0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
289 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang gejala sosial mencuri pada anak-anak dan cara mengatasinya. Ada beberapa penyebab mencuri pada anak-anak seperti belum memahami konsep kepemilikan, kebutuhan akan identitas, contoh yang salah dari orang tua, tekanan dan keinginan yang berlebihan. Langkah-langkah yang disarankan antara lain memenuhi kebutuhan anak, memberikan perhatian, mengenali teman anak,
Dokumen tersebut membahas tentang gejala sosial mencuri pada anak-anak dan cara mengatasinya. Ada beberapa penyebab mencuri pada anak-anak seperti belum memahami konsep kepemilikan, kebutuhan akan identitas, contoh yang salah dari orang tua, tekanan dan keinginan yang berlebihan. Langkah-langkah yang disarankan antara lain memenuhi kebutuhan anak, memberikan perhatian, mengenali teman anak,
Dokumen tersebut membahas tentang gejala sosial mencuri pada anak-anak dan cara mengatasinya. Ada beberapa penyebab mencuri pada anak-anak seperti belum memahami konsep kepemilikan, kebutuhan akan identitas, contoh yang salah dari orang tua, tekanan dan keinginan yang berlebihan. Langkah-langkah yang disarankan antara lain memenuhi kebutuhan anak, memberikan perhatian, mengenali teman anak,
Mencuri adalah mengambil harta milik orang lain dengan tidak hak untuk dimilikinya tanpa sepengetahuan pemilikinya. Mencuri hukumnya adalah haram. Di dalam hadist dikatakan bahwa mencuri merupakan tanda hilangnya iman seseorang. Mencuri di kalangan anak-anak balita sering terjadi. Ini disebabkan kerana mereka belum mempunyai konsep kemilikan. Anak-anak belum mempunyai batas yang tegas antara milik sendiri dan milik orang lain. Bila mereka melihat sesuatu yang disukainya, mereka akan mengam-bilnya. Bagi mereka seolah berlaku prinsip: Aku lihat, aku suka, aku mau, aku ambil. Anak kecil belum mengerti bahwa dengan mengambil benda yang dinginkan tanpa izin si pemilik, ia melanggar hak milik teman tersebut dan akan merugikan si teman itu. Punca-punca mencuri: 1. Mencuri kerana tidak mengerti. Sebagian dari mereka ada yang mengambil barang milik orang lain kerana ia belum mengerti tentang maksud dari kepemilikan suatu barang. Ia belum dapat membedakan mana barang milik sendiri dan yang mana barang milik orang lain. 2. Mencuri kerana kebutuhan identitas diri. Anak mencuri kerana ia memiliki kebutuhan yang khas akan identitas diri dengan orang-orang yang ada di sekelilingnya. Kadangkala ada anak yang memiliki perasaan rendah diri, tetapi sangat berharap untuk dapat diterima, namun tidak ada bakat yang menonjol atau paras muka yang cakap yang dapat dijadikan alasan untuk diterima. Oleh kerana itu supaya dapat diterima sebagai teman, ia lalu mencuri uang dan dengan uang curian, ia mengundang makan dan memegahkan diri di hadapan teman-temannya.
LIM QIAN WEN
PENDIDIKAN PEMULIHAN SJK (C)
EDU 3093
3. Mencuri kerana mencontoh yang salah.
Anak mencuri kerana melihat orangtua (ibu atau ayah), saudara atau teman mengambil barang yang bukan miliknya. Dalam keluarga harus ada pendidikan moral yang benar. Sekalipun pada hal-hal yang kecil, namun bila disertai dengan ketamakan akan merangsang anak untuk mencuri, baik itu mencuri bunga, buah, alat-alat atau barang-barang milik orang lain. Tidak adanya pendidikan moral dalam keluarga akan mudah menjadikan anak-anak mempunyai kebiasaan mancuri. 4. Mencuri kerana tekanan dan adanya keinginan untuk memiliki. Anak mencuri kerana ada tekanan akan kebutuhan dan keinginannya. Anak ini mencuri kerana terpaksa. Misalnya, anak ingin makanan tetapi tidak diberi uang jajan oleh orangtuanya. Akhirnya ia terpaksa mencuri uang temannya untuk membeli makanan. Keinginan untuk memiliki begitu menggoda, maka anak melakukan pencurian. Keinginan ini dapat timbul kerana anak sering kurang mampu menguasai diri. Ini biasa terjadi bila anak terlalu dilindungi. Anak akan lebih sering lagi mencuri bila orang tua tidak menyelidiki mengapa barang atau uang dalam rumah sering hilang, atau ibu tahu anak telah mengambil barang di toko, lalu dibayarkan secara diam-diam. Dengan demikian anak semakin terjerumus ke dalam kebiasaan yang buruk. Penyebab lain bisa kerana anak lahir dari keluarga miskin. Kemiskinan telah merisaukan dirinya.
LIM QIAN WEN
PENDIDIKAN PEMULIHAN SJK (C)
EDU 3093
Langkah-langkah mengatasi masalah mencuri:
Bagaimana membantu anak untuk mengatasi masalah kebiasaan suka mencuri ini? Diharapkan beberapa cara penyelesaian di bawah ini dapat memberikan petunjuk kepada orang tua dan guru. 1. Mencukupi kebutuhan anak dan memberikan pengertian untuk bersabar. Banyak anak suka mencuri kerana keinginan yang dibutuhkan belum terpenuhi. Kelalaian itu bisa terjadi dalam bentuk : tidak memberi makanan yang bergizi, atau tidak menyediakan alat tulis yang dibutuhkan, atau keperluan sehari- hari lainnya. Semuanya itu akan membuat anak tergoda untuk melakukan pencurian. 2. Memberi perhatian yang cukup. Ada pencurian kerana adanya ketidakstabilan dalam jiwa anak. Orang tua yang sibuk hanya tahu mencukupi kebutuhan anak secara materi, tetapi melalaikan kebutuhan rohaninya. Bila anak itu sehat, puas dan stabil jwanya, tidak mungkin ia mencuri untuk mencari perhatian orang dewasa. 3. Mengenali pergaulan anak. Ketika diketahui anak mulai suka mencuri, segera selidiki lebih dahulu tentang teman-temannya. Apakah ia bergaul dengan teman- teman yang berperangai buruk, yang menganggap mencuri itu satu keberanian atau mereka diancam untuk mencuri. Jika benar teman- teman itu yang bermasalah, maka dengan sabar orang tua harus mengajar anak dan menjelaskan akibat buruk dari mencuri itu. 4. Menyelidiki motivasinya. Selain unsur di atas, mungkin masih ada motivasi yang tersembunyi yang mendorong anak itu mencuri. Cobalah untuk mengetahui kehidupan sosial anak itu, mungkin mereka senang bermain dengan teman2 sebaya yang diantaranya ada yang suka mencuri, sedang berpacaran atau sedang terjerumus pada obatobat terlarang seperti: ganja atau minuman keras. Bila orang tua dengan teliti
LIM QIAN WEN
PENDIDIKAN PEMULIHAN SJK (C)
EDU 3093
menyelidiki motivasi anak mencuri, maka akan lebih mudah mengatasi
masalahnya.
5. Memasukkan konsep nilai yang benar.
Sejak kecil orang tua sudah harus mendidik perbedaan antara "ini milik kamu" dan "ini milik saya". Jangan membiarkan anak sembarangan mengambil barang orang lain. Kalau dalam tas atau di saku ditemukan barang milik teman, anak harus segera mengembalikannya. Menerapkan konsep yang benar harus disertai dengan teladan yang baik supaya anak tidak tamak terhadap hal apa pun sekalipun itu hal yang kecil atau sembarangan meminjam barang milik orang lain. Berikanlah penghargaan dan pujian bila mereka mampu mengurus atau mengatur barangnya sendiri. 6. Melakukan usaha secara bersama. Jika anak sendiri tidak berniat untuk membuang kebiasaan yang jelek, meskipun orang tua atau guru memaksa atau menekan mereka, hasilnya tetap akan siasia. Usahakanlah untuk bekerja sama dengan anak, menasihati dan menjelaskan sebab-akibat dari tindak mencuri, atau membantu mereka untuk mencari jalan ke luar yang bisa dilakukan, kemudian berdoalah bersama mereka agar bersandar pada anugerah Tuhan untuk hidup dalam kebenaran. 7. Mendidiknya dalam kebenaran. Bimbinglah anak dengan ajaran Agama, tingkatkan keimanan dengan mengajak anak melakukan kegiatan ibadah bersama keluarga dan berilah pengertian dengan penuh kasih sayang. Setelah dibimbing, anak mungkin masih dapat lupa dan jatuh lagi, tetapi dengan seringnya diingatkan serta diawasi dan didoakan, pasti ada pengharapan bahwa Tuhan akan mengubah mereka menjadi lebih baik sehingga buah kebenaran dihasilkan melalui dan di dalam hidup mereka