Anda di halaman 1dari 36

LARUTAN /

SOLUTIONES
Larutan Atau Solution
• Menurut FI IV, solutiones atau larutan adalah sediaan cair yang mengandung
satu atau lebih zat kimia terlarut.

• Larutan terjadi jika sebuah bahan padat tercampur /terlarut secara kimia
maupun fisika kedalam bahan cair.
Larutan dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :

1. Larutan langsung adalah larutan yang terjadi karena semata- mata peristiwa
fisika, bukan peristiwa kimia. contoh. NaCl dilarutkan kedalam air atau KBr
dilarutkan kedalam air , jadi jika pelarutnya diuapkan maka NaCl dan
KBr akan diperoleh kembali.
2. Larutan tidak langsung adalah larutan yang terjadi semata- mata karena
peristiwa kimia, bukan fisika. Contoh, Zn + H2SO4 menjadi ZnSO4
Macam- macam tipe larutan jika Zat A
dilarutkan kedalam air atau pelarut lain, sbb:
1. Larutan encer : Jumlah zat A yang terlarut kecil.
2. Larutan pekat : Larutan yang mengandung fraksi zat A yang besar
3. Larutan jenuh ( saturated) : Larutan yang mengandung maksimum zat A yang
dapat larut dalam air dalam suhu dan tekanan tertentu.
4. Larutan lewat jenuh (superaturated) : Larutan yang mengandung sejumlah zat
A yang terlarut melebihi batas maksimum kelarutannya didalam air pada
suhu dan tekanan tertentu.
Penggolongan larutan menurut cara
pemberiannya :
1. Larutan Oral : Sediaan cair yang dibuat untuk pmberian oral, mengandung satu
atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis, atau pewarna.
a. Sirop : Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar
tinggi ( sirop simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa). Selain
sukrosa dan gula , dapat ditambahkan senyawa poliol seperti sorbitol dan gliserin
untuk menghambat penghabluran dan untuk mengubah kelarutan , rasa, umumnya
juga ditambah zat antimikroba untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.
Kadang ditambah juga zat pengental seperti gom selulose
Penggolongan larutan menurut cara
pemberiannya :
b. Elixir adalah Lerutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven (pelarut).
Untuk mengurangi kadar etanol yang dibutuhkan sebagai pelarut maka bisa
ditambahkan kosolven lain seperti gliserin dan propilen glikol.
2. Larutan topikal : Larutan yang biasanya mengandung air, tetapi seringkali mengandung
etanol untuk penggunaan pada kulit atau dalam larutan lidokain oral topikal untuk
penggunaan pada permukaan mukosa kulit.
a. Losio (larutan atau suspensi) yang digunakan untuk topikal.
b. Larutan otik : larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan
bahan pendispersi. Penggunaan telinga luar (larutan otik benzokain dan aspirin,
neomisin sulfat .
Penggolongan berdasarkan sistem Pelarut dan
zat terlarut
• Spirit adalah larutan yang mengandung etanol/hidroalkohol dari zat mudah
menguap, umumnya digunakan sebagai bahan pengaroma.
• Tingtur adalah : larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol yang
terbuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia.
• Air aromatik : larutan jernih atau jenuh dalam air, dari minyak mudah
menguap atau senyawa aromatik, atau bahan mudah menguap lainy.
biasanya dibuat dengan cara destilasi.
Pelarut = solven dan zat terlarut = solut
Pelarut yang biasa digunakan dalam air
aromatik
• Air untuk melarutkan bermacam- macam garam
• Spiritus untyk melarutkan kamfer, iodin, mentol
• Gliserin untuk melarutkan tanin, zat samak, boraks, fenol
• Eter untuk melarutkan kamfer, fosfor, sublimat
• Minyak untk melarutkan kamfer, menthol
• Paraffin liquidum untuk melarutkan cera, cetasium, minyak2, kamfer, mentol dll
• Kloroform untuk melarutkan minyak- minyak, lemak
Keuntungan dan Kerugian Bentuk Larutan
• Keuntungan : • Kerugian
1. Merupakan campuran homogen 1. Volume bentuk larutan lebih besar
2. Dosis dapat diubah- ubah dalam pembuatan 2. Ada obat yang tidak stabil dalam larutan
3. Dapat diberikan dalam larutan encer. 3. Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya
dalam larutan.
4. Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat
diabsorpsi
5. Mudah diberikan pemanis, bau-bauan, warna dll
6. Untuk Pemakaian luar bentuk larutan mudah
digunakan.
METODE PEMBUATAN SEDIAAN LIQUID
CARA UMUM PEMBUATAN LAutanRUTAN
Berdasarkan Buku Ilmu Meracik Obat hal 99 :

Zat yang mudah Dilarutkkan dalam botol


larut

Zat yang agak


Dilarutkan dengan pemanasan
sukar

Diperlukan untuk mempercepat


Perlu diperhatikan bahwa larutnya suatu zat,
pemanasan X untuk menambah kelar
CARA MEMBUAT LARUTAN
1. Sirup Pelarut harus didihkan ->
Cara pembuatan didinginkan dlam keadaan tertutup
sediaan larutan sirup: Zat aktif dan bahan tambahan
ditimbang

Menggunakan pengental dan


pemanis

Zat aktif dan bahan pembantu


dihaluskan dalam mortir

Melarutkan zat aktif


2. Netralisasi, Saturatio, Potio, Everfescent
Netralisasi
Obat minum yang dibuat dengan mencampurkan bagian
asam dan bagian basa sampai reaksi selesai dan larutan bersifat
netral
Contoh : solutio citratis magnesici, Amygdalas ammonicus.
Pembuatan : seluruh bagian asam direaksikan dengan bagian
basanya bila perlu reaksi dipercepat dengan pemanasan.
SATURATIO
Saturatio adalah obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam dengan
basa tetapi gas yang terjadi ditahan dalam wadah sehingga larutan jenuh dengan
gas.
Pembuatan :
Komponen basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air
yang tersedia.

Komponen asam dilarutkan dalam 1/3 bagian air


yang tersedia

2/3bagian asam masuk basa ,gas dibuang seluruhnya

Sia asam dituangkan lewat tepi botol, segera


tutupdengan sampage knop sehingga gas yang terjadi
tertahankan
Potio Everfescent
Potio evervecent adalah saturatio yang CO2nya lewat jenuh.
Pembuatan :

Langkah 1dan 2 sama


dengan pada sturatio

Seluruh bagian asam


dimasukakan kedalam
basa dengan hati-hati.

Segera tutup dengan


sampage kop
Hal yang harus diperhatikan untuk sediaan saturatio dan potio
effervescent adalah :

- Diberikan dalam botol yang kuat, berisi kira-kira 9/10


bagian dan tertutup kedap dengan tutup gabus atau karet
yang rapat. Kemudian diikat dengan sampai knop.
- Tidak boleh mengandung bahan obat yang tidak larut
karena tidak boleh dikocok. Pengocokan menyebabkan
botol pecah karena botol berisi gas dalam jumlah besar.
3. Cara pembuatan tetes mata
Kalibrasi botol
sebagai wadah
sediaan

alat praktikum
Masukakn kedalam
yang akan
wada steril.dan
digunakan
lakukan sterilisasi
disterilkan kedalam
akhir.
oven

+ zat tambahan Mensterikan bahan


,setelah dilarutkan yang dibutuhkan
dalam pelkarut steril kdimasukan
–homogen kedalam oven

Timbang bahan
yang
diperlukan,campur
kan zat aktif dalam
pelarut steril
4. Cara pembuatan tetes hidung

Semua bahan ditimbang

• Segera dilarutkan dalam aquabidest secukupnya

Semua bahan dimasukan kedalam gelas piala disertai batang pengaduk

• + aquabidest hingga larut

Tuangkan larutan tersebut kedalam gelas ukur hingga volume akhir.

Sterilitas filtrasi terhadap ruahan dengan menggunakan penyaring


bakteri

Larutan diidikan kedalam botol tetes yang telah dikalibrasikan. Kemas


botol dalam dus beri etiket
5. Cara pembuatan tetes telinga

• Semua zat ditimbang pada kaca arloji sesuai


dengan formula dan
• Dilarutkan dengan aqua bidestilata secukupnya

• Semua bahan dimasukan kedalam gelas piala Penanda pada


yang dilengakapii batang pengaduk dan etiket harus juga
• Dilarutkan dalam akqua biadestilata. tertera “tidak
boleh digunakan
lebih dari 1 bulan.

• Zat larut
• Larutan tersebut dituangkan kedalam gelas ukur
hingga volume tertentu
6. Proses Pembuatan Larutan topikal (Lotion)

minyakdengan fase air


Mencampurkan fase
Fase air & emulgator
dihomoenkan

+ fase minyak.
Masing-masing fase
dipanaskan hingga larut ->
dicampurkan
+ pengawet dan pewangi
setelah suhu camp turun
hingga 40-30 derajat celcius
7. Cara Pembuatan Obat Suntik. :

Dirncanakan dulu ,apakah obat suntik itu akan dibuat secara


aseptik /nasteril.

Perhitungan dan penimbangan dibuat lebih dari jumlah yang harus


didapat karena dilakukan penyaringan-> ditimbang.

Penyaringan dilakukan hingga jernih dan tidak boleh ada serat yang
terbawa kedalam filtrat. Pengisian kedalam wadah cairan
8. METODE PEMBUATAN SUSPENSI

• Aquades yang akan digunakan sebagai fase pendispersi dididihkan, kemudian


didinginkan dalam keadaan tertutup.

• Bahan aktif dan eksipien ditimbang.


• Bahan pensuspensi yang akan digunakan dikembangkan
• Pemanis yang digunakan berupa sirupus simpleks
• Jika digunakan pembasah.
• Suspending agent yang telah dikembangkan, ditimbang sesuai dengan jumlah yang
tertera dalam formula kemudian ditambahkan ke dalam bahan aktif yang telah dibasahi
kemudian diaduk sampai homogen dengan stirer di dalam matkan.

• Ke dalam campuran tersebut di atas, dimasukkan eksipien lain sambil terus diaduk
sampai homogen.

• Setelah itu, sirupus simpleks, pewarna, flavour ditambahkan dan adkan dengan air sampai
dengan (1760 + 110A) mL

• Suspensi dimasukkan ke dalam botol yang telah dicuci, dikeringkan dan ditara 100 mL.
9. METODE PEMBUATAN EMULSI
Metode Gom Kering
Emulsi dibuat dengan jumlah komposisi minyak dengan ½
jumlah volume air dan ¼ jumlah emulgator. Sehingga diperoleh
perbandingan 4 bagian minyak, 2 bagian air dan 1 bagian
emulgator.
1. gom didispersikan kedalam minyak,
2. + air sebagian dan diaduk /digerus dengan cepat dan searah hingga
terbentuk korpus emulsi.
3. Setelah terbentuk korpus emulsi kemudian sisa air + sedikit demi
sedikit hingga habis sambil diaduk.
Metode gom basah
Disebut pula sebagai metode Inggris, cocok untuk penyiapan emulsi
dengan musilago atau melarutkan gum sebagai emulgator, dan
menggunakan perbandingan 4;2;1 sama seperti metode gom kering.
1.emulgator yang digunakan harus dilarutkan/didispersikan terlebuh
dahulu kedalam air.
2. 1 bagian gom + 2 bagian air lalu diaduk, dan minyak + sedikit
demi sedikit sambil terus diaduk dengan cepat.
Metode botol
Metode ini digunakan untuk emulsi dari bahan-bahan menguap dan
minyak-minyak dengan kekentalan yang rendah.
Metode ini merupakan variasi dari metode gom kering atau metode
gom basah. Emulsi terutama dibuat dengan pengocokan kuat dan
kemudian diencerkan dengan fase luar.
1. emulgator yang digunakan ¼ dari jumlah minyak.
2. + dua bagian air lalu dikocok kuat-kuat, suatu volume air yang
sama banyak dengan minyak + sedikit demi sedikit sambil terus
dikocok,
3. setelah emulsi utama terbentuk, dapat diencerkan dengan air
sampai volume yang tepat.
Formulasi Dasar Liquid
Solutio Otic / Guttae Auriculares
• R/ Zat aktif
• Bahan tambahan : - Pengental
- Pensuspensi (untuk bentuk sediaan suspensi)
- Pengawet
- Antioksidan
- Pelarut/ cairan pembawa
Guttae nasales/Nose drops (obat tetes hidung)
• Zat Aktif
• Anti Oksidan (bila perlu)
• Pendapar ( dapar pH, larutan mengandung asam lemah dan
basa )
• Pengisotonis
• Pelarut
• Pengental
Potiones (obat minum)

• Zat aktif /obat (solut)


• Bahan pelarut (solvent)
• Bahan Tambahan / Bahan Pembantu
Eliksir
• R/ zat berkhasiat
• Pelarut utama (etanol dan air dengan perbandingan tertentu sesuai dengan daya
melarut zat berkhasiat)
• Pelarut tambahan (gliserol, sorbitol, propilen glikol)
• Bahan pembantu (pemanis; pewangi; pewarna; pengawet; anticaplocking
agent; penstabil kimia seperti pendapar, pengompleks, antioksidan)
Suspensi
• Zat Aktif
• Bahan Tambahan: Suspending Agent, bahan pembasah,
pemanis, pewarna, pewangi, pengawet, dapar atau
Acidiier, anti oksidan, anti caking, floculating agent, anti
busa.
• Bahan Pembawa: Air, Sirup, dll.
Emulsi
•zat aktif
•pembawa (air dan minyak)
•emulgator
•zat pembantu (pengawet, antioksidan, pemanis,
pewangi, pewarna, pendapar, anticaploking,
antibusa sesuai kebutuhan)
Sirup
• Gula
• Pengawet anti mikroba
• Pembau
• Pewarna
• Perasa
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai