DAN SPT
ALK untuk Perpajakan & Analisis Penghasilan dengan SPT Masa PPN 8
9
Analisis HPP dengan SPT Masa PPh Pasal 21/22/23/26 dan SPT Masa PPN
Analisis Beban Usaha dengan SPT Masa PPh Pasal 21/22/23/26 dan SPT Masa PPN 10
Analisis Beban Usaha dengan SPT Masa PPh Pasal 15 dan Pasal 4 (2) dan
SPT Masa PPN 11
>< ><
Peredaran Bruto SPT Masa SPT Masa PPN
Biaya-Biaya
EKUALISASI:
PEREDARAN USAHA & BIAYA VS SPT MASA
Perusahaan RealPPH
Estate, Konstruksi & Pelayaran
Real Estate
8
PROSES BISNIS REAL ESTATE
3. Site Plan
1. Persiapan 2. Pengadaan Lahan 4. Perizinan
awal
• Penelitian Pendahuluan • Aset sendiri • Izin Prinsip
• Riset Pasar • Kerjasama dengan • IPT/IPR
• Izin Site Plan
• Studi Kelayakan
pemilik lahan
• Izin Lingkungan
• Pembelian lahan baru • Izin Mendirikan Bangunan
a. Aspek pemasaran
• Izin lainnya
b. Aspek keuangan
c. Aspek sosial
5. Site Plan akhir +
d. Aspek legalitas 7. Komitmen Resmi 6. Negosiasi
desain proyek Real Estat
e. Aspek legalitas • Bank
f. Aspek teknis • Kontraktor
• Asuransi
• Perencanaan Konstruksi
• Rencana Anggaran Biaya
8. Konstruksi awal 9. Pemasaran 10. Penjualan
• Pematangan Lahan • Iklan
• Pembangunan Prasarana • Price List
dasar 11. Penyelesaian Proyek
• Master Stock
• Pembangunan unit contoh Real Estat
TUNAI 1.Booking fee 2.Uang Muka 3.Surat 4.PPJB 5.Pelunasan
Pemesanan
Unit
7.AJB 6.Validasi
SSP
TUNAI
1.Booking fee 2.Uang Muka 3.Surat 4.PPJB 5.Angsuran
BERTAHAP
Pemesanan
PENJUALAN Unit
7.AJB 7.Validasi 6.Pelunasan
SSP
3.Surat
4.Melengkapi
KPR/KPA 1.Booking fee 2.Uang Muka Pemesanan 4.PPJB
Berkas KPR
unit
7.Appraisal 5.Analisa
9.Persetujua
8.Wawancara Nilai Aset 6.Survey Permohonan
n KPR
Properti Bank Kredit
10.Pelunasan
Biaya
12.Penyerahan 13.Pembayaran
Administrasi, 11Akad
kunci cicilan
Asuransi,
Notaris, dll AJB
Balik Nama
Pajak
APHT
Covernote
CARA PELUNASAN PENJUALAN REAL ESTATE
1. HARD CASH
2. SOFT CASH
3. KPR/KPA
PENJUALAN REAL ESTATE HARD CASH & SOFT CASH
*
1. Book ing fee *
2. Uan g Muka 3. Surat 4. PPJB 5.
Diterbitkan
2. Ua ng Muka
Diterbitkan
3. Surat
Pemesanan Unit
4. PPJB 5. Angsuran
Diterbitkan
*
Faktur Pajak Faktur Pajak Faktur Pajak
* 2.Uan*
3.Surat
1. Boo king fee g Muka Pemesanan 4.Melengkapi 4.PPJB
unit Berkas KPR
Diterbitkan Diterbitkan
Faktur Pajak Faktur Pajak
10.Pelunasan
Biaya
*
12.Pembayaran
13.Penyerahan
Administrasi, 11. Akad Dana dari Bank
ke Developer kunci
Asuransi, • AJB
Notaris, dll • Balik Nama
• Pajak Diterbitkan
• APHT Faktur Pajak 14.Pembayaran
• Akad Kredit cicilan
KPR/KPA
BKP Berwujud berupa Barang Tidak Bergerak (Pasal 17 ayat (3) PP No. 1 Tahun 2012 )
Penyerahan Barang Kena Pajak berwujud yang menurut sifat atau hukumnya berupa barang tidak bergerak, terjadi
pada saat penyerahan hak untuk menggunakan atau menguasai Barang Kena Pajak berwujud tersebut, secara
hukum atau secara nyata, kepada pihak pembeli.
PPh 4 AYAT (2) ATAS PENGALIHAN TANAH/BANGUNAN
Atas penghasilan yang diterima/diperoleh dari pengalihan “hak atas tanah dan/atau bangunan” atau
“perjanjian pengikatan jual beli atas tanah dan/atau bangunan (PPJB)” terutang Pajak Penghasilan yang
bersifat final. (Pasal 1 ayat (1))
• Wajib Menyetor Sendiri PPh Pengalihan Tanah/Bangunan • Pelunasan PPh atas PPJB dilakukan sendiri oleh OP/Badan :
sebelum akta, keputusan, kesepakatan, atau risalah
a) pihak penjual yang namanya tercantum dalam PPJB
lelang atas pengalihan hak atas tanah dan/atau pada saat pertama kali ditandatangani; atau
bangunan ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang. (Pasal 3 ayat 1) b) pihak pembeli yang namanya tercantum dalam PPJB
sebelum terjadinya perubahan, dalam hal terjadi
• PPh terutang saat diterimanya sebagian atau seluruh
perubahan pihak pembeli dalam PPJB tersebut
pembayaran atas pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan, termasuk uang muka, bunga, pungutan, dan (Pasal 1 ayat 3)
pembayaran tambahan lainnya. (Pasal 3 ayat 2). • PPh terutang saat diterimanya sebagian atau seluruh
pembayaran atas pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan, termasuk uang muka, bunga, pungutan, dan
pembayaran tambahan lainnya. (Pasal 3 ayat 2).
TARIF PPh 4 AYAT (2) ATAS PENGALIHAN TANAH/BANGUNAN PP Nomor 34 Tahun 2016
Permasalahan
Hal ini menyebabkan banyak notaris/PPAT melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan masih menggunakan NJOP atau 30%
di atas nilai NJOP bukan menggunakan nilai yang seharusnya diterima/diperoleh sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 2 ayat (2) PP 34
Tahun 2016.
a. memastikan lokasi dan luas tanah dan/ atau bangunan yang dicantumkan dalam surat pernyataan WP telah sesuai dengan
keadaan sebenarnya;
b. meneliti kebenaran nilai pengalihan hak atas tanah dan/ atau bangunan atau perubahan PPJB atas tanah dan/ atau
bangunan yang terdapat dalam bukti penjualan/bukti transfer/bukti penerimaan uang, dalam hal pengalihan tanah dan/
atau bangunan berupa jual beli yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa; dan
c. menentukan kewajaran nilai pengalihan hak atas tanah dan/ atau bangunan atau perubahan PPJB atas tanah dan/ atau
bangunan yang dinyatakan oleh Wajib Pajak dengan harga pasar berdasarkan pendekatan penilaian (appraisal), dalam hal
pengalihan tanah dan/ atau bangunan berupa jual beli yang dipengaruhi hubungan istimewa atau melalui tukar-menukar,
pelepasan hak, penyerahan hak, hibah, waris, atau cara lain yang disepakati antara para pihak.
Penilaian Material (Pasal 7 ayat 1 PER-18/PJ/2017)
PPnBM ATAS HUNIAN MEWAH
Ketentuan:
1. Tanda jadi sebesar Rp 15.000.000
2. Pembayaran berikut, DP 30% setelah 2 minggu
3. Harga diatas sudah termasuk PPN, IMB, Penyambungan air bersih dan llistrik
4. Harga di atas belum termasuk biaya AJB+BN sertipikat HGB, BPHTB dan pajak/biaya lain yang timbul oleh pemerintah di kemudian hari
5. Suku Bunga KPR sepenuhnya ditentukan oleh Bank penyedia KPR pada saat persetujuan atau pada saat realisasi akad kredit
6. Sebelum ada uang tanda jadi, harga dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
22
Peraturan Terkait Konstruksi
UU No 36 TAHUN 2008
• UU No 36 TAHUN 2008 (berlaku sejak 1 Januari 2009) tentang
perubahan keempat atas UU No 7 TAHUN 1983 tentang Pajak
Penghasilan UU No 42 TAHUN 2009
• UU No 8 TAHUN 1983 tentang PPN Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan UU No 42 TAHUN 2009 UU No 16 TAHUN 2009
23
Peraturan Lembaga Pengembangan
BENTUK USAHA JASA KONSTRUKSI
Jasa Konstruksi No. 11a Tahun 2008
• Atas penghasilan dari usaha Jasa Konstruksi dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final. (Pasal 2)
• Mekanisme Pemotongan Pajak Penghasilan Final adalah sebagai berikut: (Pasal 5 ayat 1)
1. Dipotong oleh pengguna jasa pada saat pembayaran, dalam hal Pengguna Jasa merupakan pemotong pajak
2. Disetor sendiri oleh Penyedia Jasa, dalam hal pengguna jasa bukan merupakan pemotong pajak.
• Besaran PPh final atas usaha jasa konstruksi adalah jumlah pembayaran atau jumlah penerimaan pembayaran
dalam hal PPh disetor sendiri oleh Penyedia Jasa (Pasal 5 ayat 2)
Kualifikasi
2% 3% 4% 4% 6% diterbitkan oleh
LPJK (Lembaga
Pengembangan
KUALIFIKASI KUALIFIKASI
. NON MEMPUNYAI NON Jasa Konstruksi)
KECIL MENENGAH DAN KUALIFIKASI KUALIFIKASI KUALIFIKAS
BESAR
Harus memiliki SIUJK (Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi) Harus memiliki SIUJK
PPh PASAL 23/26
a. Jasa penilai (appraisal); di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi
d. Jasa hukum; sebagai pengusaha konstruksi;
e. Jasa arsitektur; ag. Jasa kebersihan atau cleaning service;
f. Jasa perencanaan kota dan arsitektur landscape; aq. Jasa pengelolaan parkir;
y. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, ar. Jasa penyondiran tanah;
air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh as. Jasa penyiapan dan/atau pengolahan lahan;
Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan bg. Jasa sertifikasi;
mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha
bh. Jasa survey;
konstruksi;
bj. Jasa selain jasa-jasa tersebut di atas yang pembayarannya
z. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
listrik, telepon, air, gas, AC, TV kabel, dan/atau bangunan, atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya
PERLAKUAN PPN ATAS PEMBAYARAN TERMIN
• Sebelum jasa pemborong itu selesai dan siap untuk diserahkan, telah diterima
pembayaran di muka sebelum pekerjaan pemborongan dimulai atau pembayaran atas
sebagian penyelesaian pekerjaan jasa sesuai dengan tahap atau kemajuan
penyelesaian pekerjaan. Dalam hal ini sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur
dalam Pasal 11 ayat (2) UU PPN, PPN terutang pada saat pembayaran tersebut
diterima oleh Pemborong atau Kontraktor.
• Selanjutnya setelah bangunan atau barang tidak bergerak tersebut selesai dikerjakan,
maka jasa pemborongan seluruhnya diserahkan kepada penerima jasa. Dalam hal ini
sesuai dengan Pasal 11 ayat (1) UU PPN, PPN terutang pada saat penyerahan JKP itu
dilakukan, meskipun pembayaran lunas jasa pemborongan tersebut belum diterima
oleh Pemborong atau Kontraktor.
CONTOH PENERAPAN TERUTANGNYA PPN ATAS PEMBAYARAN TERMIN
Angka 1 sampai dengan angka 4 Pajak Pertambahan Nilai terutang pada tanggal diterimanya
pembayaran (tahap)
Angka 5 sampai dengan angka 7 Pajak Pertambahan Nilai terutang pada tanggal 25 Agustus
2011 atau saat jasa pemborongan (bangunan atau barang tidak bergerak) selesai dilakukan
dan diserahkan kepada pemiliknya.
DENDA KETERLAMBATAN PEMBAYARAN TERMIN ATAS JASA KONSTRUKSI
S - 480/PJ.313/2001 PPh
Denda keterlambatan pembayaran kewajiban kepada pihak pemberi jasa termasuk dalam pengertian bunga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f Undang-undang Pajak Penghasilan, sehingga atas imbalan yang
diterima atau diperoleh pihak pemberi jasa berupa pembayaran denda keterlambatan pembayaran tersebut
dikenakan pemotongan PPh Pasal 23 sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto.
S - 380/PJ.32/1990 PPN
• Denda yang dikenakan kepada pembeli atau penerima jasa karena keterlambatan pembayaran dari
waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian tidak merupakan harga yang seharusnya diminta;
• Maka bukan bagian dari Dasar Pengenaan Pajak sehingga atas pengenaan denda tersebut tidak
terutang PPN;
• Demikian juga kebalikannya apabila terjadi klaim dari pembeli/penerima jasa yang mengakibatkan
berkurangnya jumlah pembayaran karena keterlambatan penyerahan BKP/JKP, maka Dasar
Pengenaan Pajak adalah tetap Harga Jual/Penggantian dan tidak dikurangi dengan besarnya klaim
tersebut.
PENJUALAN BARANG SCRAP & SELISIH KURS JASA KONSTRUKSI
Penjualan Barang Scrap Hasil Kegiatan Barang Scrap Hasil Kegiatan Konstruksi termasuk
Konstruksi termasuk objek pajak penghasilan dalam Barang Kena Pajak (BKP) sehingga
tidak final dan masuk dalam pos Penghasilan penyerahannya terutang PPN dan Pengusaha
Lain sehingga dikenakan Tarif PPh Ps 17 UU PPh. harus menerbitkan FP atas penyerahan tsb.
PPh PPN
Keuntungan atau kerugian selisih kurs dari kegiatan usaha Jasa Konstruksi termasuk dalam
perhitungan Nilai Kontrak Jasa konstruksi yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final.
(Pasal 7 ayat (3))
PP No. 51 Tahun 2008 (Diubah Terakhir PP 40 Tahun 2009)
PELAPORAN SPT TAHUNAN WP KONSTRUKSI – LAMPIRAN IV
PENGHASILAN FINAL LAMPIRAN - IV
1771 - IV
FORMULIR
DEPARTEMEN KEUANGAN RI
SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN 2 0 1 5
TAHUN PAJAK
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERM ASUK OBJEK PAJAK
LAPORAN RUGI 0 1 2 3 5 5 4 6 8 5 2 1 0 0 0
NPWP :
IDENTITAS
LABA
PT.RODA JAYA SAKTI NAMA WAJIB PAJAK : P T R O D A J A Y A S A K T I
PERIODE 1 JANUARI S/D 31 DESEMBER 2015 PERIODE PEMBUKUAN : 0 1 1 5 s.d. 1 2 1 5
Penjualan
Laba Bruto 750.000.000 550.000.000 1.300.000.000 7. PENGHASILAN PERSEW AAN ATAS
TANAH / BANGUNAN
- -
66.000.000
JUMLAH BAGIAN A JBA
PELAPORAN SPT TAHUNAN WP KONSTRUKSI – LAMPIRAN I
LAMPIRAN - I
1771 - I
TAHUN PAJAK
FORMULIR
SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK 2 0 1 5
DEPARTEMEN KEUANGAN RI BADAN
LAPORAN RUGI LABA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO FISKAL
PT.RODA JAYA SAKTI
NPWP : 0 1 2 3 5 5 4 6 8 5 2 1 0 0 0
IDENTITAS
PERIODE 1 JANUARI S/D 31 DESEMBER 2015 NAMA WAJIB PAJAK : P T R O D A J A Y A S A K T I
PERIODE PEMBUKUAN : 0 1 1 5 s.d. 1 2 1 5
USAHA SUPPLIER USAHA JUMLAH
URAIAN KONSTRUKSI GABUNGAN
(Non Final) (Final) NO URAIAN RUPIAH
Peredaran Usaha 3.500.000.000 2.000.000.00 5.500.000.000 (1) (2) (3)
1. PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI :
Persediaan awal 450.000.000 0 300.000.000 750.000.000 1a
5.500.000.000
Pembelian barang 2.700.000.000 1.200.000.000 3.900.000.000 a. PEREDARAN USAHA …………………………………………………………… .
Biaya Adm Kantor 516.500.000 192.500.00 709.000.000 f. BIAYA DARI LUAR USAHA ……………………………………………………….
1f
6.000.000
Laba Neto Usaha 233.500.000 0
357.500.000 591.000.000 g. PENGHASILAN NET O DARI LUAR USAHA (1e - 1f) ……………………… .
1g
24.000.000
Pend & Biaya Lain : -
h. JUMLAH (1d + 1g) ……………………………………………………………… . 1h
615.000.000
Bunga tabungan 30.000.000 - 30.000.000
2. PENGHASILAN NETO KOMERSIAL LUAR NEGERI
PPh bunga tabungan (6.000.000) - (6.000.000 (Di i si dari Lampi ran Khusus 7A Kol om 4) ………………………………………… . 2 -
Pend & Biaya Lain : 24.000.000 - )
24.000.000
3. JUMLAH PENGHASILAN NETO KOMERSIAL (1h + 2) ………………………… . 3
615.000.000
Laba Neto 257.500.000 357.500.000 615.000.000
*
PPh 44.668.000 60.000.000 104.668.000 4.
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL 4
Laba Neto Komersial 212.832.000 297.500.000 510.332.000 DAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK ………………………………… . 357.500.000
* Diisi dengan jumlah penghasilan neto komersial atas penghasilan yang dikenai PPh final
dan penghasilan neto komersial atas penghasilan yang tidak termasuk objek pajak yang
telah dimasukkan dalam angka 1 formulir 1771 – I (Sumber: Petunjuk Pengisian SPT)
PELAPORAN SPT TAHUNAN WP KONSTRUKSI – INDUK SPT
*) Pengi s i an kol om-kol om yang beri s i ni l ai rupi ah harus tanpa ni l ai des i mal (c ontoh penul i s an l i hat buku petunj uk h
RUPIA H *)
(1) (2) (3)
1. PENGHASILAN NET O FISKAL
317.000.000
PENGHASILAN
4. PPh T ERUT ANG (Pi l i h sal ah satu sesuai dengan kri teri a Waj i b Paj ak. Untuk l ebi h j el asnya, l i hat Buku Petunj uk Pengi si an SPT )
FORMULIR 1771 Halaman 2
RUPIAH
B. PPh TERUTANG
a. Tarif PPh Ps 17 ayat (1) Huruf b X A ngka 3 ……………… (1) (2) (3)
b. Tarif PPh Ps 17 ayat (2b) X A ngka 3 ………………… 4 44.668.000 14. a. PENGHASILAN YANG MENJADI DASAR
317.000.000
PENGHASILAN BUKAN
15. a. PPh FINAL :
3.600.000
OBJEK PAJAK
a. PPh Ps. 25 BULANAN ……………………………………………… 10a
(Di i si dari Formul i r 1771-IV Juml ah Bagi an A Kol om 5) ………
12. PPh YANG KURANG DIBAYAR PADA ANGKA 11.a DISET OR T ANGGAL ……… 3 0 0 4 2 0 1 6
TGL BLN THN
13. PPh YANG LEBIH DIBAYAR PADA ANGKA 11.b M OHON :
Khusus Resti tusi untuk Waj i b Paj ak dengan Kri teri a T ertentu : Pengem bal i an Pendahul uan (Pasal 17C atau Pasal 17D UU KUP
TARIF Perusahaan Konstruksi
PPh Final Pasal 4 ayat 2 Pajak Pertambahan Nilai
PELAKSANAAN KONSTRUKSI
vs 10 %
2% 3% 4%
KUALIFIKASI
.
KUALIFIKASI
KECIL MENENGAH
DAN BESAR
NON
NON KUALIFIKASI
PENGAWASAN DAN
KUALIFIKASI
PERENCANAAN
KONSTRUKSI
4% 6%
MEMPUNYAI 36
KUALIFIKASI
Saat Terutang dan Dasar Pengenaan Pajak
Setor
Sendiri
Dipotong Disetor Sendiri Bila Pengguna jasa
Pengguna Jasa Bukan Pemotong Pajak
Setor Tanggal 15 Bulan Berikutnya
38
Pasal 5 dan Pasal 6 PP 51 Tahun 2008 serta Pasal 5 PMK-187 Tahun 2008
Perusahaan
Pelayaran
39
KETENTUAN DOMESTIK INDONESIA
Ketentuan Domestik:
Pasal 15 UU PPh
KMK Nomor 417/KMK.04/1996
SE-32/PJ.4/1996
KETENTUAN DOMESTIK DAN P3B INDONESIA
Pasal 15 UU PPh
“Menteri Keuangan dapat mengeluarkan keputusan untuk menetapkan Norma Penghitungan
Khusus guna menghitung penghasilan netto dari Wajib Pajak tertentu yang tidak dapat dihitung
berdasarkan Pasal 16.”
KMK-417/1996
Peredaran bruto adalah semua imbalan atau nilai pengganti berupa uang atau nilai uang yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak Perusahaan Pelayaran dan/atau Penerbangan luar negeri dari
pengangkutan orang dan/atau barang yang dimuat dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain di Indonesia
dan/atau dari pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di luar negeri.
Penghasilan neto bagi Wajib Pajak Perusahaan Pelayaran dan/atau Penerbangan Luar Negeri
ditetapkan sebesar 6% (enam persen) dari peredaran bruto.
Besarnya Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak Perusahaan Pelayaran dan/atau Penerbangan luar
negeri adalah sebesar 2,64% (dua koma enam puluh empat persen) dari peredaran bruto.
Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersifat final.
SE-32/PJ.4/1996
Subjek Pajak sesuai KMK-417 adalah subjek pajak perusahaan pelayaran dan/atau penerbangan
yang bertempat kedudukan di luar negeri yang melakukan usaha melalui BUT di Indonesia.
PERHITUNGAN PPH FINAL (PS 15=2,64%)