Anda di halaman 1dari 4

LIM QIAN WEN

PENDIDIKAN PEMULIHAN SJK (C)

EDU 3093

GEJALA SOSIAL: MENCURI


Mencuri adalah mengambil harta milik orang lain dengan tidak hak untuk
dimilikinya tanpa sepengetahuan pemilikinya. Mencuri hukumnya adalah haram.
Di dalam hadist dikatakan bahwa mencuri merupakan tanda hilangnya iman
seseorang.
Mencuri di kalangan anak-anak balita sering terjadi. Ini disebabkan kerana
mereka belum mempunyai konsep kemilikan. Anak-anak belum mempunyai
batas yang tegas antara milik sendiri dan milik orang lain. Bila mereka melihat
sesuatu yang disukainya, mereka akan mengam-bilnya. Bagi mereka seolah
berlaku prinsip: Aku lihat, aku suka, aku mau, aku ambil. Anak kecil belum
mengerti bahwa dengan mengambil benda yang dinginkan tanpa izin si pemilik,
ia melanggar hak milik teman tersebut dan akan merugikan si teman itu.
Punca-punca mencuri:
1. Mencuri kerana tidak mengerti.
Sebagian dari mereka ada yang mengambil barang milik orang lain kerana ia
belum mengerti tentang maksud dari kepemilikan suatu barang. Ia belum dapat
membedakan mana barang milik sendiri dan yang mana barang milik orang lain.
2. Mencuri kerana kebutuhan identitas diri.
Anak mencuri kerana ia memiliki kebutuhan yang khas akan identitas diri dengan
orang-orang yang ada di sekelilingnya. Kadangkala ada anak yang memiliki
perasaan rendah diri, tetapi sangat berharap untuk dapat diterima, namun tidak
ada bakat yang menonjol atau paras muka yang cakap yang dapat dijadikan
alasan untuk diterima. Oleh kerana itu supaya dapat diterima sebagai teman, ia
lalu mencuri uang dan dengan uang curian, ia mengundang makan dan
memegahkan diri di hadapan teman-temannya.

LIM QIAN WEN


PENDIDIKAN PEMULIHAN SJK (C)

EDU 3093

3. Mencuri kerana mencontoh yang salah.


Anak mencuri kerana melihat orangtua (ibu atau ayah), saudara atau teman
mengambil barang yang bukan miliknya. Dalam keluarga harus ada pendidikan
moral yang benar. Sekalipun pada hal-hal yang kecil, namun bila disertai dengan
ketamakan akan merangsang anak untuk mencuri, baik itu mencuri bunga, buah,
alat-alat atau barang-barang milik orang lain. Tidak adanya pendidikan moral
dalam keluarga akan mudah menjadikan anak-anak mempunyai kebiasaan
mancuri.
4. Mencuri kerana tekanan dan adanya keinginan untuk memiliki.
Anak mencuri kerana ada tekanan akan kebutuhan dan keinginannya. Anak ini
mencuri kerana terpaksa. Misalnya, anak ingin makanan tetapi tidak diberi uang
jajan oleh orangtuanya. Akhirnya ia terpaksa mencuri uang temannya untuk
membeli makanan. Keinginan untuk memiliki begitu menggoda, maka anak
melakukan pencurian. Keinginan ini dapat timbul kerana anak sering kurang
mampu menguasai diri. Ini biasa terjadi bila anak terlalu dilindungi. Anak akan
lebih sering lagi mencuri bila orang tua tidak menyelidiki mengapa barang atau
uang dalam rumah sering hilang, atau ibu tahu anak telah mengambil barang di
toko, lalu dibayarkan secara diam-diam. Dengan demikian anak semakin
terjerumus ke dalam kebiasaan yang buruk. Penyebab lain bisa kerana anak
lahir dari keluarga miskin. Kemiskinan telah merisaukan dirinya.

LIM QIAN WEN


PENDIDIKAN PEMULIHAN SJK (C)

EDU 3093

Langkah-langkah mengatasi masalah mencuri:


Bagaimana membantu anak untuk mengatasi masalah kebiasaan suka mencuri
ini? Diharapkan beberapa cara penyelesaian di bawah ini dapat memberikan
petunjuk kepada orang tua dan guru.
1. Mencukupi kebutuhan anak dan memberikan pengertian untuk bersabar.
Banyak anak suka mencuri kerana keinginan yang dibutuhkan belum terpenuhi.
Kelalaian itu bisa terjadi dalam bentuk : tidak memberi makanan yang bergizi,
atau tidak menyediakan alat tulis yang dibutuhkan, atau keperluan sehari- hari
lainnya. Semuanya itu akan membuat anak tergoda untuk melakukan pencurian.
2. Memberi perhatian yang cukup.
Ada pencurian kerana adanya ketidakstabilan dalam jiwa anak. Orang tua yang
sibuk hanya tahu mencukupi kebutuhan anak secara materi, tetapi melalaikan
kebutuhan rohaninya. Bila anak itu sehat, puas dan stabil jwanya, tidak mungkin
ia mencuri untuk mencari perhatian orang dewasa.
3. Mengenali pergaulan anak.
Ketika diketahui anak mulai suka mencuri, segera selidiki lebih dahulu tentang
teman-temannya. Apakah ia bergaul dengan teman- teman yang berperangai
buruk, yang menganggap mencuri itu satu keberanian atau mereka diancam
untuk mencuri. Jika benar teman- teman itu yang bermasalah, maka dengan
sabar orang tua harus mengajar anak dan menjelaskan akibat buruk dari
mencuri itu.
4. Menyelidiki motivasinya.
Selain unsur di atas, mungkin masih ada motivasi yang tersembunyi yang
mendorong anak itu mencuri. Cobalah untuk mengetahui kehidupan sosial anak
itu, mungkin mereka senang bermain dengan teman2 sebaya yang diantaranya
ada yang suka mencuri, sedang berpacaran atau sedang terjerumus pada obatobat terlarang seperti: ganja atau minuman keras. Bila orang tua dengan teliti

LIM QIAN WEN


PENDIDIKAN PEMULIHAN SJK (C)

EDU 3093

menyelidiki motivasi anak mencuri, maka akan lebih mudah mengatasi


masalahnya.

5. Memasukkan konsep nilai yang benar.


Sejak kecil orang tua sudah harus mendidik perbedaan antara "ini milik kamu"
dan "ini milik saya". Jangan membiarkan anak sembarangan mengambil barang
orang lain. Kalau dalam tas atau di saku ditemukan barang milik teman, anak
harus segera mengembalikannya. Menerapkan konsep yang benar harus disertai
dengan teladan yang baik supaya anak tidak tamak terhadap hal apa pun
sekalipun itu hal yang kecil atau sembarangan meminjam barang milik orang
lain. Berikanlah penghargaan dan pujian bila mereka mampu mengurus atau
mengatur barangnya sendiri.
6. Melakukan usaha secara bersama.
Jika anak sendiri tidak berniat untuk membuang kebiasaan yang jelek, meskipun
orang tua atau guru memaksa atau menekan mereka, hasilnya tetap akan siasia. Usahakanlah untuk bekerja sama dengan anak, menasihati dan menjelaskan
sebab-akibat dari tindak mencuri, atau membantu mereka untuk mencari jalan ke
luar yang bisa dilakukan, kemudian berdoalah bersama mereka agar bersandar
pada anugerah Tuhan untuk hidup dalam kebenaran.
7. Mendidiknya dalam kebenaran.
Bimbinglah anak dengan ajaran Agama, tingkatkan keimanan dengan mengajak
anak melakukan kegiatan ibadah bersama keluarga dan berilah pengertian
dengan penuh kasih sayang. Setelah dibimbing, anak mungkin masih dapat lupa
dan jatuh lagi, tetapi dengan seringnya diingatkan serta diawasi dan didoakan,
pasti ada pengharapan bahwa Tuhan akan mengubah mereka menjadi lebih baik
sehingga buah kebenaran dihasilkan melalui dan di dalam hidup mereka

Anda mungkin juga menyukai