Anda di halaman 1dari 3

Kesalahan Dalam Mendidik Anak

Anak merupakan amanah bagi orang tuanya. Dan orang tua mesti bertanggung jawab
atas amanah ini. Banyak kesalahan dan kelalaian orang tua dalam mendidik anak yang
menjadi fenomena yang nyata. Dan ini merupakan malapetaka besar dan termasuk
menghianati amanah Allah.

Kaum muslimin rahimakumullah,


Izinkanlah saya menyampaikan sedikit ilmu titipan dari ilahi yang berjudul “Kesalahan
Dalam Mendidik Anak”

Orang tua memiliki hak yang wajib dilaksanakan oleh anak-anaknya. Demikian pula
anak, juga mempunyai hak yang wajib dipikul oleh kedua orang tuanya. Disamping Allah
memerintahkan kita untuk berbakti kepada kedua orang tua, Allah juga memerintahkan
kita untuk berbuat baik (ihsan) kepada anak-anak serta bersungguh-sungguh dalam
mendidiknya. Demikian ini termasuk bagian dari menunaikan amanah Allah. Sebaliknya,
melalaikan hak-hak mereka termasuk perbuatan khianat terhadap amanah Allah.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

‫اع َو َمسْ ُؤ ْو ٌل َعنْ َرعِ َّي ِت ِه و‬ ٍ ‫اع َو ُكلُّ ُك ْم َمسْ ُؤ ْو ٌل َعنْ َرعِ َّي ِت ِه َفاِإل َما ُم َر‬
ٍ ‫ُكلُّ ُك ْم َر‬
‫اع في َأهْ لِ ِه َو َمسْ ُؤ ْو ٌل َعنْ َرعِ َّي ِت ِه‬ ٍ ‫َر ُج ُل َر‬
Setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung-jawaban terhadap yang
dipimpin. Maka, seorang imam adalah pemimpin dan bertangung jawab terhadap yang
dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin bagi keluarganya dan bertanggung jawab
terhadap yang dipimpinnya. [HR Al Bukhari].

Hadirin yang dirahmati Allah Ta’ala


Meskipun banyak orang tua yang mengetahui, bahwa mendidik anak merupakan
tanggung jawab yang besar, tetapi masih banyak orang tua yang lalai dan menganggap
remeh masalah ini. Sehingga mengabaikan masalah pendidikan anak ini, sedikitpun tidak
menaruh perhatian terhadap perkembangan anak-anaknya.

Baru kemudian, ketika anak-anak berbuat durhaka, melawan orang tua, atau
menyimpang dari aturan agama dan tatanan sosial, banyak orang tua mulai kebakaran
jenggot atau justru menyalahkan anaknya. Tragisnya, banyak yang tidak sadar, bahwa
sebenarnya orang tuanyalah yang menjadi penyebab utama munculnya sikap durhaka
itu. Lalai atau salah dalam mendidik anak itu bermacam-macam bentuknya; yang tanpa
kita sadari memberi andil munculnya sikap durhaka kepada orang tua, maupun
kenakalan remaja.

Ada 10 point tentang kesalahan orang tua dalam mendidik Anak yang akan kami
paparkan:

1. Menumbuhkan Rasa Takut dan Minder Pada Anak.


Kadang, ketika anak menangis, kita menakut-nakuti mereka agar berhenti menangis.
Kita takuti mereka dengan gambaran hantu, jin, suara angin, dan lain-lain. Dampaknya,
anak akan tumbuh menjadi seorang penakut; takut pada bayangannya sendiri, takut
pada sesuatu yang sebenarnya tidak perlu ditakutinya. Misalnya: takut ke kamar mandi
sendiri, takut tidur sendiri karena seringnya mendengar cerita tentang hantu, jin dan
lain-lain. Dan yang paling parah, tanpa disadari, kita telah menanamkan rasa takut
kepada dirinya sendiri. Atau misalnya, kita khawatir ketika mereka jatuh dan ada darah
di wajahnya, tangan atau lututnya. Padahal semestinya, kita bersikap tenang dan
menampakkan senyuman menghadapi ketakutan anak tersebut. Bukannya justru
menakuti-nakutinya, menampar wajahnya, atau memarahinya serta membesar-
besarkan masalah. Akibatnya, anak akan semakin keras tangisnya, dan akan terbiasa
menjadi takut apabila melihat darah atau merasa sakit.

2. Mendidiknya Menjadi Sombong, Panjang Lidah, Congkak Terhadap Orang Lain dan Itu
Dianggap Sebagai Sikap Pemberani.
Kesalahan ini merupakan kebalikan point pertama. Yang benar ialah bersikap tengah-
tengah, tidak berlebihan dan tidak dikurang-kurangi. Berani tidak harus dengan bersikap
sombong atau congkak kepada orang lain. Tetapi, sikap berani yang selaras tempatnya
dan rasa takut apabila memang sesuatu itu harus ditakuti. Misalnya: takut berbohong,
karena ia tahu, jika Allah tidak suka kepada anak yang suka bohong, atau rasa takut
kepada binatang buas yang membahayakan. Kita didik anak kita untuk berani dan tidak
takut dalam mengamalkan kebenaran.

3. Membiasakan Anak-Anak Hidup Berfoya-Foya, Bermewah-Mewah dan Sombong.


Dengan kebiasaan ini, sang anak bisa tumbuh menjadi anak yang suka kemewahan, suka
bersenang-senang. Hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak peduli terhadap keadaan
orang lain. Mendidik anak seperti ini dapat merusak fitrah, membunuh sikap istiqamah
dalam bersikap zuhud di dunia, membinasakan muru’ah (harga diri) dan kebenaran.

4. Selalu Memenuhi Permintaan Anak.


Sebagian orang tua ada yang selalu memberi setiap yang diinginkan anaknya, tanpa
memikirkan baik buruknya bagi anak. Padahal, tidak setiap yang diinginkan anaknya itu
bermanfaat atau sesuai dengan usia dan kebutuhannya. Misalnya: si anak minta tas baru
yang sedang trend, padahal baru sebulan yang lalu orang tua membelikannya tas baru.
Hal ini hanya akan menghambur-hamburkan uang. Kalau anak terbiasa terpenuhi segala
permintaannya, maka mereka akan tumbuh menjadi anak yang tidak peduli pada nilai
uang dan beratnya mencari nafkah. Serta mereka akan menjadi orang yang tidak bisa
membelanjakan uangnya dengan baik.

5. Selalu Memenuhi Permintaan Anak, Ketika Menangis, Terutama Anak yang Masih
Kecil.
Sering terjadi, anak kita yang masih kecil minta sesuatu. Jika kita menolaknya karena
suatu alasan, ia akan memaksa atau mengeluarkan senjatanya, yaitu menangis.
Akhirnya, orang tua akan segera memenuhi permintaannya karena kasihan atau agar
anak segera berhenti menangis. Hal ini dapat menyebabkan sang anak menjadi lemah,
cengeng dan tidak punya jati diri.

6. Terlalu Keras dan Kaku Dalam Menghadapi Mereka, Melebihi Batas Kewajaran.
Misalnya, dengan memukul mereka hingga memar, memarahinya dengan bentakan dan
cacian, ataupun dengan cara-cara keras lain. Ini kadang terjadi, ketika sang anak sengaja
berbuat salah. Padahal ia (mungkin) baru sekali melakukannya.

Baca Juga  Kemana Menyekolahkan Anak?


7. Terlalu Pelit Pada Anak-Anak, Melebihi Batas Kewajaran.
Ada juga orang tua yang terlalu pelit kepada anak-anaknya, hingga anak-anaknya
merasa kurang terpenuhi kebutuhannya. Pada akhirnya, mendorong anak-anak itu
untuk mencari uang sendiri dengan berbagai cara. Misalnya: dengan mencuri, meminta-
minta pada orang lain, atau dengan cara lain. Yang lebih parah lagi, ada orang tua yang
tega menitipkan anak-anaknya ke panti asuhan untuk mengurangi beban orang tuanya.
Bahkan, ada pula yang tega menjual anaknya, karena merasa tidak mampu membiayai
hidup. Na’udzubillah min dzalik.

8. Tidak Mengasihi dan Menyayangi Mereka, Sehingga Membuat Mereka Mencari Kasih-
Sayang Di Luar Rumah Hingga Menemukan yang Dicarinya.
Fenomena demikian ini banyak terjadi. Telah menyebabkan anak-anak terjerumus ke
dalam pergaulan bebas, wa’iyadzubillah. Seorang anak perempuan misalnya, karena
tidak mendapat perhatian dari keluarganya, ia mencari perhatian dari laki-laki di luar
lingkungan keluarganya. Dia merasa senang mendapatkan perhatian dari laki-laki itu,
karena sering memujinya, merayu dan sebagainya. Hingga ia rela menyerahkan
kehormatannya demi cinta semu.

9. Hanya Memperhatikan Kebutuhan Jasmaninya Saja.


Banyak orang tua yang mengira, bahwa mereka telah memberikan yang terbaik untuk
anak-anaknya. Banyak orang tua merasa telah memberikan pendidikan yang baik,
makanan dan minuman yang bergizi, pakaian yang bagus dan sekolah yang berkualitas.
Sementara itu, tidak ada upaya untuk mendidik anak-anaknya agar beragama secara
benar serta berakhlak mulia. Orang tua lupa, bahwa anak tidak cukup hanya diberi
materi saja. Anak-anak juga membutuhkan perhatian dan kasih-sayang. Bila kasih-
sayang tidak didapatkan di rumahnya, maka ia akan mencarinya dari orang lain.

10. Terlalu Berprasangka Baik Kepada Anak-Anaknya.


Ada sebagian orang tua yang selalu berprasangka baik kepada anak-anaknya.
Menyangka, bila anak-anaknya baik-baik saja dan merasa tidak perlu ada yang
dikhawatirkan, tidak pernah mengecek keadaan anak-anaknya, tidak mengenal teman-
teman dekat anaknya, atau apa saja aktifitasnya. Sangat percaya kepada anak-anaknya.
Ketika tiba-tiba, mendapati anaknya terkena musibah atau gejala menyimpang, misalnya
terkena narkoba, barulah orang tua tersentak kaget. Berusaha menutup-nutupinya serta
segera memaafkannya. Akhirnya yang tersisa adalah penyesalan tak berguna.

Hadirin rahimakumullah,
itulah sepuluh kesalahan yang sering dilakukan orang tua. Yang mungkin, kita juga tidak
menyadari bila telah melakukannya. Untuk itu, marilah berusaha untuk terus mencari
ilmu, terutama berkaitan dengan pendidikan anak. Agar kita terhindar dari kesalahan-
kesalahan dalam mendidik anak, yang bisa menjadi fatal akibatnya bagi masa depan
mereka. Kita selalu berdo’a, semoga anak-anak kita tumbuh menjadi generasi shalih dan
shalihah, serta berakhlak mulia. Wallahu a’lamu bishshawaab.

Anda mungkin juga menyukai