Anak merupakan amanah bagi orang tuanya. Dan orang tua mesti bertanggung jawab
atas amanah ini. Banyak kesalahan dan kelalaian orang tua dalam mendidik anak yang
menjadi fenomena yang nyata. Dan ini merupakan malapetaka besar dan termasuk
menghianati amanah Allah.
Orang tua memiliki hak yang wajib dilaksanakan oleh anak-anaknya. Demikian pula
anak, juga mempunyai hak yang wajib dipikul oleh kedua orang tuanya. Disamping Allah
memerintahkan kita untuk berbakti kepada kedua orang tua, Allah juga memerintahkan
kita untuk berbuat baik (ihsan) kepada anak-anak serta bersungguh-sungguh dalam
mendidiknya. Demikian ini termasuk bagian dari menunaikan amanah Allah. Sebaliknya,
melalaikan hak-hak mereka termasuk perbuatan khianat terhadap amanah Allah.
اع َو َمسْ ُؤ ْو ٌل َعنْ َرعِ َّي ِت ِه و ٍ اع َو ُكلُّ ُك ْم َمسْ ُؤ ْو ٌل َعنْ َرعِ َّي ِت ِه َفاِإل َما ُم َر
ٍ ُكلُّ ُك ْم َر
اع في َأهْ لِ ِه َو َمسْ ُؤ ْو ٌل َعنْ َرعِ َّي ِت ِه ٍ َر ُج ُل َر
Setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung-jawaban terhadap yang
dipimpin. Maka, seorang imam adalah pemimpin dan bertangung jawab terhadap yang
dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin bagi keluarganya dan bertanggung jawab
terhadap yang dipimpinnya. [HR Al Bukhari].
Baru kemudian, ketika anak-anak berbuat durhaka, melawan orang tua, atau
menyimpang dari aturan agama dan tatanan sosial, banyak orang tua mulai kebakaran
jenggot atau justru menyalahkan anaknya. Tragisnya, banyak yang tidak sadar, bahwa
sebenarnya orang tuanyalah yang menjadi penyebab utama munculnya sikap durhaka
itu. Lalai atau salah dalam mendidik anak itu bermacam-macam bentuknya; yang tanpa
kita sadari memberi andil munculnya sikap durhaka kepada orang tua, maupun
kenakalan remaja.
Ada 10 point tentang kesalahan orang tua dalam mendidik Anak yang akan kami
paparkan:
2. Mendidiknya Menjadi Sombong, Panjang Lidah, Congkak Terhadap Orang Lain dan Itu
Dianggap Sebagai Sikap Pemberani.
Kesalahan ini merupakan kebalikan point pertama. Yang benar ialah bersikap tengah-
tengah, tidak berlebihan dan tidak dikurang-kurangi. Berani tidak harus dengan bersikap
sombong atau congkak kepada orang lain. Tetapi, sikap berani yang selaras tempatnya
dan rasa takut apabila memang sesuatu itu harus ditakuti. Misalnya: takut berbohong,
karena ia tahu, jika Allah tidak suka kepada anak yang suka bohong, atau rasa takut
kepada binatang buas yang membahayakan. Kita didik anak kita untuk berani dan tidak
takut dalam mengamalkan kebenaran.
5. Selalu Memenuhi Permintaan Anak, Ketika Menangis, Terutama Anak yang Masih
Kecil.
Sering terjadi, anak kita yang masih kecil minta sesuatu. Jika kita menolaknya karena
suatu alasan, ia akan memaksa atau mengeluarkan senjatanya, yaitu menangis.
Akhirnya, orang tua akan segera memenuhi permintaannya karena kasihan atau agar
anak segera berhenti menangis. Hal ini dapat menyebabkan sang anak menjadi lemah,
cengeng dan tidak punya jati diri.
6. Terlalu Keras dan Kaku Dalam Menghadapi Mereka, Melebihi Batas Kewajaran.
Misalnya, dengan memukul mereka hingga memar, memarahinya dengan bentakan dan
cacian, ataupun dengan cara-cara keras lain. Ini kadang terjadi, ketika sang anak sengaja
berbuat salah. Padahal ia (mungkin) baru sekali melakukannya.
8. Tidak Mengasihi dan Menyayangi Mereka, Sehingga Membuat Mereka Mencari Kasih-
Sayang Di Luar Rumah Hingga Menemukan yang Dicarinya.
Fenomena demikian ini banyak terjadi. Telah menyebabkan anak-anak terjerumus ke
dalam pergaulan bebas, wa’iyadzubillah. Seorang anak perempuan misalnya, karena
tidak mendapat perhatian dari keluarganya, ia mencari perhatian dari laki-laki di luar
lingkungan keluarganya. Dia merasa senang mendapatkan perhatian dari laki-laki itu,
karena sering memujinya, merayu dan sebagainya. Hingga ia rela menyerahkan
kehormatannya demi cinta semu.
Hadirin rahimakumullah,
itulah sepuluh kesalahan yang sering dilakukan orang tua. Yang mungkin, kita juga tidak
menyadari bila telah melakukannya. Untuk itu, marilah berusaha untuk terus mencari
ilmu, terutama berkaitan dengan pendidikan anak. Agar kita terhindar dari kesalahan-
kesalahan dalam mendidik anak, yang bisa menjadi fatal akibatnya bagi masa depan
mereka. Kita selalu berdo’a, semoga anak-anak kita tumbuh menjadi generasi shalih dan
shalihah, serta berakhlak mulia. Wallahu a’lamu bishshawaab.