Anda di halaman 1dari 5

Pengaruh Pembelajaran

Daring Terhadap Peserta


Didik
Sudah satu tahun lebih kita berhadapan dengan pandemi Covid-19 yang tak kunjung reda juga. Pandemi Covid-19
telah memberikan pengaruh yang cukup besar dalam berbagai bidang. Salah satu pengaruh yang terlihat, yaitu di
dalam bidang pendidikan terutama pada proses pembelajaran peserta didik di Sekolah Dasar hingga Perguruan
Tinggi. Maka dari itu, pemerintah harus mengeluarkan kebijakan seperti pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ)
dan atau pembelajaran secara daring/ online. Pembelajaran secara daring digunakan sebagai jalan alternatif agar
tetap ada interaksi antara peserta didik dan guru walaupun tidak secara tatap muka. Pembelajaran daring juga
bertujuan untuk memenuhi kegiatan pembelajaran peserta didik dengan memanfaatkan teknologi seperti laptop
maupun smartphone. Pembelajaran daring dianggap dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan nyaman
bagi peserta didik di tengah Pandemi Covid-19.

Selama pembelajaran daring peserta didik diajarkan untuk lebih mandiri, kreatif, dan inovatif dalam belajar
karena mereka harus belajar sendiri tanpa didampingi secara langsung oleh gurunya. Walaupun masih
dapat bertemu dengan guru secara daring, faktanya tidak semua peserta didik akan langsung paham
dengan materi yang disampaikan oleh guru.
Jika mengamati di lingkungan tempat tinggal saya (di desa), untuk peserta didik di jenjang SD guru hanya
memberikan informasi, materi, dan tugas kepada peserta didiknya melalui WhatsApp Group dengan orang tua
mereka. Jadi, belum menggunakan aplikasi Zoom Meeting ataupun Google Meet. Karena biasanya pada peserta
didik di SD, yang memiliki smartphone hanya orang tuanya. Walaupun di sini beberapa anak SD kelas 4 hingga
kelas 6 sudah banyak yang memiliki smartphone. Mereka juga sudah terbiasa dalam menggunakan media
teknologi. Ketika saya bertanya, mereka mengaku lebih menyukai pembelajaran secara tatap muka karena bisa
bertemu dan bermain dengan teman-temannya.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Hanafi menyatakan bahwa banyak siswa yang menggunakan
waktu belajar untuk bermalas-malasan dan tidak mengerjakan tugas dari guru.

“Ini disebabkan karena lemahnya pengawasan dari orang tua terhadap anaknya yang harus belajar di tengah
pandemi seperti ini,” ujarnya.

Selain faktor malas, apa sajakah kekurangan sistem pembelajaran daring yang berpengaruh pada peserta
didik? Nah, inilah beberapa kekurangannya seperti tidak adanya motivasi belajar pada peserta didik,
berkurangnya minat belajar peserta didik, banyak yang tidak memperhatikan materi yang diberikan guru,
tidak efektifnya waktu belajar, dan banyak anak yang lebih sering menghabiskan waktunya untuk bermain
game online bersama teman-temannya dari pada belajar. Bahkan, banyak juga yang menghabiskan
waktunya hanya untuk bermain media sosial.
Pembelajaran daring juga berpengaruh pada peserta didik yang baru memasuki kelas 1 selama 1 tahun baik
di jenjang SD, SMP, ataupun SMA. Mereka jadi tidak tahu siapa guru dan teman-temannya karena belum
pernah merasakan sekolah tatap muka. Lalu apa pengaruhnya? Hal tersebut membuat mereka menjadi
kurang bersosialisasi. Selain itu, faktor keterbatasan jaringan internet, kuota, dan tidak memiliki smartphone
menjadi kendala bagi peserta didik selama pembelajaran daring terutama di daerah pedesaan dan daerah
tertinggal.

Pembelajaran daring tentunya tidak hanya memberikan pengaruh buruk bagi peserta didik tetapi, juga dapat
memberikan pengaruh positif. Lalu apa saja pengaruh positifnya? Diantaranya seperti anak menjadi memiliki
banyak waktu di rumah dengan keluarga, waktu belajar menjadi lebih fleksibel, anak dapat mengakses atau
mengulang materi pembelajaran kapan pun dan dimana pun dengan mudah, peserta didik mendapatkan
metode belajar yang lebih variatif dibandingkan saat di sekolah, selama pembelajaran daring peserta didik
memiliki kebebasan untuk berpikir secara kreatif dan inovatif, serta peserta didik dapat mengembangkan diri
secara mandiri karena harus belajar sendiri tanpa didampingi oleh guru.
Seperti yang kita ketahui, bahwa saat ini sudah memasuki abad 21 yang dimana peserta didik dituntut untuk bisa
memiliki keterampilan belajar dan inovasi untuk berpikir kritis serta menuntut kita harus melek teknologi. Tak
heran jika anak-anak zaman sekarang sudah banyak yang fasih menggunakan media teknologi. Adanya
pembelajaran daring seperti ini dapat membuat peserta didik lebih mampu meningkatkan pengetahuan dan
pemahamannya terhadap teknologi.
Seperti yang kita ketahui, bahwa saat ini sudah memasuki abad 21 yang dimana peserta didik dituntut untuk bisa
memiliki keterampilan belajar dan inovasi untuk berpikir kritis serta menuntut kita harus melek teknologi. Tak
heran jika anak-anak zaman sekarang sudah banyak yang fasih menggunakan media teknologi. Adanya
pembelajaran daring seperti ini dapat membuat peserta didik lebih mampu meningkatkan pengetahuan dan
pemahamannya terhadap teknologi.

Anda mungkin juga menyukai