Anda di halaman 1dari 2

Nama: Lailiya Nurul Aini

Nomor: 17

Kelas: XII AKL3

SUKSESNYA pendidikan dilihat dari seberapa besar karakter mereka ketika bisa menyeimbangkan
kognitif, afektif dan psikomotornya. Pada tahun 2020 telah terjadi pandemi Covid–19 yang
menyebabkan semuanya berubah pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah berubah sesuai dengan
aturan pemerintah dilaksanakan di rumah dengan daring atau belajar dengan jarak jauh.

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan menggunakan internet sebagai tempat
menyalurkan ilmu pengetahuan. Bentuk pembelajaran seperti ini dapat dilakukan kapanpun dan
dimanapun tanpa terikat waktu dan tanpa harus bertatap muka. Di era perkembangan teknologi
pembelajaran daring semakin canggih dengan berbagai aplikasi dan fitur yang semakin memudahkan
pengguna. Tidak terikatnya waktu dan dilakukan tanpa bertatap muka menjadi keunggulan
pembelajaran daring yang bisa dimanfaatkan pendidik. Indonesia menerapkan social distance di segala
aspek kehidupan termasuk dunia pendidikan. Oleh karena itu, pembelajaran daring dapat dikatakan
menjadi satu-satunya pilihan pembelajaran yang dapat dilakukan oleh pendidik untuk meningkatkan
mutu pembelajaran di Indonesia.

Walaupun terlihat bagus dan sempurna, ternyata pembelajaran daring bukanlah hal yang mudah
dilakukan. Banyak kendala yang dialami ketika pembelajaran daring dipilih menjadi bentuk
pembelajaran pengganti tatap muka. Mulai dari keterbatasan signal dan ketidaktersediaan smartphone
pada setiap siswa. Adanya bentuk penugasan via daring justru dianggap menjadi beban bagi sebagian
siswa dan orang tua. Bagi siswa dan orang tua yang belum pernah mengenal smartphone akan
kebingungan dan akhirnya tidak menyelesaikan tugas yang disampaikan oleh guru. Hal seperti ini
biasanya terjadi pada siswa pada tingkat sekolah dasar. Istilah pembelajaran yang dijadikan solusi oleh
pemerintah menjadi asing dikarenakan ketidaktersediaan fasilitas. Oleh karena itu, pembelajaran daring
di beberapa wilayah tidak berjalan secara maksimal.

Ketika pembelajaran dimulai di rumah, tenaga kerja Pendidikan dituntut untuk kreatif dan inovatif agar
proses pembelajaran Daring dapat dilaksanakan dengan baik. Namun, dengan segala keterbatasan,
proses pembelajaran Daring belum bisa maksimal sehingga siswa mengalami penurunan motivasi
belajar. Motivasi belajar ini erat kaitannya dengan hasil belajar, seperti yang diungkapkan oleh Syah
“Banyak faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas hasil belajar siswa, diantaranya: kecerdasan,
sikap, bakat, minat, dan motivasi siswa”.
Pembelajaran daring pastinya mempengaruhi motivasi belajar siswa, banyak siswa yang malas untuk
mengerjakan tugas dan orangtua yang mengerjakan tugas tersebut, akibatnya anak tidak belajar dengan
maksimal. Ada juga orang tua yang mengeluh dengan keadaan tersebut, mereka kuwalahan dalam
mendampingi anak-anak mereka dalam belajar karena mereka juga dituntut untuk bekerja, sehingga
anak-anak jadi terabaikan belajar di rumah.

Dalam proses pembelajaran Daring ini tentunya kontrol orangtua sangat dibutuhkan untuk
mengawasi proses pembelajaran siswa di rumah. Akan tetapi, kontrol orangtua untuk mengawasi
peserta didik dalam penggunaan smartphone dan media pendukung pembelajaran masih kurang baik.
Hal ini justru menjadikan anak kecanduan bermain smartphone dan media pendukung pembelajaran
Daring sehingga motivasi belajar peserta didik menurun. Anak-anak menjadi malas dalam membuat
tugas dan juga menyepelekan tugas-tugas mereka.

Peran orangtua sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran daring. Orangtua siswa harus
menyiapkan anaknya dalam pembelajaran Daring dengan cara mengontrol, memberikan fasilitas yang
cukup baik dan sering memotivasi siswa untuk tetap belajar meskipun melewati media Daring. Selain itu,
guru harus memiliki strategi tersendiri untuk membuat pembelajaran Daring ini menjadi menyenangkan.
Guru perlu kreatif dan inovatif

Anda mungkin juga menyukai