
American Air Museum dituangkan dengan pemanfaatan
material beton yang memberi kesan kokoh, kuat pada struktur
sebagaimana struktur pesawat tempur.

43
bab in

Analisis Permasalahan

3.1. Analisis Museum Dirgantara yang menarik minat


3.1.1. Segi Fungsi
3.1.1.1. Rekreatif

Rekreasi secara subyektif didefinisikan sebagai kegiatan untuk


mendapatkan, perasaan bebas, motuvasi intrinsik, kenikmatan, dan
relaksasi (Ross 1998) penerapan unsur rekreatif pada Museum Dirgantara
yaitu dengan: to see (melihat), to do (mengalami), to touch (menyentuh).
A. Melihat, melihat di dalam museum adalah melihat benda-benda

koleksi dan melihat interior ruangan sedang di luar museum adaiah


melihat eksterior. hal-hal yang pokok dalam interior ruangan
adalah:

• Kenyamanan visual
o Pada ruang koleksi 2 dimensi

%] BODY
HEIGHT

H—I—*- man: i'9'(" 3'iC


woman: S'3j"

Scalt ****- J AVCSMt (, VR Ol.r,

Gambar 46. Kenyamanan Visual


Sumber: Time Saver standar.

44
•",

Gambar 47. Standarjarak pengamatan obyek 2D


Sumber: Yosinobu Ashihara

H = 0,70m

D = 10/7 xH = 1,5 m (max)


TglO
Jadi jarak pengamatan optimal = 1,5 m

Gambar 48. Jarak pengamatan optimal.


Sumber: Yosinobu Ashihara

45
o Pada ruang koleksi 3 D

^•••'-'•iv'jV'i

\or.

/
<»',

11\{
S'W

i 1

Gambar 49. Standar kenyamanan visual pada obyek 3D


Sumber: Time saver standar

o Sudut kenyamanan pandang vertikai

o Sudut kenyamanan pandang horisontal

Gambar 50. Sudut kenyamanan pandang


Sumber: Time Saver Standar

46
o Kenyamanan pandang pada koleksi pesawat terbesar yaim
Tupolev 16 Badger

Gambar: 51. Pesawat Tupolev 16 Badger


Sumber: Tupolev

Gambar: 52. Kenyamanan pandang pada ekor pesawat

47
Pencahayaan

F*#*v

JfeaL A

Gambar 54. Pencahayaan alami


Sumber: Time Saver Standar

o Pencahayaan buatan
Pencahayaan sangat mempengaruhi aspek melihat
Pencahayaandengan lampu spot/ sorot

Gambar 55. Pencahayaan lampu spot

Gambar 56. Hasil Pencahayaan.

48
/*
tJ~*

Gambar 57. Pencahayaan dengan lampu Omni


Sumber: Museum lighting

Gambar 58. Hasil pencahayaan dengan lampu omni


Sumber: Museum Lighting
t *x

Gambar 59. Pencahayaan dengan lampu Direct


Smber: Museum lighting

Gambar 60. Hasil pencahayaan dengan lampu direct.


Sumber: Museum Lighting

49
Fasilitas program
program pemutaran film-film tentang perang udara, sejarah
pesawat, sejarah penerbangan militer, pembuatan pesawat
kegiatan ini pada Ruang Audio visual yang memerlukan
standar kenyamanan ruang

Gambar 61. Standar ketinggian tempat duduk.


Sumber: Time Saver Standar

Gambar 62. Standar kenyamanan pandang.


Sumber: Time Saver Standar

50
B. Mengalami, di dalam museum pengunjung dapat mengalami atau
melakukan sesuatu yang berhubungan dengan obyek pamer
pengunjung dapat merasakan seolah-olah menjadi seorang pilot
hal-hal yang mempengaruhi faktor mengalami antaralain:
Lay out benda pamer
o Tanpa menggunakan pembatas tertentu, yaitu
pengunjung dapat memasuki area benda koleksi,
menyentuh, memperagakan, menaiki, atau memainkan
benda koleksi tersebut.
o
Benda pamer harus dipersiapkan khusus pada segi
struktur, kenyamanan gerak, sirkulasi, dan pada area
khusus pula.

Gambar 63. Layout pesawat


Sumber: Deutche Aerospace Museum

Pada lay out di atas pengunjung dapat masuk ke kokpit


pesawat melalui tangga, tidak ada pembatas antara
pengunjung dengan benda pamer, benda pamer
diletakkan di lantai untuk kenyamanan dan keselamatan
pengunjung dan jugastruktur pesawat harus kuat.

51
Fasilitas program
1. program aeromodeling yaitu suatu hobi merakit miniatur
pesawat beserta mesin dan alat pengendalinya.
2. program lomba origami pesawat yaitu lomba membuat
miniatur pesawat dengan bahan kertas.
3. Program foto dengan memberikan fasilitas pada
pengunjung unmk berfoto bersama pesawat dan
berpakaian dan atribut penerbang.
4. Program simulasi pesawat tempur fasilitas yang
memberi gambaran seolah-olah pengunjung menjadi
seorang pilot pesawat tempur

Gambar 64. Simulasi pesawat Tempur


Sumber: San Diego Aerospace Museum

5. Program lomba lukis tentang kedirgantaraan.


6. penyediaan cinderamata sebagai souvenir

Gambar 65. Souvenir shop


Sumber SanDiego aerospace museum

52
c. Menyenmh, diartikan menikmati benda koleksi dengan
memegang, merasakan benmk, tekstur, dan material bahan hal-
hal yang mempengaruhi faktor menyenmh adalah:
• Lay out obyek pamer
Tanpa menggunakan pembatas tertenm pada area sirkulasi
dengan benda pamer, lay out pesawat diletakkan di lantai
dan dalam jangkauan tangan pengunjung.

Gambar 66. Lay Out obyek pamer pada San Diego A. M.


Sumber: SanDiego Aerospace Museum.

Sirkulasi

Sirkulasi mengelilingi benda pamer sehingga pengamatan


dan perabaan dapat menyeluruh, teliti, dan mendetail hal ini
sangat penting untuk aspek museum sebagai sarana
edukatif

Gambar 67. Sirkulasi mengelilingi obyek pamer.


Sumber: Analisa

53
Gambar 68. Sirkulasi khusus pada benda pamer berukuran besar
Sumber: Pemikiran

Penggunaan tangga dan sirkulasi khusus memudahkan


pengunjung dalam menikmati obyek pamer
Pencahayaan

Pencahayaan alami dan buatan mempengaruhi obyek pamer


dalam proses amatan pencahayaan aiami dengan
pemanfaatan Day Light dengan bukaan-bukaan kaca
maupun Sun Screen.

Pencahayaan buatan dengan lampu spot pada pada obyek


amatan penting

Gambar 69. Pencahayaan buatan dengan lampu spot


Sumber: Pemikiran

54
Lampu Omni pada obyek amatan yang tidak terialu lebar
atau zona tertentu

Gambar 70. Penggunaan lampu omni


Sumber: Pemikiran
Lampu Direct pada obyek amatan yang luas

Gambar 71. Penggunaan lampu direct


Sumber: Pemikiran

55
3.1.2. Aspek visual
3.1.2.1. AnalisisBentuk Bangunan
Dalam bahasa arsitektur yang digunakan untuk media
komunikasi adalah bentuk, bentuk keseluruhan dalam hal ini adalah
bangunan. Bentuk menjadi media komunikasi karena bentuk akan
terlebih dahulu tertangkap oleh mata, yang kemudian dianalisis dalam
otak kita untuk dapat dimengerti adapun factor factor yang mewujudkan
bentuk adalah:

• Fungsi, secara umum dalam arsitektur adalah pemenuhan


terhadap aktifitas manusia

• Simbol, merupakan suatu proses yang terjadi pada individu dan


pada masyarakat melalui panca indera kemudian menjadi
persepsi terhadap sebuah bentuk bangunan. Persepsi sangat
ditentukan oleh tingkat intelektual pengamat itu sendiri.
• Teknologi struktur dan bahan, merupakan factor penting dalam
arsitektur.

Metamor adalah kiasan atau ungkapan bentuk yang diwujudkan


dalam bangunan diharapkan ada tanggapan dari orang yang
menikmati bangunan tersebut tanggapan ini akan berbeda-beda tiap
orang. Misalnya pada TWA Kennedy Airport atau Gedung Opera
House Sydney.

Gambar 73. Gedung Opera House Sydney.


Sumber: Koleksi Pribadi

57
pengamat akan mengartikan berbagai pengertian untuk bangunan
ini bisa bentuk kura-kura kawin, bentuk perahu iayar, bentuk
kerang Iaut dll
3.1.2.1.1. Petunjuk Teknis bentuk bangunan Museum Dirgantara

1. Berdasarkan Konsepsi kedirgantaraan yang dikeluarkan oleh


Mabes TNI-AU, terdapat dua aspek yang bersifat pokok dan
berpengaruh pada eksistensi bidang kedirgantaraan, salah satunya
adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan perangkat
penopang bagi pemanfaatan dirgantara sehingga dunia
kedirgantaraan selalu berada dalam lingkungan modern oleh sebab
im komposisi yang ditampilkan mengacu pada arsitektur modern.
1. Dalam pedoman penyeienggaraan dan pembinaan Museum
ABRI ditekankan bahwa bangunan museum ABRI harus berkesan
kokoh, tangguh, dan kuat sebagaimana ABRI sebagai tulang
punggung Negara, pemilihan bahan bangunan yang memberi
karakter kuat

Dalam buku Guide to Modern Architecture (Banham, 1962) bentuk


yang pertama-tama diinginkan daiam arsitekmr moderen adalah
bentuk yang simpel dan bersih, tanpa hiasan dan ornamen
Menanggapi persyaratan teknis di atas
• Bahwa pesawat terbang adalah hasil karya teknologi
tinggi yang artinya bentuk bangunan disesuaikan
dengan teknologi tersebut yaitu dengan penonjolan
teknologi yang berlebihan dan penekanan pada struktur
dan konstruksi yang dapat menjadikan bangunan
berfokus pada simbol kemajuan teknologi arsitektur.
• Kesan kokoh, kuat, tangguh diterapkan dengan
pemilihan struktur. Struktur yang berkarakter kuat
adaiah beton masif, struktur baja

58
3.1.2.1.2. Analisis Bangunan Museum Dirgantara
A. Kriteria bangunan Museum Dirgantara
• Bangunan bersifat simbolik: symbol sebagai metafor,
penonjolan struktur sebagai ornament, penonjolan teknologi
dan penekanan pada konstruksi
• Mudah dikenal oleh masyarakat umum
Hal ini berkaitan dengan lamanya waktu pandang pengamat
terhadap bangunan
• Penempatan masa terhadap titik tangkap pengamat dengan
pengolahan bentuk pada site
• Bentuk dasar hanggar untuk area pamer pesawat hanggar
merupakan bentuk ideal dari ruinah pesawat hal ini dipakai
pada konsep museum-museum aerospace yangada.
• ukuran benda koieksi dan kenyamanan pandang menjadi
tolak ukur perancangan museum
• Sirkulasi linier diterapkan pada bangunan sedang sirkulasi
bebas diterapkan pada area pamer pesawat keuntungan
sirkulasi bebas adalah Lay out dapat optimal pada segi
kenyamanan pandang misai pada penataan ripe pesawat
berdasarkan dimensi dan tipe.
• Pemasangan sculpture pada bangunan menambah identitas
bangunan dan estetik

• Bangunan dengan konsep karakteristik pesawat yaim


streamline dituangkan dalam fasad dan material bahan.
• Peninggian lantai museum kurang lebih I meter diatas
tanah adalah mutlak untuk untuk persyaratan museum di
Indonesia untuk menjaga koieksi dari kelembapan udara
Sumber: pedoman penyeienggaraan dan pembinaan
museum ABRI.

59
3.1.2.2. karakteristik pesawat tempur sebagai gagasan citra visual
bangunan
Penekanan museum dari segi penampilan bangunan Museum
Dirgantara ini berdasar pada beberapa permasalahan: bahwa museum
dirgantara yang sudah ada cenderung kurang menarik dari segi: penampilan
bangunan, tata ruang, lay out, sirkulasi dan keberadaan museum kurang
memasyarakat sehingga pengenalan dan pembelajaran masyarakat akan
teknologi penerbangan terhambat.
Permasalahan kedua bagaimana merancang bentuk bangunan yang
menarik dan unik akan mengundang rasa ingin tahu bagi sebagian masyarakat.
Pemilihan konsep karakteristik pesawat tempur menunjukkan sesuatu yang
unik, menarik, yang melambangkan teknologi maju, adalah sesuatu yang baru
bagi masyarakat umum. Kesan-kesan monoton dalam bangunan pada
umumnya akan dirubah menjadi kesan yang dinamis pada bentuk dan
sirkulasi.

karakteristik pesawat tempur yang jadi ide gagasan citra visual


bangunan antara lain:
• Manuver

kemampuan manuver ditandai dengan dengan kemampuan gerak


pesawat, baik dalam berguling, berbelok, menukik, dan menanjak
kemampuan ini melibatkan rekayasa dan rancang bangun
teknologi aeronautika yang canggih.

Gambar 74. Manuver kulbit Sukhoi 27 Flanker TNI AU


Sumber : www angkasa online.com

60
Gambar 75. Manuver Cobra Sukhoi 27 Flanker TNI AU
Sumber : www angkasa online .com

Manuver yang menjadi trademark Su-27 berawal dari


pesawat yang menanjak miring, pada satu titik tiba-tiba rebah ke
belakang dan membuat satu putaran U, nyaris pada kecepatan
nol. Inilah yang disebut Kobra Mematuk dan Diam. Manuver
yang terkenal lainnya adalah Somersault Gungkir balik) maupun
Kulbit (lingkaran, dalam bahasa Rusia)

Aerodinamis

bentuk aerodinamis pesawat tempur dapat dilihat pada bentuk


hidung lancip, sayap berbentuk delta, dan bentuk tubuh yang
mengalirkan angin dengan baik. bentuk tubuh yang aerodinamis
akan menambah daya dorong pesawat akibat berkurangnya drag
(hambatan) pada tubuh pesawat.

Gambar 76. F- 18 Hornet


Sumber: Koleksi Pribadi

61
Bentuk

Karakteristik yang umum pada pesawat adalah dari bentuk


pesawat. pada prinsipnya pesawat terbang mempunyai lima
bagian utama yaim badan pesawat, mesin, sayap, dan peeralatan
pengendali pesawat, dan roda-roda pendarat. secara rinci hal
tersebutdapat dibedakan antara lain sebagai berikut:

1. Mesin, merupakan tenaga pendorong pesawat.


2. Sayap menimbulkan daya angkat yang dapat melayangkan
badan.

3. Peralatan kendali berfungsi untuk mengendalikan pesawat.


4. Badan merupakan tempat awak dan muatan.
5. Roda untuk bergerak di darat.

Gambar 77. Bentuk Pesawat tempur MIG 15


Sumber: Koleksi Pribadi

62
3.1.2.2.1. karakteristik yang ditranformasikan dalam bentuk dan
penampilan bangunan.
3.1.2.2.1.1. Aerodinamis

Analisa bentukan aerodinamis pada bangun bidang Aerodinamis pada


pesawat tempur dapat ditranformasikan pada bentuk-bentuk bangun ruang
maupun bangun bidang.

Studi bentuk aerodinamis

Gambar 78. Studi bentuk aerodinamis


Sumber: Pemikiran

63
3.1.2.2.1.2. manuver

Manuver-manuver pesawat tempur menghasilkan berbagai lintasan


lintasan yang membentuk bidang dan dari bidang-bidang itu dapat
diaplikasikan pada bangunan.

Bidang dari manuver menanjak dan menukik

Bidang dari manuver roll

Bidang dari manuver berguling

Bidang dari manuver belok


Gambar 79. Analisa bidang Manuver
Sumber dari anaiisa pribadi

64
• Kombinasi dari bidang-bidang manuver dapat tersusun
dengan improvisasi.

• Bidang - bidang manuver dapat diaplikasikan pada


sirkulasi dalam ruangan

65
3.1.2.3. Referensi gambar pesawat tempur mutakhir yang menjadi
sumber gagasan perancangan

Gambar 82. Pesawat F-18 Hornet


Sumber: www. Angkasa Online.com

Gambar 83. Pesawat MIG 29 Fulcrum


Sumber: www. Angkasa Online.com

66
Gambar 84. tiga sisi pesawat Sukhoi 27 Flanker
Sumber: www Ramenskove org sukhoi html

67
Piyimi®-. c?®gm

Gambar 85. Tampak Atas pesawat MIG 29 Fulcrum


Sumber: www Ramenskove org sukhoi html

Gambar 86. detail moncong pesawat Sukhoi 27 Flanker


Sumber: www fly MIG.Com

68
3.1.23.1. Sketsa bentuk yang mengacu pada bentuk pesawat tempur.
o Studi bentuk dasar

Gambar 87. Studi bentuk


Sumber. Pemikiran

Bentuk-bentuk seperti gambar di atas akan menjadi gagasan komposisi


bentukpada perancangan Museum Dirgantara ini.

69
o Studi dari benmk-bentuk dengan komposisi dari karakteristik
pesawat tempur yaitu Aerodinamis yang menentukan kecepatan,
manuver, bentuk (badan, sayap mesin, kokpit, roda, peralatan kendali).
Sketsa bentuk

Karakfcerfsfcik badan

->

hldUTTQ

Sayap mengoantung

S.I/WETRI

Gambar 88. Sketsa bentuk


Sumber: Pemikiran

70
Altematif bentcjk I

Sumbu maneuver

Aerodfnami!

Kesan lengkung pada badan

Sayap dilcombrnasikan dengan maneuver

Proporsi bentuk mengikuti


tubuh pesawat

Gambar 89. Altematif bentuk (Sumber pemikiran)

71
Kombinasi bentuk

Sayap yang bermanuver

a e r o d inamis
.Kesan lengkung
mengVicu pada badan pesawat

Gambar 90. Kombinasi bentuk.


Sumber: pemikiran

72
Altematif bentuk 2

Gambar 91. Altematif bentuk 2 (Sumber: Pemikiran)

73
altematif bentuk 3

nemesis: mengambfl sffat dan karakter benda

Seimbang

aerodinamis

sayap

kokpit menggelembung
manuver

Sketsa kombinasi bentuk

Gambar 92. Altematif bentuk 3 (Sumber: Pemikiran)

74
3.1.2.4. Suasana dirgantara pada ruang dalam
3.1.2.4.1. lay out pesawat

Gambar 93. Lay-out pesawat pada Palm spring Aerospace Museum


Sumber: Palm spring Aerospace Museum

Perwujudan suasana dirgantara pada Palm Spring Aerospace


Museum yaitu dengan menggantung pesawat seolah-olah terbang
r*'v

Gambar 94. Lay-out pesawat pada Udvar Hazy Aerospace Museum


Sumber: Udvar Hazy Aerospace Museum.
Pada Udvar Hazy Aerospace Museum pesawat-pesawat aerobatik
digantung seolah-olah pesawat sedang demo aerobatic.

75
3.1.2.4.2. ukuran, skala, proporsi

Gambar 95. Potongan dariCalifornia Aerospace Museum.


Sumber: California Science Center.

Gambar potongan diatas menggambarkan suasana dirgantara


dengan perbandingan proporsi manusia, benda koleksi, dan tinggi
langit-langit ruang dan luas ruang.

Gambar96. Potongan dari California Aerospace Museum.


Sumber: California Science Center.

Foto interior California Aerospace Museum yang memberi kesan


dirgantara yaitu dengan menggantung semua benda koleksi.

76
3.1.2.4.3. material bahan, tekstur bahan, warna bahan

Gambar 97. Interior American Air Museum


Sumber: www. Fosterands partner.com

penggunaan elemen kaca pada American Air Museum memberikan


efek visual dari suasana langit. Kaca yang digunakan adalah kaca
bening tidak berwarna.tekstur bahan lantai dari beton yang diperhalus
memiliki tingkat kekasaran kecil dibanding langit-langit yang tingkat
kekasarannya tinggi
*& "'"Fff^'^STf^^f^r

Gambar 98. Potongan dari California Aerospace Museum.


Sumber: California Science Center.

Gambar potongan melintang dari California Aerospace Museum


suasana dirgantara ditunjukkan dengan warna dinding interior
disesuaikan dengan warna langit yaitu warna: ungu, abu-abu, biru dan
biru muda.

77
3.1.2.4.4. Pencahayaan
Menggunakan dua sistem pencahayaan yang sederhana yaitu alami
dan buatan. Sumber cahaya buatan yang digunakan adalah
incandescent dengan teknik pemasangan menggunakan sistem recessed
(ditanam) dalam dinding atau lantai. Sedangkan tipe lampu yang
digunakan adalah PAR (Parabolic and Aluminium Reflektor) dengan
pendistribusian cahayanya secara Down light dan Up light. Sistem
pencahayaan ditekankan pada kejelasan obyek,

Gambar 99. Pencahayaan Museum.


Sumber: Museum Lighting

Pencahayaan alami dengan memasukkan cahaya matahari ke dalam


bangunan dengan penggunaan material kaca

Gambar 100. Pencahayaan dari American Air Museum.


Sumber: www. Fosterands partner.com

78
3.1.2.4.5. Ruang Diorama
Ruang Diorama memberikan gambaran suasana dirgantara dengan
model skala bisa dengan skala 1: 1 atau dengan miniature model

Gambar 101. Suasana pada ruang diorama


Sumber San Diego Aerospace museum

Gambar 102. Suasana pada ruang diorama


Sumber San Diego Aerospace museum

Ruang diorama pada San Diego Aerospace Museum yang


menggambarkan perakitan dan penerbangan The Flyer oleh Wright
bersaudara.

79
3.1.2.4.5.1. Standar teknis ruang diorama pada Museum ABRI Satria
Mandala Jakarta

-y* fyugos- tew j\sbes Uc Itet-ina


r~" ' ' '•»•• — • - i.— ! ' (•»

J
n.

Uambar lu3. PotonganStandarteknis Ruang Diorama


Sumber: Pedoman pemyeienggaraan Museum ABRI Satria Mandala

a. --,x MINIATUR

-fj-,-KEJA DATA
DIORAMA

•11
ii

Gambar 104. skema Ruang Diorama


Sumber: Pedoman pemyelenggaraan Museum ABRI Satria Mandala

80
3.2. Analisa Ruang
3.2.1. Analisa pelaku kegiatan
Pelaku kegiatan pada museum dirgantara adalah pengunjung dan
pengelola.

a. Masyarakat umum, Masyarakat umum disini sebagai pengunjung dan


pemakai fasilitas bangunan museum kegiatannya meliputi:
• Melihat pameran

menyalurkan hobi ( nonton film, aeromodeling, origami dli.)
berekreasi

penelitian
seminar

b. Pengelola adalah pemakai tetap museum berdasarkan kegiatannya masing-


masing antra Iain:

• Pelayanan umum: pelayanan loket, penitipan barang, keamanan,


informasi, pameran, pendidikan, hobi.
• Pelayanan teknis: mengatur tentang bangunan museum serta obyek
benda yang dipamerkan
• Pelayanan Service: pelayanan keamanan, area parkir, lavatory,
informasi dli.

• Pelayanan administrasi yang berkenaan dengan pengeiolaan


museum: tata usaha, administrasi.

pengunjung dapat dikategorikan menjadi tiga yaim:


1. pengunjung pelaku studi
2. pengunjung bertujuan tertentu
3. pengunjung peiaku rekreasi

81
3.2.2. Alur kegiatan pengunjung pelaku studi

Datang Menitipkan
barang

I
Kegiatan Menemui
Paririr
administrasi pengelola

lobby < »
Lavatory

Studi Studi
Literatur Observasi

Mengambil
barane

Parkir

pulang

Diagram 2. Alur kegiatan pelaku studi


Sumber Pemikiran

82
3.2.3. Alur Pengunjung bertujuan Rekreasi

Datang Parkir

Membeli Menitipkan
tiket barang

Kegiatan
hobi
Melihat view
Santai di
lobbv
Lavatorv

Kegiatan
Melihat pendukung
pameran
Mengambil
barang parkir pulang

Diagram 3. Alur kegiatan rekreasi (Sumber: Pemikiran)

3.2.4. Alur pengunjung bertujuan tertentu

Datang Parkir

Seminar Membeli Menitipkan


tiket barang

Melihat film

Melihat view
Santai di
lobby
Lavatory
Kegiatan hobi
Melihat
pameran
Mengambil » —p
barang parkir pulang

Diagram 4. Alur pengunjung bertujuan tertentu (Sumber: Pemikiran)

83
3.2.5. Struktur Organisasi Pengelola

Kepala
Museum

Sekretaris

Waldl Kepala

Kepala Kepala Kepala


Administrasi Konservasi Preparasi/Edukasi
Dan umum

Kaur. Tata Kaur. Koleksi Kaur. Kaur. Penerangan


Usalia Penyimpan
an Bid. Publikasi dan
Penjualan Asisten Dokumentasi
karcis
Dan informasi
Bagian
Kaur. Kaur. Kaur. Pendidikan
Pemeriksaan Laboratorium

Kaur. Logistik awal


Lab. Fisika Asisten
Pengadaan Asisten Lab. Kimia
barang Lab.

Periengkapan Mikrobiologi
Bag. Pelayanan Kepala Lab Fotografi
umum
Urusan Kepala
pencaiatan Urusan
Cafetaria
Registrasi Perpustakaan
Gift shop
Inventarisasi
Katalogisasi Bid. Tata usaha

Kepala urusan Tenaga Bid. operasional


dalam
Keamanan
Penjaga
Parkir
kebersihan
Diagram 5. Struktur Organisasi Pengelola
Sumber: Museum pusat TNI AU Dirgantara Mandala

84
3.13.6. Alur Kegiatan Pengelola
• Kepala Museum

R. Tamu

Datang
Parkir Lobby / Hall Kantor

Pulane
I T
R. Seminar Lavatory

Staf
{Coordinator Seksi

Kepala Administrasi

Lavatory
^

''
Datang
Parkir Lobby / Hall Kantor
Pulang i r
4 4-
Tata Usaha Loaistik Urusan RT

Kepala Seksi

Lavatory J
i >

' '

Datang
rr
* w\ Parkir Lobby / Hall Kantor |1 j
Pulang i 1 '
1 4 *
Urusan Ka. 1 Ka. Koieksi
Pencatatan Pemeriksa

85
Kaur Penyimpanan

Datang
1'

Pulang Parkir Lobby / Hall Kantor " Lavatory


i

Kaur
Laboratorium

Kepala Preparasi dan Evaluasi

Datang
Parkir Lobby / Hall Kantor «-» Ka. Peneranean
Pulang t k u

Ka. Ur. Pendidikan 1^erpustakaan

Diagram 6. Alur kegiatan pengelola


Sumber: Pemikiran

86
3.2.7. Organisasi Ruang pada Museum penerbangan

Aero modeling Tribune

Perpustakaan P. Outdor

Audio visual Parkir


Restores i
service

Simulator Gift shop


Ruang Pamer
Teknis

Pengelola ^ 1
X" l
> I r»hh\/

1 1
Adminitrasi Service

Main entrance
ol^iC

e rurance

Parkir
pengelola
I Parkir
pengujung

Diagram 7. Organisasi ruang pada Museum Dirgantara


Sumber: Pemikiran
3.2.8. Analisis Jenis Ruang

NO Unit Kegiatan Jenis Ruang

1 Kegiatan pameran 1. Entrance Hall


a. Loket
b. Ruang informasi
c. Pemtipan barang
d. Ruang keamanan
2. Hall umum
3. Ruang pameran tetap
4. Ruang relaksasi
5. Ruang pameran temporer
2 Kegiatan penunjang 1. Ruang theater
2. Ruang pandang
3. Ruang pameran pesawat
3 Kegiatan pelayanan umum 1. Ruang parkir
2. Hall umum
3. Kafetaria
4. Saovenir shop
5. Mushola

4 Kegiatan administrasi 1. Ruang kepala museum


(pencatatan) 2. Ruang sekretaris
3. Ruang tamu
4. Ruang tata usaha

5 Kegiatan penyeleksian 1. Hali


2. Ruang rapat/diskusi
3. Ruang administrasi

6 Kegiatan pembuatan konsep i


Ruang rapal^diskusi
2. Ruang adminsitrasi

7 Kegiatan Konservasi 1. Hall konservasi


2. Ruang administrasi

8 Kegiatan Restorasi I. Hall Restorasi


2. Ruang Administrasi

88
Kegiatan Preparasi 1. Hall preparasi
2. Ruang administrasi

10 Kegiatan Edukasi 1. Hall edukasi


2. Ruang administrasi
3. Perpustakaan
a. Ruang Buku
b. Ruang baca
c. Ruang komputer

K Kegiatan Urusan Dalam (service) 1. Ruang parkir pengelola


z.. Ruang ME
3. Ruang cleaning service
4. Ruang istiraliat
5. Toilet
6. Gudang
Tabel 3. Analisajenis ruang Sumber: Analisa

3.2.8.1. Identifikasi Ruang


• Unit Pelayanan Utama

Jenis Ruang Fungsi

1. Parkir Pengunjung Parkir


a) Parkir mobil Parkir
b) Parkir Motor (roda dua) Parkir
c) Parkir Bus

2. Ruang Penerima Penjualan karcis


a) Loket Menerima tamu
b) Lobby Menitipkan barang
c) R. Penitipan Mengumumkan dan
d) R. Informasi informasi
e) R. Introduksi Pengenalan pameran

3. Ruang Pameran
a) R. Pameran Tetap Pameran Indoor
b) R. Pameran Temporer Pameran Berkala {indoor
& Out door)
c) Gudang Menyimpan alat

89
4. Perpustakaan
a) R. baca Membaca buku
b) R. buku Menyimpan buku
c) R. Katalog Meletakkan katalog
d) R. Koleksi Film dan Video Menyimpan film, video
dan ruang slide
e) R. Admimstrasi Perpustakaan Pelayanan umum

5 R. Pelengkapan dan Penunjang


a) Kafetaria Penjualan makanan dan
minuman kecil
b) Bursa (Gift Shop) Penjualan buku
cinderamata dan peralatan
Aeromodeling
c) R. Ikatan Peminat Diskusi untukpara peminat
dj P3K Perawatan sementara

6. Auditorium
a) R. Audience Duduk/Ceramah
b) R. Peralatan Menyimpan alat
c) R. Persiapan Persiapan ceramah
d) R. Tata lampu dan suara Mengatur suaradan cahaya
pentas
e) Stage Pentas

1'. R. Dynamic Motion


a) R. Simulator Simulasi pesawat terbang
b) R. Mesin Penggerak simulator
c) R. Layar Mengatur layer

R. Audio Visual
a) Lobby Menunggu, santai
b) Loket Beli tiket
c) R. Penonton Menonton film
d) R. Layar Mengatur layar
e) R. Proyektor Memutar film

9. Tribun
Menonton kegiatan
a) R. Duduk Penonton aeromodeling
b) Gudang Penyimpanan barang
c) Lavatory Sanitasi

10. Open Space Kegiatan Aeromodeling


11- Pameran Out Door Pameran diluar bangunan u

90
On
S3
c3 .rt
a a
00 00
2
a
S
•o
<<
a h-
S3
C S
R
,g
s
id » S
13 Oh -^ '-] co H
E- cd cd co ^ "53
C "O
D 3
>
CO •*•> 'CJU u. cS 5 CJD 1)O.
_ p, p
a,
OO O -J *s
3
§ 5 £ oo | ^ ^ £ {2 oo 1) CD CO
'a
CO X Di Di Di Di Di Di Di Di' Di' Di' Di' Di Di' cd tf 2 X % 3 =5 3"
a Di 3
CN
cox u M cox o-a ro c0 X cj -O <u' ^t CO X CJ IT)
c) Gudang sementara (sementara)
d) R. Dokumen Menyimpan koleksi
e) R. Dokumen Menyimpan dokumen
3. Konservasi
a) R. Kantor Kantor
b) R. Fumigasi Fumigasi koleksi
c) R. Simpan Sementara Menyimpan koleksi
d) R. Peralatan dan bahan Menyimpan alat & bahan
e) Lab. Konservasi kimia
f) Ruang Karantina Proses laboratorium
4. Preparasi
Menyimpan sementara
a) R. Foto Studio
Memotret, proses cuci cetak
b) R. Restorasi
Restorasi koleksi
c) Gudang Alat Simpan alat dan bahan
d) R. Atelier Gambar desain
Ruang Perbaikan & Pembuatan Perbaikan dan pembuatan
Replika replica
Ruang Kurator
a) R. Kepala Pimpinan kurator
b) R. Tamu Terima Tamu
c) R. Study Koleksi Meneliti Objek Koleksi
Service
a) R. Makan Makan
b) R. Istirahat Istirahat
C) Lavatory Sanitasi

Unit Pelayanan Service

Jenis Ruang

1. Rumah tangga
a) R. Staff Kantor
b) R. Kebersihan Cleaning service
c) Gudang Alat Menyimpan alat
2. Gardujaga Konrrol penunjung
3. Genset
Sumber tenaga listrik
4. R. Mesin AC
Menyimpan mesin AC
5. R. Konrrol
Mengatur Instansi
6. R. Istirahat Istirahat
Parkir Service Parkir

92
3.2.8.4. Perhifungan Besaran Ruang

No Kebutuhan Perbitungan Besaran ruang Hasil


Ruang / Area
Parkir Area Kapasitas 400orang/ hari ~
Kendaraan mobil pribadi =40%
Rombongan bus=30%
Sepeda motor =30%
Mobil (roda 4)
40%x 400 orang =160 orang,tiap mobil 3-5 orang
jumlah kendaraan = 160 / 4 = 40 mobil x standar
1mobil (3 x 6 ) = 18 meter per segi =720
sepeda motor 30% x 400 orang =133 orang
tiapsepeda motor 2 orang
jumlah sepeda motor 66 / 2 = 33 motor
standar satu sepeda motor = 1,5 meter persegi
luasyang dibutuhkan 66 x 1,5 m2 = 99
bus rombonggan 30%x 400 orang = 133 orang
tiap bus 30-50 orang jumlah bus =133 / 40 =3 bus
standar satu bis ( 12 x5,3 )m2 =64 meter persegi
luas yang di buruhkan 64 m2 x 3 = 192

Jadi total luas =• 1011

Ruang penerima
1. Loket
untuk4 orang ( 3 x 3 ) = 9
2. lobby kapasitas 50 % x 400 orang = 200
3. R.penitipan untuk 3 orang ( 3 x 3 ) =9
4. R untuk 2 orang ( 3 x 3 ) = 9
.informasi
kapasitas 40 % x 400 orang = 160
3m x 4m = 12
5. Hall
6. Lavatory Total = 399

Ruang Pameran
l.Pamerantetap
in door 50% pada vitrine dan 50%pada panii
a) Ruang Materi
koleksi kecil luas 1 vitrine isi 6-8
Dokumen, foto, 2m x 1,5m x 218/7 =93.5
Koperlap
Total luasan =
93,5

95
b) Ruang Materi
koleksi sedang
1) Bendera/ Luas 1 panil isi 1 bendera ( 1x 1) = 1
Jumlah bendera 15x1 = 15m2
Heraldika

2) Pesawat model 116 x luas 1 panil (1 x l)m2 = 166m2


asumsi 100 m2
3) Planetarium
4) Radio, senjata 35/4x3,6m2=31,5
tajam
senjata api
5) Diaroma 14 14 x 6m2 = 84

Total luasan 396,5

C) Ruang Materi
koleksi besar:
Propeller, parasut,
Ukuran boks standar 2m x 2m = 4m2
Mesin pesawat
1) Propeler
6x4 = 24m2
2) parasut
2x4 =8m2
3) Mesin pesawat
10x6 = 60m2

Gambar 105. Mesin pesawat


Sumber: Mapo MIG

4) patung 37xl,5 = 55,5m2

Total luasan
147,5

96
d) Ruang Materi
besar sekali
l)Rudal6

Gambarl06. Rudal SA-2 Guideline


Sumber: www. Fosterands partner.com
2) Unit radar 2 2x3x6 = 36m2

3) Sistem navigasi 3x8,lm2 = 24m2


4) Kokpit 4 4x8,lm2 = 32m2
5) Hovercraft Ixl2m=12m2

Total luasan =
152
6) Pesawat terbang
jumlah 38

Kebutuhan ruang pada ruang pamer pesawat


• Mitsubhishi AGM5 Zerosen
Panjang pesawat x lebarpesawat
9,06 x 11 = 99,66 m2

Gambar 107. Pesawat A6m5 Zerosen


Sumber: Palm Spring aerospace Museum

• Glide Kampret
Panjang pesawat 5,45 mx 13,56 m= 73,902 m2

97
• L-4J Piper Cub
PP 6,82 m x 10,73 m = 93,1 m2
• BT-13 Valiant
12,8 mx 8,87m= 113,536 m2
• P51 Mustang
Panjang pesawat 9,81 m x p. sayap 11,26 = 110,46
m2

!
T
/
I

Gambar 108. P-51 Mustang


Sumber: North American

RI-X
9,00 m x 5,05 m = 45,45 m 2
AT-16 Harvard
8,8 mx 12,9 m = 113,52 m2
TS-8 Bies
8,5 m x 10,5 m = 89,25 m2
B 25 Mitchell
16,14, x 20,6 m = 332,48 m2

^gg^' «®k
Gambar 109. B-25 Mitchell
Sumber: Koleksi pribadi

98
• C-47 Dakota
19,5 mx 29 m = 56,55 m2
>V '1

Gambar 110. C-47 Dakota


Sumber: www. Fosterandspartner.com

• Hi Hero
2,89 m x 8,08 m = 23,35 m2
• Hover Cratt XHV
4mx l,9m = 76m2
• B-26 Invader
17,1 mx24,l m = 412,11 m2
• DH-115 Vampire
10,5 mx ll,6m= 121,8 m2
• UH-34 D Sikorsky
14,10 m x 17,07 m = 240,68 m2
• Stearman
8,3 mx 10,56 m= 117,11 m
• MIG 15
14,64 x 9m = 131,76 m2

Gambar111. MIG 15Fagot


Sumber: MAPO MIG

MIG 17
14,64mx9m= 131,76 m2
MIG 19
14,64 x 9m =131,76 m2

99
• MIG 2\Fish Bed
14,64 mx 7,15 m 104,74 m2

Gambar 112. MIG 21 Fish Bed


Sumber: MAPO MIG

MUD-4
18,40 mx 21 m = 386,4 m2
L-29 Dolphine
10,3 mx 10,8 m= 111,3 m2
T-33 A-10 Bird
ll,45mx ll,3m= 129,3 m2
LA-II Lavochkin
8,70 mx 9,94 m = 84,4 m21
F-86 Avon Sabre
ll,45mx 11,3 m = 129,3 m2
Nakajima 43 Hayabusa
8,9m x 10,84 m= 129,3 m2
Guntay
8,90m x 10,76m = 95,7m2
C-140 Jet Star Pancasila
Rentang sayap: 17,61 m
Tinggi : 7,54 m
Panjang: 15 ,3m
UF I Albatros IR-0117
Rentang sayap: 29,42 m
Tinggi : 7,78m
Panjang : 19,12m
PBY-5 Catalina
Rentang sayap: 35 m
Tinggi : 7,m
Panjang :21m

100
Tupolev Tu-16B/KS Badger
Panjang: 36,5m
Rentang sayap: 33,5 m
Tinggi: 10,8 m

Gambar 113. Tupolev 16 B/KS Badger


Sumber: Tupolev

total luasan = 5840 m2 5840

Ruang
perpustakaan
- ruang baca
- ruang buku
Asumsi Kapasitas 100 pengunjung = 100m2

- ruang koleksi film


Standar 150 buku/m2 (asumsi 9000 buku) = 72m2
Asumsi 4 orang = 20m2
dan video

- ruang
Asumsi 5 orang = 20m2
peminjaman
- ruang
Asumsi jumlah karyawan 4 orang = 15 m2
administrasi

- gudang perpust
Asumsi = 6m2

Luas total =
168
±

101
Ruang
Auditorium Asumsi 90 orang = 90 x 2,5 = 200m2
- Peralatan & Asumsi 25% ruang auditorium = 50m2
persiapan
Asumsi = 6m2
- Gudang
- Lavatory (3x4)=12m2

268
Total =

Cafetaria
Persiapan/dapur Asumsi kapasitas 50 orang 20 x 10 = 200m2
lavatory Asumsi 10% ruang cafetaria = 20m2
3mx4m = 12m2

TotaI=
232
Gift shop
Gudang
Kapasitas asumsi 50 orang 20 x 10 = 200m2
Asumsi ( 3 x 3 ) = 9 m2
Total=
209
Ruang Sinema
- Ruang penonton
Kapasitas asumsi 50 pengunjung = 125 m2
- Sirkulasi
20% ruang penonton = 25m2
- Loket
Asumsi 5% R. Penonton = 6m2
- Ruang alat
Asumsi 20% R. penonton = 25m2
Total=
181
Ruang simulator
- Ruang duduk Asumsi 8m x 8m = 64m2
- Sirkulasi 20% ruang penonton = 12m2
- Loket Asumsi 3x2 = 6m2

- Ruang alat Asumsi 20% R. penonton = 12m2


- Ruang mesin Asumsi 20% R. penonton = 12m2
Total = 106

102
10 Area Aero

Modeling
- Ruang duduk Asumsi 50 pengunjung ( 50x 0,8 ) = 40m2
penonton

- Space Asumsi 100pengunjung = (40 x 10)= 400 m2


aeromedeling
- Gudang 6x4 = 24m2

464
Total =

11 Ruang hobby
Ruang
Asumsi 50 pengunjung 50 x 1,5 =75m2
peralatan
Gudang
Asumsi 3m x 3 m = 9 m2
Ruang pengajar
Asumsi 3 orang = 4 x 4 = 16 m2
Total = 218

12 Unit Pelayanan
Administrasi

A Ruang
Pimpinan
- R. Direktur
Asumsi 4x4 = 16m2
- R. Wakil Direktur
Asumsi 4x4 = 16m2
- R. Sekretaris
Asumsi 3x3= 9m2
- Ruang Tamu
Asumsi 3x3 = 9m2
Lavatory
Asumsi 3 x4= 12m2

Total = 62

103
b. R. Pelengkap
dan penunjang

- R. Rapat Asumsi Kapasitas 20 orang 20 x 25 = 50m2


- Mushola Asumsi Kapasitas 60 orang 8m x 8m = 64m2

Total 114
13 - R. Tata Usaha
Asumsi 3x5 = 15m2
- R. Kepala TU
Asumsi 4x5 = 20m2
- R. Kabag
kepegawaian
Asumsi 3x5 = 15m2
- R Kabag Keuangan
Total = 50

14
R. Sound & Video
Asumsi 3x5 = 15m2
- R. Komputer
Asumsi 3 x 3 = 9 m2
- R. Operator
Asumsi 3 x5 = 15m2
- R. Sound & Video
Total 40

is
Service
Asumsi 3 x5 =15m2
- Lavatory
Asumsi 5x5 = 25m2
- Pantry
Asumsi 5x4 = 20m2
- Gudang
60
Total =

16 Parkir
Kendaraan (pengelola) 76 orang
40% bermobil = 31 orang = 8 x 15m2 = 120m2
40%bermotor =31 orang = 16 x l,5m2 = 24m2
20% jalan kaki / kendaraan umum = 16 orang
Total 144

104
17
Ruang Pelayanan
R. Edukator

-R. Kabag Edukator Asumsi 3 x 5 m = 15m2


Asumsi 3 x 3 m = 9m2
- R. Tamu
Total 24

18
R. Registrasi dan
dokumen
Asumsi 6 x 5 m = 30m2
- R. Penerima dan

Pengirmiman Asumsi 3 x 5 m = 15m2


R. Registrasi
Asumsi 5 x 5 m = 25m2
Gudang
Asumsi 4 x 5 m = 20m2
R. Dokumen
Total = 90

19
R. Konservasi
- R. Kabag Konsv. Asumsi 3x5 = 15m2

- R. Fumigasi Asumsi 5x5 = 25m2

- R.Penyimpanan. Asumsi 5x6 = 30m2


Sementara

- Lab.Konservasi Asumsi 5x6 = 30m2

Total
100

20 R. Preparasi
- Foto Studio Asumsi $ x 4 = 16m2

- Gudang alat Asumsi 4x5= 20m2

Total
36

105
3.2.8.2. Analisis Besaran Ruang
1) Public hall, termasuk di dalamnya ruang tunggu
2) Ruang Perpustakaan i
R.Baca 1,10 m^
R. santai 32volume buku/m2 2,50 m
3) Ruang Auditorium 7
R. Audience 0,66-0,8 nr
Stage dan periengkapan 25%audience
Lobby 1/5 dari audience atau 0,25 m2 / orang
Sirkulasi 20%-30%
4) Standar ruang kantor untuk Jtegiatan administrasi termasuk peralatan dan
sirkulasinya 7
R. Pimpinan/'direktur 30,00 nr
R.Wakil pimpinan 27,00 nr
R. Kepala Biro 20,00 nr
R. Kepala urusan 13,50 nr
R. Staf/ bidang 9,00 m;
R. Petugas karcis/jaga 5,00 nr ^
R. Informasi 10,00 m*
R. Rapat/diskusi 2,50 nT
R. makan 1,70 m'
5) Ruang Parkir t

- Luas ruang parkir mobil 18,00 nr


- Luas ruang parkir Bus 64,00 m"
- Luas ruang parkir sepeda motor 1,50 m"

6) Ruang Pamer
Materi besarsekali: Pesawat, Helikopter, Kokpit, navigasi.
• Type A luas =8,lmz
Type B luas = 29 m
Type C luas =71m
Type D luas = 82 m

7) Standart Ruang Lab. Konservasi


a. Ruang Pimpinan Lab 116mz 20 m
b. Ruang Penelitian Diteriosasi 20 m 30 m
c. Ruang konservasi / restorasi 40 mx 60 mz
d. Ruang Furmcasi 2x2x2x1m2
e. Ruang Draaing Oven / Produksi Aquadest 4 x5 x 1=20 mz
f. Ruang Foto Lab 30 m2 40 m2
g. Ruang Obat 20 m2 30 m2

93
3.2.8X Obyek Materi Koleksi yang terdapat di Museum TNI AU Dirgantara
Mandala Yogyakarta

Jenis Obyek Materi Jumlah sekarang


No

Dokumentasi 160
1
15
2 Heraldika / Bendera
Foto
218
3
Koperlap / pelakat kuningan 432
4
Pesawat terbang 38
5
Helicopter 2
6
Navigasi / peralatan kokpit 5
7
Kokpit 3
8
Mesin pesawat 10
9
Propeller 6
10
Parasut 2
11
Pesawat model 106
12
Patting 8
13
Alat SAR / Hovercraft 1
14
Unit Radar 2
15
16 Periengkapan 284
Senjata api 25
17
18 Amunisi 3085

Peluru kendali 6
19
20 Radio 5

Senjata anti pesawat 5


21
Senjata tajam 17
22
23 Simulator 1

24 Diorama 14

25 Buku, 795 judul 191

26 Majalah, 85 judul 302

1
Tabei 5.Obyek materi koleksi Museum Dirgantara Mandala
Sumber: Buku panduan Museum TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta

94
21
Kuraptor
- R. Kabag kuraptor
Asumsi 3 x 5 = 15m2
- R. Tamu
Asumsi 3 x 3 = 9 m2
- R. Studi Koleksi 74
Asumsi 5 x 10 = 50m2

Total =
22 R. service

- R. Makan

- Lavatory Asumsi 5x10 = 50m2


65
Asumsi 3 x 5 = 15 m2

Total =

R.Rumah Tangga
23
- R. Staff

- R.Cleaning service
Asumsi 3x4 = 12m2
- Gudang alat
Asumsi 3 x4= 12m2
- Gardujaga
Asumsi 3x4= 12m2
- R. Mesin Ac
Asumsi 3x3 = 9m2
- R. Genset
Asumsi 5 x 10 = 50m2
145
Asumsi 5x10 = 50m2

Total =

Total Luasan Lantai == 13084,65in2

Tabel 6. Perhitungan besaran ruang


Sumber Asumsi

106
3.2.9. Sirkulasi

3.2.9.1. Pola sirkulasi pengunjung

Main Entrance

Parkir

I
Plaza

Hall

Lobby

1
I 1
R Pameran R Pameran R. Pameran R. Pameran
Temporer Tetap Outdoor In / Out doors

Pola sirkulasi: Pengunjung / Pengelola / Ko eksi Pameran

Koleksi

Preparator
Laboratorium
Reproduksi
Konservator
Kuator

R. Pamer
Tetap &
Temporer
In-Out
Doors
Parkiw Plazav Hall Lobby
\ Hail Parkir Side
Entrance
Unit
Pendukune

Pengunjung
ADM

Diagram 8. Pola sirkulasi


Sumber: Analisa Service

Pengelola
107
3.2.9.2. Penerapan sistem sirkulasi yang rekreatif
sirkulasi yang dinamis tidak melelahkan, nyaman, serta mudah
dalam pencapaian, tepat diterapkan dalam Museum yang rekreatif
sehingga obyek pandang pengunjung tidak hanya tertuju pada obyek-
obyekkoleksi tapijuga padaarea lansekap museum.
• Sirkulasi koridor ke ruang

Gambar 111. Sirkulasi koridor ke ruang. (Sumber: Pemikiran)

Kelebihan dari sirkulasi ini:

- Fleksibilitas ruang tinggi


- Dapat digunakan untuk pameran tetap dengan berbagai
tema

Sirkulasi yang tidak monoton,


Yaito dengan membuat bukaan-bukaan pada ruangan pamer
sehingga tidak mengakibatkan kejenuhan pengunjung

Gambar 112. Sirkulasiyang tidak monoton

108
Sirkulasi linier pada ruang pamer sehingga seluruh obyek pamer
dapat dinikmati pengunjung

Gambar 113. Sirkulasi linier (Sumber: Pemikiran)


Adanya open space/lobby sebagai pengarah sirkulasi bagi
pengunjung yang berekreasi atau mempunyai tujuan tertenm
(seminar, kegiatan hobi, penelitian )

Gambar 114. Skemalobby(Sumber: Pemikiran)

109
Sirkulasi luar bangunan,
Sistem sirkulasi memberikan pengunjung pandangan visual dari
fasad bangunan, tata lansekap yang menarik, dan juga kemudahan
pencapaian pada funsi - fungsi program museum di luar banginan.

Gambar 115 Sirkulasi luar bangunan (Sumber: Pemikiran)


Sistem sirkulasi pejalan kaki Pedestrian beserta elemen pendukung
yaim: tempat duduk, lampu, vegetasi, saluran drainase, dli.

Gambar 116. Sirkulasi luar bangunan (Sumber: Pemikiran)

110
3.3. Analisa Site

33.1. Analisis Penentuan Lokasi

• Lokasi strategis (mudah dicapai), artinya lokasi tersebut


diiewati oleh jalur transportasi umum, dengan lebar jaian
utama minimal 10 meter sehingga pengunjung leluasa
mencapai lokasi

• Dekat dengan sarana pendidikan berbagai lembaga pendidikan


yang berada di kawasan Adisucipto membutuhkan keberadaan
museum sebagai sarana pendidikan anatara lain STM
Penerbangan, STTL Penerbangan, SD Angkasa, SMP
Angkasa, dan Pramuka Saka Dirgantara.
• Dekat dengan fasilitas social danbudaya
• Dekat dengan obyek wisata atau berada pada jalur pariwisata.
• Lokasi tidak pada kawasan padat penduduknya
• Lokasi jauh dari instalasi industri yang mengerjakan peralatan
berat.

• Lokasi pada tanah yang benar-benar kering dan berpasir jauh


dari rawa-rawa

Site yang dipilih berada di dekat atau masih berada dalam kawasan
Lanud Adisucipto yaim di sebelah tenggara dari perempatan Ring Road
timur dengan pertimbangan:
• Dekat dengan Bandar Udara Adisucipto
• Dekat dengan kawasan pendidikan STTL, STM Penerbangan,
SD Angkasa, SMP Angkasa, Pramuka Saka Dirgantara.
• Dekat dengan fasilitas perdagangan dan jasa yaitu Jogja Expo
Center.

• Berada pada jalur pariwisata Ring Road merupakan jalur


utama pariwisata

• Kemudahan pencapaian manusia dan barang.

Ill
3.3.2. Konsep Lokasi:
a. Luas Site: 15.000meter persegi
b. Site berada di sebelah barat Bandar Udara Adisucipto
c. Site dilalui jalur utama dengan lebar10meter
d. Akses langsung dari Bandar Udara Adisucipto

Batasan - batasan site adalah:


a. Sebelah utara: Jalanaspal
b. Sebelah barat: Ring Road timur
c. Sebelah selatan: Pemukiman warga
d. Sebelah timur: perumahan warga

U
D

Komplek Blok 0
-Perumahan TNI AU
Area perdaear.oan

• DDDQ" DDDG !
Jl. Cedongkuning

Gambar 117. Peta Site

112
3.3J. Rencana Tapak
3.3.3.1. Potensi Site

u
E

a.
Komplek Blok O
Perumahan TNI AU
Area perdagangan

• •••• anna
Jl. liedongkuning

JEC

Gambar 118. Potensi Site (Sumber: Pemikiran)


• Sebelah timur: Lanud internasional Adisucipto kurang lebih 1,5
Km.

• Sebelah selatan: Pemukiman penduduk


• Sebelah barat: Sarana dan prasarana bisnis (Jogja Expo Center
kurang lebih500m)
• Sebelah utara: Komplek perumahan TNI AU dan sarana
prasarana pendidikan (SD Angkasa, SMP Angkasa, STM
penerbangan)

Tanggapanterhadap potensi site:


a Lanud Adisucipto, Sarana pendidikan, sarana bisnis
merupakan potensi yang mendukung keberadaan
museum dengan adanya interaksi anatara museum
dengan Lanud Adisucipto, sarana pendidikan, sarana
bisnis, masyarakat umum sehingga fungsi museum
sebagai sarana edukatifdan rekreatiftercapai.

113
3.3.3.2. View dari Tapak

Gambar 119. View dari tapak (Sumber pemikiran)


• Ke arah timur permukiman warga
• Ke selatan pemukiman penduduk
• Ke barat Ring Road timur dan ruko
• Ke utara Komplek perumahan TNI AU

Tanggapan

• tutup view ke arah timur pada perumahan warga


• Fasad bangunan menghadap ke barat (Ring Road) menghadap jalalan
untuk mendapatkan view yang bagus sesuai konsep aspek visual.
• Entrance dari utara site untuk kemudahan aksesibilitas Saring dengan
vegetasi view kearah utara site

• Ada interaksi antara musium dengan pemukiman penduduk mmp view


dengan vegetasi

114
3.33.3. Iklim

Gambar 120. Analisa iklim (Sumber: Analisa)


• Matahari iklim tropis
• Angin bertiup dari arah tenggara
Tangapan

• Hindari sinar langsung ke obyek benda pamer pesawat sinar yang terus
menerus dapat merusakkan cat

• Angin yang tidak terialu besar merupakan potensi dalam program


aeromodeling

• Memanfaatkan sinar matahari untuk pencahayaan alami

Gambar 121. Pemanfaatan cahaya alami (Sumber: analisa)

115
3.3.4. Ploting bentuk

View pengannort

J
Gambar 125 Ploting bentuk padasite.
Sumber. Pemikiran

116
3.3.4.1. Sketsa bentuk

"-"""""———— —•-
Gambar 126 Sketsa bentuk (Sumber: Pemikiran)

117
8H
*>JrC}U»Q: V
611
-«*^? ******]?%§
Qi^,^.—^
33.4.2. Ploting bentuk pada site

120
3.3.4.3. Sketsa perspektif gubahan bentuk

Gambar 127 Sketsa perspektif gubahan bentuk (Sumber: Pemikiran)

121
3.3.4.4. View dari Ring Road ke bangunan

Gambar 128 View dari Ring Road kebangunan (Sumber: Pemikiran)

122
33.5. Zoning
• Zoning Basement

Oa.ra.incj

S^kji\asr $>e-^ce

123
• Gagasan Basement

fP

l-JCP

m ^ r tzL

124
Zoning lantai

125
Gagasan Denah Lantai 1

126
• Zoning Lantai 2

^-Zcm ^oAjjUir^

*$#

127
Gagasan Denah Lantai 2

-\
fx

,*V\*iv*^.<-l
• >
/•• -~vV v\

s .

/
. i t A,**- -

> 7<^
4;'"- ^ <ckx<- \ \\\ ::

Hah \ar\\z_af(
•=^<-e_<=a I ,

J
128
BAB IV
Laporan Perancangan

4.1. konsep perancangan Museum Dirgantara yang menarik minat


4.1.1. konsep Bentuk
Bentuk dipilih dari karakteristik bentuk pesawat tempur untuk bentuk
denah. Bentuk ini menyesuaikan tampilan fasad bangunan

Sudut kenyamanan I Orientasi masa bangunan yang


pandang 30°- ^n0 menghadap perempatan jalan memberi
kejelasan pandang fasad bangunan pada
pengendara kendaraan di perempatan
jalan

Bentuk menyesuaikan dimensi obyek


pamer dan aktifitas dalam ruang

129
•¥

Gambar 136. Bentuk aerodinamis. (Sumber. Pemikiran)


Bentuk Aerodinamis dari pesawat tempur yang mengadopsi dari bentuk
paruh burung menjadi tampilan utama untuk entrance

_.»32=*3ajTK2rc,

,£&.

Gambar 137. Fasad bangunan. (Sumber: Pemikiran)


Fasad di belakang bentuk ini menjadi latar belakang sehingga bentuk ini
menjadi jelas

130
Elemen-elemen lengkung dan elemen aerodinamis merupakan transformasi
dari karakteristik pesawat tempur

g%,

Gambar 138. Kesan melayang bangunan. (Sumber: Pemikiran)


Penggunaan elemen kaca unmk memberi kesan ringan dan aerodinamis

131
4.1.2. Konsep Fungsi
4.1.2.1. Benda koleksi
• Mengekspos benda koleksi
benda koleksi menjadi daya tarik dengan mengekspos benda koleksi

Gambar 139. Mengekspos benda koleksi. (Sumber. Pemikiran)

Penggunaan elemen kaca transparan memungkinkan para pengendara


kendaraan yang lewat dapat sepmtas melihat koleksi yang dipajang, disini
unsur edukatifyaim memberi informasi kepada masyarakat diterapfc can

Memberi kesan dirgantara


Memberi informasi pada masyarakat dengan memberi kesan dirgant; ara

pada pengunjung museum yaitu dengan:


1. Ukuran tinggi langit-langit bangunan museum

•'&.: :<:,&.

mm S**"**** mvim:y'":;: :::MSSW^

Gambar 140. Asumsi tinggi langit-langit. (Sumber: Pemikiran)

132
2. Lay out pesawat
Lay out pesawat dalam museum ini yaitu dengan membedakan
tipe pesawat dan dilay out sesuai tipenya misal: tipe Propeller,
tipe Jet, tipe Amphibi, tipe helicopter, tipe Bomber, tipe latin, atau
Aerobatik. """'**'""""""'" •a-*™—

Dari mezzanine lantai 3dapat dilihat keseluruhan obyek koleksi


3. Memasukkan day light ke bangunan
Dengan Skylight di atap yang memberi efek cahaya alami pada
benda pamer dan penerapan elemen kaca untuk memasukkan Day
light dan memberi view bebas ke luar bangunan.

Gambar 141. Sky Light pada bangunan (Sumber: Pemikiran)

13:
Dimensi benda koleksi

Dimensi benda koleksi mempengaruhi lay out maupun besaran ruang


dalam bangunan

Lantai-lantai mezzanine
memberi keleluasaan
pengunjung untuk menikmati
obyek pamer di bawahnya

Gambar 142. Lantai mezzanine


Sumber: Pemikiran

Obyek pamer pesawat


terbesar Tupolev 16
diletakkan pada void dan
digantungdengan kabel baja
pada langit-langit

Gambar 143. Lay Out obyek


pamer (Sumber: Pemikiran)

134
Gambar 145. Kolom Silindris (Sumber: Pemikiran)

Pemilihan kolom Silindris memudahkan untuk kenyamanan gerak


sirkulasi dibanding dengan kolom persegi

Gambar 146. Jarak antar kolom (Sumber: Pemikiran)

Jarak antar kolom 14meter dimaksudkan untuk kenyamanan pandang


pengamat mengingat dimensi pesawat tipe kecil mempunyai rentang
sayap maksimal 12 meter.

136
Sirkulasi kendaraan pada Basement
Sirkulasi sam arah unmk kendaraan pengelola maupun kendaraan suplay
dengan jalanbercabang unmk kemudahan alur kendaraan antara kendaraan
pengelola dengan kendaraan suplay.

Sirkulasi pada Loading Dock memudahkan mobil angkut untuk


memindahkan pesawat dari trailer ke gudang

Gambar 147. Truk suplay Sumber: US Air Force Museum

137
4.1.3. Konsep Struktur
terdiri atas 2 bagian utama yaitu struktur atap dan struktur badan bangunan.

• Struktur atap
Struktur cangkang dengan ketebalan 7 cm diterapkan untuk bagian depan
untuk mendukung penampilan aerodinamis.

Gambar 148. Struktur cangkang (Sumber: Pemikiran)

138
Struktur atap yang utama yaim struktur plengkung berfungsi sebagai
tumpuan plat lipat bentang lebar yang mewadalii aktifitas, dan juga
sebagai tranformasi bentuk manuver pesawat

Gambar 149. Struktur Plengkung (Sumber: Pemikiran)

Plat lipat dilpilih dengan pertimbangan bentang lebar yang diatapi dan
juga dari penampilan bangunan plat lipat dapat memberi kesan gerak dari
transformasi sayap.

Gambar 150. Struktur Plat lipat (Sumber: Pemikiran)

139
o
c
g
<D
u
to
§ "5
S
bo ^
I »
S i
X!
c X)
o
.^*
X)
3 -
c
cd x
X
on
«
X
CS
X
Struktur pada Basement

• ^ u y . v . t% v.f.^1^ *p»>04WIWM0$e,

l££$!<3&>! -?•'«iv^f^^mfi •- "'AA^^B ^


31

" ' f" I

sWti^'' - i

StrukturBalok sloof80/80dan fondasi foot plat

Gambar 151. Semi Basement (Sumber: Pemikiran)

Semi Basement memberikan cahaya alami masuk ke ruang-ruang di


Basement

141
Sistem kaca sebagai penump bangunan memakai Sistem Spider sehingga didapat
pennukaan luar yanghalus sesuai dengan aerodinamis

Gambar 152 Sistem kaca. Sumber: Mero Glass

142
''"••Ihs ?iwl .;«.jve"ij-.i ^.;

:*'»? iVc ,i^y ir.j.fe

Ji
1 I

slit n<ii>| h pw'iiOT


i 1 I

lb
Ele\zation
Section &£?
~, ~^j_J 1M-
*>V SK't*'.
V

V-

^-.' l*i# 'iu'X!twill fijj,-

M:vit.i jMfn(.i;i-i for ^;j

ASSEMBLY DETAIL OF j&RTICULATED ^ **


GLASS BCLT &STELLA SPIDER

Gambar 153 Spider Sistem Sumber: Mero Glass System

143
DAFTAR PUSTAKA

1. ErnestNeufertDataArsitekErlanggaJakarta 1992
2. Amir Sutaarga, Moh. Drs; Museum dan Permuseuman di Indonesia.
3. Amir Sutaarga, Moh. Drs; Pedoman penyelenggaraan dan pengelolaan museum,
Proyek peningkatan pengembangan permuseuman, Jakarta
4. Herman V.J. Drs. Pedoman koleksi Museum
5. Dinas Penerangan TNI-AU; Panduan Museum Pusat TNI-AU Dirgantara
Mandala

6. AKABRI UDARA Th. 1973; Mengenai jenis pesawat terbang


7. Dinas Penerangan TNI-AU; Angkasa No 9 Juni 2002 Th XII
8. Francis D.K Ching AVisual Dictionary ofArchitecture
9. Edward T. White; Concept Source Book Intermatra book
10. Skripsi Tugas Akhir Fakuitas Teknik jurusan Arsitektur UII, UAJY, UWM
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai