Profesi : Guru Tematik SDIT Generasi Rabbani Bengkulu
Berdasarkan hasil wawancara dengan praktisi pendidik bersama Ustadzah Wiwit,
didapatkan kesimpulan bahwa pada pembelajaran abad 4.0 yang berbasis digital saat ini sangat berperan penting terutama dalam proses pembelajaran. Guru dan siswa harus melek tek nologi dan mengupgrade diri untuk terus belajar mengikuti perkembangan zaman. Melihat kondisi pada saat pandemi Covid-19, seorang guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menciptakan pembelajaran yang berbasis teknologi. Guru harus mampu menggunakan platform digital dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan lancar. Dalam menyikapi era digital saat ini, seorang guru tidak boleh merasa cepat puas dengan apa yang dimiliki sehingga guru dapat belajar melalui pelatihan online maupun tutor sebaya. Siswa di era digital dengan zaman dulu dan sekarang sangat jauh berbeda dari segi keingintahuan. Siswa abad 21 (generasi Z atau post gen Z) memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan sudah mengenali teknologi sejak lahir dibandingkan dengan siswa generasi terdahulu. Siswa generasi terdahulu sangat kebingungan dalam belajar sehingga mereka harus mencari benda konkret untuk belajar dan kebanyakan guru hanya menggunakan metode ceramah dan papan tulis. Hal ini membuat siswa lebih susah untuk memahami materi pelajaran. Sedangkan siswa di era digital saat ini, mereka dapat memahami materi pelajaran dari abstrak hingga konkret dengan bantuan media pembelajaran dan bahan ajar berbasis teknologi seperti guru membuat bahan presentasi dari canva atau video pembelajaran dan bahan ajar melalui youtube. Guru juga dapat membawa benda nyata dalam mendukung pembelajaran dengan menyesuaikan kompetensi dan indikator pembelajaran. Selain itu media pembelajaran yang dibuat oleh guru harus disesuaikan juga dengan kebutuhan dan karakteristik siswa sehingga tidak semua pembelajaran menggunakan teknologi dalam pelaksanaannya. Kendala yang terjadi pada era digital saat ini yaitu sarana dan prasarana yang belum merata di setiap daerah. Sarana prasarana di perkotaan yang mendukung teknologi sangat mudah diakses oleh semua kalangan dibandingan dengan di pedesaan. Dengan demikian, dibutuhkan kerjasama antara guru, orang tua, dan pihak sekolah dalam mendukung penggunaan teknologi. Program Dana Bos merupakan salah satu pemanfaatan untuk pemenuhan sarana prasarana di sekolah. Pemakaiannya dapat dibantu oleh guru- guru yang melek IT dengan mengadakan pelatihan atau tutor sebaya. Tantangan yang dihadapi narasumber dalam penggunaan teknologi yaitu berdasarkan ketika mengajar di jenjang Sekolah Dasar yaitu siswa kelas bawah (kelas 1-3) dan kelas atas (4- 6) memiliki perbedaan. Jika guru menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi di kelas bawah maka guru perlu didampingi oleh teman sebaya untuk mengawasi siswa. Kebanyakan mereka cenderung tidak fokus dan mudah bosan. Sedangkan jika guru menggunakan laptop atau proyektor di kelas atas maka guru tidak perlu didampingi karena siswa dapat fokus dan sudah memahami perintah dari guru. Selain itu, siswa di era digital saat ini mengalami degradasi moral sehingga kurang menghargai guru. Hal ini dikarenakan siswa menganggap bahwa mereka dapat belajar sendiri melalui digital dan tidak menunggu penjelasan dari guru. Dengan demikian, solusi yang dapat dilakukan oleh guru yaitu memberikan teladan dan pengontrolan yang baik bagi siswa serta guru harus kreatif dalam membuat alat,media, dan bahan ajar sendiri sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.