Anda di halaman 1dari 2

Teori 1

Diawal tahun 2020 virus korona mulai masuk ke Indonesia. Masuknya virus ini memberi dampak secara
langsung pada dunia pendidikan. Lembaga pendidikan formal, informal dan nonformal menutup
pembelajaran tatap muka dan beralih dengan pembelajaran daring (online). Peralihan pembelajaran,
dari yang semula tatap muka menjadi pembelajaran daring memunculkan banyak hambatan bagi guru
dan siswa, mengingat hal ini terjadi secara mendadak tanpa adanya persiapan sebelumnya.

Pembelajaran online pun memerlukan handphone dan koneksi internet yang memadai. Tentunya tidak
semua siswa maupun guru mempunyai handphone ataupun koneksi internet yang memadai. Hal itu
dapat menyebabkan kendala dalam proses belajar. Selain itu, banyaknya aplikasi yang dipakai saat
daring tidak semua siswa dapat memahami dengan baik cara menggunakan aplikasi tersebut. Contohnya
saja classroom, dimana pada awal pemakaian banyak siswa yang kebingungan cara mengirim jawaban
tugasnya sehingga terjadi keterlambatan dalam pengumpulan tugas.

Pada aplikasi zoom juga sering mengalami kendala. Mulai dari log in zoom, jaringan dan lain lain. Ketidak
tahuan siswa dalam menggunakn zoom pun menjadi penyebab kendalanya.

Jadi, saya lebih memilih belajar offline dengan mematuhi prokes sehingga kita lebih dapat menerima
pembelajaran dengan baik.

Teori 2
Pembelajaran online menggunakan aplikasi chat whatsapp adalah pilihan yang paling banyak digunakan.
Mulai dari absensi, proses mengajar, pengumpulan tugas, dan lain lain dilakukan melalui whatsapp.
Selama pembelajaran online yang kita dapatkan hanya teori dari guru yang dikirim melalui whatsapp.
Entah itu, dalam bentuk chat dan voice note. Karena tidak ada kontak secara langsung antara guru dan
murid, hal itu menyebabkan kurang perhatiannya murid terhadap materi yang diberikan. Mereka bisa
saja hanya melakukan absen dan kembali melakukan aktifitas diluar dari pembelajaran.

Sekolah offline pun masih banyak siswa yang tidak menumpulkan tugasnya tetapi guru dapat meyuruh
dan memarahinya secara langsung sehingga meminimalisir kemalasan siswa dalam mengerjakan tugas
dan itu jelas lebih baik dibandingkan sekolah online dimana siswa sama sekali tidak takut kepada
gurunya hal itu sebabkan karena tidak adanya komunikasi langsung antara guru dan siswa.

Hal ini menyebabkan learning loss yang artinya penurunan daya pengetahuan dan keterampilan yang
disebabkan oleh putusnya atau kekurangan dalam pendidikan.
Teori 3
Sejak pembelajaran online dimulai banyak siswa yang putus sekolah dikarenakan ketidakmampuannya
megikuti pembelajaran online dengan baik disebabkan ekonomi yang sulit. Banyak yang lebih memilih
bekerja dibandngkan sekolah. Kasus pernikahan dinipun naik. Jutaan anak perempuan di seluruh dunia
berisiko dipaksa menikah, menurut laporan terbaru Badan Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Anak-anak
(Unicef). Jumlah ini di luar angka 100 juta anak yang lebih dulu diprediksi Unicef sebelum pandemi
Covid-19. Hal ini dikarenakan orang tua mereka yang berfikir anaknya tidak mampu mengikuti
pembelajaran dengan baik sehingga lebih baik menikah untuk memperbaiki keadaan ekonomi mereka.

Teori 4
Tindak kekerasan selama pembelajaran online naik. Hal itu disebabkan oleh ketidakmampuan orang tua
dalam mendidik anaknya sehingga kebanyakan orang tua emosi lantaran anaknya tidak memahami
pembelajaran dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai