Anda di halaman 1dari 2

Perilaku Ekonomi dari Sudut Pandang Seorang Kolektor

Pemenuhan kebutuhan manusia tidak hanya berotasi pada kebutuhan sandang, pangan,
dan papan. Manusia juga perlu memenuhi kebutuhan nya yag lain, contohnya apabila individu
tersebut merupakan seorang kolektor dari barang-barang tertentu. Ia mungkin saja akan
melakukan suatu cara agar pemenuhan kebutuhan koleksinya dapat terpenuhi. Untuk pemenuhan
hal tersebut mungkin saja terdapat beberapa hal yang ia korbankan.

Pada salah satu contoh kasus, terdapat seorang anak perempuan sebut saja Mba A yang
mencintai salah dua orang idol yang berasal dari negeri gingseng tersebut, sebut saja idol T dan
juga J. Karena kecintaannya tersebut ia kerap kali membeli merchandise dan juga album dari idol
kesukaannya tersebut, ia tidak segan untuk membeli album dari idol tersebut setiap idol tersebut
comeback, ditambah Mba A juga mudah tergiur apabila ada sesuatu barang yang menurutnya
lucu untuk dikoleksi. Pengaruh terbesar akan kesukaannya untuk mengkoleksi barang berbau
idol tersebut juga tidak luput dari aktivitasnya saat bermain twitter, ia sering melihat koleksi-
koleksi yang dipamerkan oleh orang-orang pada sosial media tersebut, ditambah ia juga mem-
follow auto-base tempat di mana orang-orang suka menjual koleksi pribadi mereka atau
dagangannya. Karena statusnya masih berada dibangku kuliah, ia sering kali melakukan
pinjaman kepada shopee pay later untuk memenuhi kebutuhan koleksinya tersebut, ia juga
seringkali menahan jajan dan juga menjuali barang-barang koleksinya yang tidak ia minati
kembali untuk mendapatkan uang. Mba A sering kali merasa bingung atas apa yang akan
dipilihnya untuk dibeli karena memiliki 2 orang idol kesayangan, terkadang uang yang ia miliki
tidak cukup karena terdempet suatu kebutuhan lain dan merchandise dari artis tersebut selalu
muncul dan sangat beragam, ia terkadang suka melewatkan barang tersebut dan akan mencarinya
kembali apabila masih diinginkan. Namun disisi lain ia merasa bahagia telah melakukan hal
tersebut dan tidak merasakan beban sama sekali selama mengatur keuangannya, karena barang
tersebut dapat ia jual kembali apabila sudah merasa bosan.

Pada contoh kasus Mba A ini merupakan pemenuhan kebutuhan bagi self-image atau
ego-nya, karena dapat dilihat dari bagaimana ia selalu membuka akun twitter-nya, dari tempat
tersebutlah Mba A banyak sekali melihat orang-orang yang satu fandom degannya memamerkan
barang-barang koleksi mereka, yang menyebabkan Mba A merasa tidak ingin kalah saing dengan
mutualnya yang ada di twitter dan tergerak untuk mengkoleksi lebih banyak lagi, dalam hal
value atau nilainya tersebut juga termasuk dalam socialization, dimana Mba A mendapatkan
pengaruh dari media sosial. Dari alasan yang Mba A berikan merupakan pengaruh dari kinerja
memori yang termasuk kedalam sistem mental manusia, dari kinerja memori manusia tersebut
yang menentukan pemilihan, alasan dan juga penyelesaian masalah (Alba, Hutchinson, & Lynch,
1991). Kemudian emosi juga mempengaruhi setiap pengambilan keputusan yang konsumen
ambil dan dari emosi tersebut menggerakkan motivasi untuk melakukan suatu respon yang
diterima dari sebuah perasaan, dari bagaimana niat Mba A untuk membeli merchandise idolanya
termasuk ke dalam Positive Motivation dimana ia merasakan kepuasan sendiri setelah membeli
hal tersebut, ditambah barang-barang tersebut dapat ia jual kembali apabila ia membutuhkan
uang. Lalu Mba A juga sering kali melihat tempat jualan di auto-base yang dimana ia banyak
mendapatkan berbagai macam informasi tentang barang-barang yang diincarnya, hal ini
termasuk ke dalam priming effect dimana Mba A dapat dengan mudah membandingkan harga-
harga barang yang ia lihat dan memilih barang yang sekiranya dapat ia beli dengan berbagai
penawaran yang seller tawarkan. Mba A juga memaksakan diri untuk menggunakan shopee pay
later untuk mencukupi kebutuhannya dalam mengkoleksi dimana hal tersebut termasuk dalam
impulsive consumption dimana ia mewujudkan kepuasan yang instan pada ranah kesukaannya
yaitu dengan melakukan pinjaman pada shopee pay later.

Sekian dari pembahasan saya mengenai contoh kasus dari seorang kolektor dalam
pemenuhan kebutuhannya. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penuturan.
Terimakasih.

Sumber

Jansson-Boyd, C. V. Consumer Psychology. New York, NY: Open Univeristy Press.

Lake, L. A. (2009). Consumer Behavior For Dummies. Hoboken, NJ: Wiley Publishing, Inc.

Lee, A. Y, & NG, S. (2015). Handbook of Culture and Consumer Behavior. New York, NY:
Oxford University Press

Anda mungkin juga menyukai