Anda di halaman 1dari 2

Sejarah Virus

Menggambarkan pengaruh virus dan infeksi virus dalam sejarah manusia. Wabah yang
disebabkan oleh virus dimulai ketika perilaku manusia berubah pada periode Neolitikum.
Masyarakat pertanian berkembang dan menjadi padat penduduk, Sehingga memungkinkan
penyebaran virus secara cepat dan menjadikannya endemic. Virus tumbuhan dan ternak juga
bertambah, berdampak besar bagi masyarakat yang selanjutnya bergantung pada pertanian
dan pertenakan seperti yang terjadi pada penyebaran Potyvirus dan Rinderpest morbillivirus.

Cacar dan campak adalah salah satu penyakit tertua yang menjangkit manusia. Setelah
berevolusi dari virus yang menginfeksi hewan lain, virus-virus penyebab cacar dan campak
mulai menular manusia di Eropa dan Afrika Utara ribuan tahun yang lalu. Kemudian virus-virus
ini dibawa oleh orang Eropa ke Benua Amerika pada masa penjajahan Sepanyol. Penduduk asli
amerika tidak memiliki kekebalan alami terhadap virus-virus tersebut sehingga jutaan jiwa
meninggal saat terjadinya wabah. Pandemi influenza tercatat dalam sejarah sejak tahun 1580
dan frekuensinya terus meningkat beberapa abad kemudian . Pandemi influenza pada tahun
1918-1919, yang menawaskan 40-50 juta orang dalam waktu kuran dari satu tahun, merupakan
salah satu pandemi paling mematikan dalam sejarah.

Loius Pasteur dan Edward jenner adalah dua orang pertama yang mengembangkan vaksin yang
dapat melindungi manusia dari infeksi virus. Karakter virus baru diketahui secara jelas setelah
penemuan mikroskop elektron pada tahun 1930-an, era berkembang pesatnya virologi. Pada
abad ke-20, banyak penyakit lama dan baru didapati disebabkan oleh virus. Sejumlah epidemi
polio terjadi dan baru dapat dikendalikan setelah vaksinnya dikembangkan pada tahun 1950-an.
HIV merupakan salah satu virus baru yang paling berdampak terhadap peradapan manusia.
Meskipun menjadi pusat perhatian karena menyebabkan penyakit, virus juga dapat
dimanfaatkan karena mendorong proses evolusi dengan mentransfer gen dari satu spesies ke
spesies lain dan memainkan peranan penting dalam ekosistem.

Zaman prasejarah
Selama 50.000-100.000 tahun terakhir, ketika manusia modern meningkat dalam jumlah dan
tersebar di seluruh dunia, penyakit menular baru muncul, termasuk yang disebabkan oleh virus.
Sebelumnya, manusia hidup dalam kelompok masyarakat yang kecil dan terpisah sehingga
kebanyakan penyakit epidemik tidak terjadi. Disebabkan oleh variola vera merupakan infeksi
virus paling mematikan dalam sejarah, pertama kali muncul pada masyarakat pertanian di india
sekitar 11.000 tahun yang lalu. Virus variola yang hanya menginfeksi manusia mungkin
berevolusi dari virus variola pada hewan pengerat Afrika. Manusia mungkin terpapar oleh
pengerat tersebut lalu sejumlah orang terinfeksi oleh virus yang mereka bawa. Ketika virus
berhasil menembus “batar antar spesies”, Dampak sangat besar, dan system kekebalan
manusia tidak siap dalam menghadapi virus baru. Manusia saat itu tinggal dalam kelompok
kecil dan mereka yang terinfeksi biasanya meninggal atau menjadi kebal. Kekebalan adaptif ini
hanya diwariskan kepada anak untuk sementara waktu, melalui antibodi dalam air susu ibu dan
antibody lainnya yang melintasi plasenta dari darah ibu ke janin. Oleh sebab itu, wabah
sporadis mungkin terjadi di setiap generasi. Sekitar tahun 9000 SM, Ketika banyak orang mulai
menetap di dataran Sungai Nil, kepadatan penduduk meningkat dan akibatnya virus dapat
bertahan karena tingginya konstentrasi orang yang rentan terhadap epidemi. Epidemi virus
yang bergantung pada besarnya konsentrasi penduduk, seperti beguk, rubella dan polio, juga
mulai terjadi pada masa ini

Zaman Neolitikum, yang dimulai di Timur tengah sekitar tahun 9500 SM, adalah masa ketika
manusia beralih menjadi petani. Monokultur berkembang dan akibatnya virus tanaman
menyebar dengan cepat. Penyebaran sobemovirus-virus mosaik kacang selatan- terjadi pada
masa ini. Penyebaran potivirus kentang serta buah buahan dan sayuran lainnya dimulai sekitar
6.600 tahun yang lalu

Sekitar 10.000 tahun yang lalu manusia yang tinggal di sekitar cekungan Mediterania mulai
menjinakkan binatang liar. Babi, sapi, kambing, domba, kuda, unta, kucing dan anjing dipelihara
dan dikembangbiakan di penangkaran. Hewan-hewan ini juga membawa virus dan transmisi
virus dari hewan ke manusia dapat terjadi. Namun, Infeksi zoonotic seperti itu jarang influenza
adalah pengecualian dalam kasus ini. Kebanyakan virus hanya menyerang spesies tertentu dan
tidak mengancam manusia. Epidemi virus-virus yang berasal dari hewan tidak berlangsung lama
karena karena virus-virus tersebut belum sepenuhnya berkembang agar sesuai untuk hidup
dalam manusia dan populasi manusia masih berukuran terlalu kecil untuk dapat
mempertahankan perkembangan virus dalam rantai penaluran.

Virus- virus lain yang lebih tua tidaklah terlalu berbahaya. Virus-virus family Herpesviridae
pertama kali menginfeksi nenek moyang manusia modern sekitar 80 juta tahun yang lalu.
Manusia kemudian telah memiliki toleransi imunologis terhadap virus-virus tersebut dan
kebanyakan manusia terinfeksi oleh paling tidak satu spesies. Rekam jejak tentang infeksi virus
yang lebih ringan tersebut jarang ditemui tetapi hominid purba virus terserah influenza dan
diare saat terinfeksi, sama seperti manusia modern. Virus yabg berevolusi belakangan
menyebabkan epidemic dan pandemi dan peristiwa inilah yang tercatat dalam sejarah. Virus
influenza tampaknya melintasi batas spesies dari bebek dan unggas air ke babi dan, akhirnya,
manusia. Reservoir virus ini kini dapat ditemui di Cina Selatan. Kemungkinan wabah mematikan
di Timur Tengah pada Dinasti ke- 18 Mesir Kuno terkait dengan transmisi semacam ini di
Amarna

Anda mungkin juga menyukai